IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Luas dan Letak Kawasan Muara Gembong
Kawasan Hutan Gembong memiliki luas + 5.311,15 Ha. Kawasan hutan ini membentang di sepanjang pantai Ujung Krawang Muara Gembong yang
terletak di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak antara 107
o
00’ 00’’ BT sampai 107
o
06’ 00’’ BT dan 5
o
55’ 00’’ LS sampai 6
o
05’ 30’’ LS. Secara administratif, kawasan ini berbatasan dengan:
Utara : Laut Jawa. Timur : Kabupaten karawang.
Selatan : Kota Bekasi, Kecamatan Tambun. Barat : DKI Jakarta.
Secara administrasi kehutanan, kawasan ini termasuk di dalam BKPH Ujung Krawang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.
4.2 Sejarah Kawasan
Hutan lindung Muara Gembong berawal dari tanah partikelir yang kemudian berubah status menjadi tanah negara bebas pada tahun 1949. Bupati
Bekasi kemudian menyerahkan tanah seluas 9.311 hektar tersebut kepada Kepala Dinas Kehutanan Jakarta Raya.
Menteri Pertanian kemudian menetapkan lahan eks-partikelir Cabang Bungin, Pondok Tengah, Babadan, Pangkalan, dan Terusan sebagai hutan tetap
seluas 9.311 hektar. Berita Acara Tata Batas BATB kelompok hutan Ujung Karawang KPH Bogor dibuat tanggal 2 Februari 1957 dan disahkan 31 Mei 1957
seluas 10.481,1 hektar. Pemerintah kemudian menambah kawasan hutan tersebut seluas 1.123 hektar karena ada tanah timbul. Kawasan ini merupakan muara
Sungai Citarum yang memiliki hulu di kawasan bendungan Jati Luhur. Perkembangan masyarakat yang semakin padat di kawasan tersebut
membuat Menteri Kehutanan atas usulan Bupati Bekasi menerbitkan surat keputusan Menhut Nomor SK.475Menhut-II2005 pada 16 Desember 2005 untuk
mengubah fungsi kawasan dari hutan lindung menjadi hutan produksi tetap seluas 5.170 hektar. Masyarakat kemudian mendiami delapan desa dan tiga kecamatan
yang berada di dalam kawasan tersebut. Pada awal tahun 2009, pemerintah Kabupaten Bekasi mengajukan
permohonan kepada Departemen Kehutanan mengenai Tukar Menukar Kawasan Hutan dan Perubahan Status Kawasan Hutan Produksi Tetap menjadi Areal Budi
Daya. Areal budi daya tersebut nantinya akan dikembangkan menjadi beberapa kategori pengembangan, yaitu perumahan residential, pelabuhan, pergudangan,
industri, dan penggunaan lainnya mixed used. Dalam hal ini, pemerintah Kabupaten Bekasi bekerjasama dengan PT. Menara Group sebagai pihak ketiga.
4.3 Lingkungan Biofisik