xviii pendekatan kontekstual ini, diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses dan
kualitas hasil pembelajaran menulis puisi. Adapun alasan pemilihan pendekatan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, pendekatan kontekstual memposisikan
siswa secara aktif dalam mencari dan menggali serta memecahkan persoalan khususnya dalam menulis puisi yang berkaitan dengan daya kreatif dan imajinasi
siswa, melalui metode ini siswa diharapkan akan berkembang daya kreatif dan imajinasinya sesuai dengan keinginannya dalam menulis sebuah puisi. Kedua, adanya
pendekatan kontekstual ini menempatkan guru sebagai fasilitator yang berperan mengarahkan dan sebagai pembimbing para siswa sehingga siswa dapat menulis puisi
sesuai dengan apa yang ingin ia tulis. Ketiga, dengan pemberian kebebasan dalam menulis atau menghasilkan sebuah karya yang berwujud puisi diharapkan siswa
mempunyai karya yang benar-benar asli yang berasal dari diri siswa sendiri, bukan dari saduran pada karya orang lain. Untuk lebih jauh peneliti mencoba
melaksanakannya dalam bentuk penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas
X.2 SMA Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Ajaran 20092010”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X.2 SMA Muhammadiyah 1 Klaten tahun ajaran 20092010?
2. Apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X.2 SMA Muhammadiyah 1 Klaten tahun ajaran 20092010?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas
X.2 SMA Muhammadiyah 1 Klaten tahun ajaran 20092010 melalui pendekatan kontekstual.
xix 2.
Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X.2 SMA Muhammadiyah 1 Klaten tahun ajaran 20092010 melalui pendekatan
kontekstual.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Secara Teoretis
a. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya.
b. Sebagai gambaran dan bahan pengembangan untuk menentukan langkah-
langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi. 2.
Secara Praktis a.
Bagi Guru Guru mendapatkan reverensi baru berupa pembelajaran kontekstual
sehingga dapat membuat siswanya lebih mudah untukbelajar menulis puisi. b.
Bagi Siswa Memperluas daya imajinasi dan menumbuhkan kreativitas siswa
sehingga lebih memudahkan dalam memunculkan ide dan gagasan baru yang berangkat dari kenyataan.
c. Bagi Peneliti
Menambah wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran sastra, khususnya puisi, kelebihan dan kelemahannya, serta mengetahui kondisi riil
yang terjadi dalam proses pemblajaran sastra di dalam kelas.
xx
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori
1. Hakikat Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan berbagai komponen yang saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut antara lain guru, siswa, materi,
media, suasana pembelajaran, dan sebagainya. Begitu kompleksnya kegiatan pembelajaran sehingga masing-masing komponen tersebut harus mampu bekerja sama dengan baik sejak
awal kegiatan sampai dengan kegiatan berakhir. Tujuan yang diinginkan dari rumusan tersebut adalah terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan.
Dari kegiatan pembelajaran yang seperti ini akan memicu kreativitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kemampuan yang mestinya dikembangkan siswa, yaitu kemampuan berpikir dan bernalar, kepekaan sosial dan perasaan siswa,
menikmati dan menghayati keindahan bahasa melalui karya-karya sastra. Hendaknya pembelajaran yang terjadi dapat dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
agar tujuan dari setiap pembelajaran mencapai hasil akhir yang memuaskan. Ahlan Husein dan Rahman 1996: 3 menyatakan bahwa pembelajaran mengandung
pengertian proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Makhluk hidup yang dimaksud adalah siswa, yaitu warga belajar yang mempunyai tugas belajar.
Menurut Oemar Hamalik 2003: 57, pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Beliau juga mengemukakan bahwa ada tiga pengertian pembelajaran berdasarkan teori belajar, yaitu : 1
pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar para peserta didik; 2 pembelajaran adalah upaya mempersiapkan anak didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik; dan 3 pembelajaran adalah suatii proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pembelajaran adalah proses belajar. Pembelajaran merupakan proses belajar yang dilakukan oleh siswa dalam memahami materi kajian yang tersirat dalam pembelajaran.
Pembelajaran bersinonim dengan istilah proses belajar, kegiatan belajar, atau pengalaman
6