xxix c.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko
gurunya. d.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.
3. Asas Koperasi
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992, pasal 2, menetapkan asas koperasi adalah kekeluargaan. Hal ini sesuai dengan
undang-undang 1945 pasal 33 ayat 1. Semangat kekeluargaan ini merupakan pembeda utama antara koperasi dengan bentuk-bentuk
perusahaan lainnya. Dengan diangkatnya semangat kekeluargaan sebagai asas koperasi, maka diharapkan dapat menumbuhkan
kesadaran pada masing-masing orang yang terlibat dalam koperasi untuk senantiasa bekerjasama dengan anggota-anggota koperasi.
4. Tujuan Koperasi
Meskipun koperasi Indonesia adalah suatu organisasi yang bergerak di bidang ekonomi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan di
lapangan ekonomi, namun tujuan koperasi Indonesia yang terutama bukanlah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya Sagimun,
1984. Perjuangan koperasi biasanya terjalin dalam suatu gerakan yang
xxx bersifat nasional, maka tidak jarang keberadaan koperasi juga
dimaksudkan untuk pembangunan suatu tatanan perekonomian tertentu.
Di Indonesia, tujuan koperasi tercantum dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 3 yaitu:
“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945.” Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 pasal 3 itu, dapat
disaksikan bahwa tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut:
a. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.
b. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
c. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Dengan ketiga tujuan tersebut mudah dimengerti bila koperasi mendapat kedudukan yang terhormat dalam perekonomian Indonesia.
5. Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi bermula dari aturan aturan umum pengelolaan koperasi yang dikembangkan oleh pelopor-pelopor
koperasi di Rochdale, yang dikenal sebagai “Prinsip-prinsip
xxxi Rochdale”. Sejalan dengan perkembangan koperasi di berbagai negara,
prinsip-prinsip Rochdale dijadikan contoh dan pedoman oleh hampir seluruh
gerakan koperasi
di dunia.
Meskipun demikian,
pengambilalihan prinsip-prinsip koperasi Rochdale tersebut tidak dilakukan sepenuhnya, melainkan disesuaikan dengan kondisi
lingkungan serta budaya masyarakat setempat. Prinsip-prisip yang harus dipenuhi oleh setiap koperasi adalah :
Fauquet dalam Baswir,1997:50 a.
Adanya pengaturan tentang keanggotaan organisasi yang berlandaskan kesukarelaan. Dengan adanya unsur kesukarelaan ini
maka para anggota koperasi dapat memilih untuk mejadi anggota koperasi bila ia merasa bahwa koperasi itu dapat memperjuangkan
kepentingannya. b.
Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara para anggota. Pengakuan mengenai persamaan hak anggota
merupakan suatu prinsip yang sangat penting bagi koperasi. Melalui prinsip ini, koperasi mengukuhkan dirinya sebagai suatu
lembaga ekonomi yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Penerapan prinsip ini antara lain dalam hal persamaan
kepemilikan, persamaan hak suara, persamaan hak untuk menjadi pengurus, dan persamaan hak untuk mejadi pengawas.
c. Adanya ketentuan peraturan tentang partisipasi anggota dalam
ketatalaksanaan dan usaha koperasi. Koperasi dimiliki, dikelola,
xxxii dan diawasi oleh para anggotanya. Sebagai bukti kepemilikan,
maka setiap anggota koperasi harus turut serta dalam menghimpun modal koperasi. Kebutuhan modal ini pada awalnya dipenuhi dari
simpanan pokok para anggota. Selanjutnya para anggota dapat dibebankan simpanan-simpanan lain yang besar dan macamnya
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Setelah itu setiap anggota koperasi dapat ditunjukkan menjadi pengurus atau
pengawas koperasi. d.
Adanya ketentuan tentang perbandingan yang seimbang terhadap hasil usaha yang diperoleh, sesuai dengan pemanfaatan jasa
koperasi oleh para anggotanya. Berbeda dengan perusahaan perseroan, pembagian Sisa Hasil Usaha tidak didasarkan atas
besarnya simpanan atau modal masing-masing anggota. Melainkan berdasarkan atas besarnya partisipasi masing-masing anggota
dalam memanfaatkan jasa koperasi. Penyusunan prinsip-prinsip koperasi Indonesia tidak terlepas
dari sejarah dan perkembangan prinsip koperasi secara internasional. Penyusunan prinsip-prinsip koperasi di Indonesia disesuaikan dengan
kondisi dan tingkat perkembangan koperasi di Negara ini. Sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 5 ayat 1,
prinsip-prinsip koperasi adalah : a.
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b.
Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
xxxiii c.
Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas atas modal.
e. Kemandirian.
6. Ciri-ciri Koperasi