Kajian Pustaka LANDASAN TEORI

commit to user 5 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Menggambar Sketsa a. Pengertian Menggambar Menurut Harry Sulastianto 2006 : 64 “Menggambar adalah salah satu kegiatan Seni Rupa yang paling dikenal”. Oleh karena itu banyak orang tidak asing dengan kata menggambar. Selain itu menggambar merupakan unsur seni rupa yang paling mendasar serta merupakan bahasa yang paling universal. Menggambar juga bagian dari seni rupa yang sudah ada bahkan sebelum manusia menemukan tulisan Veri Apriyatno, 2001. Oleh sebab itu menggambar tidak dapat dilepaskan dari pendidikan seni terutama pendidikan seni rupa. Di dalam pengertian yang lain Andrian Hill 2000 berpendapat bahwa dalam menggambar, penggambar harus bisa menggambarkan hasil gambarnya sampai menyerupai sesuatu yang dibuat dengan garis hitam dan putih. Mengacu pada pendapat tersebut penyajian kemiripan dengan obyek gambarnya adalah hal yang penting. Pendapat tersebut diperkuat oleh Francis D.K. Ching 2002 yang berpendapat bahwa menggambar adalah sarana ekspresi yang sangat penting atau vital, dan merupakan suatu reaksi alami terhadap apa yang kita lihat dan kita visualisasikan melalui suatu guratan-guratan yang di guratkan di atas sebuah permukaan. Guratan guratan yang diguratkan di atas sebuah permukaan tersebut harus menyajikan suatu kemiripan dengan sesuatu. Sesuatu dalam hal ini adalah obyek yang digambar yakni wajah manusia. Jadi siswa harus menyajikan kemiripan antara gambar dan obyek yang digambarnya. Untuk menghasilkan kemiripan dalam menggambar obyek yang digambarnya seorang penggambar harus mempunyai kemampuan yang bagus untuk melihat obyek yang digambarnya. Karena menggambar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas melihat. commit to user 6 Dengan meningkatnya aktivitas melihat obyek yang digambar secara langsung, maka kemampuan menggambar siswa akan semakin meningkat. Karena dengan melihat langsung obyek yang digambar, siswa akan mudah untuk meniru obyek yang digambarnya sehingga siswa akan dapat menyajikan suatu kemiripan. Pengertian menggambar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata gambar yang berarti tiruan barang orang, binatang, tumbuhan, dsb yang dibuat dengan coretan pada kertas. Selain itu menggambar dengan melihat obyek gambarnya langsung sangat dianjurkan karena dapat membiasakan mata untuk menggambar obyek yang digambar Heryanto dalam http: khanzaku .wordpress.com 20100227belajar-menggambar-cara-menggambar-wajah. Berdasarkan pendapat yang telah diutarakan di atas menggambar adalah sesuatu yang sangat mendasar dalam seni rupa yang menyajikan suatu kemiripan dalam kertas melalui suatu guratan-guratan, dan melihat obyek secara langsung menjadi bagian yang sangat penting terhadap hasil menggambar. b. Pengertian Sketsa 1 Pengertian Sketsa Menurut Henri Nurcahyo sketsa adalah suatu gambar rancangan yang akan diwujudkan menjadi karya akhir, baik berupa lukisan atau karya tiga dimensi Henri Nurcahyo dalam http:henrinurcahyo.wordpress.com20090831lukisan- sketsa-setelah-lim-keng-tiada. Menurut Dedi Nurhadiat 2004 sketsa merupakan suatu coretan-coretan kasar yang dimunculkan dalam goresan yang diulang-ulang pada sebuah permukaan. Lebih lanjut pengertian sketsa secara etimologi adalah berasal dari kata etch yang berarti goresan yang selalu terkenang-kenang. Sketsa dibuat pada permukaan kertas atau kanvas atau benda lainnya dengan unsur garis sebagai elemen gambarnya. Unsur garis menjadi hal yang penting dalam sketsa karena garis menjadi suatu karakter dalam sketsa. Hal ini dikarenakan karena di dalam sketsa garis dibuat spontan, mengalir lancar, efektif, dan efisien serta mendiskripsikan obyek secara garis besar Agus Priyatno dalam http:ismanadi blogspot.com 201001ekspresi-hitam-dan-putihlukisan apa.html. commit to user 7 2 Fungsi sketsa Menurut Edy Tri Sulistyo dalam bukunya “ Sketching Drawing “ 2005 : 4 ada tiga kategori : - Gambar sebagai karya catatan, di sebut juga sketsa : Gambar demikian kehadirannya di karenakan penciptaannya ingin merekam kejadian atau obyek-obyek yang di lihatnya sebagai momen yang menarik. - Gambar sebagai karya lengkap atau karya jadi : Gambar tipe ini kehadiranya merupakan tujuan pribadi penciptanya, bukan tujuan lain di luar gambar itu sendiri. - Gambar sebagai karya studi : Gambar jenis ini lebih merupakan eksplorasi masalah teknis atau bentuk. Sketsa dibuat dengan di awali dari memilih titik fokus atau pusat perhatian. Titik fokus atau pusat perhatian tersebut dapat ditekankan dengan memperkuat, dan mendramatiskan kontras Jackie Simmonds, 2006 : 27 . Dalam pengertian tersebut sketsa sangat baik bila di awali dengan memilih titik fokus atau pusat perhatian. Dalam memilih titik fokus siswa harus melihat obyek yang digambar. Karena melihat obyeknya langsung adalah cara yang terbaik dalam membuat sketsa. Hal ini karena di dalam menggambar sketsa dibutuhkan kemampuan melihat yang baik dan cermat Riyanto dalam http:ksupointer.com2010seni- menggambar-sketsa-wajah. Oleh karena itu di dalam membuat sketsa siswa harus meluangkan waktu untuk melihat obyek yang digambarnya secara langsung. Karena dengan melihat obyek yang digambarnya secara langsung siswa dapat memperdalam dan mempertajam pengamatannya. Selain itu dengan melihat obyek yang digambarnya secara langsung, pembuat sketsa dapat menafsirkan secara benar obyek yang di sketsa untuk dapat disajikan dalam suatu karya sketsa. Menurut Thomas C.Wang 2002 di dalam menggambar sketsa ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yakni: 1 tahap melihat obyek yang di sketsa; 2 tahap mengidentifikasi; 3 tahap mengucilkan obyek, 4 tahap menyederhanakan obyek; 5 menerjemahkan obyek. Di dalam tahapan membuat commit to user 8 sketsa tersebut melihat obyek yang digambarnya secara langsung merupakan tahapan yang pertama dan terpenting karena dengan melihat siswa baru dapat mengidentifikasi, mengucilkan gambar, dan menyederhanakannya serta menerjemahkan obyek menjadi sebuah karya sketsa. Hal ini sangat penting karena tujuan dari sketsa adalah menafsirkan secara grafis suatu gambar dengan benar. Walaupun cara penyajiannya tiap individu berbeda akan tetapi sketsa harus mempunyai tingkat realisme yang tinggi, karena di dalam karya sketsa obyek yang digambarnya harus bisa dikenali orang lain. Adapun pengertian dari aspek – aspek tersebut dapat di jelaskan lebih lanjut, sebagai berikut : a. Proporsi : Proporsi yaitu perbandingan antara benda satu dengan yang lain Hanung Rosifah, 2007 : 5. Menurut Soepratno 1985 : 100 proporsi merupakan suatu ukuran perbandingan antara bagian-bagian yang satu dengan yang lain pada benda tersebut. Jadi perbandingan ukuran antara mata dengan bagian yang lain, hidung dengan bagian yang lain, mulut dengan bagian yang lain, telinga dengan bagian yang lain, dll. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini : Gambar1. Proporsi Wajah Manusia 1 Sumber: Atep Heryanto commit to user 9 Secara proporsi wajah dibagi menjadi 2 bagian sama ukurannya, bagian – bagian wajah terdiri dari dahi yang ukurannya 13 dari muka, mata yang ukurannya 13 dari muka, hidung ukurannya 13 dari muka, mulut ukurannya 13 dari ukuran ujung hidung kedagu, telinga ukurannya 14 dari muka. Menurut Abdulhadi tt : 48 proporsi wajah manusia terbagi menjadi beberapa bagian, seperti yang terlihat di bawah ini: Gambar 2. Proporsi wajah manusia 2 Sumber. Pendidikan Seni Rupa “Menggambar” Drs. Abdulhadi Dari gambar 2 tersebut dapat dijelaskan secara singkat bahwa 1 mata manusia dibagi menjadi 13 panjang ukuran sama besar, dan lebar dibagi menjadi 12 commit to user 10 sama besar; 2 mulut dibagi menjadi 13 panjang ukuran sama besar, dan lebar 12 ukuran sama besar; 3 telinga terbagi menjadi 14 ukuran wajah. b. Teknik menggambar sketsa Teknik menggambar sketsa meliputi : 1 Komposisi : - Kesatuan : Diperlukan pengaturan obyek utama dan obyek penunjang. Obyek utama harus menempati bagian terbesar dari sketsa tersebut, sehingga tempat sebagai bagian terpenting dan memerlukan perhatian khusus. - Tekanan : Pemberian rendering yang cermat dan kontras yang baik dengan memperhatikan arah sinar merupakan cara tepat untuk menghasilkan tekanan. - Keseimbangan : Pengaturan obyek utama gambar dan penunjangnya dengan memberikan penekanan yang sesuai http: agung dwie .blog .undip .ac.id201003 2 Rendering : Menurut Tytton Sishertanto httptytton.Wordpress.com Rendering adalah proses akhir dari keseluruhan proses menggambar dengan model.Teknik rendering merupakan teknik yang dapat di katakan sempurna dengan aslinya, di mana obyek atau benda yang di gambarnya sangat sesuai dengan obyek aslinya. Dalam rendering akan muncul dua karakter pencahayaan dan bahan atau tekstur obyek. Semua teknik rendering memunculkan pencahayaan dan pengaruhnya pada keadaan pada gambar. Setiap goresan yang di bentuk oleh bolpoinpena merupakan hasil pertemuan antara cahaya dan sebuah obyek. Pada saat membuat renderingpemekatantekstur gambar, genggaman bolpoinpena lebih jauh ke atas, dengan posisi ujung telunjuk dari ibu jari berjauhan .Sehingga tangan lebih bebas bergerak dari ujung bolpoin lebih banyak mengenai kertas karena kemiringan bolpoinpena. Ayunkan telunjuk dan ibu jari ke atas dan kebawah untuk membuat garis dengan jangkauan yang panjang, genggaman bolpoin dengan menggunakan telunjuk dan ibu jari yang commit to user 11 berdekatan. Bergeraklah dengan menggunakan poros bahan, untuk meminimalkan bergeraknya jari dan telapak tangan. Pada saat kita menggambar garis yang lebih detail, genggaman bolpoinpena mirip pada saat kita menulis. Bolpoinpena di pegang lebih kebawah telunjuk dan ibu jari berdekatan, untuk menghasilkan garis yang pendek-pendek. 3 Garis spontan : Menurut Edy Tri Sulistyo dalam bukunya “ Sketching Drawing “ 2005 : 5 , Garis adalah rentetan rangkaian titik yang mempunyai dimensi memanjang dan punya arah tertentu. Berdasarkan arahnya, garis mempunyai sifat dasar yaitu garis lurus dan garis lengkung. c. Ekspresi Mimik Wajah : Menurut Very Apriyatno dalam bukunya “ Cara mudah menggambar dengan pensil “ 2004 : 71 , Ekspresi wajah adalah pancaran dari emosi. Memahami ekspresi mimik muka sangat penting dalam menggambar manusia. Dalam penggambaranya, kita harus memahami posisi alis, mata, hidung, mulut, pipi dan kening. Oleh sebab itu pembuat sketsa atau sketser yang baik adalah sketser yang mampu melihat obyek sketsanya dengan jeli Tonggo Simangunsong dalam http:tonggo Wordpress.com20070813-sketsa-kesederhanaan-sang-maestro- ipema’aro ef. Sketsa ada beberapa jenis dikutip dari http:www.kebun- angan.com , yakni: 1. Quick Skecth adalah salah satu jenis sketsa yang paling kasar, paling cepat dibuat, dan karenanya paling sedikit menyita waktu, biaya dan konsentrasi. 2. Detailed Sketch adalah salah satu jenis sketsa dalam penggambaran segi bentuk lebih detail dari pada quick skecth. 3. Computer Sketch adalah salah satu jenis sketsa paling mudah dicerna karena penggambarannya sangat jelas. Sedangkan pengertian wajah adalah muka dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001 : 1266. Dalam pengertian tersebut berarti wajah manusia dapat diartikan sebagai bentuk atau wujud muka manusia. Berdasarkan uraian tersebut, maka sketsa wajah manusia adalah coretan kasar yang terdiri dari unsur garis commit to user 12 yang bertujuan untuk mengabadikan bentuk atau wujud muka manusia ke dalam media kanvas atau kertas. Berdasarkan uraian yang telah diutarakan di atas melihat obyek langsung merupakan unsur yang penting dalam pembuatan sketsa. Dengan melihat siswa dapat mempertajam dan mendalami obyek yang di gambarnya, sehingga karya sketsanya menjadi baik. 2. Metode Melihat Obyek Langsung a. Pengertian Metode Melihat Obyek Langsung Kata metode berasal dari kata Yunani methodos, yang terdiri dari dua kata , yakni sambungan kata depan meta menuju, melalui, mengikuti dan sambungan kata benda hodos jalan, cara, arah. Kata methodos sendiri berarti adalah penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, yaitu cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. Melihat dari pengertiannya tersebut metode bisa dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin ilmu untuk mencapai suatu tujuan dalam http:semangatbelajar.comtagpengertian-metode Menurut Rosady Ruslan 2004 metode adalah suatu jalan cara atau upaya untuk menemukan suatu jawaban tentang suatu masalah. Dalam pengertian yang lain Wina Senjaya 2008 berpendapat bahwa metode diartikan sebagai “a way in achieving something ”. Mengacu pada pengertian tersebut metode dapat diartikan sebagai sebagai suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi dalam metode melihat obyek langsung guru menunjukan obyek yang di gambar oleh siswa, dalam hal ini wajah manusia. Dengan melihat wajah manusia secara langsung, siswa dapat mempunyai gambaran secara langsung tentang proporsi wajah mansuia secara benar. Dan mampu untuk menggunakan bahan, dan alat gambar yang berbeda-beda dalam mengaambar sketsa, karena langsung merasakan keberadaan obyek gambarnya. commit to user 13 Selain itu dengan metode melihat obyek langsung siswa akan semakin memahami obyek yang di gambarnya, karena dengan metode melihat obyek langsung gambar obyeknya akan cepat ditangkap oleh siswa. Dengan metode melihat obyek langsung siswa tidak akan tertipu akan pikirannya atau imajinasinya, sehingga di dalam menggambar sketsa wajah manusia siswa akan dapat menggambar sketsa wajah manusia dengan baik. Hal ini karena siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia dengan obyek langsung yang berada di depannya, bukan yang dipikirannya. Lebih lanjut dengan metode ini mereka akan dapat melihat obyek gambarnya dan langsung meniru obyeknya, karena menggambar merupakan aktivitas melihat dan meniru. Robins dalam http:putra- manut.blogspot.com201007ptk-seni-budaya-penggunaan-metode-drill.html . Dengan penerapan metode melihat obyek langsung ini, siswa kelas I Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsanya. Karena dalam proses menggambar dengan cara melihat obyeknya secara langsung mempunyai banyak keuntungan bagi siswa dan siswi serta mempunyai dampak yang positif dalam http: jauhariefendy. mul tiply .com jo urnalitem11 yang meliputi : 1. Memotivasi anak untuk mengkolaborasi hasil karyanya dengan pertanyaan terbuka yang membawa idenya dengan pengalaman yang dimiliki 2. Memberi masukan tentang hasil karyanya, memberi keuntungan pada anak menjadi percaya diri. 3. Melatih motorik halus, otak kanan dan otak kiri anak. Dari penjelasan tersebut metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa, dan meningkatkan pengamatan. Selain itu menurut Veri Apriyatno 2004, menjelaskan bahwa metode yang paling efektif dalam menggambar anatomi adalah dengan melihat secara langsung obyeknya. Lebih lanjut dengan metode melihat obyek langsung ini dapat memungkinkan siswa dalam meningkatkan pengamatan terhadap obyek gambar, dan memungkinkan siswa dapat melihat langsung bentuk proporsi wajah manusia, Selain itu kepercayaan diri menggunakan bahan dan alat apapun yang digunakan untuk menggambar sketsa wajah manusia tidak akan memberikan masalah lagi bagi siswa. Hal ini karena dengan metode melihat obyek langsung siswa dapat commit to user 14 merasakan keberadaan benda-benda atau obyek-obyek tersebut, sehingga siswa mudah dalam menangkap karakter dari suatu obyek . Berdasarkan uraian di atas metode melihat obyek langsung di harapkan mampu meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia sesuai aspek-aspek menggambar sketsa. Metode melihat obyek langsung memungkinkan siswa mengalami proses melihat secara detail dan terus menerus melihat obyek gambar. 3. Penilaian a. Pengertian antara skor dan nilai Menurut Anas Sudijono dalam bukunya Pengantar Evaluasi Pendidikan 1996 : 309-318 bahwa teknik pengolahan dan pengubahan konversi skor hasil tes hasil belajar menjadi nilai standar, perlu di jelaskan terlebih dahulu tentang perbedaan antara skor dan nilai. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan bahwa kadang-kadang orang mengganggap bahwa skor itu mempunyai pengertian yang sama dengan nilai, padahal pengertian seperti itu belum tentu benar. Skor adalah hasil pekerjaan menyekor memberikan angka yang di peroleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang oleh test telah di jawab dengan benar, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya. Adapun yang di maksud dengan nilai adalah : angka bisa juga huruf yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah di jadikan dengan skor-skor lainya, serta di sesuaikan pengaturanya dengan standar tertentu. Nilai pada dasarnya adalah angka atau huruf yang melambangkan, seberapa jauh atau seberapa besar kemampuan ynag telah di tunjukan oleh tes terhadap materi atau bahan yang di teskan, sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah di tentukan.Artinya : makin banyak jumlah kriteria yang dapat di gambarkan dengan betul maka penghargaan yang di berikan oleh guru kepada murid semakin tinggi.Sebaliknya jika jumlah kriteria gambar dapat di gambar dengan betul itu hanya sedikit, maka penghargaan yang di berikan guru kepada murid juga kecil. commit to user 15 b. Pengolahan dan pengubahan skor hasil belajar menjadi nilai standar standar skor . Ada dua hal penting yang perlu di pahami terlebih dahulu dalam pengolahan dan pengubahan skor menjadi skor standar atau nilai , yaitu : 1. Bahwa dalam pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu: a. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dilakukan dengan mengacu atau mendasarkan diri pada kriterium. Cara pertama ini sering dikenal dengan istilah criterion referenced evaluation, yang dalam dunia pendidikan di tanah air kita sering dikenal dengan istilah penilaian ber-Acuan Patokan disingkat PAP. b. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dengan mengacu atau mendasarkan diri pada norma atau atau kelompok . Cara kedua ini sering dikenal dengan istilah Penilaian ber Acuan Norma disingkat PAN, atau Penilaian ber Acuan Kelompok disingkat PAK. 2. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dapat menggunakan berbagai macam skala, seperti: skala lima. Rumus: Nilai = Skor x 100 Skor Maksimum 8 B. Kerangka Pikir Keberhasilan menggambar sketsa wajah manusia yang dilakukan siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta di tentukan oleh kemampuan siswa tersebut menerapkan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi dalam menggambar sketsa wajah manusia yang telah di ajarkan, di samping itu perlu di lakukan latihan secara intensif dengan bimbingan dari para guru. Berdasarkan observasi serta wawancara dengan bapak ibu guru , ditemukan bahwa pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta dalam menggambar sketsa wajah manusia rata-rata tergolong commit to user 16 lemah, dalam penerapan aspek proporsi, teknik menggambar serta ekspresi . Serta ditambah alokasi waktu pembelajaran menggambar sketsa hanya 2 jam. Sehingga siswa selama ini untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menggambar sketsa wajah manusia kurang maksimal. Kemampuan menggambar sketsa wajah manusia yang di lakukan siswa tersebut dapat di tingkatkan dengan melaksanakan metode melihat obyek langsung. Di dalam metode tersebut melalui tahapan pretes di lanjutkan dengan tindakan siklus I dan siklus II yang berisi perencanaan, pelaksanaan, kegiatan observasi, analisis dan refleksi. Maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat di gambarkan sebagai berikut : Gambar 3. Alur Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan