Hutan Mangrove dan Ekosistemnya

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan Mangrove dan Ekosistemnya

Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup diantara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang-surut. Ekosistem mangrove seringkali ditemukan ditempat pertemuan antara muara sungai dan air laut yang kemudian menjadi pelindung daratan dari gelombang laut yang besar. Sungai mengalirkan air tawar untuk mangrove dan pada saat pasang, pohon mangrove dikelilingi oleh air garam atau payau. Hutan mangrove biasa ditemukan disepanjang pantai daerah tropis dan subtropis, antara 32 o Lintang Utara dan 38 o Lintang Selatan. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air pasang dan surut. Hutan mangrove tumbuh subur dan luas didaerah delta dan aliran sungai yang besar dengan muara sungai yang lebar. Istilah mangrove tidak selalu diperuntukkan bagi kelompok spesies dengan klasifikasi tertentu saja, tetapi dideskripsikan mencakup semua tanaman tropis yang bersifat halophytic atau toleran terhadap garam. Tanaman yang mampu tumbuh di tanah basah lunak, habitat air laut dan terkena fluktuasi pasang surut. Tanaman tersebut mempunyai cara reproduksi dengan mengembangkan buah vivipar yang bertunas seed germination semasa masih berada pada pohon induknya Murdiyanto, 2003. Adaptasi pohon mangrove terhadap keadaan tanah berlumpur dan minim oksigen adalah dengan pembentukan sistem perakaran yang dapat berfungsi sebagai akar nafas pneumatofora dan penunjang tegaknya pohon. Bentuk sitem perakaran pada pohon mangrove terdapat tiga jenis, yaitu akar lutut knee roots, akar pasak, dan akar tunjang still roots. Akar pasak terdapat pada jenis Sonneratia spp., Avicennia spp., dan kadang-kadang pada Xylocarpus moluccensis. Sedangkan akar lutut dan akar tunjang, masing-masing terdapat pada jenis Bruguiera spp. dan Rhizophora spp.Istomo, 1992 dalam Budi, 2000. Gambar 2-1. Bentuk-bentuk Akar Nafas Pohon Mangrove. Vegetasi mangrove memiliki zonasi sesuai dengan karakter habitatnya. Zonasi mangrove dicirikan dengan adanya suatu jenis spesies mangrove tertentu yang menempati lokasi-lokasi tertentu. Terbentuknya zonasi dan dominasi spesies bergantung pada tingkat genangan dan frekuensi penggenangan gelombang pasang-surut, tingkat salinitas, karakteristik tanah, dan percampuran air tawar dengan air laut. Di pantai yang terbuka, vegetasi mangrove yang dominan adalah komunitas pioner seperti Avicennia dan Sonneratia. Kemudian diikuti berturut- turut dari laut ke darat jenis Rhizophora dan Bruguiera. Tumbuhan bawahnya didominasi oleh jenis Acrostichum aureum dan Acanthus illicifolius DEPHUT, 1995. Sedangkan Watson 1928 dalam Hilmi dan Kusmana 1999 bahwa hutan mangrove dapat dibagi menjadi lima zonasi berdasarkan frekuensi air pasang, yaitu: 1 zonasi yang terdekat dengan laut didomonasi oleh Avicennia spp. dan Sonneratia spp.; 2 zonasi yang tumbuh pada tanah cukup kuat dan dicapai air didominasi oleh Bruguiera cylindrica; 3 zonasi pada tanah yang agak basah dan lumpur yang dalam didominasi oleh Rhizophora mucronata; 4 zonasi yang didominasi oleh Bruguiera parviflora; dan 5 zonasi paling belakang yang didominasi oleh Bruguiera gymnorrhiza. Akar Banir Akar Pasak Akar Tunjang Akar Lutut Gambar 2-2. Zonasi Vegetasi Mangrove. Sebagai sebauh ekosistem yang berada di antara darat dan laut, mangrove memiliki fungsi ekologis yang penting. Fungsi ekologis ini dapat ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya aspek fisik, kimia, dan biologis. Aspek fisik meliputi kemampuannya meredam gelombang laut, menahan lumpur, dan melindungi pantai dari abrasi. Bila ditinjau dari aspek kimia, mangrove memiliki peranan sebagai penyerap unsur-unsur pencemar, sebagai sumber energi, dan sebagai produsen bahan organik. Sedangkan dari aspek biologis, mangrove sangat penting sebagai tempat memijah, mencari makan, berlindung, dan berkembangnya berbagai biota TNC dan P4L, 2003; Pramudji, 2001. Selain itu, mangrove juga memiliki potensi sebagai kawasan wisata berwawasan lingkungan. Di beberapa negara, kawasan mangrove dikelola secara lestari sebagai salah satu tujuan wisata pendidikan seperti di Malaysia, Australia, dan Indonesia. Di dunia, dikenal banyak jenis tumbuhan mangrove. Tercatat telah dikenali sebayanak 24 famili dan antara 54 samapai 75 spesies, tergantung ahli mangrove yang mengidentifikasinya Tomlinson, 1986 and Field, 1995 dalam Murdiyanto, 2003. Di Indonesia disebutkan memiliki sebanyak 89 jenis pohon mangrove atau menurut FAO 1985 dalam Murdiyanto 2003 terdapat sebanyak 37 jenis. Dari berbagai jenis mangrove tersebut, yang hidup di daerah pasang- surut, tahan air garam dan berbuah vivipar terdapat sekitar 12 famili. Sedangkan, jenis mangrove yang banyak ditemukan antara lain jenis api-api Avicennia sp., bakau Rhizophora sp., tancang Bruguiera sp. dan pedada Sonnetaria sp..

2.2 Penginderaan Jauh