Konsep Pijat Alasan Pasien Memilih Terapi Pijat dalam Perawatan Stroke di Kecamatan Gunungsitoli

Terapi preventif bertujuan untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru stroke dengan cara mengobati dan menghindari faktor-faktor resiko stroke, seperti hipertensi, diabetes melitus, rokok, obesitas, dan stres.

2. Konsep Pijat

2.1. Pengertian Pijat

Pijat telah digunakan sebagai salah satu intervensi terapeutik untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit selama ribuan tahun. Di Asia pijat telah dikenal sejak 1000 tahun SM, terutama dalam penyembuhan Ayurveda. Pijat merupakan manipulasi terhadap jaringan lunak, umumnya dengan menggunakan tangan, untuk menstimulasi dan merelaksasi, serta untuk mengurangi stres dan kecemasan Keir, 2010.

2.2. Jenis-Jenis Pijat

Ada berbagai macam terapi pijat yang dikenal di seluruh dunia, yaitu pijat shiatsu, biodinamic massage, refleksologi, sport massage atau pijat Swedia, pijat bayi dan pijat tradisional Indonesia. Shiatsu merupakan bentuk kuno dari terapi pijat dengan melakukan penekanan pada titik-titik tertentu di tubuh yang telah dipraktekkan selama berabad-abad di Jepang. Pijat shiatsu didasarkan pada prinsip menekan titik-titik akupuntur di tubuh dengan tujuan meningkatkan kelancaran aliran darah dan energi di dalam tubuh Sundari, 2011. Universitas Sumatera Utara Biodinamic massage merupakan merupakan suatu jenis terapi kesehatan yang mengkombinasikan terapi pijat dengan elemen olah tubuh dan perkembangan psikologi Sundari, 2011. Sport massage atau pijat Swedia merupakan jenis terapi pijat yang ditujukan untuk merilekskan otot dan melenturkan sendi yang kaku, yang umumnya dilakukan pada olahragawan atau atlet Sundari, 2011. Pijat bayi adalah pijat yang berupa usapan-usapan lembut pada tubuh bayi yang umumnya bertujuan untuk memberi rasa aman, nyaman dan menyehatkan bagi bayi. Beberapa penelitian menemukan bahwa pijat bayi dapat membantu meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh bayi, serta meningkatkan ikatan kasih sayang antara orang tua dan bayi Sundari, 2011. Pijat tradisional Indonesia adalah pijat khas Indonesia yang mengandalkan teknik pemijatan dengan penekanan telapak tangan dan ibu jari ke tubuh. Beberapa terapis pijat tradisional menggunakan minyak kelapa untuk mempermudah pemijatan pada tubuh pasien. Masyarakat di Indonesia menggunakan terapi pijat tradisional sebagai terapi untuk perawatan kesehatan Ilham, 2011; Sundari, 2011; Agoes Jacob, 1996. \ Universitas Sumatera Utara

2.3. Teknik Pemijatan

Goldstein 2010 membagi teknik pemijatan dalam 5 gerakan utama, yaitu efflurage, friction, petrissage, tapotement, dan vibrasi. Efflurage adalah gerakan pemijatan dengan mengusap yang dilakukan secara berirama dan berturut-turut ke arah atas. Gerakan mengusap, yaitu gerakan ringan dan terus-menerus yang dilakukan dengan ujung jari bagian bawah pada bagian wajah yang sempit seperti hidung dan dagu, dan dengan telapak tangan pada bagian wajah yang lebar seperti dahi dan pipi. Efflurage memiliki efek sedatif yaitu memberikan efek menenangkan, sehingga selalu dipakai di awal dan di akhir pemijatan Goldstein, 2010. Friction memberi tekanan pada kulit untuk memperlancar sirkulasi darah dan memperkuat otot dan kulit. Friksi dapat dilakukan dengan ujung0ujung jari atau pangkal telapak tangan, sesuai dengan kebutuhan. Friksi dilakukan dengan menekankan ujung-ujung jari pada bagian tubuh yang dipijat, lalu diputar ringan berurutan sambil berpindah tempat Goldstein, 2010; Keir, 2005 Petrissage bertujuan untuk memijat otot dengan menggunakan satu tangan atau kedua tangan. Pelaksanaan petrissage untuk daerah-daerah yang lebar pada tubuh dapat dilakukan dengan kedua tangan secara bersamaan atau kedua tangan bergantian secara berurutan. Untuk daerah yang sempit, pemijatan dilakukan dengan menggunakan ujung-ujung jari dengan arah gerakannya naik turun bebas Goldstein, 2010. Tapotement merupakan gerakan memijat dengan menepuk yang dilakukan berturut-turut dan cepat. Tapotement umumnya dilakukan dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara kedua tangan secara bergatian. Sikap tangan dapat berupa setengah mengepal, jari-jari terbuka atau rapat, serta dapat juga dilakukan dengan mencekungkan telapak tangan dengan jari-jari merapat. Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi tonus otot dan memperlancar peredaran darah Goldstein, 2010. Vibrasi merupakan gerakan menggetarkan otot secara berirama dengan tekanan ringan. Pada gerakan ini digunakan ujung jari dan telapak tangan untuk menggetarkan massa otot secara bergantian Goldstein, 2010

2.4. Manfaat Pijat

Manfaat pijat bersifat universal, positif dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pijat telah digunakan diseluruh dunia sebagai tindakan pencegahan tanpa menggunakan obat atau operasi Trionggo Ghofar, 2013. Pijat memiliki banyak fungsi bagi kesehatan antara lain mengurangi ketegangan otot, meredakan kelelahan, meningkatkan energi, meningkatkan kualias tidur, menenangkan tubuh dan pikiran serta meredakan stres Trionggo Ghofar, 2013. Retno dan Prawesti 2012 menemukan adanya pengaruh pijat slow stroke back terhadap perubahan tekanan darah pada responden. Sentuhan atau tekanan pada kulit membuat otot, tendon, dan ligamen menjadi lebih rileks sehingga meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis untuk mengeluarkan neurotransmitter asetilkolin untuk menghambat aktivitas saraf simpatis di otot jantung yang bermanifestasi dengan penurunan tekanan darah. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitiannya, Givi 2013 menemukan bahwa pijat atau massage dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan pada pasien hipertensi. Pijat menjadi suatu intervensi yang aman, efektif, dan murah untuk mengontrol tekanan darah dan dapat dilakukan di tempat pusat perawatan dan di rumah. Weerapong 2005 menemukan bahwa pijat atau massage dapat mengurangi respon nyeri pasien dengan mekanisme gerbang kontrol pada spinal cord. Pijat dapat meningkatkan substansi biokimia seperti serotonin, yang merupakan neurotransmitter yang dapat mengurangi respon nyeri. Pijat juga memiliki efek yang positif terhadap tingkat ansietas atau kecemasan pasien. Penelitian Sajedi 2011 terhadap anak-anak penderita diabetes melitus, didapatkan bahwa massage atau pijat efektif dalam menurunkan kadar gula darah pasien. Pijat juga dapat menurunkan tingkat kecemasan dan hormon stres pasien, sehingga dapat meningkatkan relaksasi. Anuar 2012 dalam penelitiannya melaporkan adanya efek positif terapi pijat pada pasien paska stroke. Pasien mengaku mengalami kemajuan pemulihan secara fisik dan psikis setelah mengikuti terapi pijat dalam perawatannya.

3. Alasan Pasien Memilih Terapi Pijat Sebagai Terapi Komplementer