Latar Belakang Identifikasi Protozoa Parasit Darah pada Anjing (Canis sp.) Ras Impor di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam hayati baik tumbuhan maupun hewan. Salah satu upaya pelestarian sumber daya alam hayati ini dilakukan dengan cara pencegahan tersebarnya penyakit atau hama baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar wilayah negara Republik Indonesia. Indonesia telah lama berpartisipasi dalam bidang perdagangan bilateral dengan negara-negara lain, khususnya bidang ekspor impor. Oleh karena itu, pada tahun 2001 terbentuklah Badan Karantina Pertanian, Organisasi eselon I di Departemen Pertanian melalui Keppres No. 58 tahun 2001. Tugas Pokok Badan Karantina adalah melaksanakan perkarantinaan tumbuhan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan hewan budidaya. Karantina Pertanian adalah tempat pengasingan dan atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia. Ruang lingkup Karantina Pertanian meliputi karantina hewan dan karantina tumbuhan. Pengamanan dan pengendalian penyakit hewan menular pada hewan, baik pada hewan ternak, hewan kesayangan maupun satwaliar berperan dalam menghindari kemungkinan terjadinya risiko penyakit hewan yang dapat ditimbulkan dari peralatan dan bahan, manusia, lingkungan dan atau media pembawa penyakit hewan lainnya yang dapat masuk ke dalam suatu wilayah. Oleh karena itu, tindakan pengamanan dan pengendalian penyakit hewan tersebut perlu didukung dengan tindakan biosekuriti terhadap media pembawa penyakit hewan yang masuk atau keluar dalam suatu lingkup wilayah. Kesehatan hewan meliputi urusan penolakan, pencegahan, pemberantasan penyakit hewan, baik secara massal maupun secara individual. Biosekuriti adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak penularan dengan hewan tertular dan penyebaran penyakit. Tindakan karantina diperlukan sebagai implementasi kegiatan biosekuriti suatu wilayah dalam upaya untuk mencegah penyebaran penyakit baik dalam lingkup antar daerah dalam suatu negara, regional, maupun internasional. Tindakan karantina ini berlaku untuk seluruh komoditas pertanian dan lalu lintas hewan baik itu yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Badan Karantina Hewan sebagai pelaksana untuk mengawasi seluruh aktivitas lalu lintas hewan di Indonesia. Salah satu kegiatan lalu lintas hewan yang biasa dilakukan adalah pengiriman hewan domestik secara lokal maupun regional, sebagai contohnya adalah hewan anjing. Anjing merupakan mamalia karnivora yang telah lama mengalami domestikasi. Anjing juga telah menjadi sahabat manusia karena pola perilaku anjing yang bersifat sosial, cerdas, dapat dilatih dan setia. Saat ini di Indonesia telah banyak orang yang senang memelihara anjing bahkan sengaja mendatangkan dari luar negeri. Oleh karena itu, sangat diperlukan pengawasan, pencegahan dan pengendalian terhadap kemungkinan masuknya agen penyakit dari luar negeri yang dibawa oleh hewan. Anjing rentan terhadap berbagai penyakit, mulai yang ringan hingga yang berbahaya. Beberapa penyakit diantaranya menyerupai penyakit pada manusia, seperti diabetes, kanker, sakit gigi, epilepsi dan artritis. Tetapi sebagian lainnya merupakan penyakit khusus pada anjing. Seperti halnya mamalia, anjing juga rentan terhadap keletihan akibat cuaca panas, udara, kelembaban tinggi atau perubahan temperatur yang drastis. Penyebab kejadian penyakit yang umum terjadi pada anjing antara lain oleh virus dan parasit. Sedangkan pada penyakit parasit sendiri disebabkan oleh adanya infestasi parasit, baik ektoparasit maupun endoparasit. Parasit yang sering menyerang bagian tubuh anjing bagian luar adalah berbagai jenis kutu, tungau, dan caplak yang diantaranya bisa menjadi vektor endoparasit.

1.2 Tujuan