66
Gambar 4.1 Bangunan Pendukung Tipe I
Model Tipe II Model ini menggunakan triplek garuda form dengan ketebalan 0.9 mm serta
panjang 1000 mm. Namun ada bagian berbentuk segitiga ruang yang memanjang sejauh 600 mm terhadap bidang horizontalnya. Dimensi bentuk model pendukung
segitiga ini dapat dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Bangunan Pendukung Tipe II Konstruksi Model
A. Tahap Awal
Tahap awal dari perakitan konstruksi model adalah dengan cara: 1.
Membuat list pembelian bahan konstruksi. Ada beberapa barang yang paling penting seperti triplek garuda form, akrilik,
kayu dan ban. Tujuan dari pembuatan list iini adalah sebagai hal yang sangat
Universitas Sumatera Utara
67 penting untuk mempermudah peneliti dalam pencarian bahan konstruksi di toko
bangunan.
2. Survei ketersediaan bahan konstruksi.
Setelah list pembelian telah selesai dipilih dan dibahas dengan dosen pembimbing, selanjutnya dilakukan survei bahan ke panglong. Karena beberapa
bahan yang diperlukan adalah bahan yang jarang ditemukan di pasar masyarakat, maka perlu melakukan pembelian indent pesanan. Hal-hal ini yang mesti
dihindari sehingga proses atau tahap kedepannya dapat berjalan dengan baik.
3. Membeli bahan konstruksi dengan mutu tinggi.
Barang-brang atau bahan-bahan konstruksi yang dibeli di pasaran belum tentu terjamin kualitasnya dari segi mutu. Oleh karena itu kami sangat berhati-hati
dalam memilih bahan yang berkualitas dengan mutu yang terjamin pula. Pemilihan bahan sesuai standar SNI ataupun bahan dengan kualitas terbaik adalah
prioritas utama yang kami kedepankan. Karena model yang akan dibuat adalah model dengan konstruksi yang kuat , baik dan tahan lama.
4. Menyiapkan planning kerja.
Setelah ketiga konsep tadi sudah terlaksana, maka dibuatlah persiapan planning kerja. Dimana seluruh barang dan bahan tersebut diletakkan pada satu tempat
tertentu, yang dimana dapat mempermudah pekerjaan nantinya. Selain perletakan
Universitas Sumatera Utara
68 alat-alat kerja, kami membuat planning kerja yang dimana berfungsi agar
rangkaian kegiatan perakitan dapat berjalalan dengan baik.
Gambar 4.3 Bagan Kegiatan Kerja
B. Tahap Pelaksanaan Perakitan
1.
Perakitan Tahap I Kaki Besi
a. Perakitan kaki besi digunakan sebagai dudukan saluran. Rangkaian
besi disatukan sepanjang 13.5 meter dengan lebar 0.6 meter dan tinggi
1 meter. b.
Rangkaian ini diletakkan di base plan. Karena lantai base plan tidak rata, maka dilakukan leveling untuk meratakan titik 0 meter sampai
dengan titik 13.5 meter.
Flume protoype Pembuatan Kaki
Pengelasan kaki meja saluran
Leveling kedaratan meja
Pengeboran kaki kaku
Pembuatan Dinding Saluran
Pemotongan triplek Merangkai triplek
Meletakkan saluran pada meja
Pemasangan kaca akrilik
Pemasangan pintu Pembebanan pintu
Bangunan pendukung
Merangkai Alat Pendukung
Pembuatan bejana pemasangan pompa
pemasangan pipa dan selang
Universitas Sumatera Utara
69 c.
Pengeboran kaki kaku berfungsi untuk menempatkan tiap-tiap variabel kemiringan s. ditiap lubang diberi baut untuk mengikat lempeng kaki
kaku ke kaki meja saluran. Kemiringan diambil per 5 cm ketinggian. Variabel 0, 5, 10, 15 cm dari elevasi datar.
Proses Perakitan Tahap 1 kaki besi dapat dilihat pada Gambar 4.4
a b.1
Universitas Sumatera Utara
70 b.2
c
Gambar 4.4 a Pengelasan meja, b.1 Leveling Longitudinal, b.2 Leveling
Cross, c Pemasangan kaki kaku Sumber : Dokumentasi penelitian
2.
Perakitan Badan Saluran
a. Pemotongan triplek dibagi atas 3 bagian memanjang dalam 1 lembar
triplek. Ukuran triplek garuda form adalah 1.22 x 2.44 meter. Dua bagian triplek uk. 0.41 x 2.44 meter sebagai dinding saluran dan satu uk. 0.40 x
2.44 meter sebagai dasar saluran. b.
Triplek tidak langsung disatukan disetiap sisinya, namun dibuat mal kayu uk. 1 2 inci sesuai desain agar triplek dapat diletakkan dalam kondisi
kuat. Kayu sebagai mal tersebut disatukan sepanjang triplek menggunakan paku uk. ½ inci. Jarak antar paku ke paku adalah 10 cm. Untuk
menyelesaikan rangkaian triplek sejauh 1500 cm dengan uk. 40 x 40 cm digunakan 6 lembar triplek.
c. Meletakkan saluran diatas meja , dirangkai persegmen agar tidak terlalu
berat untuk diangkat ke meja. Terlebih dahulu diletakkan alas saluran, kemudian dinding-dinding salurannya.
Universitas Sumatera Utara
71 d.
Setelah itu pemasangan kaca akrilik. Fungsi akrilik ini adalah sebagai tempat pengamat aliran di bagian ujung. Panjang segmen akrilik adalah
600 cm dengan tebal yang sama dengan triplek, yaitu 0.99 cm. e.
Sebelum memasang pintu, segmen bangunan pendukung terlebih dahulu dimasukkan dan di letakkan ditempat yang telah dipersiapkan. Prosesnya,
hanya memakukan beberapa bagian dari tiap bangunan pendukung. Lalu pemasangan pintu.menggunakan klep besi uk. ¾ inci sebanyak 4 buah
kondisi ini dibarengi dengan menggukan ban dan pemberian beban ke dalam box pintu.
Proses pembuatan dinding saluran dapat dilihat pada Gambar 4.5
a b
Universitas Sumatera Utara
72 c.1
c.2
d e
Gambar 4.5 a Pemotongan triplek, b Merangkai triplek, c.1,c.2
Meletakkan saluran pada meja, d Pemasangan kaca akrilik, e Pemasangan
pintu Sumber : Dokumentasi penelitian
3.
Perakitan Alat Pendukung
a. Pembuatan bejana memakai bejana bekas yang ada di Laboratorium
Hidraulika Universitas Sumatera Utara. Memakai dua buah bejana uk. 2 x 1 meter dan uk. 1x 1 meter. Dilakukan pengelasan dan pemotongan untuk
menyatukan dua bejana ini. b.
Pemasangan pompa dan sambungan pipa. Meletakkan pipa di bawah saluran sepanjang 10 meter. Kemudian disambung memakai selang
kebagian pompa. Lalu pemasangan selang pompa ke bejana.
Universitas Sumatera Utara
73 Proses
merangkai alat pendukung dapat dilihat pada
Gambar 4.6
a b
Gambar 4.6 a Bak Air, b Pompa
C. Tahap Akhir