membandingkan hasil pengamatan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, 4 pengambilan keputusan.
Jenis-Jenis evaluasi antara lain; 1 evaluasi awal Pre Evaluation dimaksudkan sebagai alat analisis guna memperbaiki rencana kegiatan. 2
evaluasi proses atau pelaksanaan On Going Evaluation dilaksanakan pada saat kegiatan dilaksanakan. 3 evaluasi akhir Post Evaluation digunakan untuk
mengetahui pencapaian hasil secara keseluruhan sesuai yang direncanakan hubungannnya dengan efisiensi dan efektivitas. 4 evaluasi dampak Expost
Evaluation dilakukan setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan cara analisis yang mendalam sehingga diperoleh umpan balik.
Adapun prinsip–prinsip evaluasi adalah evaluasi harus berdasarkan fakta, evaluasi merupakan bagian integral dari proses kegiatan evaluasi dilakukan dalam
hubungannya dengan tujuan dari program, menggunakan alat ukur yang berbeda untuk tujuan yang berbeda, evaluasi dilakukan terhadap metode penyuluhan yang
digunakan, dilakukan terhadap hasil-hasil kuantitatif maupun kualitatif dan evaluasi harus dijiwai oleh prinsip mencari kebenaran Tayibnapis, 2008.
2.2.2 Penyuluhan Pertanian
Pengajaran dibidang penyuluhan merupakan suatu proses yang dirancang untuk membantu petani di dalam mengembangkan dirinya agar dapat atau mampu
mencapai tujuan yang diinginkanya. Dengan demikian hal ini yang sangat penting pada waktu menyelenggarakan kegiatan penyuluhan adalah menumbuh semua
belajar yang menyenangkan dan menumbuhkan pengalaman yang baru, berupa keterampilan yang baru, pengetahuan baru serta sikap positif yang perlu untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mereka guna memecahkan masalah yang dihadapi di lapangan maupun di rumah tangganya Suhardiyono, 1992.
Kegiatan penyuluhan merupakan salah satu cara untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan teknologi baru kepada masyarakat
dalam segala bidang, khususnya bidang pertanian. Penyuluhan pertanian merupakan ujung tombak dalam pembangunan pertanian, karena melalui kegiatan
penyuluhan, segala informasi dan penemuan baru disampaikan kepada petani. Bukan hanya sekedar menyampaikan, seorang penyuluh juga harus mampu
mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidup petani yang sifatnya tertutup menjadi lebih terbuka dan akhirnya mau mengadopsi untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari Soekartawi, 1994. Penyuluhan peternakan merupakan pendidikan non formal bagi petani
beserta keluarganya agar mereka mau dan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Sebagai pendidikan non formal, pendidikan bagi
masyarakat pedesaan karena terbatasnya pendidikan formal yang ada pada waktu yang sama dapat meningkatkan produktifitas serta kualitas usahatani dalam
meningkatkan standart hidup mereka Suhardiyono, 1992.
2.2.3 Tingkat adopsi petani peternak terhadap paket Teknologi
Proses Adopsi merupakan perubahan kelakuan yang terjadi dalam diri petani malalui penyuluhan biasanya berjalan lambat. Hal ini disebabkan karena
dalam penyuluhan hal hal yang disampaikan sebelum dapat diterima dan diaopsi, memerlukan keyakinan dalam diri petani bahwa hal hal baru ini akan berguna.
Bila dalam diri petani telah timbul keyakinan akan manfaat dari teknologi baru sehingga petani mau melaksanakannya Suhardiyono, 1992.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Junaidi 2007, adopsi inovasi mengandung pengertian yang kompleks dan dinamis. Hal ini disebabkan karena proses adopsi inovasi
sebenarnya adalah menyangkut proses pengambilan keputusan, dimana dalam proses ini banyak faktor yang mempengaruhinya. Adopsi inovasi merupakan
proses berdasarkan dimensi waktu. Dalam penyuluhan pertanian, banyak kenyataan petani biasanya tidak menerima begitu saja, tetapi untuk sampai
tahapan mereka mau menerima ide ide tersebut diperlukan waktu yang relatif lama.
Perubahan perilaku yang diusahakan melalui penyuluhan pertanian pada diri petani pada umumnya berjalan dengan lambat, hal ini disebabkan tingkat
pengetahuan yang rendah dan penyuluhan hal hal yang disampaikan hanya akan diterima dan dipraktekan diterapkan, diadopsi setelah para petani mendapat
gambaran nyata atau keyakinan bahwa hal hal baru yang diterima penyuluhan akan berguna, memberikan keuntungan, peningkatan hasil bila dipraktekan atau
tidak menimbulkan kerugian terhadap apa yang sedang dilakukan. Petani yang mengikuti penyuluhan harus mendapat keyakinan terlebih dahulu akan manfaat
dari teknologi atau hal hal yang baru. Selanjutnya mereka selain akan aktif mengikuti penyuluhan penyuluhan berikutnya juga mangajak petani sesama
lainya, sehingga adopsi penerapan teknologi atau hal hal baru akan meluas dan berkembang Kartasapoetra, 1993.
Tingkat adopsi dipengaruhi oleh petanipeternak tentang ciri ciri inovasi dan perubahan yang di kehendaki oleh inovasi di dalam pengelolaan pertanian
dari keluarga petani. Inovasi biasanya diadopsi dengan cepat karena : 1.
Memilki keuntungan relatif tinggi bagi petanipeternak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Kompatibilitas keselarasan dengan nilai, pengalaman dan kebutuhan
3. Tidak rumit
4. Dapat dicoba
5. Dapat diamati
Pada dasarnya proses adopsi pasti melalui tahap–tahapan sebelum masyarakat mau menerima dan menerapkan dengan keyakinanya sendiri,
meskipun selang waktu antar tahapan satu dengan yang lainya itu tidak selalu sama. Tahap-tahap proses adopsi sebagai berikut :
1. Minat, yaitu tumbunya mianat yang sering kali ditandai oleh keinginanya
untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyakjauh tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
2. Penilaian Evaluation, yaitu penilaian terhadap baik buruk atau manfaat
inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap. Pada penilaian ini, masyarakat sasarannya tidak hanya melakukan penilaian
terhadap aspek teknisnya saja tetapi juga aspek ekonomi, maupun aspek – aspek sosial budayanya.
3. Mencoba trial, mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan
penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi. 4.
Adopsi adoption, yaitu menerima atau menerapkan dengan penuh keyakinanya berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah
dilakukandiamatinya sendiri
Mardikanto, 2009.
Dalam mencapai peningkatan produksi teknologi memang diperlukan dan para petanipeternak perlu mengadopsi teknologi baru. Petani harus berubah dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penggunaan teknologi lama ke penggunaan teknologi baru yang lebih maju. Perubahan mengatakan ala biasa karena biasa, ini betul tetapi apakah petani itu
cukup hanya mengetahui saja tanpa sekaligus mengerti dan menghayati segala apa yang dilakukanya Slamet, 2003.
Rasyaf 2004 menjelaskan bahwa dalam suatu usaha peternakan ayam broiler secara terpadu, kemampuan peternak dalam berbisnis, pengelolaan dan
pemahaman akan teknis beternak harus seimbang dan selaras. Sehingga untuk menjadikan peternak sukses, peternak harus memiliki tiga unsur yaitu teknis
produksi, manajemen, dan pemasaran.
2.3 Kerangka Pemikiran