BAB II Deskripsi Proses Reaksi Utama :
H
3
C H
3
C
HC + H
2
O HC OH
O H
2
C H
2
C OH Popilen Oksida Monopropilen Glikol
Reaksi Samping : H
3
C
HC OH + C
3
H
6
O CH
3
– CH – CH
2
– O – CH
2
– CH – CH
3
Propilen Oksida OH OH H
2
C OH
Monopropilen Glikol Dipropilen Glikol
Propilen Oksida yang mengandung gugus epoksi bereaksi dengan H
2
O dimulai dengan pemecahan gugus epoksi yang selanjutnya berikatan dengan H
2
O membentuk Monopropilen Glikol. Reaksi ini selalu diikuti reaksi samping dari Monopropilen Glikol yang terbentuk dengan Propilen
Oksida membentuk Dipropilen Glikol Kirk Othmer ,1983.
2.2.3. KONDISI OPERASI
Reaksi berjalan pada suhu 52
o
C dengan tekanan 3 atm. Pemilihan kondisi operasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa pada kondisi tersebut laju
BAB II Deskripsi Proses pembentukan produk utama Monopropilen Glikol optimal dan untuk
mempertahankan fase Propilen Oksida dalam fase cair, yang sebelumnya ditambahan ethanol sebagai pelarut propilen oksida Fogler
,
1957. Reaksi dijalankan dalam kondisi isotermal sehingga suhu dalam reaktor
harus selalu konstan 52 C maka digunakan reaktor jenis RATB karena ada pengadukan. Selain itu fase reaktan adalah cair sehingga memungkinkan
penggunaan reaktor RATB. Reaksi samping yang menghasilkan Dipropilen Glikol ini tidak dapat
dihindari namun dapat ditekan dengan melakukan penggunaan air dalam jumlah besar sebagai reaktan berlebih. Artinya mol rasio reaktan antara PO dan air harus
besar yaitu 1 : 20, agar Monopropilen Glikol, produk reaktor, bisa tinggi dengan konversi 85 mol Propilen Oksida yang terdiri dari Monopropilen Glikol 90
dan Dipropilen Glikol 10 Kirk Othmer ,1983 . Reaksi yang terjadi pada kondisi non adiabatis dan isotermal. Katalis yang
digunakan adalah larutan H
2
SO
4
dengan kadar 98 berat sebanyak 0,1 berat dari jumlah H
2
O yang digunakan dalam reaksi. Tujuan penggunaan katalis asam adalah untuk meningkatkan kecepatan reaksi maupun selektivitas produk.
2.2.4. TINJAUAN TERMODINAMIKA
Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi eksotermisendotermis dan arah reaksi reversibleirreversible. Untuk
menentukan reaksi eksotermis atau endodermis,panas reaksi dapat dihitung