Kelembaban Pencahayaan Kondisi Kamar Hunian Asrama 1. Ventilasi

penghuni tersebut, untuk itu pengaturan sirkulasi udara sangat diperlukan Chandra, 2007. Pertukaran hawa yang cukup menyebabkan hawa rungan tetap segar cukup mengandung oxigen. Untuk itu rumah-rumah harus cukup mempunyai jendela. Luas jendela keseluruhan + 15 dari luas lantai. Susunan ruangan harus sedemikian rupa sehingga udara dapat mengalir bebas bila jendela dibuka Entjang, 2000. Ventilasi menjadi persyaratan mutlak suatu rumah yang sehat karena fungsinya yang sangat penting. Pertama, untuk menjagA aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Jika pentilasi kurang, maka ruangan mengalami kekurangan O 2 dan bkadar CO 2 yang bersifat racun meningkat. Kedua, aliran yang terus menerus dapat membebaskan udara dalam ruangan dari bakteri-bakteri patogen. Tidak cukupnya pentilasi juga mengakibatkan kelembaban udara dalam ruangan meningkat. Udara yang lembab menjadi media yang sangat baik bagi perkembangan bakteri- bakteri patogen bakteri penyebab penyakit. Ketiga, menjaga agar ruangan tetap memiliki kelembaban yang optimum.

2.2.2. Kelembaban

Kelembaban sangat berperan penting dalam pertumbuhan kuman penyakit. Kelembaban yang tinggi dapat menjadi tempat yang disukai oleh kuman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Keadaan yang lembab dapat mendukung terjadinya penularan penyakit Notoatmodjo, 2007. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.829 tahun 1999 tentang persyaratan kesehatan rumah dari aspek kelembaban udara ruang, dipersyaratkan ruangan mempunyai tingkat kelembaban udara yang diperbolehakan antara 40-70. Universitas Sumatera Utara Tingkat kelembaban yang tidak memenuhi syarat ditambah dengan prilaku tidak sehat, misalnya dengan penempatan yang tidak tepat pada berbagai barang dan baju, handuk, sarung yang tidak tertata rapi. Soedjadi, 2003.

2.2.3. Pencahayaan

Rumah yang dibangun dirancang agar cahaya dapat masuk ke dalam rumah dalam jumlah yang cukup. Artinya, cahaya yang masuk tidak kurang dan tidak lebih. Jika ruangan dalam rumah kurang cahaya, maka udara dalam ruangan akan menjadi media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya, jika terlalu banyak cahaya yang masuk di dalam rumah akan menybabkan silau dan dapat merusak mata. Cahaya yang lebih atau kurang tentu juga akan mengurangi kenyamanan. Cahaya dalam ruangan akan bersumber dari : 1. Cahaya alami, yaitu cahaya matahari. Cahaya ini sangat pentik karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogendi dalam rumah. Karena itu di upayakan agar setiap ruangan dalam rumah dapat memperoleh cahaya matahari yng cukup. Jendela dibuat dengan luas minimal 15-20 uas lantai dan tidak boleh terhalangi oleh bangunan lain. 2. Cahaya buatan, yaitu cahaya yang bersumber bukan dari cahaya matahari, misalnya lampu listrik, lilin, dan lain-lain. Cahaya dari sumber tidak alami ini diupayakan cukup terang, terutama untuk keperluan membaca agar mata tidak rusak. Harus cukup mendapatkan penerangan baik siang maupun malam hari. Yang ideal adalah penerangan listrik. Diusahakan agar ruangan mendapatkan sinar matahari terutama pagi hari Entjang, 2000. Universitas Sumatera Utara Pencahayaan alami danatau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan Kepmenkes RI,1999.

2.2.4. Kepadatan Penghuni