2.3.1 Arsitektur jaringan syaraf tiruan propagasi balik
Propagasi balik memiliki beberapa unit yang ada dalam satu atau lebih lapisan
tersembunyi. Gambar 7 adalah arsitektur propagasi balik dengan
buah masukan ditambah
sebuah bias
sebuah layar
tersembunyi yang terdiri dari unit ditambah sebuah bias, serta
buah unit keluaran. merupakan bobot garis dari unit masukan
ke unit
lapisan tersembunyi
merupakan bobot garis yang menghubungkan bias di unit masukan ke unit lapisan
tersembunyi .
merupakan bobot dari unit lapisan tersembunyi
ke unit keluaran merupakan bobot dari bias di lapisan
tersembunyi ke unit keluaran .
Siang, 2005 2.3.2 Fungsi aktivasi pada jaringan syaraf
tiruan propagasi balik Dalam propagasi balik, fungsi aktivasi
yang dipakai harus memenuhi beberapa syarat berikut, yaitu :
1. Kontinu
2. Terdiferensialkan
3. Merupakan fungsi yang tidak turun.
Salah satu fungsi yang memenuhi ketiga syarat tersebut sehingga sering digunakan
adalah fungsi sigmoid biner yang memiliki kisaran
. Fungsi
sigmoid biner
didefinisikan sebagai berikut : 1
dengan fungsi turunannya adalah : 2
Berikut ini adalah grafik dari fungsi sigmoid biner :
Gambar 8 Grafik fungsi aktivasi sigmoid biner Fungsi lain yang sering digunakan adalah
fungsi sigmoid bipolar dengan kisaran yang didefinisikan sebagai berikut :
3 dengan fungsi turunannya adalah :
4 Berikut ini diberikan grafik dari fungsi
sigmoid bipolar :
Gambar 9 Grafik fungsi aktivasi sigmoid bipolar
Fungsi sigmoid memiliki nilai maksimum . Untuk pola yang targetnya lebih dari , pola
masukan dan keluaran harus terlebih dahulu ditransformasi
sehingga semua
polanya memiliki kisaran yang sama dengan fungsi
sigmoid yang dipakai. Alternatif lain adalah menggunakan fungsi
aktivasi sigmoid hanya pada lapisan yang bukan lapisan keluaran. Pada lapisan keluaran,
fungsi aktivasi yang digunakan adalah fungsi identitas
. Siang, 2005
2.3.3 Pelatihan jaringan syaraf tiruan propagasi balik