PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL, KOMPETENSI DIRI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN MEDAN KOTA.

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL,

KOMPETENSI DIRI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP

KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN

MEDAN KOTA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Disusun Oleh:

PHILIP SETIA AJAR TAMPUBOLON

NIM: 8136131008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

PHILIP SETIA AJAR TAMPUBOLON. NIM. 8136131008. Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kompetensi Diri, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan Kota.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: (1) Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kepuasan Kerja; (2) Pengaruh Kompetensi Diri terhadap Kepuasan Kerja; (3)Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Guru; (4) Pengaruh Kompetensi Diri terhadap Kinerja Guru; dan (5) Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan Kota. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model yang digunakan adalah analisis jalur dengan teknik analisis dan inferensial. Populasi dalam penelitian adalah seluruh guru SD Negeri yang ada di Kecamatan Medan Kota yang berjumlah 214 guru. Untuk menentukan jumlah sampel dengan menggunakan nomogram Harry King. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik proportional random sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 136 guru. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket. Hasil dari penelitian ini ditemukan: (1) terdapat pengaruh langsung positif komunikasi interpersonal terhadap kepuasan kerja dengan koefisien korelasi ρ31 = 0,20, dengan sumbangan pengaruhnya 4 %; (2) terdapat pengaruh

langsung positif kompetensi diri terhadap kepuasan kerja dengan koefisien korelasi ρ32= 0,16 dengan sumbangan pengaruh langsung sebesar 96 %; (3)

terdapat pengaruh langsung positif komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru dengan koefisien korelasi ρ41= 0,12 dengan sumbangan pengaruhnya sebesar 5,9

%; (4) terdapat pengaruh langsung positif kompetensi diri terhadap kinerja guru dengan korelasi ρ42 = 0,15 dengan sumbangan pengaruhnya sebesar 2,9 %; (5)

terdapat pengaruh langsung positif kepuasan kerja terhadap kinerja guru dengan koefisien korelasi ρ43 = 0,16 dengan sumbangan pengaruhnya sebesar 96 %.

Maka untuk meningkatkan kinerja guru perlu adanya peningkatan komunikasi interpersonal, kompetensi diri, dan kepuasan kerja.

Kata kunci: Komunikasi Interpersonal, Kompetensi Diri, Kepuasan Kerja, Kinerja Guru


(6)

ii ABSTRACT

PHILIP SETIA AJAR TAMPUBOLON. NIM. 8136131008. The Influence of Interpersonal Communication, Self Competences, and Work Satisfaction concern about The Teacher’s Performance Elementary School land in Medan City 2015.

The Purpose of this Research to aims describe and find out: (1) The Influence of Interpersonal Communication on Work Satisfaction; (2) The Influence of Self Competences about Satisfaction in working; (3) The Influence of Interpersonal Communication on The Teacher’s Performance; (4) The Influence of Self Competences on The Teacher’s Performance; and (5) The Influence of Work Satisfaction on The Teacher’s Performance in SD Negeri Kecamatan Medan Kota. This Research is using quantitative methods, the model used is a path analysis with analysis technic and inferensial. The population in the study are all over the country there are Elementary School teachers in Medan city totaled 214 teachers. To definite the total of the sample which using nomogram Harry King with result that 136 teachers. Sample research determined using proportional random sampling technis. The research instruments used for data collection. The results of this research are found: (1) there is a direct positive influence of interpersonal communication on work satisfaction with path coefficient ρ31 = 0.20, with donations influence 4%; (2) there is a direct positive influence work satisfaction on the correlation coefficient with an accomplished of work ρ32 = 0.16 with a donation direct influence of 96%; (3) there is a direct positive influence on interpersonal communication on The teacher’s performance with the coefficient ρ41 = 0.12 with donations influence of 5,9%; (4) there is a direct positive influence of self competence about the teacher’s performance with correlation ρ42 = 0.15 with donations influence of 2.9%; (5) there is a direct positive influence on teacher’s performance with correlation coefficient ρ43 = 0,16 with donations influence of 96%.To improve the performance then teachers need an increase in the Interpersonal Communication, Self competence, and Work Satisfaction.

Keywords: Interpersonal Communication Self Competence, Work Satisfaction, The Teacher’s Performance.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tesis ini berjudul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kompetensi Diri dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan Kota”. Penulisan tesis ini dapat saya selesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Rasa terima kasih terutama penulis sampaikan kepada Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan waktu dalam mengarahkan, memberikan bimbingan dan motivasi pada penulis dalam penyelesaian tesis ini, begitu juga penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana selama ini.

2. Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

3. Dr. Darwin, M.Pd dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Darwin, M.Pd, Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd dan Prof. Dr. Harun Sitompul, MPd selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Kepala Kantor Dinas Pendidikan Kota Medan yang telah membantu dalam memberikan ijin penelitian di SD Negeri Kecamatan Medan Kota.


(8)

iv

6. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan seluruh guru SD Negeri Kecamatan Medan Kota yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba sampai pengumpulan data penelitian ini.

7. Teristimewa orang tua yang paling terkasih dan terhormat MK. Tampubolon (Alm) dan B. Lumbang Gaol serta Kakak/Abang (Roida Tampubolon, James Tampubolon, Herna Tampubolon, Reka Tampubolon, Rika Tampubolon dan Jetro Tampubolon) dan Adik-adik penulis (Malonata Tampubolon, Regina Tampubolon, Alung Tampubolon, Letare Tampubolon) yang selalu mendukung dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

8. Teman-teman Jurusan AP khususnya Angkatan XXII Kelas A Reguler yang telah banyak memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis.

Akhirnya semoga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penysusunan tesis ini, mendapat limpahan berkat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

`Medan, Desember 2015 Penulis

PHILIP SETIA AJAR TAMPUBOLON NIM. 8136131008


(9)

iii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Balakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Batasan Masalah... 12

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 15

A. Kajian Teoretis ... 15

1. Kinerja Guru... 15

2. Komunikasi Interpersonal ... 20

3. Kompetensi Diri ... 26

4. Kepuasan Kerja ... 28

B. Penelitian yang Relevan ... 33

C. Kerangka Berpikir ... 34

1. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kepuasan Kerja ... 34

2. Pengaruh Kompetensi Diri Terhadap Kepuasan Kerja ... 35

3. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Guru ... 36

4. Pengaruh Kompetensi Diri Terhadap Kinerja guru ... 37

5. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap kinerja guru ... 37

D. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

B. Metode Penelitian... 41

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

D. Definisi Operasional... 44


(10)

iv

F. Uji Coba Instrumen ... 49

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

H. Teknik Analisis Data ... 53

I. Hipotesis Statistik... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 64

A. Deskripsi Data Penelitian... 64

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 69

C. Uji Persyaratan Analisis Data ... 72

D. Pengujian Hipotesis ... 77

E. Pengujian Kesesuaian Model ... 80

F. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ... 81

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

H. Keterbatasan Penelitian ... 91

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Implikasi ... 94

C. Saran ... 96


(11)

v

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Rangking Nilai UKA... 5

3.1 Distribusi Populasi Guru SD Negeri Kecamatan Medan Kota ... 42

3.2 Distribusi Sampel Guru SD Negeri Kecamatan Kota Medan... 44

3.3 Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal ... 47

3.4 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Diri... 47

3.5 Kisi-kisi Instrumen Kepuasan Kerja ... 47

3.6 Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru... 48

3.7 Interpretasi Koefisien Nilai r ... 53

3.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 56

4.1 Lingkaran Kerakteristik Data Masing-masing Variabel ... 64

4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ... 64

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Interpersonal ... 66

4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Diri ... 67

4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja ... 68

4.6 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kinerja Guru ... 70

4.7 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Komunikasi Interpersonal 70 4.8 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kompetensi Diri ... 71

4.9 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kepuasan Kerja ... 72

4.10 Ringkasan Uji Normalitas ... 73

4.11 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X1 ... 73

4.12 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X2 ... 74

4.13 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4atas X1 ... 75

4.14 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4atas X2 ... 75

4.15 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X3 ... 76

4.16 Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r) ... 76

4.17 Perhitungan Koefisien Jalur (ρ) ... 77

4.18 Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Relatif Komunikasi Interpersonal (X1) terhadap Kepuasan Kerja (X3) Dan Pengaruh Langsung Relatif Kompetensi Diri(X2) terhadap Kepuasan Kerja (X3) ... 81

4.19 Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Proporsional Komunikasi Interpersonal (X1) terhadap Kepuasan Kerja (X3) Dan Pengaruh Langsung Relatif Kompetensi Diri (X2) Terhadap Kepuasan Kerja (X3) ... 81

4.20Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Relatif Komunikasi Interpersonal (X1),Kompetensi Diri (X2) dan Kepuasan Kerja (X3) Terhadap Kinerja Guru (X4) ... 82

4.21 Hasil Perhitungan Pengaruh Proporsional Iklim Organisasi (X1), Kecerdasan Emosional (X2) dan Motivasi Berprestasi (X3) Terhadap Kinerja Guru (X4) ... 83


(12)

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1. Proses Komunikasi Interpersonal ... 21

2.2. Diagram Jalur ... 39

3.1. Penentuan Jumlah Sampel Penelitian ... 43

3.2. Gambar Diagram Jalur Penelitian ... 59

4.1. Histogram Skor Kinerja Guru ... 65

4.2. Histogram Skor Komunikasi Interpersonal ... 66

4.3. Histogram Skor Kompetensi Diri... 68

4.4. Histogram Skor Kepuasan Kerja ... 69


(13)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 102

Lampiran 2 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Penelitian... 108

Lampiran 3 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 114

Lampiran 4 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 123

Lampiran 5 Data Hasil Penelitian ... 130

Lampiran 6 Data Ubahan Penelitian ... 150

Lampiran 7 Distribusi Frekuensi Data ... 156

Lampiran 8 Tingkat Kecenderungan Data Penelitian ... 164

Lampiran 9 Perhitungan Uji Linieritas ... 167

Lampiran 10 Perhitungan Uji Normalitas ... 197

Lampiran 11 Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 211

Lampiran 12 Perhitungan Koefisien Jalur ... 216

Lampiran 13 Perhitungan Uji Hipotesis ... 219

Lampiran 14 Perhitungan Uji Model Analisis Jalur ... 226

Lampiran 15 Perhitungan Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung ... 227


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu lembaga organisasi, baik itu lembaga pemerintah maupun lembaga swasta. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual

performance yang merupakan prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai seseorang.

Kinerja dapat diketahui dari sejauh mana proses dan/atau hasil yang ditunjukkan atau diperoleh suatu organisasi, seperti sekolah. Sekolah Dasar (SD) merupakan lembaga pendidikan formal yang merupakan jenjang pendidikan yang paling dasar dalam program wajib belajar 12 tahun yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sekolah Dasar di tempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).

Dalam Undang-undang sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 20 Tahun 2001) Pasal 17 mendefenisikan pendidikan dasar sebagai berikut: (a) pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, dan (b) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.


(15)

2

Sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 bahwa pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup di dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.

Berdasarkan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermafaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP.

Seluruh personal sekolah harus memikirkan cara-cara yang benar dalam berkarya atau bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat sesuai dengan harapan mereka masing-masing dan sesuai pula dengan tujuan sekolah. Mengingat pentingnya peran para personal pendidikan di sekolah, manajemen sekolah harus mempunyai program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan sekaligus meningkatkan kualitas kinerja sekolah. Dengan kualitas kinerja yang tinggi diharapkan dapat memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kinerja dan kemajuan sekolah khususnya mutu pendidikan.

Pendidikan yang berkualitas atau bermutu dapat ditunjukkan oleh kemampuan dalam menciptakan proses pendidikan atau proses manajemen sekolah yang efektif dan efisien, oleh karena itu sumber daya yang ada harus betul-betul profesional. Dalam hal ini sekolah sebagai suatu institusi yang melaksanakan proses pendidikan dalam tatanan mikro menempati posisi penting,


(16)

3

karena dilembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengisi proses pendidikan dengan tujuan mempersiapkan mereka dengan berbagai ilmu dan keterampilan agar lebih mampu berperan dalam kehidupan masyarakat.

Sejalan dengan uraian di atas Mulyasa (dalam http://dudinahmad. Blogspot.com/2009/12/pengaruh-budaya-organisasi-dan-iklim.htm).

menjelaskan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan, meskipun kondisi yang ada sekarang belum sepenuhnya kesalahan pendidikan”. Sementara menurut Hasibuan (http://ilmiah-pendidikan.blogspot.com./2009/11/gaya-kepemimpinan) bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerja, jabatan melalui pendidikan dan latihan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia pendidkan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus di bina dan dikembangkan terus menerus.

Sekolah yang berprestasi merupakan dambaan setiap komponen masyarakat, dan menaruh perhatian besar terhadap kuantitas dan kualitas output sekolah yang dihasilkan. Dalam kondisi seperti ini jelas sulit diharapkan untuk mewujudkan sekolah berprestasi. Menurut Mukhtar dkk (dalam http://dudinahmad.blogspot.com2009/12/pengaruh-budaya-organisasi-sekolah). Banyak masalah yang diidentifikasi oleh sekolah. Pertama adalah guru, dalam hal ini memiliki kecerdasan dan intelegensi, emosional spiritual, dan moral


(17)

4

dalam mendidik akan menghadapi kendala dalam melaksanakan tugasnya disebabkan karena kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan guru. Kedua, kurangnya fasilitas pengajaran yang mendukung guru melakukan inovasi pada aktifitas pembelajaran. Ketiga, kurangnya kejelasan tugas-tugas yang diemban atau mungkin terlalu banyaknya tugas yang diberikan kepadanya, sementara tenaga yang tersedia sangatlah terbatas. Keempat, adalah biaya. Kelima adalah kurang tersedianya sarana fasilitas pendukung seperti tenaga administrasi, laboratorium dan perpustakaan.

Berkaitan dengan terwujudnya sekolah yang berkualitas, hal itu tidak terlepas dari efektifnya kinerja guru yang berada diorganisasi sekolah tersebut. Kinerja guru pada dasarnya berfokus pada perilaku guru di dalam melaksanakan program kerja untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan perihal kinerja guru dapat dilihat sejauh mana kinerja tersebut dapat memberikan pengaruh kepada anak didik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Mutmainnah (2008:3) yang mengatakan salah satu unsur penting dan utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Selanjutnya dikatakan gurulah yang berada digarda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Selanjutnya menurut Handoko (2008:47) menyatakan peranan guru dalam proses pembelajaran meliputi banyak hal diantaranya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana, supervisor, motivator dan konselor.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru sangat berperan penting dalam mengembangkan kualitas pendidikan. kesalahan guru dalam memahami profesi akan mengakibatkan bergesernya fungsi guru secara


(18)

5

perlahan-lahan, akibatnya yang tadi antara guru dengan siswa saling membutuhkan, menjadi tidak lagi saling membutuhkan.

Selanjutnya menurut laporan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dari hasil uji kompetensi awal (UKA) guru pada tahun 2013 masih sangat rendah, yaitu 42,25 (Psdmp. Kepmendiknas go.id). data sepuluh besar dan ranking nilai UKA Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1 Ranking Nilai UKA

Rangking Daerah Nilai Rata-rata UKA

Tahun 2013

1 Daerah Istimewa Yogyakarta 50,1

2 DKI Jakarta 49,2

3 Bali 48,9

4 Jawa Timur 47,1

5 Jawa Tengah 45,2

6 Jawa Barat 44,0

7 Kepulauan Riau 43,8

8 Sumatera Barat 42,7

9 Papua 41,1

10 Banten 41,1

27 Sumatera Utara 36,7

(Sumber: Kemendikbud 2013)

Dari hasil UKA tersebut di atas merupakan gambaran kualitas kemampuan mengajar guru. Hasil tersebut menunjukkan kemampuan mengajar guru yang dimiliki seorang guru masih kurang kompeten, hal ini mengbarkan bahwa kinerja guru secara nasional masih rendah.

Hal ini yang terjadi di SD Negeri kecamatan Medan Kota, hasil studi pendahuluan yang dilakukan melalui kunjungan pada bulan juni 2013 yang lalu hasil yang terlihat melalui pengamatan dan wawancara tiga orang guru, sekolah tersebut mengalami masalah kinerja. Ternyata guru dalam mengajar masih terlambat ke sekolah, tidak masuk mengajar alasan sakit, urusan keluarga, pesta dan lain-lain. Guru kurang kreatif menciptakan suasana belajar yang menarik


(19)

6

dan nyaman, hal ini ditandai suasana ruangan kelas yang ribut, masih ditemukan seorang siswa mendiktekan pelajaran dan siswa yang lain mencatat sementara guru duduk dalam kelas tersebut. Sebagian besar guru tidak dapat menyusun silabus sendiri, rencana program pembelajaran di foto copy dari teman sesama guru. Oleh kerena itu terlihat masih adanya guru yang mempunyai Kompetensi diri rendah.

Guru yakin bahwa publik memerlukan informasi yang cukup tentang sekolah dan kemajuan atau bahkan masalah yang dihadapi, termasuk kompetensi diri guru tersebut, juga faktor komunikasi interpersonal dan kepuasan kerja.

Beranjak dari fenomena masalah kinerja tersebut bila dikaitkan dengan beberapa hasil penelitian dan pendapat para ahli, dapat diketahui bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Qolquitt (2009:34) faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu: budaya organisasi, struktur organisasi, kepemimpinan dan pengaruh pemimpin, proses kelompok, karakter kelompok, kemampuan, individu dan nilai-nilai budaya dalam organisasi, kepuasan kerja, kemampuan mengelola stres, motivasi berprestasi, hukuman, pembelajaran dan pengambilan keputusan. Gibson (1985:124), faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: (1) faktor individu: kemampuan, komunikasi interpersonal, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang; (2) faktor psikologi: persepsi, peran, sikap, kepribadian, kepuasan kerja, dan motivasi; (3) faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, dan sistem pengajaran (reward system). Rivai (2009: 21) mengatakan faktor-faktor yang


(20)

7

diperhatikan adalah ability dan motivation. Dikatakan ability adalah knowledge

dan skill, selanjutnya motivation adalah attitude dan situation. Namun dalam

penelitian ini yang diduga faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah komonikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja.

Kompetensi diri yang dalam bahasa inggrisnya Self Competency adalah

kemampuan yang didukung keterampilan dan abilitas tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri yang berhubungan tugas-tugas profesional dan keseimbangan hidup (Slocum 2009:9). Kompetensi ini menunjukkan diri pribadi secara positif dalam organisasi maupun sebagai warga negara. Ada beberapa indikator yang menyangkut kompetensi diri, yaitu (1) menjaga setiap tindakan diri dengan penuh kesadaran bahwa sekecil apapun tindakan diri akan berpengaruh terhadap orang lain, (2) dapat mengelola waktu dan menetapkan prioritas, (3) dapat memahami keterbatasan diri dan meminta bantuan ketika memerlukannya, (4) memiliki kehidupan yang mapan dan bekerja untuk mencapai tujuan, (5) menerima tanggung jawab dalam mengambil keputusan, (6) serius dalam menghadapi tantangan dan kritik, (7) tidak membanggakan diri dan tidak sombong, (8) bangkit cepat dari kegagalan, selalu belajar dari kesalahan, (9) berusaha untuk belajar secara terus-menerus, (10) mengharapkan umpan balik secara terbukan dan tidak membela diri. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi


(21)

8

Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. adapun kompetensi tersebut adalah (1) Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut; (a) Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik; (b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih; (c) Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif; (d) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar


(22)

9

perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum; (e) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik. (2) Kompetensi Kepribadian, kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: (a) Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma; (b) Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru; (c)Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak; (d)Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani; (e) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.(3) Kompetensi Sosial, kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.


(23)

10

Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut: (a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik; (b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan; (c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.(4) Kompetensi Profesional, kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut: (a) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; (b) Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah


(24)

11

dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat

melaksanakan tugasnya secara profesional

(https://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harus-dimiliki-seorang-guru-profesional/)

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kinerja guru bermasalah di SD Negeri kecamatan Medan Kota. Jika kinerja guru rendah, maka kinerja sekolah pun kurang baik, akibatnya kepuasan kerja tidak tercapai.

Kepuasan kerja adalah sikap yang ditunjukkan seseorang dalam merasakan pekerjaannya. Menurut Robbins (2003:110) kepuasan kerja adalah sikap umum individu terhadap pekerjaannya, selanjutnya dikatakan pekerjaan membutuhkan interaksi dengan rekan kerja dan para atasan, mematuhi peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan organisasi, memenuhi standar kerja, hidup dengan suasana kerja yang sering kali kurang dari ideal dan semacamnya

Sementara Vecchio (1995:124) menyatakan kepuasan kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang yang merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan. Hal yang sama juga dikemukakan Gibson (2000:106) yang menyatakan kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki pekerja tetang pekerjaan mereka.

Beradasarkan penjelasan di atas, maka kepuasan kerja guru adalah cara guru menyikapi pekerjaannya baik secara positif maupun negatif. Apabila sikap guru negatif terhadap pekerjaannya, maka kepuasan kerja guru tidak ada.


(25)

12

Dari sekian banyak faktor yang dapat memengaruhi kinerja guru, tiga faktor yang diuraikan terakhir yakni komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja diprediksi merupakan faktor yang lebih dominan. Untuk mengkaji sejauh mana pengaruh ketiga faktor tersebut, perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Kompetensi Diri dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas jelaslah bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru, antara lain: (1) apakah keterampilan berpikir berpengaruh terhadap kinerja? (2) apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja? (3) apakah motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja? (4) apakah motivasi berprestasi berpengaruh dengan kinerja? (5) apakah komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kinerja? (6) apakah kompetensi diri berpengaruh dengan kinerja? (7) apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja? (8) apakah komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kepuasan kerja? (9) apakah kompetensi diri berpengaruh terhadap kepuasan kerja?

C. Pembatasan Masalah

Bertolak dari hasil identifikasi masalah di atas, dapat diketahui banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru, namun dalam penelitian ini faktor


(26)

13

tersebut dibatasi hanya pada “komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja guru Sekolah Dasar Negeri Medan Kota”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh langsung komunikasi interpersonal terhadap kepuasan kerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota?

2. Apakah terdapat pengaruh langsung kompetensi diri terhadap kepuasan kerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota?

3. Apakah terdapat pengaruh langsung komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota?

4. Apakah terdapat pengaruh langsung kompetensi diri terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota?

5. Apakah terdapat pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru. Secara operasional tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kepuasan kerja SD Negeri di Kecamatan Medan Kota.


(27)

14

2. Pengaruh kompetensi diri terhadap kepuasan kerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota.

3. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota.

4. Pengaruh kompetensi diri terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota.

5. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Memperoleh penguatan terhadap teori tentang kinerja yang dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja, yang diujikan terhadap populasi guru SD Negeri di Kecamatan Medan Kota.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengawas SD Kota Medan, sebagai informasi dalam menyusun kebijakan tentang upaya peningkatan kinerja guru dalam kaitannya dengan komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja. b. Bagi kepala sekolah SD di kota Medan, khususnya kecamatan Medan

Kota sebagai informasi dalam melakukan pembinaan peningkatan kinerja guru berkaitan dengan komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja.


(28)

15

c. Bagi guru SD di kota Medan, sebagai informasi dalam upaya meningkatkan kinerja dirinya, terutama berkaitan dengan komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja.

d. Bagi Peneliti, sebagai bandingan dan sekaligus rujukan bagi peneliti sejenis di kemudian hari.


(29)

95

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung positif antara komunikasi interpersonal (X1)

terhadap kepuasan kerja (X3). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

komunikasi interpersonal sekolah mengakibatkan terjadinya peningkatan kepuasan kerja guru SD Negeri Kecamatan Medan Kota.

2. Terdapat pengaruh langsung positif antara kompetensi diri (X2) terhadap

kepuasan kerja (X3). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi diri

mengakibatkan terjadinya peningkatan kepuasan kerja guru SD Negeri Kecamatan Medan Kota.

3. Terdapat pengaruh langsung positif antara komunikasi interpersonal (X1)

terhadap kinerja guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

komunikasi interpersonal mengakibatkan terjadinya peningkatan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Medan Kota.

4. Terdapat pengaruh langsung positif antara kompetensi diri (X2) terhadap

kinerja guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi diri

belum tentu mengakibatkan terjadinya peningkatan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Medan Kota.

5. Terdapat pengaruh langsung positif antara kepuasan kerja (X3) terhadap

kinerja guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kepuasan kerja

mengakibatkan terjadinya peningkatan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Medan Kota.


(30)

96

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa implikasi sebagai berikut:

1. Upaya peningkatan kinerja guru melalui komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal telah terbukti memiliki pengaruh langsung positif dengan kinerja guru. Hal ini bermakna bahwa kinerja guru akan mengalami peningkatan apabila didukung dengan komunikasi interpersonal yang baik sesama guru. Penting bagi semua komponen sekolah membangun komunikasi interpersonal yang baik. Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel komunikasi interpersonal diperoleh data mayoritas guru pada kategori kurang yaitu 68 responden atau 50,00 % dan 62 responden atau 45,59 % dalam kategori cukup. Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya perbaikan komunikasi interpersonal yang ada di sekolah. Dalam meningkatkan komunikasi interpersonal, seorang kepala sekolah menjaga komunikasi yang baik antara sesama guru, antara guru dan kepala sekolah, antara guru dan warga sekolah serta mampu menciptakan rasa memiliki terhadap sekolah. Implikasinya semua personil sekolah sangat perlu untuk menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif untuk meningkatkan kinerja guru. Suasana tersebut dapat diciptakan dengan melakukan berbagai upaya, diantaranya hubungan komunikasi yang baik, hubungan imbalan dan hukum yang pasti, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, tekanan pada prestasi, tekanan pada pelatihan dan pengembangan, keamanan dalam melaksanakan tugas, keterbukaan pengakuan dan umpan balik, semangat guru dalam mengajar, dan keluwesan dalam sekolah.


(31)

97

2. Upaya peningkatan kinerja guru melalui kompetensi diri

Kompetensi diritelah terbukti memiliki pengaruh yang positif dengan kinerja guru.Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel kecerdasan diperoleh data mayoritas guru pada kategori kurang yaitu 91 responden atau 65,45 % dan 25 responden atau 18,38 % dalam kategori rendah. Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya perbaikan kompetensi diri guru agar pada masa yang akan datang secara keseluruhan akan dapat meningkatkan kinerja guru. Dalam memperbaiki kompetensi diri guru dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan, keikutsertaan dalam seminar-seminar yang berhubungan dengan kemampuan diri, memiliki kesadaran diri, pengelolaan diri, kemampuan memotivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.

3. Upaya peningkatan kinerja guru melalui kepuasan kerja guru

Kepuasan kerja telah terbukti memiliki pengaruh langsung positif dengan kinerja guru. Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel kepuasan kerja diperoleh data mayoritas guru pada kategori cukup yaitu 70 responden atau 51,47 % dan 66 responden atau 48,53 % dalam kategori rendah. Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya perbaikan kepuasan kerja guru. Untuk meningkatkan kinerja guru melalui kepuasan kerja, semua komponen di sekolah seperti kepala sekolah, komite sekolah, dan smua guru juga harus ikut terlibat. Kepala sekolah harus berperan aktif di dalam memberi semangat atau kepuasan dalam bekerja kepada bawahannya yaitu dengan cara; memotivasi guru, memberikan unpan balik, memberikan promosi jabatan, memberikan imbalan yang sesuai untuk meningkatkan kinerja guru.


(32)

98

4. Upaya peningkatan kinerja guru melalui komunikasi interpersonal, kompetensi diri, dan kepuasan kerja

Komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja guru memiliki pengaruh secara bersama dengan kinerja guru. Hal ini bermakna bahwa kepala sekolah masih perlu mencermati tiga unsur penting dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah yang dipimpinnya. Ketiga unsur tersebut adalah komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja guru. Untuk itu agar dapat meningkatkan kinerja guru maka diperlukan komunikasi interpersonal yang baik, kompetensi diri guru yang tinggi dan kepuasan dalam bekerja dari para guru dengan upaya pemberian tugas yang jelas, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, keamanan dalam melaksanakan tugas, semangat guru dalam mengajar, keluwesan organisasi, kesadaran diri, pengelolaan diri, kemampuan memotivasi diri, empati, keterampilan sosial, bertanggung jawab pada tugas yang diberikan, berani mengambil resiko, berusaha mengambil umpan balik, berusaha melakukan sesuatu yang inovatif dan kreatif dalam pembelajaran, tepat waktu datang dan menyelesaikan tugas, dan bekerja keras meningkatkan prestasi.

C. Saran

Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut untuk meningkatkan kinerja guru, yaitu:

1. Kepala sekolah seharusnya:

a) Menjaga suasana sekolah yang baik dan kondusif dengan menciptakan kerja sama antara sesama guru, antara guru dan kepala sekolah, antara guru dan warga sekolah serta mampu menciptakan rasa memiliki terhadap sekolah, serta dengan pemberian tugas yang jelas, hubungan imbalan dan


(33)

99

hukum yang pasti, komunikasi yang baik, tekanan pada prestasi, tekanan pada pelatihan dan pengembangan, keamanan dalam melaksanakan tugas, keterbukaan pengakuan dan umpan balik, semangat guru dalam mengajar, dan keluwesan sekolah.

b) Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi oleh sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi guru untuk mengembangkan potensi guru.

2. Guru seharusnya:

a) Membangun kerja sama, komunikasi yang terbuka, hubungan yang harmonis bagi sesama guru dan saling mendukung sehingga apabila salah seorang guru menghadapi kesulitan dapat didiskusikan dan diselesaikan secara bersama dan selalu berpikir positif terhadap kritik dan saran yang diberikan kepala sekolah dan rekan guru lainnya.

b) Guru harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang

kompetensi diri yang pada hakikatnya adalah kondisi internal seorang guru yang mendorongnya untuk mencapai sebuah prestasi atau keberhasilan dengan selalu aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan untuk mendukung pekerjaannya dalam pembelajaran, saling membagi pengalaman dan informasi baru mengenai hal-hal yang mendukung kegiatan PBM dan membangun empati dan solidaritas dengan sesama.

3. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penelitian ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh terhadap kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh belum maksimal.


(34)

100

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, dkk. 2004. Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya

Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Arni, Muhammad. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Budianto, 2008. Hubungan Kecerdasan Emosional aterhadap Kepuasan Kerja Guru”, makalah. Medan : Universitas Sumatera Utara (USU).

Colquitt, Jason A.; Jeffery A. Lepine; dan Michael J. Wesson. 2009. Organization

Improving Performance and Commitment in the Workplace. New York: The

McGraw-Hill com., Inc.

Darma, Agus. 2007. Manajemen Sekolah. Jakarta : Puspen Diklat Pegawai

Negeri.

Darwin. 2011. Pengaruh Efikasi Diri, Kepuasan Kerja dan Persepsi tentang Jabatan Terhadap Kinerja Kepala SMK Negeri di DKI Jakarta. Disertasi.

Jakarta: Program Pascasarjana UNJ.

De Vito, Joseph A. 2005. The Interpersonal Communition Book. New York:

Harper dan Rew, Publisher.

Effendy, Onong Uchjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Fattah, N. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Gibson, John M. Ivancevich, and James H. Donnelly, Jr. 1985. Organization:

Behavior Strukture, Processes. Texas: Business Publications, Inc.

Handoko, T. Hani.2008. manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusi. Yogyakarta : BPEE

Husaini, Usman. 2008. Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta

: Bumi Aksara.

Ivancevich, John M.; Robert Konopaske dan Michael T. Matteson. 2007. Perilaku

dan Manajemen Organisasi. terj. Gina Gania. Jakarta: Erlangga.

Luddin, Muchlis R. 2005. No Choices Education: Pendidikan Sebagai Pendorong

Pemberdayaann Masyarakat. Jakarta: Yayasan Mural.

Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


(35)

101

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Mutmainnah, Sri. 2008. “Memberdayakan Potensi Guru Melalui Standar Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik” Jurnal. Bandung: Pps UPI.

Newstrom, John W. 2007. Organizational Behaviour, Twelfth Edition. New York:

McGram Hill.

Novika, Arya Naulista. 2013.Pengaruh stabilitas emosi, extraversi dan kompetensi diri terhadap kinerja kepala sekolah. Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Riduwan. 2012. Pengantar Statistik Sosial. Bandung Alfabeta.

Riduwan dan Kuncoro. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur

(Path Analysis). Bandung : Alfabeta.

Rivai, Veithzal. 2005. Performance Apraisal : Sistem yang Tepat untuk Menilai

Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Rivai, V dan E.J. Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk

Perusahaan: Dari Teori ke Praktik (Edisi II). Jakarta : PT Raja Grafindo

Perkasa.

Robbins dan Coulter. 2007. Management. Ninth Edition. New Jersey: Pearson

Prentice Hall.

_________, 1996. Perilaku Organisasi, terjemahan Hadyana Puja Atmaja

Yogyakarta : Laksa Bang Pressindo.

Sagala, H. Syaiful. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Slocum Hellriegel. 2009. Principle of Organizational Behaviour. Nelson

Education Ltd, Canada.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.


(36)

102

Wagner, John A. III dan John R. Hollenbeck. 2010. Organizational Behaviour:

securing Competetive Advantage. New York: Routledge.

Wahjohsumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Press.

Wulandari, 2005. “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja

Guru pada SMU Swasta Sultan Iskandar Muda Medan” makalah. Medan:

UMSU.

https://ilmucerdaspendidikan.wordpress.com/2011/03/12/

pengembangan-kinerja-kepala-sekolah-dasar/)

(http://ilmiah-pendidikan.blogspot.com./2009/11/gaya-kepemimpinan)

(https://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harus-dimiliki-seorang-guru-profesional/)


(1)

2. Upaya peningkatan kinerja guru melalui kompetensi diri

Kompetensi diritelah terbukti memiliki pengaruh yang positif dengan kinerja guru.Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel kecerdasan diperoleh data mayoritas guru pada kategori kurang yaitu 91 responden atau 65,45 % dan 25 responden atau 18,38 % dalam kategori rendah. Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya perbaikan kompetensi diri guru agar pada masa yang akan datang secara keseluruhan akan dapat meningkatkan kinerja guru. Dalam memperbaiki kompetensi diri guru dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan, keikutsertaan dalam seminar-seminar yang berhubungan dengan kemampuan diri, memiliki kesadaran diri, pengelolaan diri, kemampuan memotivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.

3. Upaya peningkatan kinerja guru melalui kepuasan kerja guru

Kepuasan kerja telah terbukti memiliki pengaruh langsung positif dengan kinerja guru. Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel kepuasan kerja diperoleh data mayoritas guru pada kategori cukup yaitu 70 responden atau 51,47 % dan 66 responden atau 48,53 % dalam kategori rendah. Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya perbaikan kepuasan kerja guru. Untuk meningkatkan kinerja guru melalui kepuasan kerja, semua komponen di sekolah seperti kepala sekolah, komite sekolah, dan smua guru juga harus ikut terlibat. Kepala sekolah harus berperan aktif di dalam memberi semangat atau kepuasan dalam bekerja kepada bawahannya yaitu dengan cara; memotivasi guru, memberikan unpan balik, memberikan promosi jabatan, memberikan imbalan yang sesuai untuk meningkatkan kinerja guru.


(2)

4. Upaya peningkatan kinerja guru melalui komunikasi interpersonal, kompetensi diri, dan kepuasan kerja

Komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja guru memiliki pengaruh secara bersama dengan kinerja guru. Hal ini bermakna bahwa kepala sekolah masih perlu mencermati tiga unsur penting dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah yang dipimpinnya. Ketiga unsur tersebut adalah komunikasi interpersonal, kompetensi diri dan kepuasan kerja guru. Untuk itu agar dapat meningkatkan kinerja guru maka diperlukan komunikasi interpersonal yang baik, kompetensi diri guru yang tinggi dan kepuasan dalam bekerja dari para guru dengan upaya pemberian tugas yang jelas, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, keamanan dalam melaksanakan tugas, semangat guru dalam mengajar, keluwesan organisasi, kesadaran diri, pengelolaan diri, kemampuan memotivasi diri, empati, keterampilan sosial, bertanggung jawab pada tugas yang diberikan, berani mengambil resiko, berusaha mengambil umpan balik, berusaha melakukan sesuatu yang inovatif dan kreatif dalam pembelajaran, tepat waktu datang dan menyelesaikan tugas, dan bekerja keras meningkatkan prestasi.

C. Saran

Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut untuk meningkatkan kinerja guru, yaitu:

1. Kepala sekolah seharusnya:

a) Menjaga suasana sekolah yang baik dan kondusif dengan menciptakan kerja sama antara sesama guru, antara guru dan kepala sekolah, antara guru dan warga sekolah serta mampu menciptakan rasa memiliki terhadap sekolah, serta dengan pemberian tugas yang jelas, hubungan imbalan dan


(3)

hukum yang pasti, komunikasi yang baik, tekanan pada prestasi, tekanan pada pelatihan dan pengembangan, keamanan dalam melaksanakan tugas, keterbukaan pengakuan dan umpan balik, semangat guru dalam mengajar, dan keluwesan sekolah.

b) Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi oleh sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi guru untuk mengembangkan potensi guru.

2. Guru seharusnya:

a) Membangun kerja sama, komunikasi yang terbuka, hubungan yang harmonis bagi sesama guru dan saling mendukung sehingga apabila salah seorang guru menghadapi kesulitan dapat didiskusikan dan diselesaikan secara bersama dan selalu berpikir positif terhadap kritik dan saran yang diberikan kepala sekolah dan rekan guru lainnya.

b) Guru harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kompetensi diri yang pada hakikatnya adalah kondisi internal seorang guru yang mendorongnya untuk mencapai sebuah prestasi atau keberhasilan dengan selalu aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan untuk mendukung pekerjaannya dalam pembelajaran, saling membagi pengalaman dan informasi baru mengenai hal-hal yang mendukung kegiatan PBM dan membangun empati dan solidaritas dengan sesama.

3. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penelitian ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh terhadap kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh belum maksimal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, dkk. 2004. Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arni, Muhammad. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Budianto, 2008. Hubungan Kecerdasan Emosional aterhadap Kepuasan Kerja Guru”, makalah. Medan : Universitas Sumatera Utara (USU).

Colquitt, Jason A.; Jeffery A. Lepine; dan Michael J. Wesson. 2009. Organization

Improving Performance and Commitment in the Workplace. New York: The

McGraw-Hill com., Inc.

Darma, Agus. 2007. Manajemen Sekolah. Jakarta : Puspen Diklat Pegawai Negeri.

Darwin. 2011. Pengaruh Efikasi Diri, Kepuasan Kerja dan Persepsi tentang Jabatan Terhadap Kinerja Kepala SMK Negeri di DKI Jakarta. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana UNJ.

De Vito, Joseph A. 2005. The Interpersonal Communition Book. New York: Harper dan Rew, Publisher.

Effendy, Onong Uchjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Fattah, N. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Gibson, John M. Ivancevich, and James H. Donnelly, Jr. 1985. Organization: Behavior Strukture, Processes. Texas: Business Publications, Inc.

Handoko, T. Hani.2008. manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusi. Yogyakarta : BPEE

Husaini, Usman. 2008. Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Ivancevich, John M.; Robert Konopaske dan Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi. terj. Gina Gania. Jakarta: Erlangga.

Luddin, Muchlis R. 2005. No Choices Education: Pendidikan Sebagai Pendorong

Pemberdayaann Masyarakat. Jakarta: Yayasan Mural.

Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(5)

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mutmainnah, Sri. 2008. “Memberdayakan Potensi Guru Melalui Standar Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik” Jurnal. Bandung: Pps UPI.

Newstrom, John W. 2007. Organizational Behaviour, Twelfth Edition. New York: McGram Hill.

Novika, Arya Naulista. 2013.Pengaruh stabilitas emosi, extraversi dan kompetensi diri terhadap kinerja kepala sekolah. Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Riduwan. 2012. Pengantar Statistik Sosial. Bandung Alfabeta.

Riduwan dan Kuncoro. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung : Alfabeta.

Rivai, Veithzal. 2005. Performance Apraisal : Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rivai, V dan E.J. Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik (Edisi II). Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa.

Robbins dan Coulter. 2007. Management. Ninth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

_________, 1996. Perilaku Organisasi, terjemahan Hadyana Puja Atmaja Yogyakarta : Laksa Bang Pressindo.

Sagala, H. Syaiful. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Slocum Hellriegel. 2009. Principle of Organizational Behaviour. Nelson Education Ltd, Canada.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : CV. Andi Offset. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.


(6)

Wagner, John A. III dan John R. Hollenbeck. 2010. Organizational Behaviour: securing Competetive Advantage. New York: Routledge.

Wahjohsumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Press. Wulandari, 2005. “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja

Guru pada SMU Swasta Sultan Iskandar Muda Medan” makalah. Medan: UMSU.

https://ilmucerdaspendidikan.wordpress.com/2011/03/12/ pengembangan-kinerja-kepala-sekolah-dasar/)

(http://ilmiah-pendidikan.blogspot.com./2009/11/gaya-kepemimpinan)

(https://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harus-dimiliki-seorang-guru-profesional/)


Dokumen yang terkait

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL GURU, IKLIM KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MEDAN DENAI.

0 9 30

PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF KEPALA SEKOLAH, AKTUALISASI DIRI GURU, DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KOMITNEN KERJA GURU DI SMP MUHAMMADIYAH KOTA MEDAN.

0 5 39

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN MEDAN AREA.

0 3 38

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL, KETELITIAN (CONSCIENTIOUSNESS), DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH PAUD DI KECAMATAN MEDAN DELI.

0 8 34

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMK Negeri Se Kota Surakarta.

0 4 18

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMK Negeri Se Kota Surakarta.

0 2 9

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMA PARULIAN 2 MEDAN.

0 1 23

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU(STUDY EMPIRIK DI SD NEGERI SE-KECAMATAN BINJAI UTARA).

0 1 42

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU.

1 2 12

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA.

0 3 139