37
Gambar 10 Indeks keterkaitan langsung ke belakang sektor-sektor perekonomian
2. Keterkaitan Langsung ke Depan Direct Forward LinkageDFL
Hasil analisis keterkaitan langsung ke depan menunjukkan bahwa sektor yang memiliki DFL teratas adalah sektor perdagangan besar dan eceran 6,05,
industri tanpa migas 2,36, usaha sewa bangunan dan jasa perusahaan 1,80, pemerintahan umum dan pertahanan 1,34 dan banguan kontruksi 0,96. Sektor
ini mampu menarik peningkatan nilai output dari sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Cianjur lebih besar dibanding sektor lainnya. Gambar 11 menyajikan
indeks keterkaitan langsung ke depan sektor-sektor perekonomian hasil analisis I-O.
Sektor perikanan mempunyai nilai DFL sebesar 0,39 dan berada pada urutan ke-12 dari seluruh sektor perekonomian. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
apabila terjadi pemenuhan permintaan sebesar Rp 1.000.000,00, maka total output sektor perikanan yang digunakan untuk memenuhi seluruh permintaan antara
adalah sebanyak Rp 390.000,00 dan sisanya sebanyak Rp. 610.000,00 digunakan untuk memenuhi permintaan akhir.
- 0.0003
0.0136 0.0230
0.0353 0.0658
0.1390 0.1548
0.3663 0.4278
0.6719 1.1892
1.7422 1.8344
2.0247 2.2336
3.3100 3.7679
- 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
Industri Tanpa Migas Usaha Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan
Pertambangan tanpa migas dan penggalian Pemerintahan Umum dan Pertahanan
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran
Tanaman Bahan Makanan Hotel dan Restoran
Kehutanan Air bersih
Komunikasi Perikanan
Listrik Perkebunan
Pengangkutan Jasa Sosial kemasyarakatan serta jasa lainnya
BangunanKonstruksi Peternakan
38
Gambar 11 Indeks keterkaitan langsung ke depan sektor-sektor perekonomian Sektor perikanan memiliki nilai DBL 1,19 yang lebih besar dari nilai DFL
0,39. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor perikanan lebih banyak menggunakan output dari sektor lain sebagai input. Sebaliknya, penggunaan
output perikanan sebagai input bagi sektor lain yang masih rendah. Kondisi ini dikarenakan output sektor perikanan yang berupa ikan segar langsung dijual untuk
memenuhi permintaan akhir sehingga tidak terjadi proses peningkatan nilai tambah pada hasil produksi petani, nilai tambah inilah yang seharusnya menjadi
sumber pendapatan bagi petani dan nelayan. Apabila ikan dapat digunakan sebagai input bagi sektor lain lebih besar maka kenaikan output sektor ini akan
menimbulkan peningkatan seluruh permintaan antara. Kecilnya nilai DFL mengindikasikan terjadinya kebocoran wilayah.
3. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang Direct
Indirect Backward LinkageDIBL
Nilai DIBL tertinggi adalah sektor peternakan 1,78. Sektor tersebut mempunyai pengaruh tidak langsung yang lebih tinggi yang dapat meningkatkan
output seluruh sektor perekonomian. Hal ini dimungkinkan karena peternakan
0.013 0.079
0.116 0.142
0.145 0.215
0.386 0.443
0.499 0.646
0.789 0.831
0.962 1.186
1.338 1.798
2.361 6.053
- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000
Air bersih Kehutanan
Pertambangan tanpa migas dan penggalian Komunikasi
Listrik Perkebunan
Perikanan Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa Sosial kemasyarakatan serta jasa …
Pengangkutan Peternakan
Hotel dan Restoran BangunanKonstruksi
Tanaman Bahan Makanan Pemerintahan Umum dan Pertahanan
Usaha Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan Industri Tanpa Migas
Perdagangan Besar dan Eceran
39 banyak dilakukan oleh masyarakat secara tradisional skala rumah tangga.
Sektor perikanan sendiri mempunyai nilai DIBL sebesar 1,26 yang berarti jika terjadi kenaikan permintaan akhir pada sektor perikanan Kabupaten Cianjur
sebesar 1,00 rupiah, sementara permintaan akhir pada sektor lainnya tidak berubah, maka output perekonomian Kabupaten Cianjur akan meningkat sebesar
Rp. 1,26. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang disajikan pada Gambar 12.
Gambar 12 Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sektor-sektor perekonomian
1. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan Direct Indirect
Forward LinkageDIFL
Sektor perikanan memiliki nilai DIFL sebesar 1,08 yang berarti bahwa jika terjadi
kenaikan permintaan
akhir pada
sektor perikanan
sebanyak Rp.1.000.000,00 akan meningkatkan pasokan input antara secara menyeluruh
dalam wilayah Kabupaten Cianjur sebanyak Rp 1.080.000,00. Sektor perikanan memiliki nilai DIFL sebesar 1,08, lebih kecil dibandingkan nilai DIBL sebesar
1,26. Nilai tersebut masih rendah dalam struktur perekonomian di Kabupaten Cianjur dilihat berdasarkan urutan, yaitu urutan 12 untuk DIFL dan urutan ketujuh
untuk DIBL. Hal ini berarti bahwa sektor perikanan lebih sedikit digunakan sebagai input oleh sektor lain, dibandingkan dengan menggunakan input dari
sektor lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan disajikan pada Gambar 13.
1.00 1.00
1.00 1.00
1.01 1.01
1.03 1.03
1.08 1.09
1.13 1.26
1.33 1.40
1.43 1.46
1.62 1.78
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 Industri Tanpa Migas
Usaha Sewa Bangunan dan Jasa …
Pertambangan tanpa migas dan …
Pemerintahan Umum dan Pertahanan Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Perdagangan Besar dan Eceran Tanaman Bahan Makanan
Hotel dan Restoran Air bersih
Kehutanan Komunikasi
Perikanan Listrik
Pengangkutan Jasa Sosial kemasyarakatan serta
… Perkebunan
BangunanKonstruksi Peternakan
40
Gambar 13 Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor-sektor perekonomian
Derajat kepekaan merupakan hubungan yang terjadi antara input dengan barang jadinya. Sektor yang mempunyai derajat kepekaan tinggi memberikan
indikasi bahwa, sektor tersebut mempunyai keterkaitan ke depan atau memiliki daya dorong yang cukup kuat terhadap sektor yang lainnya. Adapun indeks
derajat kepekaan memberikan indikasi bahwa, sektor-sektor yang mempunyai indeks derajat kepekaan lebih besar dari 1, berarti derajat kepekaan sektor tersebut
di atas rata-rata derajat kepekaan secara keseluruhan.
Daya penyebaran dapat disebut juga sebagai hubungan keterkaitan ke belakang backward linkage. Pada dasarnya daya penyebaran merupakan
hubungan yang terjadi dengan bahan mentah ataupun bahan bakunya. Sektor yang mempunyai daya penyebaran yang tinggi memberikan indikasi bahwa, sektor
tersebut mempunyai keterkaitan ke belakang atau memiliki ketergantungan atau kepekaan yang tinggi terhadap sektor yang lainnya. Adapun indeks daya
penyebaran yang kuat memberikan indikasi bahwa sektor-sektor yang mempunyai indeks daya penyebaran lebih besar dari 1, berarti daya peyebaran sektor tersebut
di atas rata-rata daya penyebaran secara keseluruhan. Sektor tersebut mempunyai keterkaitan ke belakang atau memiliki ketergantungan atau kepekaan yang tinggi
terhadap sektor yang lainnya.
1.00 1.02
1.02 1.03
1.03 1.04
1.08 1.09
1.10 1.13
1.16 1.17
1.19 1.25
1.27 1.37
1.48 2.24
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
Air bersih Kehutanan
Pertambangan tanpa migas dan penggalian Listrik
Komunikasi Perkebunan
Perikanan Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa Sosial kemasyarakatan serta jasa …
Pengangkutan Peternakan
Hotel dan Restoran BangunanKonstruksi
Tanaman Bahan Makanan Pemerintahan Umum dan Pertahanan
Usaha Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan Industri Tanpa Migas
Perdagangan Besar dan Eceran