Diagram Alir Penelitian Berikut ini merupakan diagram alir tahapan penelitian yang dilakukan: Analisis Senyawa Debu Vulkanik Gunung Sinabung Karakterisasi Sifat Fisis .1 Densitas

3.5 Diagram Alir Penelitian Berikut ini merupakan diagram alir tahapan penelitian yang dilakukan:

Kaolin 100 mesh Karbon Aktif 100 mesh Debu Vulkanik Gunung Sinabung 100 mesh Penimbangan Pencampuran Pencetakan Pengeringan Pembakaran 1100 o C Penahanan 2 jam Pengkondisian Uji Mekanik  Kuat Tekan ASTM C 733  Kekerasan ASTM E 18 Uji Fisis  Densitas dan Porositas ASTM C373-88  Susut Massa dan Susut Bakar Data dan Hasil Kesimpulan Uji Analisis Senyawa AAS Alumina Al 2 O 3 100 mesh Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan terhadap sampel keramik berpori berbahan baku kaolin, alumina, debu vulkanik gunung Sinabung dengan penambahan aditif karbon aktif maka diperoleh data pengukuran yang ada pada lampiran. Data pengukuran tersebut terdiri dari analisis senyawa debu vulkanik gunung Sinabung, sifat fisis keramik berpori densitas, porositas, susut massa dan susut volume dan sifat mekanik keramik berpori kuat tekan dan kekerasan.

4.1 Analisis Senyawa Debu Vulkanik Gunung Sinabung

Kandungan debu vulkanik gunung Sinabung yang diambil pada tanggal 14 Maret 2015 dari daerah desa Berastepu Kec. Simpang Empat Kab. Karo dan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan keramik berpori menggunakan analisis metode AAS dan melalui metode analisis kimia sebagai berikut : Tabel 4.1 Komposisi Senyawa Debu Vulkanik Gunung Sinabung No. Senyawa Jumlah 1 SiO 2 87,19 2 Fe 2 O 3 3,08 3 Al 2 O 3 6,67 4 MgO 0,13 5 CaO 2,83 6 Na 2 O 0,02 Dari hasil analisis AAS diketahui bahwa kandungan debu vulkanik gunung Sinabung didominasi senyawa silika SiO 2 . Sehingga debu vulkanik gunung Universitas Sumatera Utara Sinabung dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pengganti kuarsa dalam pembuatan keramik. 4.2 Karakterisasi Sifat Fisis 4.2.1 Densitas Data hasil pengukuran terhadap massa sampel dan volume sampel, diolah menggunakan persamaan 2.1 maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Densitas Keramik Berpori No. Kaolin Alumina

4:1 Berat

Debu Vulkanik Gunung Sinabung Berat Karbon Aktif Berat Densitas grcm 3 1 50 50 2,12 2 50 45 5 1,97 3 50 40 10 1,88 4 50 35 15 1,76 5 50 30 20 1,57 Dari tabel 4.2 maka dapat dibuat grafik hubungan antara nilai densitas terhadap perubahan komposisi karbon aktif sebagai aditif keramik berpori yang ditunjukkan pada gambar 4.1 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Densitas dengan Karbon Aktif Dari grafik 4.1 menunjukkan hubungan antara densitas terhadap penambahan aditif karbon aktif. Terlihat bahwa densitas menurun dengan penambahan aditif karbon aktif. Semakin bertambah aditif maka nilai densitasnya juga semakin berkurang. Densitas pada keadaan maksimum terjadi pada 0 aditif yaitu 2,12 grcm 3 dan minimum pada penambahan 20 aditif yaitu 1,57 grcm 3 . Ini terjadi karena perlakuan suhu tinggi sehingga atom-atom penyusun keramik berpori membentuk suatu ikatan yang kuat dan memadat sehingga terjadi penyusutan massa dan volume.

4.2.2 Porositas

Data hasil pengukuran terhadap massa basah sampel, massa kering sampel dan volume sampel, diolah dengan menggunakan persamaan 2.2 maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.3. 0,5 1 1,5 2 2,5 5 10 15 20 25 De n sit as gr cm 3 Karbon Aktif Densitas Vs Karbon Aktif Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Porositas Keramik Berpori No. Kaolin Alumina

4:1 Berat

Debu Vulkanik Gunung Sinabung Berat Karbon Aktif Berat Porositas 1 50 50 12,19 2 50 45 5 13,18 3 50 40 10 15,86 4 50 35 15 23,54 5 50 30 20 31,24 Dari tabel 4.3 maka dapat dibuat grafik hubungan antara nilai porositas terhadap perubahan komposisi karbon aktif sebagai aditif keramik berpori yang ditunjukkan pada gambar 4.2 Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara Porositas dengan Karbon Aktif Dari gambar 4.2 terlihat bahwa dengan penambahan karbon aktif sebagai aditif, porositasnya juga meningkat. Ini berbanding terbalik dengan nilai densitas yang telah diukur. Pori yang terbentuk dimungkinkan karena karbon aktif yang ditambahkan dalam bahan baku keramik menguap dengan meningkatnya suhu 5 10 15 20 25 30 35 5 10 15 20 25 P or os it as Karbon Aktif Porositas Vs Karbon Aktif Universitas Sumatera Utara pembakaran yaitu 1100 o C dengan waktu penahanan selama 2 jam. Nilai porositas meningkat sesuai dengan penambahan aditif yaitu 12,19 - 31,24.

4.2.3 Susut Massa

Data dari hasil pengukuran terhadap massa sampel sebelum dan sesudah dibakar, diolah dengan menggunakan persamaan 2.3 maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Susut Massa Keramik Berpori. No. Kaolin Alumina

4:1 Berat

Debu Vulkanik Gunung Sinabung Berat Karbon Aktif Berat Susut Massa 1 50 50 7,86 2 50 45 5 12,34 3 50 40 10 15,62 4 50 35 15 22,33 5 50 30 20 26,82 Dari tabel 4.4 maka dapat dibuat grafik hubungan antara nilai susut massa terhadap perubahan komposisi karbon aktif sebagai aditif keramik berpori yang ditunjukkan pada gambar 4.3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara Susut Massa dengan Karbon Aktif Dari grafik 4.3 terlihat bahwa semakin besar penambahan karbon aktif sebagai aditif maka nilai persentase dari susut massa keramik berpori yang telah dibuat akan semakin besar. Hal ini dimungkinkan karena karbon aktif sebagai aditif akan hilang karena dibakar pada suhu 1100 o C selama 2 jam. Nilai susut massa dengan penambahan karbon aktif sebesar 7,86 – 26,82.

4.2.4 Susut Volume

Data dari hasil pengukuran terhadap volume sampel sebelum dan sesudah dibakar, diolah dengan menggunakan persamaan 2.4 maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Susut Bakar Keramik Berpori. No. Kaolin Alumina 4:1 Berat Debu Vulkanik Gunung Sinabung Berat Karbon Aktif Berat Susut Bakar 1 50 50 14,75 2 50 45 5 15,41 3 50 40 10 16,59 4 50 35 15 18,07 5 50 30 20 20,21 Dari tabel 4.5 maka dapat dibuat grafik hubungan antara nilai susut massa terhadap perubahan komposisi karbon aktif sebagai aditif keramik berpori yang ditunjukkan pada gambar 4.4 Gambar 4.4 Grafik Hubungan antara Susut Bakar dengan Karbon Aktif Dari gambar 4.4 terlihat bahwa semakin bertambah karbon aktif yang ditambahkan maka susut volume sampel juga semakin meningkat. Ini terjadi 5 10 15 20 25 5 10 15 20 25 S u su t B ak ar Karbon Aktif Susut Bakar Vs Karbon Aktif Universitas Sumatera Utara karena atom-atom penyusun material keramik telah terjadi ikatan sehingga material tersebut semakin menyusut dan juga memadat akibat peningkatan suhu pembakaran keramik. Dari grafik terlihat besarnya susut volume yaitu 14,75 - 20,21. 4.3 Karakterisasi Sifat Mekanik 4.3.1 Kuat Tekan