lviii Kurnia dalam Susila dan Isa, 2007, DEA merupakan ukuran efisiensi
relative, baik antar organisasi yang berorientasi laba maupun tidak, yang mengukur inefisiensi unit-unit usaha yang dibandingkan dengan unit lain
yang dianggap paling efisien dalam set data yang ada. Dalam analisis DEA, dimungkinkan beberapa unit mempunyai tingkat efisiensi 100
yang artinya bahwa unit tersebut merupakan unit yang terefisien dalam set data tertentu dan waktu tertentu.
Pengukuran efisiensi dari sebuah produksi dapat dilihat dari rasio antara input dan output. Fungsi produksi yang digunakan mempunyai 1
output dan 3 input. Output diukur dari besarnya SHU sedangkan input yang diukur adalah modal, biaya pengelolaan, dan jumlah pengelola.
Dalam penelitian KPRI ini mengacu pada efisiensi koperasi yang berorientsi pada efisiensi pengelolaan usaha. Dalam pengukuran efisiensi
koperasi pegawai negeri digunakan metode non parametric yaitu dengan DEA Data Envelopment Analysis. Dengan menggunakan DEA, tingkat
efisiensi KPRI dapat diukur dengan membandingkan antara KPRI yang satu dengan KPRI lainnya yang ada di kabupaten Klaten.
1. Konsep Dasar DEA
DEA merupakan prosedur yang dirancang secara khusus untuk megukur efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan Ekonomi UKE yang
menggunakan banyak input dan banyak output, dimana penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin dilakukan. Efisiensi relative
suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan UKE lain
lix dalam sampel sekelompok UKE yang saling diperbandingkan yang
menggunakan jenis input dan output yang sama. Dalam DEA, efisiensi relative UKE didefinisikan sebagai rasio
dari total output tertimbang dibagi total input tertimbangnya total weighted outputtotal weighted input . Inti dari DEA adalah
menentukan bobot weighted atau timbangan untuk setiap input dan output UKE. Bobot tersebut memiliki sifat : 1 tidak bernilai negative,
dan 2 bersifat universal, artinya setiap UKE dalam sampel harus dapat menggunakan seperangkat bobot yang sama untuk mengevaluasi
rasionya total weighted output total weighted input dari rasio tersebut tidak boleh lebih dari 1 total weighted output total weighted
input ≤ 1.
DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memilih bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya maximize total weighted output
total weighted input . Karena setiap UKE menggunakan kombinasi input yang bebeda pula, maka setiap UKE akan memilih seperangkat
bobot yang mencerminkan keragaman tersebut. Secara umum, UKE akan menetapkan bobot yang tinggi untuk input yang penggunaannya
sedikit dan untuk output yang dapat diproduksi dengan banyak. Bobot tersebut bukan merupakan nilai ekonomis dari input dan outputnya,
melainkan sebagai penentu umtuk memaksimumkan efisiensi dari suatu UKE. Sebagai gambaran jika suatu UKE merupakan perusahaan
yang berorientasi pada keuntungan profit maximizing firm , dan
lx setiap input dan outputnya memiliki biaya per unit serta harga jual per
unit, maka perusahaan tersebut akan berusaha menggunakan sesedikit mungkin input yang biaya per unitnya termahal dan berusaha
memproduksi sebanyak mungkin output yang harga jualnya tertinggi. DEA untuk suatu UKE diformulasikan sebagai program linier
fraksional, yang solusinya dapat diperoleh jika model tersebut ditransformasikan ke dalam program linier dengan bobot dari input
dan output UKE tersebut sebagai variable keputusan decision variables. Metode simpleks dapat digunakan untuk menyelesaikan
model yang sudah ditransformasikan ke dalam program linier.
2. Aspek-Aspek Manajerial DEA