Hasil wawancara BAB I_PEMUKIMAN KUMUH.docx

2.4 Hasil wawancara

“Dosen Dra. Hj. Rosmala Dewi, M.Pd” adalah : KA. Prodi Ilmu Administrasi Negara Tanya : Bagaimana menurut pendapat Ibu tentang pemukiman kumuh yang ada di kota Medan, contohnya pemukiman kumuh yang berada di wilayah dekat pinggiran sungai yang berada di perbatasan antara padang bulan kecamatan medan-baru dengan mongonsidi kecamatan medan- polonia? Jawab : Menurut pendapat Saya, pemukimah kumuh itu terdapat di setiap kota. Jadi, sebenarnya itu adalah tugas pemerintah untuk membenahi kota, sehingga di kota-kota besar tidak terdapat lagi pemukiman kumuh. Contoh, misalnya yang pernah saya tahu di area sepanjang rel kereta api yang berada di Perumnas Mandala, sangat banyak terdapat pemukiman kumuh dan pada umumnya, mereka yang tinggal di sana adalah orang- orang gelandangan. Pemerintah juga seperti anggota Dewan DPRD saat melintasi daerah tersebut seolah-olah tidak melihat adanya pemukimah kumuh di daerah tersebut. Maka dari itu, harus perlu keperhatian serius dari pemerintah baik lembaga eksekutif maupun legislatif. Tanya : Bagaimana menurut pendapat ibu upaya untuk mengatasi pemukiman kumuh ini agar tidak ada lagi? Jawab : Upaya untuk mengatasi pemukiman kumuh ini agar tidak ada lagi, misalnya yang masih terdapat di kota-kota besar yang menyebabkan adanya ketimpangan. Seperti adanya di satu sisi terdapat rumah yang mewah dan di sisi lain masyarakat ada yang tinggal di rumah-rumah yang berada di pinggir-pinggiran jalan dengan rumah yang ditempel- tempelkan menggunakan kardus, hal itu menjadi merusak pemandangan yang di sebelah terapat gedung-gedung yang besar dan tinggi menjulang. Dengan demikian, berarti pemerintah masih belum dapat menata kota dengan baik. Jadi, sudah seharusnya tugas mahasiswa untuk mengkritiki hal itu. Supaya pemerintah ke depannya lebih mengutamakan anggaran APBD untuk menata kota kembali, karena di kampung saja pun tidak ada atau jarang terdapat pemukimah kumuh seperti itu, sedangkan di kota banyak ditemukan pemukiman kumuh yang berarti banyak masyarakat miskin yang kurang diperhatikan oleh pemerintah. Padahal 7 di dalam UUD, bahwa fakir miskin dibina oleh negara dan menjadi kewajiban negara untuk mengurus hal tersebut. Tanya : Menurut Ibu, apa yang melatar-belakangi terjadinya pemukiman kumuh? Jawab : Yang melatar-belakangi terjadinya pemukiman kumuh, seperti kemiskinan dan penataan kota yang diperhatikan oleh pemerintah yang hanya duduk-duduk saja dan tidak pernah melihat langsung ke lapangan mengenai hal apa yang terjadi atau misalnya dengan istilah-istilah blusukan dan dilihat ke bawah, seperti apa yang harus dibenahi. Jadi, faktor ekonomi yang masyarakatnya tidak mampu untuk membangun rumah yang layak huni. Tanya : Menurut pendapat Ibu, bagaimana upaya dari pemerintah untuk mengatasi pemukiman kumuh? Jawab : Upaya dari pemerintah untuk mengatasinya, seharusnya pemerintah menyediakan tempat atau rumah yang layak huni seperti membangun rumah susun dengan biaya yang terjangkau dan rakyat miskin lebih diperhatikan sesuai dengan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga pemerintah benar-benar menjalankan tugas dan tanggung jawab nya terhadap masyarakatwarga. “Dosen Drs. Usman Tarigan, M.S” Tanya : Bagaimana menurut pandangan Bapak mengenai pemukiman kumuh yang terdapat di kota Medan, misalnya di daerah pinggiran sungai? Jawab : Pemukimam kumuh di daerah kota Medan cukup banyak, seperti daerah- daerah yang masuk gang dan berupa kelompok-kelompok besar. Menurut saya, pemukiman kumuh itu merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh pemerintah supaya meningkatkan kualitas rumah yang ada orang di dalamnya dengan sebutan rumah sehat, bukan karena besar tapi cukup untuk tempat tinggal keluarga-keluarga kecil, yang sekarang berkembang menjadi rumah susun. Pemerintah mengambil alih untuk membuat rumah susun yang diatur secara baik yang bisa menjadi rumah sehat. Luasnya rumah pemukiman kumuh cukup luas, apabila itu dikelola oleh pemerintah maka semuanya menjadi daerah aliran sungai yang bersih yang dengan modal yang banyak dan rumah-rumah kumuh tersebut dibeli oleh pemerintah dan dialihkan pada yang lain. Pemerintah 8 membangun rumah susun dengan melakukan penyuluhan, karena masyarakat belum terbiasa dengan masukmenempati rumah susun dan masih terdapat permasalahan . Tanya : Apakah dampak dari terjadinya pemukiman kumuh? Jawab : Dampak dari terjadinya pemukiman kumuh yang pasti adalah karena kemiskinan. Faktornya karena tempat kerja yang terbatas, yang masyarakat sudah banyak jumlahnya sementara kesempatan untuk bekerja di perkotaan sudah terbatas. Tanya : Menurut yang Bapak ketahui, Apakah pemerintah ada melakukan tindak- lanjut terhadap pemukiman kumuh tersebut? Jawab : Pemerintah ada melakukan, tapi belum maksimal. Jadi, tindak-lanjut terhadap pemukiman kumuh, seperti perumnas-perumnas yang berkembang yang akan membuat masyarakat supaya bertempat tinggal di sana, karena dengan adanya perumnas maka masyarakat tersebut tertolong, tapi jumlah penduduk tetap bertambah. Oleh karena itu, pemerintah harus selektif untuk membantu masyarakat. Misalnya, perumnas dibangun tapi yang membeli dan menempatinya adalah orang- orang yang kaya juga. Tanya : Bagaimana peran pemerintah terhadap masyarakat di pemukiman kumuh? Jawab : Peran pemerintah dengan bantuan beras murah. Jadi, pemerintah harus memperhatikan hak-hak hidup dan kelayakan hidup. Pemerintah harus serius mendaftarkan dan mendata jumlah orangmasyarakat miskin didalam memberikan beras miskin Raskin tersebut, supaya beras itu tidak masuk pada pengusaha dan tidak disalah-gunakan. Hak hidup ini, seperti: hidup sehat, hidup bisa mengikuti pendidikan murah atau gratis, karena dari situ bisa meningkat keluarga tersebut, dan bagi pemuda- pemudi yang belum bekerja diberikan pelatihan montir, bengkel, bisnis, masak-memasak, keterampilan, dan sebagainya. Tanya : Siapa yang salah dalam hal pemukiman kumuh, pemerintah atau masyarakat tersebut? Jawab : Yang salah dalam hal pemukiman kumuh adalah kedua-duanya karena tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah saja yang harus saling sambut-menyambut program pemerintah tersebut. Program pemerintah dalam membangun rumah-rumah murah yang seharusnya masyarakat cepat pindah dari tempat itu dan menjual tanah yang bisa dijadikan 9 sebagai uang muka untuk membeli dan mendapatkan rumah yang lain, akan tetapi karena mereka sudah di daerah perkotaan yang dekat dengan transportasi, hiburan sedangkan rumah yang lainnya yang akan dibeli lagi nanti itu jauh dari lingkungan tersebut. Mahasiswa juga harus bersikap obyektif yang tidak bisa menyalahkan dan menyudutkan pemerintah tapi harus dengan melihat program pemerintah lalu melihat situasi masyarakat yang apabila diberikan sumbangan secara terus- menerus membuat masyarakat tersbut menjadi malas dan hanya mengharapkan sumbangan dari pemerintah saja. Hal yang pertama yang harus dilakukan dengan membangun masyarakat terlebih dahulu kemudian pemerintah juga harus memperhatikan peluang kerja dan menciptakan serta memberikan pendidikan yang murah dengan kursus- kursus komputer, bahasa inggris, montir, membuat kue yang dibiayai oleh pemerintah, sehingga dari hal itu masyarakat akhirnya jadi mempunyai keahlian dan dengan begitu mudah untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan. “Masyarakat seorang warga yang tinggal di daerah Pemukiman Kumuh yang berada di pinggiran sungai Babura daerah perbatasan jalan Letjen Jamin Ginting kelurahan Padang Bulan dengan jalan Mongonsidi kelurahan Polonia” Tanya : Bagaimana mata pencaharian yang didapatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup warga sehari-hari? Jawab : Mata pencaharian yang mereka dapatkan dari pengambilan barang- barang bekas botot, mendaur-ulang sampah untuk dijadikan barang yang bermanfaat dan berdaya jual, serta menjual-jual bunga dari kerajinan tangan. Tanya : Sudah berapa lama bapak bertempat tinggal di pemukiman kumuh tersebut? Jawab : Kami tinggal di pemukiman kumuh ini sudah ± 32 tahun. Tanya : Apakah sudah pernah ada bantuan dari pemerintah, misalnya diberikan makanan, minuman atau bantuan-bantuan yang lainnya seperti: bantuan untuk anak sekolah dana BOS terhadap masyarakat daerah ini? 10 Jawab : Belum ada, tapi kalau bantuan untuk anak sekolah dana BOS ada dan bantuan, seperti memberikan makanan berupa mie instant dan minuman gelas cup-cup saat musibah banjir terjadi di daerah kami ini. Tanya : Apa yang paling dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di sini, apakah berupa makanan, pakaian, pekerjaan, kesehatan, dan sebagainya? Jawab : Yang paling dibutuhkan masyarakat di sini berupa makanan, penyediaan air bersih, pelayanan fasilitas kesehatan, dan juga pekerjaan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanya : Apakah masyarakat yang tinggal di sini rata-rata orang dari luar kota medan atau dari kota medan? Jawab : Rata-rata nya sama saja, karena ada yang dari luar kota medan dan dari kota medan, dan juga dari kota yang lainnya. Tapi, kebanyakan yang tinggal di sini merupakan warga setempat. Tanya : Bagaimana penyediaan untuk mandi dan mencuci, apakah dilakukan langsung di sungai atau ada tempat yang lain? Jawab : Penyediaan untuk mandi dan mencuci di sediakan sumur dan ada pet kran air. Itu pun yang membuatnya adalah warga masyarakat yang berada di daerah ini. Tanya : Apakah pada masa menjelang Pemilihan Umum Pemilu ini para calon legislatif ada yang bersosialisasi ke daerah ini dan apakah ada yang melakukan politik uang? Jawab : Tidak ada, tapi ada beberapa, contohnya: Partai Gerindra dan ada yang melakukan politik uang karena namanya orang susah dan butuh uang jadi kami mau menerima sogokkan atau uang suap tersebut. Tanya : Bagaimana penanganan dan ikut campur dari Lurah, Camat, Kepala Lingkungan ataupun Kepala Desa terhadap masyarakat yang tinggal disini? Jawab : Nggak ada, mereka rata-rata tidak peduli dan membiarkan begitu saja. Seolah-olah kami disini sudah biasa dengan keadaan seperti ini. Tanya : Apakah yang menjadi harapan dari warga untuk ke depan? Jawab : Harapan kami untuk ke depan, pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan kami dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, penyediaan air bersih, dan juga tempat tinggal yang layak bagus. 11 12 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan