Keterbatasan Penelitian Kesimpulan Saran

dibutuhkan untuk penegakan diagnosis dan pengobatan yang efektif. Angka kematian yang tinggi yang dijumpai pada penelitian ini mungkin berhubungan dengan faktor- faktor tersebut, namun tidak kami nilai pada penelitian ini. 5.2.7 Gambaran distribusi frekuensi penderita infeksi sistem saraf pusat pada anak berdasarkan keterlibatan anatomi Menurut Pasomba 2013, jenis infeksi SSP yang paling umum ialah meningitis akut yang disebabkan virus sedangkan bentuk yang paling parah ialah meningitis bakterialis akut. Berdasarkan laporan dari Center for Disease Control CDC di Amerika Serikat, kejadian meningitis karena virus cukup besar yaitu 11 per 100.000 penduduk per tahun. Selain itu, meningitis bakterialis akut saat ini menjadi ancaman serius bagi kesehatan global karena diperkirakan terjadi 170 ribu kematian di seluruh dunia akibat penyakit ini. Kami mendapatkan jenis infeksi sistem saraf pusat yang paling banyak pada tahun 2012 adalah ensefalitis sebanyak 58 orang 51,3 diikuti dengan penderita meningitis sebanyak 32 orang 28,3 dan penderita yang telah didiagnosis meningoensefalitis hanya 23 orang 20,4. Hal ini mungkin disebabkan oleh sistem rujukan yang masih belum berjalan dengan baik sehingga pasien-pasien yang menderita meningitis bakterialis akut tidak sempat dirujuk ke RSUP.H.Adam Malik Medan, mengingat rumah sakit tersebut adalah pusat rujukan di Sumatera Utara. Namun untuk menguatkan kemungkinan tersebut, dibutuhkan data penderita infeksi susunan saraf pusat anak di rumah sakit daerah, maupun tempat pelayanan kesehatan lain di Sumatera Utara.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Sewaktu penelitian ini dilakukan, ditemukan beberapa halangan dan batasan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Misalnya, catatan di rekam medis baik dari aspek penegakan diagnosis yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisis dan Universitas Sumatera Utara pemeriksaan penunjang serta rejimen terapi atau tatalaksana yang dilakukan kurang jelas dan tidak mencukupi. Selain itu, penegakan diagnosis dan etiologi infeksi SSP pada anak menjadi lebih sulit apabila tindakan pungsi lumbal ditolak oleh orang tua penderita atau penderita meninggal sebelum dapat dilakukan pemeriksaan tersebut. Hasil pemantauan terhadap penderita anak dengan infeksi SSP juga tidak dicatat dengan jelas sehingga nilai prognosis sulit ditentukan dari data rekam medis. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada penderita infeksi sistem saraf pusat pada anak mulai Januari 2012 – Desember 2012 bahwa kejadian kasus infeksi sistem saraf pusat pada anak di RSUP. H. Adam Malik Medan lebih sering adalah ensefalitis, etiologi tersering adalah virus dan mengenai anak usia di bawah 5 tahun, status gizi kurang dengan rerata lama rawatan relatif singkat dengan proporsi kesembuhan dan kematian yang cukup tinggi.

6.2 Saran

6.2.1 Data rekam medis perlu dilengkapkan dan dirapikan sehingga informasi yang ingin digali dapat dibaca dengan lebih mudah dan sempurna, misalnya yang berhubungan dengan cara penegakan diagnosis dan pengobatan pada anak-anak. 6.2.2 Penyediaan pemeriksaaan penunjang yang dapat segera dilakukan seperti penyediaan tabung untuk kultur pungsi lumbal dan penyimpanan spesimen yang baik perlu disediakan oleh rumah sakit agar dapat mendata etiologi infeksi SSP dengan segera sebelum pasien diberi antibiotika. 6.2.3 Pengetahuan masyarakat awam dan tenaga medis mengenai gejala klinis infeksi sistem saraf pusat pada anak harus ditingkatkan supaya penderita dapat pengobatan yang tuntas dengan cepat. 6.2.4 Sistem rujukan yang lebih baik perlu diterapkan di Sumatera Utara khususnya, agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan hasil kesembuhan yang lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara 6.2.5 Penelitian lanjutan yang berkaitan epidemiologi penyakit infeksi sistem saraf pusat pada anak harus dilakukan supaya pencegahan dan penanganan terhadap penyakit ini lebih bagus sehingga pasien mempunyai prognosa yang lebih baik Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT SSP

Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikro-organisme di dalam jaringan tubuh. Infeksi susunan saraf pusat ialah invasi dan multiplikasi mikro-organisme di dalam susunan saraf pusat. Infeksi pada sistem saraf pusat dapat melibatkan meningen meningitis atau substansi otak itu sendiri ensefalitis atau keduanya meningoencephalitis. Somand, 2008

2.2 KLASIFIKASI INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT SSP

Infeksi dari sistem saraf diklasifikasikan menurut jaringan yang terinfeksi menjadi 1 infeksi meningeal meningitis, yang mungkin melibatkan dura terutama pachymeningitis atau pia-arachnoid leptomeningitis dan 2 infeksi pada parenkim otak dan spinalis ensefalitis atau myelitis. Dalam banyak kasus, dapat terjadi keterlibatan pada meningen dan parenkim otak meningoensefalitis. Selain itu, infeksi dapat bersifat akut atau kronis. Somand, 2008 Menurut De Vivo 2003, infeksi pada sistem saraf pusat juga dapat diklasifikasikan menurut etiologi agen infeksi. Misalnya: a Infeksi viral b Infeksi bakteria c Infeksi parasit d Infeksi jamur

2.3 ANATOMI SISTEM SARAF PUSAT SSP

Meningen adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang, melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan serebro spinal CSS, memperkecil benturan atau getaran yang terdiri dari tiga Universitas Sumatera Utara