Pola Komunikasi Organisasi Di Pt. Arga Bangun Bangsa Esq Leadership Center

(1)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Ika Solihah

NIM: 109051000037

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH


(2)

Pola Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ

Leadership Center

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh Ika Solihah NIM: 109051000037

Pembimbing

Dr. Sihabuddin Noor, M.A NIP. 19690221 199703 1 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1434 H


(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Mei 2013


(5)

ESQ adalah lembaga training sumber daya manusia yang menggabungkan tiga potensi manusia. Komunikasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan. Karena organisasi tanpa melakukan komunikasi dengan baik, maka tidak akan tercapai tujuan bersama. Dengan hal tersebut, diperlukan pola komunikasi yang efektif dan efesien. Komunikasi tidak hanya melalui lisan, tetapi dapat juga dilakukan melalui tulisan.

Berdasarkan konteks diatas, maka tujuan tulisan ini adalah menjawab pertanyaan bagaimana pola komunikasi organisasi yang diterapkan oleh PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center dalam menyampaikan informasi?

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Tahapan penelitiannya menggunakan pedoman wawancara dan dokumentasi. Waktu penelitiannya adalah bulan Februari sampai Mei tahun 2013. Teknik pengumpulan datanya adalah data primer dan data sekunder.

Teori yang digunakan adalah pola komunikasi organisasi. Pola adalah bentuk (struktur) yang tepat. Komunikasi adalah pesan yang disampaikan dari komunikator kepada komunikan melalui lisan atau tulisan kemudian terjadinya feedback. Organisasi adalah sejumlah individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Pola komunikasi ini terbagi menjadi lima yaitu pola roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang atau semua saluran.

Pola komunikasi organisasi yang digunakan oleh ESQ adalah pola bintang. Komunikasi yang dilakukan tidak hanya pekerjaan, tetapi kedekatan emosional dan spritual pun mereka lakukan. Media yang digunakan adalah bbm, e-mail, group facebook, morning breafing, maupun secara langsung. Iklim komunikasi yang terjadi sangat positif. Pimpinan sangat terbuka dengan para karyawan dalam berkomunikasi. Hambatan yang terjadi adalah kurangnya karyawan dalam mengupdate informasi melalui media online, bahasa, dan jarak. Konflik antarpersonal tidak ada di dalam organisasi internal ESQ. Komunikasi sesama karyawan pun sangat terbuka dan terjalin hubungan yang baik.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, Dialah Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memberikan nikmat Iman, Islam dan Ikhsan kepada seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini. Dialah Tuhan yang menciptakan akal sebagai mediator untuk berfikir dan merenung tentang kekuasaan-Nya, untuk mempelajari lautan ilmu-Nya dan yang terpenting untuk menyadari, mengetahui, mengingat dan menyaksikan akan eksistensi-Nya setiap saat.

Bersama rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dan merupakan kewajiban akademis di Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang senantiasa istiqamah dalam mengikuti dan memegang teguh ajaran-Nya dan menjalankan agama Allah SWT. Semoga uswatu hasanah yang beliau contohkan, menjadikan penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya pengikut yang senantiasa mengikutinya dalam kehidupan sehari-hari.


(7)

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan hingga terkadang rasa putus asa dan bosan pernah dirasakan. Namun, berkat doa, bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Drs. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan II Bpk. Mahmud Jalal, M. Ag, serta Pembantu Dekan III Bpk. Study Rizal, LK, M. Ag.

2. Drs. Jumroni, M. Si selaku Kepala Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Umi Musyarrofah, MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

3. Dr. Sihabuddin Noor, M.A selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan serta motivasi yang terus-menerus seraya memberikan dukungan guna meraih masa depan yang lebih baik. Penulis menganturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada beliau, semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan setiap saat kepada beliau beserta keluarga.


(8)

Semua Dosen Yang telah mengajarkan dan mendidik ilmu pengetahuan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan berbagai refrensi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kedua orang tuaku, Kepada Ayah tercinta Jainal, almarhumah Mama tersayang Barsih, dan Kakak tercinta Imas yang telah memberikan doa, kasih sayang, semangat dan motivasi serta bantuan yang bersifat materiil. Semoga kebahagiaan dan keberkahan akan selalu menyertai serta mendapatkan balasan dari Allah SWT.

7. M. Syauqi selaku Supervisor ESQ dan karyawan ESQ yang telah banyak memberikan dan membantu banyak mengarahkan, motivasi, semangat, dan doanya sehingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Seluruh karyawan PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center selaku tempat penulis mencari data yang sangat membantu dan waktu luangnya untuk memberikan banyak petunjuk sehingga dapat selesai dengan baik skripsi ini.

9. Teman-teman KPI angkatan 2009. Khususnya KPI B, Maulisa Sudrajat, Siti Mahmudah, dan sahabat-sahabat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan nuansa persahabatan, kekeluargaan selama akhir hayat. Terima Kasih buat kalian yang telah memberikan


(9)

10.Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini.

Begitu besar ucapan terima kasih yang penulis sampaikan, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta Amin Ya Robbal Alamin.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Untuk itu penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 23 Mei 2013


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Kajian Pustaka... ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Ruang Lingkup Komunikasi Organisasi ... 14

1. Pengertian Pola Komunikasi Organisasi ... 14

2. Macam-macam Pola Komunikasi Organisasi ... 18

B. Media dan Iklim Komunikasi Organisasi ... 26

1. Media Komunikasi Organisasi ... 27

2. Iklim Komunikasi Organisasi ... 29


(11)

Leadership Center ... 38 B. Visi Dan Misi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership

Center ... 42 C. Struktur Organisasi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ

Leadership Center ... 43 D. Tugas Dan Fungsi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ

Leadership Center ... 46 E. Kegiatan PT. Arga Bangun Bangsa ESQ

Leadership Center ... 54

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center ... 59 1. Pola Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun

Bangsa ESQ Leadership Center ... 60 2. Teknik Komunikasi Antara Atasan, Bawahan, dan

Antar Karyawan ... 61 a. Komunikasi Antara Atasan dengan Bawahan ... 61 b. Komunikasi Antara Bawahan dengan Atasan ... 64


(12)

B. Media dan Iklim Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center... 68 1. Media Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun

Bangsa ESQ Leadership Center ... 68 2. Iklim Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun

Bangsa ESQ Leadership Center ... 70 C. Hambatan-hambatan Dalam Komunikasi Organisasi di PT.

Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center... 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN


(13)

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bermula dari sebuah mimpi kemudian dituahkan kedalam sebuah buku yang di terbitkan dan dipromosikan oleh penulis buku yaitu Ary Ginanjar Agustian, maka berdirilah sebuah lembaga yang mentranformasikan sebuah penelitian sumber daya manusia yaitu ESQ Leadership Center 165. ESQ adalah lembaga training sumber daya manusia yang bertujuan membentuk karakter melalui penggabungan 3 potensi manusia yakni kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. ESQ telah menjadi salah satu lembaga penelitian sumber daya manusia terbesar di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, ESQ juga telah tersebar di seluruh mancanegara.1

ESQ memiliki visi dan misi dalam membangun karakter yang positif. Visi ESQ adalah Indonesia emas. Sedangkan misinya adalah hidup adalah pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa, memberikan kontribusi dalam pembangunan moral bangsa melalui The ESQWAY 165, menyebarkan konsep The ESQWAY 165 melalui karya tulis, pelatihan, seminar, media cetak dan elektronik secara profesional, membangun ikatan kekeluargaan seluruh alumni yang kuat dengan tujuan membangun masyarakat sadar spiritual, berke-Tuhan-an, sebagai agen perubahan atau

1

Ary Ginanjar, “Your Partner in Character Building,” artikel diakses pada 7 Januari 2013 dari www.esqway165.com


(15)

teladan ditengah masyarakat, dan memberdayakan alumni di sektor pendidikan, kebudayaan, sosial, ekonomi dan IPTEK. Selain itu ESQ juga memiliki 7 nilai dasar yaitu jujur, tanggungjawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil dan peduli.2

Komunikasi merupakan suatu aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam suatu organisasi, tetapi dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi, sepanjang nafas dan detak jantung masih ada komunikasi sangat diperlukan. Tanpa komunikasi kita tidak dapat berinteraksi dengan sesama manusia dan memahami apa yang sedang dilakukan oleh manusia. Komunikasi tidak hanya melalui lisan, tetapi dapat juga dilakukan melalui tulisan. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama karena susunan keluasan dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh teknik komunikasi.3

Menurut William J. Seller dalam buku Komunikasi Organisasi oleh Arni Muhammad, komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti. Hakikatnya komunikasi merupakan pengiriman pesan yang akan diinterpretasikan oleh si penerima pesan. Seperti model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold lasswell, dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu dipertanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who


(16)

3

(siapa), says what (mengatakan apa), in which medium (melalui media apa), to whom (kepada siapa), dan dengan what effect (apa efeknya).4

Dalam buku Komunikasi Organisasi Abdullah Masmuh, Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggungjawab. Organisasi memiliki karateristik yakni mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktifitas dan mencapai tujuan bersama.5

Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasi secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Organisasi itu ada untuk mencapai sesuatu. Sesuatu itu adalah tujuan, dan tujuan tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh individu-individu yang bekerja sendiri, atau jika mungkin, hal tersebut dicapai secara lebih efesien melalui usaha kelompok.6

Dalam suatu organisasi diperlukan komunikasi yang efektif dan efisien. Karena jika dalam suatu organisasi tidak melakukan komunikasi kepada atasan maupun sesama pegawai, maka organisasi tersebut tidak

4

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi aksara, 2011), h. 4-5 5

Ibid, h. 23-24 6

Jusuf Udaya, Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Apikasi (Jakarta: Arcan, 1995), h. 4-5


(17)

dapat mengkoordinasi tugas yang harus dilaksanakan, tidak adanya keterbukaan diantara para pegawai, dan tidak tercapainya tujuan bersama. Komunikasi dalam organisasi menjadi sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi. Komunikasi memungkinkan orang untuk mengkoordinir kegiatan mereka untuk mencapai tujuan bersama, tetapi komunikasi itu tidak hanya menyampaikan informasi atau mentransfer makna saja.7 Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125 yaitu :

                                 Artinya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.8

Dalam mencapai harapan di suatu organisasi, maka organisasi tersebut harus membangun komunikasi yang efektif dan efesien didalam internal organisasi tersebut. Komunikasi yang digunakan dalam training sudah efektif, karena sebelumnya telah diteliti oleh Ratih Damayanti pada tahun 2008 dengan judul pola komunikasi dalam tarining ESQ. Akan tetapi untuk komunikasi organisasi didalam lembaga ESQ itu sendiri

7


(18)

5

belum terdapat penelitian terdahulu. Oleh karena itu sebuah organisasi tidak terlepas dari adanya komunikasi. Tanpa komunikasi organisasi tidak akan berjalan dengan baik dan sulit mencapai tujuan bersama. Maka dari itu penulis tertarik mengambil judul “Pola Komunikasi Organisasi di

PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini difokuskan pada pola komunikasi yang ada di PT. Arga bangun Bangsa ESQ Leadership Center, baik itu komunikasi vertikal yaitu komunikasi antara atasan terhadap bawahan (Down Ward Communication), komunikasi bawahan terhadap atasan (Up Ward communication) dari tingkat wilayah dan cabang ESQ maupun komunikasi horizontal atau lateral antara sesama karyawan PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana Pola Komunikasi Organisasi yang diterapkan oleh PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center dalam memberikan informasi ESQ 165?”


(19)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi organisasi yang diterapkan oleh PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center?

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sebagai tambahan referensi dalam perkembangan kajian keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya memiliki manfaat secara akademis, tetapi juga secara praktis yakni penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara praktik khususnya bagi praktisi-praktisi dalam perilaku organisasi dalam pola dan tata cara berkomunikasi yang efektif dan se-efesien mungkin.

D. KajianPustaka

Sebelumnya, peneliti telah mengadakan tinjauan pustaka terhadap skripsi dengan judul yang terdapat dalam beberapa buku dan hasil penelitian. Dari tinjauan yang peneliti lakukan, peneliti mendapatkan bahwa kajian mengenai komunikasi organisasi ini telah diteliti sebelumnya oleh


(20)

7

1. “Pola Komunikasi Organisasi Nur Mahmudi Sebagai Walikota Depok

dalam Implementasi kebijakan Publik” oleh Januar Azhari, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. Skripsi ini berisi tentang pola komunikasi organisasi yang digunakan Nur Mahmudi adalah pola lingkaran. Pola ini memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Media yang digunakan Nur Mahmudi melalui media lisan dan tulisan hingga ke teknologi berbasis multimedia (internet). Perbedaan skripsi ini dengan yang saya akan teliti adalah terletak pada objek penelitiannya.

2. “Pola Komunikasi dalam Training ESQ 165” oleh Ratih Damayanti, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. Skripsi ini menjelaskan tentang pola komunikasi yang digunakan dalam training ESQ 165 adalah pola bintang. Peserta training dan trainer saling berkomunikasi yang bertujuan untuk meleburkan diri dan menghancurkan kesombongan. Training ESQ menggunakan komunikasi dua arah, teknik ini bersifat informatif dan berisikan bujukan serta memerlukan hasil. Perbedaan skripsi ini dengan yang akan diteliti terletak pada subjek penelitiannya.

3. “Pola Komunikasi Organisasi di Balai Besar Meteorologi dan


(21)

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009. Skripsi ini menjelaskan tentang pola komunikasi dalam bidang data dan informasi di BBMG wilayah II Kampung Utan adalah komunikasi ke bawah, komunikasi keatas, komunikasi horizontal dan informal. Media yang digunakan adalah melalui website, telepon, radio, fax, email, brosur dan koran untuk pelayanan jasa. Perbedaan skripsi ini dengan yang akan diteliti terletak pada objek penelitian.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berupaya menghimpun data, mengelola, dan menganalisa secara kualitatif, dan manafsirkan secara kualitatif. Data-data penelitian yang dikumpulkan dalam wujud konsep-konsep. Dengan jenis penelitiannya bersifat deskriptif, yakni berusaha memberikan gambaran selengkapnya.

Dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy J. Moleong terhadap pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor.

“metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.9


(22)

9

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah organisasi internal di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah bagaimana pola komunikasi yang diterapkan oleh PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center dalam menyampaikan informasi.

3. Tahapan Penelitian

a. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga mudah untuk diolah. Adapun yang menjadi instrument penelitian adalah:

1) Pedoman wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertayaan. Dalam hal ini penelitian mewawancarai pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi organisasi di lembaga ESQ 165.

2) Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan ,transkrip, buku,


(23)

suratkabar, majalah, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mencari data yang sifatnya paten.

b. Teknik Pengumpulan data

Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data agar lengkap dengan melakukan beberapa teknik, antara lain:

1) Data Primer

a. Wawancara mendalam dilakukan guna menambah data yang diperlukan melalui tanya jawab seputar topik yang terkait dalam permasalahan ini. Kemudian yang akan menjadi sumber data yakni Supervisor ESQ Leadership Center dan pihak yang dapat mewakili yang dianggap kompeten.

b. Observasi langsung untuk mengamati bagaimana pola komunikasi yang dibangun dalam penyampaian informasi dengan cara mengamati langsung dengan pihak ESQ 165.

2) Data Sekunder

Dokumentasi yaitu pencarian sumber data berupa catatan-catatan resmi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center menyangkut komunikasi organisasi dan buku-buku atau foto-foto yang menyangkut dengan penelitian guna mendukung data penelitian.


(24)

11

4. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut dan menganalisis makna yang ada dibalik informasi, adat, dan proses suatu fenomena sosial itu.10

Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah menggunakan analisis deskriptif, maksudnya dengan cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei pada tahun 2013. Tempat pelaksanan penelitian ini adalah di ESQ Center, Jln. Ciputat Raya No. 1B Pondok Pinang Jakarta Selatan 12310.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yang terdiri dari beberapa sub. Adapun sistematika yang dimaksud sebagai berikut:

10


(25)

Bab I Pendahuluan

membahas latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kerangka teori

Terdiri dari komunikasi organisasi, pengertian komunikasi organisasi, macam-macam pola komunikasi organisasi, dimensi komunikasi internal, komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, media dan iklim komunikasi, hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi.

Bab III Profil PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center

Terdiri dari sejarah berdirinya, visi dan misi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center, struktur organisasinya, tugas dan fungsi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center, program kerja PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center.

Bab IV Temuan dan analisis

Berisi tentang pola komunikasi yang diterapkan oleh PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center, pola komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal, media dan iklim komunikasi, hambatan dalam komunikasi, upaya dalam penghambatan komunikasi.


(26)

13

Bab V Penutup

Membahas tentang kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.


(27)

DaftarPustaka

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, 2010.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. cet. Ke-2, 2002.

Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2004

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya, 2007.

Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Gibson, James L. dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga, 1993.

Ginanjar, Ary. “Your Partner in Character Building.” artikel diakses pada 7 Januari 2013 dari www.esqway165.com.

Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.


(28)

15

Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang: UMM Press, 2008.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: RemajaRosdaKarya, 2009

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi aksara, 2011.

Novianti, Dini. “Pola Komunikasi Organisasi Di Balai Besar Meteorologi dan

Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu

komunikasi dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.

Pace, R. W, &Don F. F. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Rosdakarya, 2006.

Partanto, Puis A, & M. Dahlan Al-barthy. Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular. Surabaya: Arkola, 1994.

Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Sarjan. Aku Bangga Menjadi Warga Negara. Solo: Platinum, 2012.

Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.


(29)

Susanto, Astrid S. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat dan Periklanan. Bandung: Binacipta, 1989.

Syauqi, M. Tugas Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Arga Bangun Bangsa, 2013.

Udaya, Jusuf. Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Apikasi. Jakarta: Arcan, 1995

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2004


(30)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Ruang Lingkup Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Pola Komunikasi Organisasi

Kata pola komunikasi berasal dari dua suku kata yakni pola dan komunikasi. Sebelum kita membahas tentang pola komunikasi, maka kita harus mengetahui apa itu pola dan apa itu komunikasi.

Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai bentuk (struktur) yang tetap.1 Sedangkan dalam kamus Ilmiah Popular pola dapat di artikan sebagai model, contoh, pedoman (rancangan).2

Diantara orang-orang yang berada dalam suatu organisasi akan terjadinya saling pertukaran pesan, pertukaran pesan ini melalui jalan tertentu yang dinamakan pola aliran informasi atau jaringan komunikasi. Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu lainnya dalam organisasi. Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan aliran informasi dalam jaringan komunikasi.3

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet. Ke-2, h.885

2

Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al-barthy, Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular (Surabaya: Arkola, 1994), h. 605

3

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang: UMM Press, 2008), h. 56-57


(31)

Adapun istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu Communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian komunikasi menurut Lexicographer (Fajar, 2009), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sedangkan menurut Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik oleh Marhaeni Fajar, menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.4

Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu ada yang dilakukan secara lisan, tatap muka, atau melalui media baik media massa dan media nonmassa. Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional

(intensional), mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap,


(32)

16

pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.5

Organisasi berasal dari bahasa latin organizare, yang secara harfiah berarti sistem dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Organisasi adalah bentuk kelompok karena di dalamnya ada orang-orang yang berkumpul. Organisasi didefinisikan sebagai suatu kumpulan atau system individual yang melalui suatu jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan.6 Organisasi merupakan bentuk perkumpulan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi dimaknai sebagai kesatuan yang terdiri atas bagian atau orang dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu atau kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.7

Menurut Devito (Bungin, 2007), organisasi adalah sebuah kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah anggota organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampai dengan ribuan. Organisasi juga memiliki struktur formal maupun informal. Dalam sebuah organisasi memiliki jabatan yang berbeda dan

5

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 3 6

Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 178-179

7


(33)

tanggungjawab yang berbeda pula, seperti pemimpin, staf pemimpin, dan karyawan.8

Menurut Redding dan Sanborn (Muhammad, 2011), komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari orang-orang yang sama tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengar, menulis, dan komunikasi evaluasi program.9

Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia (Human Communication) yang terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain. Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi antara pemimpin dengan pegawai atau sesama pegawai untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik melalui media maupun face to face.10

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.


(34)

18

Pesannya berupa cara kerja, produktivitas, dan pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.11

Jadi, pola komunikasi organisasi adalah bentuk yang tetap dalam menyampaikan pesan didalam suatu organisasi antara atasan dengan bawahan ataupun sebaliknya dan sesame pegawai untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik melalui media maupun face to face. Penyampaian pesannya tidak hanya dalam pekerjaan tetapi untuk saling berbagi informasi dan mempererat silaturahmi.

Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah adalah: a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja.

b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan.

c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.

d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas adalah penyampaian informasi tentang pekerjaan atau tugas yang sudah dilaksanakan, persoalan-persoalan pekerjaan atau tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran

11


(35)

perbaikan dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.12

2. Macam-macam Pola Komunikasi Organisasi

Terdapat lima pola aliran informasi yang dapat dijumpai di umumnya kelompok dan organisasi, diantaranya sebagai berikut :13

1. Pola lingkaran

Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.

2. Pola Roda

Pola roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.

3. Pola Y

Pola Y relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan pola roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Pada pola Y juga terdapat pemimpin yang jelas. Anggota ini

12


(36)

20

dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.

4. Pola Rantai

Pola rantai sama dengan pola lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat di sini. Orang yang berada diposisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.

5. Pola Semua Saluran atau Bintang

Pola semua saluran atau bintang hampir sama dengan pola lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.14

14

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 57-58


(37)

Meskipun organisasi formal sangat mengandalkan proses berurutan umum untuk menghimpun dan menyebarkan informasi, pola khusus aliran informasi berkembang dari kontak antar persona yang teratur dan cara-cara rutin pengiriman dan penerimaan pesan. Katz dan Kahn (Wayne Pace, 2006) menunjukkan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa komunikasi diantara para anggota sistem tersebut dibatasi. Sifat asal organisasi mengisyaratkan pembatasan mengenai siapa berbicara kepada siapa. Burgess mengamati bahwa karakter komunikasi yang ganjil dalam organisasi adalah bahwa “pesan mengalir menjadi sangat teratur sehingga dapat berbicara tentang jaringan atau struktur komunikasi”. Ia juga mengatakan bahwa organisasi formal mengendalikan struktur komunikasi dengan menggunakan sarana tertentu seperti penunjukan otoritas dan hubungan-hubungan kerja, penetapan kantor, dan fungsi-fungsi komunikasi khusus.15

Analisis eksperimental pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu mengenai “siapa berbicara kepada siapa” mempunyai konsekuensi besar dalam berfungsinya organisasi. Dalam komunikasi organisasi berbicara tentang informasi yang berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah - komunikasi ke bawah, informasi yang bergerak dari suatu


(38)

22

jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi - komunikasi ke atas, informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya – komunikasi horizontal, informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka mereka menempati bagian fungsional yang berbeda – komunikasi lintas saluran.16

Maka komunikasi yang efektif dan terbuka akan memudahkan penjabaran kebijakan, sekaligus juga memberikan fasilitas kelancaran kerja. Komunikasi juga menjadi sarana primer untuk mengubah tingkah laku, dengan jalan mempengaruhi dan menyakinkan para pengikut. Maka ada dua bentuk komunikasi dalam kepemimpinan organisasi, yaitu komunikasi satu arah (one way communication) dan komunikasi dua arah (two way communication). Masing-masing bentuk komunikasi memiliki kelebihan dan kelemahannya.17

Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan horizontal, yaitu:

1. Komunikasi vertikal

Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya, adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan

16

Ibid., h. 174-184 17

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008), h. 138-139


(39)

dan dari bawahan kepada pemimpin secara timbal balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya.

2. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu sedang bekerja, melainkan pada waktu istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja.18

Menurut arah aliran informasi, komunikasi dapat dibedakan menjadi lima bagian, yaitu :19

a. Komunikasi ke atas

Komunikasi ke atas adalah komunikasi dari bawahan kepada atasan. Tujuan komunikasi keatas adalah untuk memperoleh informasi, keterangan tentang kegiatan dan pelaksanaan tugas para pegawai pada tingkat rendah. Bentuk-bentuk informasi yang dapat disampaikan oleh para bawahan kepada atasan atau pimpinan adalah laporan, keluhan, pendapat dan saran.


(40)

24

Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah yang diperlukan. Komunikasi ke atas yang efektif sangat sukar dicapai, terutama dalam organisasi yang besar.20

b. Komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah mengalir dari pimpinan kepada bawahan, dari manajemen puncak ke manajemen menengah, manajemen yang lebih rendah terus mengalir kepada para pegawai bawahan atau pekerja. Setiap pimpinan dalam bidang dan tingkat apapun harus mampu mengadakan komunikasi, memberikan informasi, ide-ide kepada para bawahan, baik secara langsung maupun tidak. Komunikasi ke bawah dimaksudkan agar para bawahan mengetahui yang harus dikerjakan, bagaimana pelaksanaannya dan bagaimana metode kerjanya serta apa tujuannya.

Bentuk komunikasi ke bawah yang paling umum ialah instruksi kerja, memo resmi, pernyataan kebijaksanaan, prosedur, buku pedoman dan publikasi perusahaan. Dalam kebanyakan organisasi, komunikasi ke bawah sering tidak lengkap dan tidak akurat.21

c. Komunikasi Horisontal

20

James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 110

21


(41)

Komunikasi horisontal disebut juga komunikasi ke samping atau mendatar, yang berarti bahwa komunikasi antar pegawai yang mempunyai kedudukan setingkat atau sama. Komunikasi ini pada umumnya bersifat pemberian informasi, keterangan-keterangan antarpemimpin satuan unit organisasi yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijaksanaan pemimpin.

Mekanisme untuk menjamin adanya komunikasi horisontal biasanya tidak ada dalam desain sebuah organisasi, maka pelaksanaanya terserah kepada para manajer. Komunikasi antar rekan sejawat sering diperlukan untuk mengadakan koordinasi dan juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.22

d. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain. Komunikasi ini merupakan saluran yang paling jarang dipakai dalam organisasi, saluran ini penting dalam situasi dimana para


(42)

26

anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui saluran lainnya.23

e. Komunikasi satu arah dan dua arah

Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja, yakni pihak komunikator. Dalam pihak komunikan tidak diberi kesempatan memberikan reaksi terhadap pesan-pesan yang diterima dari komunikator. Dalam hal ini dapat memberikan kesan kepada pemimpin yang bersifat otoriter.

Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat timbal balik baik dari pihak komunikator maupun dari pihak komunikan. Dalam hal ini komunikan diberi kesempatan untuk memberikan reaksi atau tanggapan terhadap berita yang diterima dari komunikator.

Komunikasi individual lebih terbuka dan efektif dengan orang-orang di lingkungannya, serta yang mempunyai kedudukannya lebih tinggi. Pertukaran informasi secara horisontal antara organisasi yang sama kurang menimbulkan distorsi karena adanya persamaan ciri-ciri antar pertemanan yang memiliki kerangka pengalaman yang sama. Isi pesan yang dibawa oleh arus horisontal lebih berhubungan dengan tugas informasi koordinasi. Sedangkan arus informasi ke bawah dan ke atas menyediakan

23


(43)

umpan balik bagi hasil pelaksanaan organisasi. Hal ini berarti bahwa arus komunikasi vertikal membawa pesan yang memiliki potensi lebih bersifat mengancam, sedangkan arus informasi horisontal lebih bersifat informal.24

B. Media dan Iklim Komunikasi Organisasi

1. Media Komunikasi Organisasi

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, maka media yang dominan dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga. Untuk hubungan perorangan, maka media yang tepat digunakan adalah kurir (utusan), surat dan telepon. Sedangkan untuk berhubungan dengan khalayak yang jumlahnya lebih dari 15 orang, maka media yang digunakan adalah rapat, seminar dan konverensi.25

Salah satu media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan informasi adalah media massa. Media massa selalu menjadi pilihan dalam melakukan komunikasi atasan kepada bawahan, bawahan kepada atasan, atau sesama pegawai. Komunikasi yang dapat digunakan adalah komunikasi melalui lisan atau tertulis. Komunikasi melalui lisan dapat menggunakan media, seperti telepon, e-mail, grup


(44)

28

organisasi dalam media online, dan lain-lainnya. Sedangkan komunikasi melalui tertulis dapat menggunakan memo, surat, dan lain-lainnya.

Dalam kegiatan komunikasi organisasi fungsi media massa yang tampak adalah :26

a. Sumber informasi organisasi

Media massa di dalam melakukan fungsi sebagai sumber informasi selalu menyajikan, menayangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi berbagai belahan bumi.

b. Sebagai fungsi partisipasi

Fungsi partisipasi adalah unsur atau tayangan pesan-pesan komunikasi baik media elektronik maupun media cetak harus mampu menggugah masyarakat.

c. Fungsi sosialisasi dan pendidikan

Sosialisasi dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas masyarakat dalam menerima dan mempertahankan sistem nilai yang ada.

d. Fungsi mengembangkan budaya organisasi

Mengembangkan budaya organisasi, yaitu membentuk pola perilaku individu dalam organisasi.

Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, yakni :

26 Dini Novianti, “Pola Komunikasi Organisasi Di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu komunikasi dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h. 23


(45)

a. Secara verbal (dalam bentuk kata-kata lisan maupun tertulis), ataupun secara non-verbal (dalam bentuk isyarat, kode, tingkah laku, dan lain-lain)

b. Secara langsung dan tidak langsung. Berbicara secara tatap muka, berbicara melalui telepon atau menyampaikan informasi melalui surat kabar dan lainnya.27

Pesan yang mengalir secara tatap muka, melalui telepon, ditulis pada memo informal atau dalam bentuk laporan formal. Pesan dapat dikirim dan dijawab secara langsung, melalui komputer, berkomunikasi melalui konferensi jarak-jauh. Setiap anggota secara stimulant dihubungkan dengan telepon, atau dengan video konferensi jarak-jauh. Setiap anggota dapat melihat dan mendengar satu sama lain meskipun mereka berada di tempat, kantor, bangunan, atau kota lain.28

2. Iklim Komunikasi Organisasi

Taguri mendefinisikan iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karateristik tertentu dari lingkungannya. Menurut Litein dan Stringers mengatakan bahwa iklim organisasi dapat dipelajari dengan mengobservasi jumlah otonomi


(46)

30

secara individual, kebebasan yang dialami oleh individu, tingkat dan kejelasan struktur dan posisi yang dibebankan kepada pegawai, orientasi ganjaran dari organisasi dan banyaknya pemberian serta kehangatan yang diberikan kepada pegawai.29

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antarpersona, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi, iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.30

Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, dan ramah tamah dengan anggota lainnya. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan kurangnya rasa persaudaraan.31

Menurut Redding (Muhammad, 2011), terdapat lima dimensi penting dari iklim komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu:

29

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek , h. 44-45

30

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h. 147

31


(47)

1. “Supportiveness”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun keakraban dan menjaga perasaan diri.

2. Partisipasi membuat keputusan.

3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan menyimpan rahasia. 4. Keterbukaan dan keterusterangan.

5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.

Denis mengemukakan iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi didalam organisasi.32

Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangan, dan dikukuhkan secara berkesinambungan dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, serta mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.33


(48)

32

C. Hambatan – Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi

Komunikasi dalam organisasi tidak selalu berjalan dengan lancar dan mulus seperti yang kita harapkan. Seringkali dijumpai dalam suatu organisasi terjadi salah pengertian antara satu anggota dengan anggota lainnya atau antara atasan dengan bawahannya mengenai pesan yang mereka sampaikan dalam berkomunikasi. Menurut Robbins (Masmuh, 2008), ada beberapa hambatan komunikasi yaitu :34

1. Penyaringan

Hambatan ini merupakan komunikasi yang dimanipulasikan oleh si pengirim sehingga nampak lebih bersifat menyenangkan si penerima. Banyak manager melaporkan keadaan yang tidak sebenarnya atau menutup-nutupi kebenaran hanya karena ingin atasannya menjadi senang.

2. Persepsi selektif

Hambatan ini merupakan keadaan dimana penerima pesan di dalam proses komunikasi melihat dan mendengar atas dasar keperluan, motivasi, latar belakang pengalaman, dan ciri-ciri pribadi lainnya. Sehingga pesannya tidak sama dengan apa yang dilihat dan didengar oleh orang lain.

34

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek , h. 81-82


(49)

3. Perasaan

Hambatan ini merupakan bagaimana perasaan penerima pada saat dia menerima pesan komunikasi akan mempengaruhi cara dia menginterpretasikan pesan.

4. Bahasa

Kata-kata memiliki makna yang berbeda antara seseorang dengan orang lain. Umur, pendidikan, lingkungan kerja dan budaya adalah hal-hal yang secara nyata dapat mempengaruhi bahasa yang dipakai oleh seseorang.

Sementara menurut Wursanto (Masmuh, 2008), bahwa hambatan komunikasi dapat dibedakan menjadi 6 macam yaitu:35

1. Hambatan yang bersifat teknis

Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan oleh organisasi, kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadi komunikasi yang efektif, penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak memadai.

2. Hambatan perilaku

Hambatan ini dapat terjadi karena prasangka yang didasarkan kepada emosi, suasana otoriter, ketidakmauan untuk berubah, sifat yang egosentris.


(50)

34

Penggunaan bahasa oleh seorang pemimpin atau komunikator dengan tanpa menghiraukan kemampuan bawahan atau orang yang diajak berbicara akan menimbulkan salah pengertian (miscommunication).

4. Hambatan struktur

Hambatan yang disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat dan job dalam struktur organisasi. Kadang-kadang seseorang bawahan merasa takut dan malu apabila berhubungan dengan atasannya atau pemimpinnya, apalagi pemimpin yang bersangkutan seorang yang cukup berwibawa dan disegani. 5. Hambatan jarak

Hambatan seorang pemimpin yang jaraknya berjauhan dalam berkomunikasi. Karena tidak semua anggota organisasi selalu berkomunikasi langsung, setiap karyawan tidak selamanya berada di suatu tempat tertentu. Komunikasi dalam organisasi ini akan sulit jika tidak ditunjang dengan suatu peralatan komunikasi yang memadai, yang mengakibatkan keterlambatan berita yang disampaikan.

6. Hambatan latar belakang

Perbedaan latar belakang dapat menimbulkan hambatan dalam komunikasi. Hambatan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu latar belakang sosial dan latar belakang pendidikan.


(51)

Setiap organisasi atau perusahaan tidak hidup dan bekerja dalam suatu ruang hampa, maka pekerjaan akan dapat dipengaruhi oleh komunikasi (informasi) dari luar yang masuk ke dalam organisasi. Komunikasi merupakan faktor yang menentukan dalam keberhasilan suatu tujuan yang akan dicapai oleh suatu organisasi. Jika suatu komunikasi tidak berjalan dengan baik, maka pertentangan dalam organisasi dapat terjadi yang disebabkan oleh salah pengertian dalam pemberian dan penerimaan argumentasi yang diberikan atau karena kekurangan informasi.36

Saluran komunikasi antara atasan dengan bawahan sangat terbatas. Banyaknya perintah dan pesan yang mengalir dari pimpinan ke arah bawahan untuk dilaksanakan, maka dengan adanya hal tersebut menimbulkan banyaknya perbedaan interpretasi yang mudah terjadi. Selain itu biasanya pesan yang mengalir dari atasan bersifat biasa, tetapi ketika disampaikan ke bawahan pesannya berubah menjadi pesan yang mengalir bersifat keras.37

Komunikasi sukar diadakan dalam suatu organisasi besar, terutama apabila terdapat kelompok-kelompok kerja yang jarang bertemu. Hal ini disebabkan oleh faktor waktu yang sering tidak memungkinkan komunikasi antaranggota organisasi. Karena bagian-bagian organisasi

36


(52)

36

terpisah satu sama lain, maka sifat otonom atau menganggap bahwa dirinya yang terpenting terdapat pada anggota organisasi. Hal ini dapat mengakibatkan suasana dan jaminan kerja kurang, disorganisasi bahkan desintegrasi dalam organisasi.38

Hohenberg (Susanto, 1989) mengatakan bahwa hubungan komunikasi ke atas maupun ke bawah mengalami banyak kesukaran, apalagi bila dalam suatu organisasi, komunikasi diadakan oleh orang yang agresif atau kalau komunikasi hanya diadakan bila ada hal-hal yang luar biasa. Maka dari itu, komunikasi ke atas harus dirangsang melalui pendekatan HAM (Hubungan antar Manusia).39

Komunikasi ke atas penting bagi organisasi, namun sulit dikendalikan. Karena pesan yang mengalir ke atas merupakan pesan yang perlu didengar oleh hierarki yang lebih tinggi. Para pekerja sering enggan mengirim pesan yang negatif, karena khawatir dianggap sebagai trouble maker (pembuat kekacauan). Selain itu komunikasi antar sesama pegawai pun terdapat masalah yaitu bahasa yang khusus dikembangkan oleh divisi tertentu di dalam organisasi. Bahasa semacam itu seringkali sulit dipahami oleh penerima pesan.40

Hambatan yang terjadi dalam suatu organisasi dapat juga ditimbulkan karena karyawan itu sendiri yang membuat komunikasi tidak

38

Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat dan Periklanan, h. 74

39

Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat dan Periklanan, h. 86

40


(53)

lancar. Karena jika karyawan selalu berhubungan baik dengan karyawan lainnya, maka komunikasi yang terjalin sangat baik dan adanya keterbukaan antar pegawai dan tujuan yang ingin dicapai akan terwujud. Selain itu, komunikasi juga didukung oleh penyediaan media untuk menyampaikan informasi.


(54)

BAB III

GAMBARAN UMUM

PT. ARGA BANGUN BANGSA ESQ LEADERSHIP CENTER

A. Sejarah Berdirinya PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center

Bermula dari sebuah buku yang diterbitkan dan dipasarkan sendiri oleh penulisnya, ESQ kemudian bertransformasi menjadi sebuah pelatihan sumber daya manusia. ESQ Leadership Center adalah lembaga training sumber daya manusia yang bertujuan membentuk karakter melalui penggabungan 3 potensi manusia yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Selama ini, ketiga potensi tersebut terpisah dan tidak didayagunakan secara optimum untuk membangun sumber daya manusia. Akibatnya, terjadi krisis moral dan split personality yang berdampak pada turunnya kinerja. Lebih buruk lagi, mereka menjadi manusia yang kehilangan makna hidup serta jati dirinya.1

Training ESQ adalah solusi untuk menjawab permasalahan tersebut dengan menggunakan metode spiritual engineering yang komprehensif serta berkelanjutan. Melalui training ESQ, ketiga potensi manusia digabungkan dan dibangkitkan sehingga terbentuk karakter yang

1Ary Ginanjar, “Your Partner in Character Building,” artikel diakses pada 7 Jan

uari 2013 dari http://www.esqway165.com/about-us/


(55)

tangguh, kompetensi secara total dan peningkatan produktivitas sekaligus melahirkan kehidupan yang bahagia dan penuh makna.2

Sejak 16 Mei 2000, ESQ LC telah menjadi salah satu lembaga pelatihan sumber daya manusia terbesar di Indonesia. Setiap bulan terselenggara rata-rata 100 even training di dalam maupun luar negeri, dan menghasilkan alumni per bulan rata-rata 10.000-15.000 orang. Sampai dengan saat ini, telah terselenggara lebih dari 5.000 training (data per Nopember 2010) dengan total alumni lebih dari 1 juta orang (data per Nopember 2010). Untuk melaksanakan itu semua, ESQ Leadership Center saat ini didukung lebih dari 500 orang karyawan.

Sejak tahun 2006, mulai diselenggarakan training di luar negeri seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Belanda, Amerika Serikat, dan Australia. Tahun 2009, beberapa negara lainnya seperti Jepang, Dubai, Mesir pun menunggu untuk terselenggaranya training ESQ. Khusus di Malaysia, sejak bulan April 2007 secara resmi dibuka cabang ESQ di Malaysia.

Training ESQ bukan hanya ditujukan bagi kalangan dewasa namun juga bagi mahasiswa, remaja dan anak-anak, sebagai generasi penerus masa depan yang harus diselamatkan. Menyadari akan tanggung jawab sosialnya, ESQ LC bekerjasama dengan Forum Komunikasi Alumni ESQ telah melaksanakan berbagai program bagi masyarakat dan salah satu diantaranya adalah training cuma-cuma bagi 95.981 (data per Mei 2010)


(56)

40

guru di seluruh Indonesia. Tujuannya, agar para guru memiliki kecerdasan emosional dan spiritual disamping kecerdasan intelektual dan membangun ketiga kecerdasan tersebut pada para siswa. Program tersebut akan terus digulirkan hingga target minimum 1 juta orang guru tercapai pada tahun 2020.3

Pada 19 Desember 2009, ESQ kedatangan tamu dari kedutaan besar jepang yaitu Yasuhiro Sugata, sekretaris pertama seksi politik untuk kedutaan besar jepang di jakarta. Ary Ginanjar sangat senang dengan kedatangan beliau. Ary Ginanjar mengaku bahwa misi ESQ adalah membangun karakter manusia yang jujur, disiplin, tanggungjawab, dan nilai lainnya, seperti yang sudah diterapkan di Jepang. Banyak training-training yang dia sampaikan dan bercerita tentang jepang karena kedisiplinan , kejujuran, dan sebagainya. Dengan hal itu, Ary Ginanjar turut mengkampanyekan budaya luhur nilai-nilai jepang kepada masyarakat, terutama di indonesia.4

Di balik keberhasilan ESQ yang fenomenal, tentulah berdiri seorang tokoh yang inovatif dan kreatif. Tokoh pencetus ide sekaligus pendiri ESQ Leadership Center adalah Ary Ginanjar Agustian. Ary Ginanjar Agustian adalah seorang profesional yang telah berkecimpung di dunia bisnis selama lebih dari 20 tahun. Melalui buku-buku yang dipelajari, perenungan serta pengalamannya tersebut Ary Ginanjar menulis

sebuah buku yang sangat fenomenal “ESQ: Rahasia Sukses Membangun

3

M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 7-8 4


(57)

Kecerdasan Emosi & Spiritual”. Di dalam buku tersebut ia menyampaikan sebuah konsep pembangunan karakter yang disebutnya The ESQ Way165. Untuk menyampaikan konsep tersebut, Ary Ginanjar merancang metode training yang menggunakan teknologi tinggi dan multimedia modern. Ia kemudian mendirikan lembaga training pembangunan karakter yaitu ESQ Leadership Center. Sampai saat ini jumlah trainer ESQ yang mendapatkan lisensi dari Ary Ginanjar mencapai hampir 100 orang. Mereka telah mendapatkan pembinaan dan pendidikan secara sistematis melalui rangkaian training dengan sistem mentoring, computer based training (CBT), dan sebagainya.5

Keberhasilannya dalam memberikan motivasi dan semangat perubahan melalui buku serta training tersebut, membuat Ary Ginanjar terpilih sebagai salah satu The Most Powerful People and Ideas in Business 2004 oleh Majalah Swasembada. Ia juga terpilih menjadi Tokoh Perubahan 2005 oleh Koran Republika serta didaulat menjadi Pengurus Dewan Pakar ICMI periode 2005–2010. Pada Maret 2007, Ary Ginanjar juga telah berhasil memperkenalkan ESQ di Oxford, Inggris. Dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh The Oxford Academy of Total Intelligence tersebut Ary Ginanjar telah memukau sejumlah pakar Spiritual Quotient (SQ) dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, Denmark, Belanda, Nepal dan India. Penghargaan serta


(58)

42

pengakuan atas konsep The ESQ Way165 sebagai metode pembangunan karakter terus mengalir.6

Pada peringatan Sumpah Pemuda di tahun 2009, Ary Ginanjar menerima penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang bertajuk “ESQ Model sebagai Metode Pembangunan Karakter”. Kemudian pada tahun yang sama Majalah Biografi Politik juga menobatkan Ary Ginanjar sebagai Pemimpin Muda Berpengaruh 2009. Sebagai penghargaan atas kontribusi ESQ dalam pembangunan karakter di lingkungan Kepolisian RI maka di tahun 2010 Ary Ginanjar menerima pula penghargaan dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Konsep The ESQWay165 sebagai metode pem- bangunan karakter juga telah diakui secara akademis melalui penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa oleh Universitas Negeri Yogyakarta kepada Ary Ginanjar pada Desember 2007. Ary Ginanjar juga mendapat kepercayaan untuk mengajar mata kuliah

“Strategi Pendidikan Karakter” di program pascasarjana Universitas

Negeri Yogyakarta.

B. Visi Dan Misi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center

ESQ Leadership Center memiliki 5 nilai dasar, yaitu :7 1. Integrity

Menjalankan setiap tugas dengan menjunjung tinggi kejujuran, terbuka, dan penuh rasa tanggung jawab.

6

M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 8-9 7


(59)

2. Loyalty

Taat patuh kepada pimpinan, menjaga kesatuan hati dengan pimpinan serta karyawan lainnya dan memiliki kemampuan untuk melindungi misi serta nilai.

3. Customer Oriented

Mencintai pelanggan baik internal maupun eksternal, memahami harapan pelanggan serta memberi dari apa yang diharapkannya.

4. Innovative

Memiliki pandangan jauh ke depan, mampu mengeluarkan inisiatif untuk menyelesaikan masalah dan antisipasinya, dan membuat ide baru serta melakukan perbaikan terus menerus.

5. Passion To Excellence

Selalu memiliki semangat tinggi untuk mengeksekusi semua ide dan program dengan berkualitas, cepat, akurat, penuh kegigihan serta pantang menyerah.

VISI ESQ Leadership Center :

Terwujudnya Peradaban Emas dan kehidupan yang penuh arti bagi berjuta manusia di dunia.

MISI ESQ Leadership Center :

Melakukan percepatan transformasi karakter dan budaya melalui ESQ Way 165.8


(60)

44

C. Struktur Organisasi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership

Center

Susunan Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Alumni ESQ Leadership Center

Ketua Umum : Dr. (HC) Ary Ginanjar Agustian Sekretaris Jenderal : Hariyo Puguh Witjaksono Bendahara Umum : Luki Alamsyah Agustriana Bidang-Bidang Dalam Kepengurusan

1. Bidang Sarana dan Prasaran

Ketua : Djoni Rosadi

Wakil Ketua : Ivan Garda

a. Departemen Dukungan Menara 165

b. Departemen Pengembangan Jaringan Komunikasi Alumni c. Departemen Pengembangan Kesekretariatan

2. Bidang Organisasi

Ketua : Muhammad Fariza

Wakil Ketua : Tendi Naim

a. Departemen Pembinaan Nilai 165 dan 7 Budi Utama b. Departemen Pembinaan DPW & DPD FKA-ESQ c. Departemen Pembinaan Chapter FKA-ESQ d. Departemen Kaderisasi & Kepemudaan e. Departemen Pembinaan ATS


(61)

Ketua : Iesye S. Latief Wakil Ketua : R. Koenarto

a. Departemen Hubungan Instansi Pemerintah b. Departemen Hubungan Media Masa & Pers c. Departemen Hubungan Instansi Swasta & LSM d. Departemen Hubungan Lembaga Keagamaan e. Departemen Hubungan Internasional

4. Bidang Sosial Kemasyarakatan

Ketua : Lea Irawan

Wakil Ketua : Gufron Soemariyono a. Departemen UPZ-ESQ

b. Departemen Peduli Pendidikan c. Departemen Peduli Kesehatan

d. Departemen Peduli Dhuafa & Yatim Piatu e. Departemen Peduli Warga Binaan

f. Departemen Peduli Ulama & Ustadz 5. Bidang Ekonomi

Ketua : Aries Mufti

Wakil Ketua : Tri Hardiyanto a. Departemen Keuangan & Investasi

b. Departemen Perdagangan & Technopreunership c. Departemen ICT, Media & Kreatif


(62)

46

e. Departemen Pengembangan Tourisme & Tata Boga f. Departemen Pendidikan & Kesehatan

D. Tugas Dan Fungsi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center

Training ESQ adalah sebuah metode training yang khusus dengan beberapa kekhususan yang menjadi ciri khas tersendiri, seperti:

Penyampaian materi menggunakan pendekatan nilai-nilai spiritual yang berlaku umum pada semua keyakinan. Pendekatan ini sangat efektif dan telah diakui oleh sebagian besar alumni, yang sampai dengan saat ini jumlah sudah melebihi 1 juta orang, baik dari dalam negeri maupun manca negara.

Seluruh modul training menggunakan 100% modul berlisensi dan bukan merupakan hasil duplikasi pelatihan lain dalam rangka menjaga orisinalitas dan mutu pelatihan. Mengimplemetasikan metode Quantum Learning dimana peserta menggunakan seluruh indera dalam menyimak materi training, baik itu penglihatan, pendengaran maupun kinestetik. Teknik training sangat beragam mulai dari role play, games, group discussion, case study, project serta lecturing.

Dalam penyelenggaraan in house training, ESQ akan melakukan penyesuaian materi (customization) agar materi training menjawab permasalahan yang sedang terjadi dan sesuai dengan kebutuhan dari Perusahaan banyak manfaat yang diberikan oleh ESQ kepada para peserta


(63)

maupun perusahaan yang menyelenggarakan in house training ESQ, antara lain:9

1. Seluruh peserta training secara otomatis menjadi bagian dari komunitas ESQ Membership dan dapat mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh ESQ Leadership Center beserta afiliasinya di seluruh dunia.

2. Seluruh peserta training selanjutnya disebut sebagai ESQ Members, dapat mengikuti re-training, pada tingkatan yang sama, gratis selama 10 tahun di Menara 165.

3. ESQ juga memberikan program pembinaan ESQ Members kepada Perusahaan yang sudah menyelenggarakan in house training, secara gratis.

Setiap tingkat mempunyai fokus dan objektif masing-masing sehingga seluruh materi akan tuntas apabila peserta mengikutinya hingga tingkat ke-empat yaitu ESQ Total Action Training. Sebagai sebuah metode pembangunan karakter yang komprehensif dan integratif, training ESQ disampaikan secara berkelanjutan melalui beberapa tingkat. Setiap tingkat mempunyai fokus dan objektif masing-masing sehingga seluruh materi akan tuntas apabila peserta mengikutinya hingga tingkat ke-empat yaitu ESQ Total Action Training.


(64)

48

1. Character Building 1

Personal Transformation

Lebih penting lagi adalah membangun ikatan antara nilai tersebut dengan suara hati manusia yang terdalam (inner voice) sehingga setiap individu menjalankan nilai tersebut bukan karena kewajiban, dalam tataran intelektual, juga bukan karena takut pada pimpinan, dalam tataran emosional, melainkan sebagai sebuah komitmen spiritual mereka kepada Sang Pencipta.

Bagi sebuah institusi, menanamkan nilai di dalam diri setiap individu yang terlibat di dalamnya, sangatlah penting. Seperti kita ketahui, sebagus apapun sistem yang berlaku namun apabila individu sebagai pelaksana sistem berperilaku menyimpang dan melanggar nilai tersebut maka akan menimbulkan kerugian. Lebih penting lagi adalah membangun ikatan antara nilai tersebut dengan suara hati manusia yang terdalam (inner voice) sehingga setiap individu menjalankan nilai tersebut bukan karena kewajiban.

Dalam tataran intelektual, juga bukan karena takut pada pimpinan dalam tataran emosional, melainkan sebagai sebuah komitmen spiritual mereka kepada Sang Pencipta. Itulah salah satu fokus dari ESQ Basic Training yaitu menjadikan pelaksanaan nilai sebagai sebuah komitmen spiritual.11

11


(65)

Selain itu, ESQ Basic Training juga akan mengubah paradigma peserta akan arti sebuah kebahagiaan dan pekerjaan. Jika selama ini makna kebahagiaan hanya sesuatu yang bersifat materi dan emosional maka melalui training ini peserta akan diajak menemukan kebahagiaan lain yaitu spiritual happiness, sehingga hidup menjadi lebih bermakna dan bernilai (meaning & values).

2. Character Building 2

Mission & Character Building

Pentingnya sebuah penetapan misi yang terinternalisasi di dalam setiap individu sehingga mampu mendorong sebuah keberhasilan. Kemudian, setelah menetapkan Visi–Misi, harus dilakukan pembentukan karakter sumber daya manusia yang diperlukan agar Visi–Misi tersebut dapat diwujudkan.

Presiden Direktur perusahaan Coca Cola Amerika, Robert Woodruff, pada 1923-1935, memiliki misi “Kapan saja, di mana saja, minum Coca Cola”. Artinya, dimanapun Anda berada selalu minum Coca Cola. Inilah yang memberikan kekuatan dan dorongan kepada jajaran direksi, manajemen hingga ke tingkat karyawan terendah mereka untuk merambah dunia. Contoh tersebut menunjukkan pentingnya sebuah penetapan misi yang terinternalisasi di dalam setiap individu sehingga mampu mendorong sebuah keberhasilan. Kemudian, setelah menetapkan Visi – Misi, harus dilakukan pembentukan karakter sumber daya manusia


(66)

50

& Character Building menjadi solusi untuk melakukan internalisasi Visi – Misi serta pembentukan karakter yang tangguh untuk mewujudkannya.

ESQ Mission & Character Building akan mengintegrasikan misi kehidupan yang seringkali terpisah: antara pribadi dengan insitusi tempat bekerja, antara dunia dengan akhirat, antara pribadi dengan pasangan dan keluarga. Selain itu, training ini juga akan membentuk karakter yang tangguh dengan cara mengubah paradigma dalam melihat sebuah masalah, bukan lagi sebagai sebuah beban melainkan kesempatan untuk menempa diri.

3. Character Building 3

Self Control & Collaboration

Kelemahan yang tidak terkontrol dapat menjadi sumber runtuhnya sebuah institusi begitu pula dengan kekuatan yang tidak sinergis. Setelah membangkitkan visi-misi dan membangun karakter, langkah selanjutnya adalah mengelola kelemahan agar potensi yang dimiliki dapat dikeluarkan serta membangun kolaborasi antar individu maupun antar bagian. Mengapa pengelolaan kelemahan dan kekuatan serta kolaborasi menjadi sangat penting? Karena kelemahan yang tidak terkontrol dapat menjadi sumber runtuhnya sebuah institusi begitu pula dengan kekuatan yang tidak sinergis.12

12


(67)

SQ Self Control & Collaboration Training akan membantu untuk mendeteksi kelemahan yang dapat mempengaruhi kinerja serta menyinergikan kekuatan setiap individu atau bagian.

4. ESQ Outbound

Kini ESQ Leadership Center menghadirkan program baru bernama ESQ Outbound yang akan menjadi partner anda dalam pembentukan karakter pribadi yang tangguh dan berkualitas dengan semangat Experience The Nature of Spiritual Journey.

ESQ Outbound menyajikan games yang menyenangkan, menantang, menginspirasi dan dimaknai secara intelektual, emosional dan spiritual. ESQ Outbound akan mengubah hidup anda menuju arah yang lebih baik dan akan membantu anda meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta membentuk karakter pribadi yang tangguh dalam lingkungan perusahaan, lembaga, organisasi, kampus, sekolah maupun keluarga.

Materi Pelatihan dalam ESQ Outbond, yaitu :13

a. Energize dan Ice Breaking

Aktifitas yang dilakukan untuk mencairkan suasana dan memecah kebekuan peserta sebelum masuk kepada Games Inti.

b. Fun, Smart and Inspirational Games

Games-games yang menarik dan menginspirasi yang memberikan kesan mendalam kepada peserta. Tak hanya sekedar games, tapi


(68)

52

ada pemaknaan games secara intelektual, emosional, dan spiritual dikaitkan dengan lingkungan keluarga ataupun perusahaan.

c. Out of Box Thinking and Problem Solving

Materi untuk memicu kreatifitas, inovasi dan memecahkan masalah secara Out of Box dalam waktu yang terbatas serta target yang ditetapkan tercapai.

d. Self Confidence and Building trust

Materi yang akan menumbuhkan rasa percaya diri dan belajar untuk bisa mempercayai orang lain.

e. Vision and Mission

Materi untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya sebuah visi dan misi dalam kehidupan serta membuat peserta berpikir jauh ke depan dan mampu menetapkan misi kehidupan, tidak hanya misi pribadi tapi juga misi bersama dalam sebuah kelompok.

f. Effective Communication

Materi untuk mebuat peserta memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.

g. Team Building and Team Work

Materi untuk membangun kebersamaan dan cohesvienes sebuah tim yang solid dan kompak serta membangun kerjasama antar team.


(69)

h. Spiritual Meaning

Setiap aktifitas yang dilakukan akan dimaknai secara spiritual sehingga peserta mendapatkan meaning dari setiap apa yang dikerjakan.

Metode Pelatihan

Pelatihan dikemas dengan variatif, mengkombinasikan games-games yang menyenangkan tapi menginspirasi dan pemaknaan secara intelektual, emosional dan spiritual. Agar menarik dan tidak membosankan maka metodenya menggunakan:

a. Fun, Inspiring, and Spiritual Games (FIS) b. Challenge Games

c. Adventure Games

5. ESQ Parenting

Mungkin tanpa disadari selama ini kita telah menghambat potensi anak. Bukankah selama ini kita seringkali kesulitan dalam memahami keinginan mereka, tidak tahu cara membantu anak mengelola emosinya, tidak mampu memotivasi dan cenderung lebih sering menyalahkan si anak? Dan Apakah kita mampu menanamkan nilai-nilai spiritual kepada anak kita?

ESQ Parenting adalah training Parenting yang mengajarkan dan menanamkan nilai nilai spiritual dan kecerdasaan emosional kepada


(70)

54

mengelola potensi anak. Training ini penting untuk diikuti agar orangtua dapat memahami kebutuhan emosi anak dan membantu mereka memenuhi tujuan spiritual kehidupannya.14

E. Kegiatan PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center

ESQ Leadership Center saat ini merupakan salah satu lembaga pelatihan kepemimpinan terbesar di Indonesia. Salah satu tolok ukurnya antara lain, bila pada 2001 ESQ Leadership Center hanya mempunyai 4 orang karyawan kini didukung lebih dari 400 orang karyawan. Jumlah peserta pelatihannya dari hanya 25 orang, saat ini setiap training diikuti oleh 500 orang, bahkan sempat mencapai sekitar 1.500 orang. Jika awalnya ESQ Leadership Center hanya fokus pada pelaksanaan training ESQ, saat ini telah dibentuk divisi-divisi baru yang bergerak di bidang penerbitan, multimedia, retail, percetakan hingga ke tour dan travel untuk menunjang kegiatan ESQ Leadership Center.

Berikut ini kegiatan-kegiatan penting yang telah dilalui oleh ESQ LC sejak berdiri di tahun 2001 :15

Tabel I

Kegiatan-kegiatan ESQ LC Sejak Tahun 2001

No Tanggal Kegiatan

1. 06-06-2001 Peluncuran buku “ESQ” di Hotel Sahid Jaya, Jakarta dan kemudian diperingati sebagai Ulang Tahun ESQ LC.

2. 23-06-2001 Ary Ginanjar pertama kali tampil di

14

M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 30 15


(71)

ANTEVE.

3. 21-09-2004 Penyelenggaraan “ESQ Leadership Forum”

serta peluncuran majalah.

4. 01-06-2005 Peletakan batu pertama GRAHA 165.

5. 25-09-2005 Temu Alumni ESQ pertama di Sasana

Budaya Ganesha, Bandung.

6. 01-10-2005

Ary Ginanjar tampil di RTM (Radio Televisyen Malaysia) Seminar “Boosting Your Marketing Capabilities With ESQ.”

7. 16-12-2005 Pendirian ESQ UPZ Baznas.

8. 31-12-2005

Ary Ginanjar dinobatkan oleh REPUBLIKA

sebagai salah satu “TokohPerubahan.”

9. 03-01-2006 Peluncuran halaman khusus “ESQWay165”

di REPUBLIKA.

10. 14 sampai 15-01-2006 Temu Alumni Nasional Pertama di Istora Senayan, Jakarta.

11. 25-02-2006 Seminar “Change Now or Lose, On

Leading Change with ESQ” bersama Ary

Ginanjar dan Rhenald Kasali, di Hotel Grand Melia, Jakarta.

12. 21 sampai 23-11-2008 Temu Alumni Nasional Ketiga dan Rakernas FKA-ESQ di Makassar.

13. 8 sampai 10-08-2008 Training Perdana di Australia.

14. 11 sampai 13-10-2008 Training Perdana di Amerika Serikat. 15. 25 sampai 26-10-2008 Seminar ESQ oleh Ary Ginanjar di Jepang.

16. 15-09-2009 Training ESQ bagi 5000 Mahasiswa UI.


(72)

56

RI.

19. 24 sampai 25-10-2009 Training Perdana SCC di Menara 165.

20. 17-11-2009 DEPKUMHAM Gandeng ESQ Tegakan

Moralitas.

21. 15-12-2010 ESQ dirikan Persaudaraan Serumpun

Indonesia –Malaysia.

22. 2009 ESQ Model di akui sebagai Metode

Pembangunan Karakter oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga, Republika Indonesia.

23. 2009 Ary Ginanjar Agustian berkesempatan

mengisi “The Asia HRD Congress” Kuala Lumpur Malaysia.

24. 31-08-2010

ESQ Menyelanggarakan Training bagi 8140 Mahasiswabaru Universitas Indonesia.

25. 2010

ESQ Berkontribusi “Program For Advanced Leadership & Management (PALM)” Madinah – Saudi Arabia.

Program Corporate Sosial Responsibilty di PT. Arga Bangun Bangsa (ESQ Leadership Center) digerakan dinamis oleh lembaga Forum Komunikasi Alumni ESQ (FKA), yaitu forum silaturahmi Alumni ESQ yang dibentuk dan didirikan oleh DEWAN PENDIRI dengan tugas memberdayakan dan mengembangkan potensi Alumni ESQ sesuai dengan garis-garis dan arah kebijakan ESQ Leadership Center.


(73)

Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ memiliki 5 bidang kegiatan, antara lain yaitu:16

1. Pengembangan Sarana dan Prasarana

Untuk memfasilitasi tersedianya sarana dan prasarana bagi kegiatan silaturahmi dan pembinaan alumni pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, maka ESQ menfasilitasi pembangunan Grha 165 dan pengembangan sarana & prasarana dimasing-masing KORWIL-KORDA-KORCAM- CHAPTER, dsb.

2. Pengembangan Organisasi

Untuk meningkatkan kualitas anggota, baik secara pribadi maupun kelembagaan dan organisasi FKA- ESQ, baik di tingkat Pusat maupun wilayah, seperti :

a. Pembentukan

KORWIL-KORDA-KORCAM-RANTING-CHAPTER

b. Pembentukan GEMA 165, FOSMA 165, SHOT 165

c. RAKERNAS

d. Temu Alumni

e. Alumni Training Support f. Forum Kajian Alumni, dll

Untuk menjalin kerjasama dan mendorong peningkatan fungsi intermediasi antara FKA-ESQ dengan lembaga-lembaga lainnya


(74)

58

sehingga mempermudah, memperlancar & memperluas akses FKA-ESQ, seperti:

a. Lembaga Pers / Media Massa b. Lembaga Ekonomi

c. Lembaga Pendidikan

d. Lembaga Sosial Kemasyarakatan e. Lembaga Budaya, dsb

Untuk mengembangkan jiwa dan semangat berbagi di kalangan Alumni maupun antara Alumni ESQ dengan masyarakat di sekitarnya, dengan cara menyalurkan sumber daya yang dimiliki oleh FKA-ESQ melalui kegiatan sosial dan kemasyarakatan, seperti:

a. ESQ Peduli Pendidikan b. ESQ Program Kesehatan c. ESQ Peduli Dhuafa d. ESQ Peduli Anak Yatim

e. Unit Pengumpul Zakat ESQ, dsb

Untuk memfasilitasi peningkatan kapasitas usaha Alumni ESQ pada khususnya serta perbaikan kondisi ekonomi masyarakat di sekitarnya, dengan cara menyalurkan Alumni melalui kegiatan ekonomi, seperti Lentera 165, Koperasi 165, dsb.


(1)

79

Novianti, Dini. “Pola Komunikasi Organisasi Di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu komunikasi dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.

Pace, R. W, &Don F. F. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Rosdakarya, 2006.

Partanto, Puis A, & M. Dahlan Al-barthy. Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular. Surabaya: Arkola, 1994.

Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Sarjan. Aku Bangga Menjadi Warga Negara. Solo: Platinum, 2012.

Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.

Suprapto, Tommy. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: CAPS. 2011.

Susanto, Astrid S. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat dan Periklanan. Bandung: Binacipta, 1989.

Syauqi, M. Tugas Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Arga Bangun Bangsa, 2013.

Udaya, Jusuf. Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Apikasi. Jakarta: Arcan, 1995

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2004


(2)

(3)

A. Struktur Organisasi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center


(4)

(5)

Directorate Operations


(6)