Metode laser diffaction ini dibagi dalam dua metode yaitu
- Metode basah, menggunakan
media pendispersi
untuk mendispersikan material uji.
- Metode kering, memanfaatkan
udara atau aliran udara untuk melarutkan
partikel dan
membawanya ke sensing zone. Metode ini baik digunakan untuk
ukuran yang kasar, hubungan antar partikel lemah dan kemungkinan
untuk beraglomerasi kecil.
12
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2012 sampai bulan
Agustus 2012 di laboratorium material Departemen Fisika FMIPA IPB.
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan 1.
Tungku sekam padi IPB sebagai penghasil limbah
abu sekam, 2.
crusibel, arloji, 3.
cawan platina, 4.
tanur pembakar, 5.
neraca analitik, 6.
sudip, gelas piala, 7.
gelas ukur, 8.
batang pengaduk, 9.
gelas 10.
mortar, 11.
alumunium foil, 12.
pengaduk magnetik 13.
thermometer 14.
pipet tetes 15.
I-V meter Bahan
utama yang
digunakan adalah limbah sekam padi dselain itu juga digunakan
bahan seperti asam klorida HCl, magnesium, aquades.
3.3 Metode penelitian
Penelitian melalui tiga tahap, yaitu tahap preparasi abu sekam padi,
tahap pembuatan silika dan tahap pembuatan silikon.
Tahap pertama
Proses preparasi abu sekam padi yang diperoleh dari limbah
tungku sekam IPB. Tahap yang dilakukan adalah pengeringan sekam
padi mengunakan cahaya matahari selama
2 jam
dan dilakukan
pengabuan sekam padi dalam tanur. Tahap ke-dua
Pembuatan silika dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengabuan
limbah abu sekam dan pencucian abu limbah abu sekam.
A. Pengabuan
1. Limbah dimasukan ke dalam
cawan porselin 2.
Cawan yang berisi limbah abu tersebut kemudian dimasukkan
ketanur, a.
Laju kenaikan suhu dengan variasi 1, 3, 5, 7
o
Cmenit sebelumnya
pada laju
kenaikan suhu 5
o
Cmenit b.
Suhu dalam tanur pada 950
o
C selama 1 jam c.
Limbah sekam
padi dibiarkan
dingin dalam
tanur 3.
Setelah limbah
dingin, kemudian ditimbang
Pada penelitian sebelumnya dilakukan 2 kali kenaikan suhu yaitu pada suhu
400
o
C Tahap pencucian
1. Limbah hasil pembakaran dan
pengaduk magnet dimasukkan dalam gelas piala yang berisi
HCl 3 12 ml HCl untuk 1 gram abu.
2. Gelas tersebut diletakkan pada
hotplate stirrer, lalu a.
Pengatur suhu pada skala suhu 130
o
C b.
Kecepatan pengaduk pada kecepatan 240, 300, 400,
500, 600 rpm. c.
Waktu pengadukan
dilakukan selama 6 jam. 3.
Sementara itu,
akuades dipanaskan
pada hotplate
stirrer sampai mendidih 4.
Setelah proses pencucian HCl selesai,
abu dicuci
mengunakan akuades panas berulang-ulang.
5. Residu
hasil penyucian
kemudian disaring
dengan kertas saring bebas abu
6. Hasil penyaringan residu
dengan kertas
saring dipanaskan
dalam tanur
dengan suhu awal 400
o
C selama 2 jam dan suhu ke-dua
950
o
C selama 1 jam sampai silika putih diperoleh.
Laju kenaikan suhu sebesar 1
o
Cmenit pada
penelitian sebelumnya dilakukan pada
laju kenaikan 5
o
C menit. 7.
Silika putih yang diperoleh kemudian dibiarkan dingin
dalam tanur. Penelitian
sebelumnya pemanasan pertama pada suhu
300
o
C selama 30 menit dan variasi suhu hingga 950
o
C
Tahapan ketiga
Pembuatan silikon melalui dua tahap, yaitu tahap reduksi silika
dengan magnesium bubuk berukuran 150
dan tahap pencucian residu hasil residu silika.
Tahap pembuatan silikon 1.
Silika dan
magnesium ditimbang
dengan perbandingan
berat dari
masing masing adalah 5:4 sesuai dengan perbandingan
stokiometri, SiO
2
+ 2 Mg Si + 2 MgO 3 1 mol SiO
2
bereaksi dengan 2 mol Mg
hasil
1 mol Si + 2 mol MgO 1 mol SiO
2
x 60 grmol = 60 gr = 5 gr
2 mol Mg x 24 grmol = 48 gr = 4 gr
Hasil penimbangan ke-duanya dimasukan
dalam cawan
alumina, 2.
Cawan alumina
tersebut kemudian dimasukkan dalam
tanur 1.
Laju kenaikan suhu pada 1
o
Cmenit sebelumnya pada laju kenaikan 5
o
C menit 2.
Tombol penahanan suhu pada 650
o
C 3.
Waktu penahanan tingkat pertama
dalam jangka
waktu 3 jam 4.
Sampel dibiarkan dingin dalam tanur
3.4 Metode Analisis