PENERAPAN METODE MELIHAT OBYEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSA WAJAH MANUSIA PADA SISWA KELAS 1 SENI RUPA SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

(1)

commit to user

PENERAPAN METODE MELIHAT OBYEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSA WAJAH

MANUSIA PADA SISWA KELAS 1 SENI RUPA SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Disusun oleh: Yudi Nugroho

K 3205029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user

i

PENERAPAN METODE MELIHAT OBYEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSA WAJAH

MANUSIA PADA SISWA KELAS 1 SENI RUPA SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

oleh: Yudi Nugroho

K 3205029

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Seni Rupa

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(3)

commit to user


(4)

commit to user


(5)

commit to user

iv

ABSTRAK

Yudi Nugroho. PENERAPAN METODE MELIHAT OBYEK LANGSUNG

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSA WAJAH MANUSIA PADA SISWA KELAS 1 SENI RUPA SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010,Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan

menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat memberi masukan tentang menggambar sketsa wajah manusia, yang sesuai dengan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia Bagi Guru, dapat memberikan masukan untuk menerapkan metode melihat obyek langsung dalam menggambar sketsa wajah manusia upaya meningkatkan kemampuang menggambar sketsa wajah manusia.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian ini adalah siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 20 siswa dan Bapak Agus Sasmito , Ibu Hanung Rosifa serta Bapak Anang Syahroni selaku guru seni di SMK N 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 sebagai kolaborator dengan peneliti.Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai November dengan pretes dan 2 kali siklus, tiap siklus mencakup empat tindakan yaitu, perencanaan, pelaksanaan , observasi analisis refleksi.Teknik pengunpulan data yang di gunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah observasi, wawancara, test, dokumentasi dan kajian dokumen. Peneltian ini menggunakan analisis data deskriptif komparatif dan analisis kritis yaitu berkaitan dengan kegiatan dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Pencapaian peningkatan berdasarkan indikator ketercapaian yaitu : Dalam Pretes yang masuk kategori baik sekali sebesar 0%, siklus I meningkat menjadi 5%, pada siklus II meningkat menjadi 20%. Pada Pretes yang masuk kategori baik sebesar 0%, pada siklus I meningkat menjadi 10 %, pada siklus II meningkat menjadi 50 %.Pada pretes yang masuk kategori cukup sebesar 5%, pada siklus I meningkat menjadi 40%, pada siklus II turun menjadi 20%.Pada pretes yang masuk kategori kurang sebesr 15 %, pada siklus Inaik menjadi 35 %, pada siklus II turun menjadi 10 %. Pada pretes kategori yang masuk kurang sekali sebesar 80%, pada siklus I turun menjadi 10 %, pada siklus II trun menjadi 0%.


(6)

commit to user

v

ABSTRACT

Yudi Nugroho. THE IMPLEMENTATION OF DIRECT OBSERVATION

METHOD TO IMPROVE HUMAN FACIAL SKETCH DRAWING ON 1ST GRADE STUDENTS MAJORING IN FINE ARTS, STATE VOCATIONAL SCHOOL OF SMK NEGERI 9 SURAKARTA YEAR OF 2009/2010. A Minithesis. Surakarta: Pedagogic and Educational Science Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta, 2010.

The objective of this research is to improve the ability to draw human face sketch on 1st Grade Students Majoring in Fine Arts, State Vocational School of SMK Negeri 9 Surakarta year of 2009/2010. For the students, the result of this research can provide inputs about how to draw human facial sketch according to proportion aspect, sketch drawing technique and human facial expression. For teachers, it can provide inputs to impement direct observational method in drawing human facial sketch in efforts to improve competence in drawing human facial sketch.

This research is a class action research with the subject the 1st Grade Students of State Vocational School of SMK Negeri 9 Surakarta year of 2009/2010 amount of 20 students and Mr. Agus Sasmito, Mrs. Hanung Rosifa and Mr. Anang Syahroni as the fine arts subject teacher in SMK N 9 Surakarta year of 2009/2010 as the collaborator of the researcher. This action class research held in March to November using pretest and 2 times cycle from which each cycle covers four actions, they are planning, implementation, observation, analysis and reflection. Data collection method used in this Class Action Research is observation, interview, test, documentation and documentary analysis. This research uses comparative descriptive data analysis and critical analysi that related with the activities in learning process.

Based on the results of this research, there can be concluded that the

implementation of direct observation method can improve the students’

competence in drawing human facial sketch on 1st grade students majoring in Fine Arts in SMK Negeri 9 Surakarta year of 2009/2010. The improvement achievements on the base of achievability indicator are: In pretest those who included in very good category is of 0%, in cycle I improving to be 5%, and in cycle II improving to be20%; In pretest, those who included in good category is of 0%, in cycle I improving to be 10% and in cycle II improvingto be 50%; In pretest, those who included in sufficient category is of 5%, in cycle I improving to be 40% and in cycle II decreasig to be 20%. In pretest, those who included in less sufficient category is of 15%, in cycle I improving tobe 35% and in cycle II decreasing to be 10%. In pretest, those who included in insufficient category is of 80%, in cycle I decreasing to be 10% and in cycle II decreasing to be 0%.


(7)

commit to user

vi

MOTTO

Kalau kita sudah mengikhlaskan diri untuk beriman, percayalah tidak ada yang mampu mencegah kekuasaan Tuhan untuk memuliakan kita bila Tuhan sudah

berkehendak


(8)

commit to user

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini untuk:

- Ayahku ( almarhum) dan Ibuku tercinta yang aku hormati, tanpa Bapak dan Ibu aku tidak akan bisa seperti ini.

- Kakak-kakakku tercinta yang aku hormati

- Keponakanku (Nadia, Brigita, dan Evan) yang aku cintai

- Teman–teman dan Almamater Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta


(9)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan petunjuk, kemudahan serta rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, Penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.

2. Drs. Suparno, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta.

3. Drs. Tjahjo Prabowo, M.Sn, selaku Ketua Program Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta.

4. Drs. Yant Mujianto, M.Pd. selaku koordinator skripsi program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta.

5. Drs. H. Edy Tri Sulistyo, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi I, yang selalu memberi bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan 6. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd., selaku pembimbing skripsi II yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi sehingga dapat memperlancar penulisan skripsi ini.

7. Drs. Tatuk Heryanto, MM, selaku Kepala sekolah SMK N 9 Surakarta 8. Drs. Agus Sasmito, Anang Sya’roni, S.Pd dan Hanung Rosifah, S.Sn, selaku

Guru mata pelajaran menggambar sketsa di SMK N 9 Surakarta.

9. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat tersusun.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Amin.

Surakarta, Desember 2010 Penulis


(10)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL………

HALAMAN PERSETUJUAN………..………...

HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK ... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI ………

DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN………....

A. Latar Belakang Masalah……….

B. Rumusan Masalah………..

C. Tujuan Penelitian dan Indikator Penelitian ………

D. Manfaat Penelitian………. BAB II LANDASAN TEORI...

A. Kajian Pustaka...………

1. Menggambar Sketsa………...

a. Pengertian Menggambar………

b. Pengertian Sketsa………...

2. Metode Melihat Obyek Langsung……....…………...

Pengertian Metode Obyek Langsung……... 3. Penilaian………...

a. Pengertian Skor Dan Nilai……….

b. Pengolahan Dan Pengubahan Skor Hasil Belajar

Menjadi Nilai Standar………

B. Kerangka Pikir……….……...

C. Hipotesis Tindakan……….……..

i ii iii iv vi vii viii ix xi xii xiv 1 1 3 3 4 5 5 5 5 6 12 12 14 14 15 15 16


(11)

commit to user

x

BAB III METODEPENELITIAN………...

A. Tempat dan WaktuPenelitian……….

1. TempatPenelitian ……….………

2. Waktu Penelitian……….………

B. Subjek Penelitian ... C. Sumber Data……….…...

D. Teknik Pengumpulan Data….……….…...

E. Teknik Analisis Data….………... F. Prosedur Penelitian….………...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………

A. Deskripsi Lokasi Penelitian………. B. Melakukan Pretes ……… C. Deskripsi Tiap Siklus………. ………

1. Siklus 1……….. 2. Siklus 2………. D. Pembahasan Hasil Penelitian ………..

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ………

A. Simpulan ……….. B. Implikasi ……… C. Saran.………. DAFTAR PUSTAKA………... LAMPIRAN ... 17 17 17 17 17 17 18 19 20 27 27 29 34 34 43 52 58 58 59 60 62 65


(12)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 : Hasil Observasi dan Penilaian Pretes………..

Tabel 2 : Prosentase Penilaian Pretes ... Tabel 3 : Hasil Observasi Penilaian Siklus 1... Tabel 4 : Prosentase Penilaian Siklus 1... Tabel 5 : Hasil Observasi dan Penilaian Siklus 2... Tabel 6 : Prosentase Penilaian Siklus 2 ... Tabel 7 : Analisis struktur Kurikulum ... Tabel 8 : Presensi Siswa Pre test... Tabel 9 : Presensi Siswa Siklus 1... Tabel 10: Presensi Siswa Siklus 2...

31 32 40 41 49 50 67 74 82 94


(13)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar

1. Proporsi Wajah Manusia 1...………... 2. Proporsi Wajah Manusia 2 ... 3. Alur Kerangka Pikir... 4. Prosedur Penelitian……….. 5.Karya PretesLutvand………

6. Grafik Penilaian Pretes... ...………

7. Proses menggambar Sketsa Wajah Manusia Pertemuan 1 Siklus 1... 8. Proses Menggambar Sketsa Wajah Manusia Pertemuan 2Siklus 1…..

9. Karya Lutvand Siklus 1………

10. Grafik Penilaian Siklus 1...………... 11. Proses Menggambar Sketsa Siklus 2...………... 12. Peneliti Mengobservasi Siswa Siklus 2. ………….………...

13.Karya Lutvand Siklus 2 ...…………...

14.Grafik Penilaian Siklus 2... 15.Karya Lutvand (Pretes, Siklus , Siklus 2)... 16.Grafik Perbandingan Penilaian (Pretes, Siklus 1, Siklus2)...

17. Wawancara Dengan Bapak Agus Sasmito....………...

18. Wawancara Dengan Bapak Anang Sya’roni………...

19. Wawancara Dengan Ibu Hanung Rosifah ………...

20. Bapak Agus Sasmito dan Bapak Anang Sya’roni Sedang menjelaskan

menggambar sketsa wajah dan Tugas (Pretes)...

21. Siswa Mendengarkan Sebelum Pretes Dimulai………...

22.Siswa Sedang Menggambar Sketsa Wajah Manusia Dengan metode

Melihat Objek Langsung Siklus 1………...

23. Siswa Sedang Diwawanarai...………... 24.Siswa Sedang Menggambar Dengan Metode Melihat Objek Langsung

Siklus 2 ... 8 9 16 20 30 33 36 38 39 41 45 47 48 50 54 55 99 99 99 100 100 101 101 102


(14)

commit to user

xiii

25. Siswa Diwawancarai………...

26. Peneliti Sedang Konsultasi Dengan Bapak Agus Sasmito ………. 27.Karya Catur. P (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ………. 28. Karya Andri Prasetyo (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ……….. 29. Karya Dwi Safitri (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ………

30.Karya Darmono (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ………..

31. Karya Aditya Wahyu (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)………...… 32. Karya Andreas Eko Ady (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)…………..……… 33. Karya Okti (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ………..…

34. Karya Ratih Purwanti (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)………...

35. Karya Muhamad Lutvand(Pretes, Siklus 1, Siklus 2)………. 36. Karya Agus Dwi P (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)……….. 37. Karya Andrian Bagus H (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ……….

102 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113


(15)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Kurikulum……….... Lampiran 2. Analisis Struktur Kurikulum………...

Lampiran 3. Silabus ...

Lampiran 4. HasilWawancara Guru Prasiklus ………...

Lampiran 5. Presensi Siswa Pretes...………...

Lampiran 6. RPP Siklus 1...………

Lampiran 7. Presensi Siswa Siklus 1...………...

Lampiran 8. Hasil Wawancara Siswa Siklus 1………...

Lampiran 9. Hasil Wawancara Guru Siklus 1………...

Lampiran 10. RPP Siklus 2………...

Lampiran 11. Presensi Siswa Siklus 2………...

Lampiran 12. Hasil Wawancara Guru Siklus 2………... Lampiran 13. Hasil Wawancara Siswa Siklus 2………...

Lampiran 14. Foto Wawancara Guru Observasi Awal….………

Lampiran 15. Foto Pretes………….….………...

Lampiran16. Foto Siklus 1………….………...

Lampiran 17. Foto Siklus 2………...

Lampiran 18. Hasil Karya Siswa (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)... Lampiran 19 Hasil Observasi dan Penilaian Penilaian Pretes ... Lampiran 20 Hasil Observasi Penilaian Siklus 1 ... Lampiran 21 Hasil Observasi dan Penilaian Siklus 2 ... Lampiran 22. Perijinan...

65 67 69 71 74 75 82 83 86 87 94 95 96 99 100 101 102 103 114 115 116 117


(16)

commit to user

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat penting bagi manusia karena pendidikan menjadikan manusia dapat mengembangkan potensi dalam dirinya, serta pendidikan membuat manusia dapat memiliki budi pekerti yang luhur, serta moral yang baik. Menurut UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar, dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Di samping itu Redja Mudyahardjo (2001: 45-46),”Pendidikan adalah keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidupnya, karena

pendidikan adalah pengalaman belajar”. Oleh karena itu pendidikan sangatlah

penting seperti yang telah didefinisikan atau diartikan di atas.

Begitu juga dalam pendidikan seni, karena menurut pendapat Jazuli (2008) menyatakan bahwa pendidikan seni adalah upaya sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan pembimbingan, pembelajaran, dan pelatihan agar siswa memiliki kemampuan berkesenian. Dalam konteks ini salah satunya adalah Pendidikan Seni di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta yang mempunyai tujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai kejuruannya.

Salah satu kejuruan tersebut adalah kejuruan seni rupa. Di dalam kejuruan seni rupa terdapat mata pelajaran menggambar sketsa yang di berikan di kelas 1 SMK N 9 Surakarta. Pengertian menggambar sketsa itu sendiri adalah menggambar hanya dengan menggunakan garis dengan segala variasinya (Agung Suryahadi, 2008 : 284).

Berdasarkan observasi awal di dalam kelas saat siswa menggambar sketsa wajah, dan wawancara dengan Bapak Anang Sya’roni, Bapak Agus Sasmito, serta


(17)

commit to user

Ibu Hanung Rosifah selaku Guru mata pelajaran menggambar sketsa, dapat diidentifikasi bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 seni rupa lemah. Hal ini disebabkan oleh: Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menggambarkan proporsi, teknik menggambar sketsa, dan ekspresi wajah manusia.

Berdasarkan permasalahan tersebut Bapak Agus Sasmito, Bapak Anang Syaroni, dan Ibu Hanung Rosifah selaku Guru mata pelajaran menggambar sketsa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta melakukan tindakan. Tindakan tersebut adalah dengan memberikan metode drill pada siswa, yakni siswa di beri pekerjaan rumah minimal 10 lembar HVS untuk melatih kemampuan menggambar sketsa wajah manusia.

Tapi dalam kenyataannya metode drill yang di gunakan oleh Bapak dan Ibu Guru belum menunjukan hasil yang maksimal. Hal ini karena dalam metode drill siswa tidak melihat obyeknya secara langsung, sehingga siswa belum dapat dapat memaksimalkan kemampuannya dalam menggambar sketsa wajah manusia.

Maka di perlukan solusi untuk meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta, yaitu : dengan metode melihat obyek langsung. Mengapa menggunakan metode melihat obyek langsung dirasa penting, sebab siswa akan terus menerus melihat obyek ( wajah manusia ) dan berulang-ulang secara langsung sehingga mengasah motorik siswa.

Selain itu Francis D.K. Ching (2010) dengan melihat akan memberikan bahan dasar berupa persepsi pada siswa yang akhirnya akan digunakannya dalam menggambar. Hal ini akan memudahkan siswa dalam berlatih menggambar sketsa wajah manusia, sehingga dalam proporsi, teknik menggambar sketsa, dan ekspresi wajah manusia hasilnya menjadi lebih baik. Selain itu dengan metode melihat obyek langsung memberikan kesempatan siswa untuk melihat dan mengalami langsung obyek yang digambarnya (wajah manusia), dan bukan berimajinasi tentang obyek yang digambarnya (wajah manusia), maka dalam menggambar sketsa wajah manusia siswa akan lebih baik.


(18)

commit to user

Berdasarkan uraian tersebut diharapkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa dapat ditingkatkan, dan bukan hanya beberapa siswa, tetapi seluruh siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta.

Adapun fokus permasalahan penelitian ini di batasi dengan judul : Penerapan Metode Melihat Obyek Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan Menggambar Sketsa Wajah Manusia Pada Siswa Kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah di kemukakan di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimanakah penerapan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 ?”

C. Tujuan dan Indikator Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Guna memberikan arah dalam penelitian, maka perlu adanya tujuan yang hendak di capai. Tujuan dalam penelitian ini adalah:

Meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas I

Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran

2009/2010.

2. Indikator Penelitian

Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, dapat dirumuskan indikator keberhasilan peningkatan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia adalah jika siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang memperoleh nilai 80 ke atas

(kategori baik sekali di tambah kategori baik ) mencapai 70% . Dengan satuan indikator, yaitu :


(19)

commit to user

• 70% siswa mampu menerapkan teknik menggambar sketsa, dan dapat

menggambarkan wajah manusia secara proporsional serta dapat

mengambarkan ekspresi wajah manusia.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis

Untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang pendidikan, dan pengajaran agar dapat menambah pengetahuan, khususnya dalam Program Pendidikan Seni Rupa di kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta.

2) Manfaat Praktis a) Bagi Penulis:

Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis sebagai langkah awal penerapan ilmu pengetahuan yang penulis terima dari bangku kuliah yang berupa teori, terutama masalah yang berkaitan dengan pendidikan seni dalam hal ini adalah menggambar sketsa.

b) Bagi Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta

Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam pelajaran Seni Rupa sebagai metode dalam mengatasi masalah dalam pelajaran menggambar sketsa.

c) Bagi siswa kelas I Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta Penelitian ini diharapkan dapat memberi hal yang positif terhadap siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta, sehingga

dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsa dalam pelajaran

menggambar sketsa.

d) Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta

Penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi sekolah, dalam hal pendidikan Seni Rupa khususnya dalam pelajaran menggambar sketsa.


(20)

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Menggambar Sketsa a. Pengertian Menggambar

Menurut Harry Sulastianto ( 2006 : 64 ) “Menggambar adalah salah satu kegiatan Seni Rupa yang paling dikenal”. Oleh karena itu banyak orang tidak

asing dengan kata menggambar.

Selain itu menggambar merupakan unsur seni rupa yang paling mendasar serta merupakan bahasa yang paling universal. Menggambar juga bagian dari seni rupa yang sudah ada bahkan sebelum manusia menemukan tulisan (Veri Apriyatno, 2001). Oleh sebab itu menggambar tidak dapat dilepaskan dari pendidikan seni terutama pendidikan seni rupa.

Di dalam pengertian yang lain Andrian Hill (2000 ) berpendapat bahwa dalam menggambar, penggambar harus bisa menggambarkan hasil gambarnya sampai menyerupai sesuatu yang dibuat dengan garis hitam dan putih. Mengacu pada pendapat tersebut penyajian kemiripan dengan obyek gambarnya adalah hal yang penting.

Pendapat tersebut diperkuat oleh Francis D.K. Ching (2002) yang berpendapat bahwa menggambar adalah sarana ekspresi yang sangat penting atau vital, dan merupakan suatu reaksi alami terhadap apa yang kita lihat dan kita visualisasikan melalui suatu guratan-guratan yang di guratkan di atas sebuah permukaan. Guratan guratan yang diguratkan di atas sebuah permukaan tersebut harus menyajikan suatu kemiripan dengan sesuatu. Sesuatu dalam hal ini adalah obyek yang digambar yakni wajah manusia. Jadi siswa harus menyajikan kemiripan antara gambar dan obyek yang digambarnya.

Untuk menghasilkan kemiripan dalam menggambar obyek yang digambarnya seorang penggambar harus mempunyai kemampuan yang bagus untuk melihat obyek yang digambarnya. Karena menggambar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas melihat.


(21)

commit to user

Dengan meningkatnya aktivitas melihat obyek yang digambar secara langsung, maka kemampuan menggambar siswa akan semakin meningkat. Karena dengan melihat langsung obyek yang digambar, siswa akan mudah untuk meniru obyek yang digambarnya sehingga siswa akan dapat menyajikan suatu kemiripan. Pengertian menggambar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata gambar yang berarti tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat dengan coretan pada kertas. Selain itu menggambar dengan melihat obyek gambarnya langsung sangat dianjurkan karena dapat membiasakan mata untuk

menggambar obyek yang digambar (Heryanto dalam http: //khanzaku

.wordpress.com /2010/02/27/belajar-menggambar-cara-menggambar-wajah/). Berdasarkan pendapat yang telah diutarakan di atas menggambar adalah sesuatu yang sangat mendasar dalam seni rupa yang menyajikan suatu kemiripan dalam kertas melalui suatu guratan-guratan, dan melihat obyek secara langsung menjadi bagian yang sangat penting terhadap hasil menggambar.

b. Pengertian Sketsa 1) Pengertian Sketsa

Menurut Henri Nurcahyo sketsa adalah suatu gambar rancangan yang akan diwujudkan menjadi karya akhir, baik berupa lukisan atau karya tiga dimensi (Henri Nurcahyo dalam http://henrinurcahyo.wordpress.com/2009/08/31/lukisan-sketsa-setelah-lim-keng-tiada/). Menurut Dedi Nurhadiat (2004) sketsa merupakan suatu coretan-coretan kasar yang dimunculkan dalam goresan yang diulang-ulang pada sebuah permukaan.

Lebih lanjut pengertian sketsa secara etimologi adalah berasal dari kata etch yang berarti goresan yang selalu terkenang-kenang. Sketsa dibuat pada permukaan kertas atau kanvas atau benda lainnya dengan unsur garis sebagai elemen gambarnya. Unsur garis menjadi hal yang penting dalam sketsa karena garis menjadi suatu karakter dalam sketsa. Hal ini dikarenakan karena di dalam sketsa garis dibuat spontan, mengalir lancar, efektif, dan efisien serta mendiskripsikan obyek secara garis besar (Agus Priyatno dalam http://ismanadi blogspot.com /2010/01/ekspresi-hitam-dan-putihlukisan apa.html).


(22)

commit to user

2) Fungsi sketsa

Menurut Edy Tri Sulistyo dalam bukunya “ Sketching & Drawing “ (2005 : 4 )

ada tiga kategori :

- Gambar sebagai karya catatan, di sebut juga sketsa :

Gambar demikian kehadirannya di karenakan penciptaannya ingin merekam kejadian atau obyek-obyek yang di lihatnya sebagai momen yang menarik. - Gambar sebagai karya lengkap atau karya jadi :

Gambar tipe ini kehadiranya merupakan tujuan pribadi penciptanya, bukan tujuan lain di luar gambar itu sendiri.

- Gambar sebagai karya studi :

Gambar jenis ini lebih merupakan eksplorasi masalah teknis atau bentuk. Sketsa dibuat dengan di awali dari memilih titik fokus atau pusat perhatian. Titik fokus atau pusat perhatian tersebut dapat ditekankan dengan memperkuat, dan mendramatiskan kontras (Jackie Simmonds, 2006 : 27 ). Dalam pengertian tersebut sketsa sangat baik bila di awali dengan memilih titik fokus atau pusat perhatian.

Dalam memilih titik fokus siswa harus melihat obyek yang digambar. Karena melihat obyeknya langsung adalah cara yang terbaik dalam membuat sketsa. Hal ini karena di dalam menggambar sketsa dibutuhkan kemampuan melihat yang baik dan cermat (Riyanto dalam http://ksupointer.com/2010/seni-menggambar-sketsa-wajah). Oleh karena itu di dalam membuat sketsa siswa harus meluangkan waktu untuk melihat obyek yang digambarnya secara langsung. Karena dengan melihat obyek yang digambarnya secara langsung siswa dapat

memperdalam dan mempertajam pengamatannya. Selain itu dengan melihat

obyek yang digambarnya secara langsung, pembuat sketsa dapat menafsirkan secara benar obyek yang di sketsa untuk dapat disajikan dalam suatu karya sketsa.

Menurut Thomas C.Wang (2002 ) di dalam menggambar sketsa ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yakni: (1) tahap melihat obyek yang di sketsa; (2) tahap mengidentifikasi; (3) tahap mengucilkan obyek, (4) tahap menyederhanakan obyek; (5) menerjemahkan obyek. Di dalam tahapan membuat


(23)

commit to user

sketsa tersebut melihat obyek yang digambarnya secara langsung merupakan tahapan yang pertama dan terpenting karena dengan melihat siswa baru dapat mengidentifikasi, mengucilkan gambar, dan menyederhanakannya serta menerjemahkan obyek menjadi sebuah karya sketsa. Hal ini sangat penting karena tujuan dari sketsa adalah menafsirkan secara grafis suatu gambar dengan benar. Walaupun cara penyajiannya tiap individu berbeda akan tetapi sketsa harus mempunyai tingkat realisme yang tinggi, karena di dalam karya sketsa obyek yang digambarnya harus bisa dikenali orang lain.

Adapun pengertian dari aspek – aspek tersebut dapat di jelaskan lebih lanjut, sebagai berikut :

a. Proporsi :

Proporsi yaitu perbandingan antara benda satu dengan yang lain (Hanung Rosifah, 2007 : 5). Menurut Soepratno ( 1985 : 100) proporsi merupakan suatu ukuran perbandingan antara bagian-bagian yang satu dengan yang lain pada benda tersebut. Jadi perbandingan ukuran antara mata dengan bagian yang lain, hidung dengan bagian yang lain, mulut dengan bagian yang lain, telinga dengan bagian yang lain, dll. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar1. Proporsi Wajah Manusia 1 ( Sumber: Atep Heryanto)


(24)

commit to user

Secara proporsi wajah dibagi menjadi 2 bagian sama ukurannya, bagian– bagian wajah terdiri dari dahi yang ukurannya 1/3 dari muka, mata yang ukurannya 1/3 dari muka, hidung ukurannya 1/3 dari muka, mulut ukurannya 1/3 dari ukuran ujung hidung kedagu, telinga ukurannya 1/4 dari muka.

Menurut Abdulhadi ( tt : 48) proporsi wajah manusia terbagi menjadi beberapa bagian, seperti yang terlihat di bawah ini:

Gambar 2. Proporsi wajah manusia 2

(Sumber. Pendidikan Seni Rupa “Menggambar” Drs. Abdulhadi )

Dari gambar 2 tersebut dapat dijelaskan secara singkat bahwa (1) mata manusia dibagi menjadi 1/3 panjang ukuran sama besar, dan lebar dibagi menjadi 1/2


(25)

commit to user

sama besar; (2) mulut dibagi menjadi 1/3 panjang ukuran sama besar, dan lebar 1/2 ukuran sama besar; (3) telinga terbagi menjadi 1/4 ukuran wajah.

b. Teknik menggambar sketsa

Teknik menggambar sketsa meliputi : 1) Komposisi :

- Kesatuan : Diperlukan pengaturan obyek utama dan obyek penunjang. Obyek utama harus menempati bagian terbesar dari sketsa tersebut, sehingga tempat sebagai bagian terpenting dan memerlukan perhatian khusus.

- Tekanan : Pemberian rendering yang cermat dan kontras yang baik dengan memperhatikan arah sinar merupakan cara tepat untuk menghasilkan tekanan.

- Keseimbangan : Pengaturan obyek utama gambar dan penunjangnya dengan memberikan penekanan yang sesuai (http: //agung dwie .blog .undip .ac.id/2010/03/)

2) Rendering :

Menurut Tytton Sishertanto ( http/tytton.Wordpress.com ) Rendering

adalah proses akhir dari keseluruhan proses menggambar dengan

model.Teknik rendering merupakan teknik yang dapat di katakan sempurna dengan aslinya, di mana obyek atau benda yang di gambarnya sangat sesuai dengan obyek aslinya.

Dalam rendering akan muncul dua karakter pencahayaan dan bahan atau tekstur obyek. Semua teknik rendering memunculkan pencahayaan dan pengaruhnya pada keadaan pada gambar. Setiap goresan yang di bentuk oleh bolpoin/pena merupakan hasil pertemuan antara cahaya dan sebuah obyek.

Pada saat membuat rendering/pemekatan/tekstur gambar, genggaman bolpoin/pena lebih jauh ke atas, dengan posisi ujung telunjuk dari ibu jari berjauhan .Sehingga tangan lebih bebas bergerak dari ujung bolpoin lebih banyak mengenai kertas karena kemiringan bolpoin/pena. Ayunkan telunjuk dan ibu jari ke atas dan kebawah untuk membuat garis dengan jangkauan yang panjang, genggaman bolpoin dengan menggunakan telunjuk dan ibu jari yang


(26)

commit to user

berdekatan. Bergeraklah dengan menggunakan poros bahan, untuk meminimalkan bergeraknya jari dan telapak tangan. Pada saat kita menggambar garis yang lebih detail, genggaman bolpoin/pena mirip pada saat kita menulis. Bolpoin/pena di pegang lebih kebawah telunjuk dan ibu jari berdekatan, untuk menghasilkan garis yang pendek-pendek.

3) Garis spontan :

Menurut Edy Tri Sulistyo dalam bukunya “ Sketching & Drawing “

( 2005 : 5 ), Garis adalah rentetan ( rangkaian ) titik yang mempunyai dimensi memanjang dan punya arah tertentu. Berdasarkan arahnya, garis mempunyai sifat dasar yaitu garis lurus dan garis lengkung.

c. Ekspresi Mimik Wajah :

Menurut Very Apriyatno dalam bukunya “ Cara mudah menggambar dengan pensil “( 2004 : 71 ), Ekspresi wajah adalah pancaran dari emosi. Memahami ekspresi mimik muka sangat penting dalam menggambar manusia.

Dalam penggambaranya, kita harus memahami posisi alis, mata, hidung, mulut, pipi dan kening.

Oleh sebab itu pembuat sketsa atau sketser yang baik adalah sketser yang mampu melihat obyek sketsanya dengan jeli ( Tonggo Simangunsong dalam http://tonggo

Wordpress.com/2007/08/13-sketsa-kesederhanaan-sang-maestro-ipema’aro ef/). Sketsa ada beberapa jenis ( dikutip dari http://www.kebun-angan.com ), yakni:

1. Quick Skecthadalah salah satu jenis sketsa yang paling kasar, paling cepat dibuat, dan karenanya paling sedikit menyita waktu, biaya dan konsentrasi. 2. Detailed Sketch adalah salah satu jenis sketsa dalam penggambaran segi

bentuk lebih detail dari padaquick skecth.

3. Computer Sketch adalah salah satu jenis sketsa paling mudah dicerna karena penggambarannya sangat jelas.

Sedangkan pengertian wajah adalah muka (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001 : 1266). Dalam pengertian tersebut berarti wajah manusia dapat diartikan sebagai bentuk atau wujud muka manusia. Berdasarkan uraian tersebut, maka sketsa wajah manusia adalah coretan kasar yang terdiri dari unsur garis


(27)

commit to user

yang bertujuan untuk mengabadikan bentuk atau wujud muka manusia ke dalam media kanvas atau kertas.

Berdasarkan uraian yang telah diutarakan di atas melihat obyek langsung merupakan unsur yang penting dalam pembuatan sketsa. Dengan melihat siswa dapat mempertajam dan mendalami obyek yang di gambarnya, sehingga karya sketsanya menjadi baik.

2. Metode Melihat Obyek Langsung a. Pengertian Metode Melihat Obyek Langsung

Kata metode berasal dari kata Yunanimethodos, yang terdiri dari dua kata , yakni sambungan kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti) dan sambungan kata benda hodos (jalan, cara, arah). Kata methodos sendiri berarti adalah penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, yaitu cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. Melihat dari pengertiannya tersebut metode bisa dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin ilmu untuk mencapai suatu tujuan ( dalam http://semangatbelajar.com/tag/pengertian-metode/)

Menurut Rosady Ruslan (2004) metode adalah suatu jalan cara atau upaya untuk menemukan suatu jawaban tentang suatu masalah. Dalam pengertian yang

lain Wina Senjaya (2008) berpendapat bahwa metode diartikan sebagai “a way in achieving something”. Mengacu pada pengertian tersebut metode dapat diartikan

sebagai sebagai suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Jadi dalam metode melihat obyek langsung guru menunjukan obyek yang di gambar oleh siswa, dalam hal ini wajah manusia. Dengan melihat wajah manusia secara langsung, siswa dapat mempunyai gambaran secara langsung tentang proporsi wajah mansuia secara benar. Dan mampu untuk menggunakan bahan, dan alat gambar yang berbeda-beda dalam mengaambar sketsa, karena langsung merasakan keberadaan obyek gambarnya.


(28)

commit to user

Selain itu dengan metode melihat obyek langsung siswa akan semakin memahami obyek yang di gambarnya, karena dengan metode melihat obyek langsung gambar obyeknya akan cepat ditangkap oleh siswa. Dengan metode melihat obyek langsung siswa tidak akan tertipu akan pikirannya atau imajinasinya, sehingga di dalam menggambar sketsa wajah manusia siswa akan dapat menggambar sketsa wajah manusia dengan baik. Hal ini karena siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia dengan obyek langsung yang berada di depannya, bukan yang dipikirannya. Lebih lanjut dengan metode ini mereka akan dapat melihat obyek gambarnya dan langsung meniru obyeknya, karena menggambar merupakan aktivitas melihat dan meniru. (Robins dalam http://putra-manut.blogspot.com/2010/07/ptk-seni-budaya-penggunaan-metode-drill.html ).

Dengan penerapan metode melihat obyek langsung ini, siswa kelas I Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsanya. Karena dalam proses menggambar dengan cara melihat obyeknya secara langsung mempunyai banyak keuntungan bagi siswa dan siswi serta mempunyai dampak yang positif ( dalam http: //jauhariefendy. mul tiply .com /jo urnal/item/11) yang meliputi :

1). Memotivasi anak untuk mengkolaborasi hasil karyanya dengan pertanyaan terbuka yang membawa idenya dengan pengalaman yang dimiliki

2). Memberi masukan tentang hasil karyanya, memberi keuntungan pada anak menjadi percaya diri.

3). Melatih motorik halus, otak kanan dan otak kiri anak.

Dari penjelasan tersebut metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa, dan meningkatkan pengamatan. Selain itu menurut Veri Apriyatno (2004), menjelaskan bahwa metode yang paling efektif dalam menggambar anatomi adalah dengan melihat secara langsung obyeknya.

Lebih lanjut dengan metode melihat obyek langsung ini dapat memungkinkan siswa dalam meningkatkan pengamatan terhadap obyek gambar, dan memungkinkan siswa dapat melihat langsung bentuk proporsi wajah manusia, Selain itu kepercayaan diri menggunakan bahan dan alat apapun yang digunakan untuk menggambar sketsa wajah manusia tidak akan memberikan masalah lagi bagi siswa. Hal ini karena dengan metode melihat obyek langsung siswa dapat


(29)

commit to user

merasakan keberadaan benda-benda atau obyek-obyek tersebut, sehingga siswa mudah dalam menangkap karakter dari suatu obyek .

Berdasarkan uraian di atas metode melihat obyek langsung di harapkan mampu meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia sesuai aspek-aspek menggambar sketsa. Metode melihat obyek langsung memungkinkan siswa mengalami proses melihat secara detail dan terus menerus melihat obyek gambar.

3. Penilaian a. Pengertian antara skor dan nilai

Menurut Anas Sudijono dalam bukunya Pengantar Evaluasi Pendidikan

(1996 : 309-318) bahwa teknik pengolahan dan pengubahan ( konversi )skor hasil tes hasil belajar menjadi nilai standar, perlu di jelaskan terlebih dahulu tentang perbedaan antara skor dan nilai. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan bahwa kadang-kadang orang mengganggap bahwa skor itu mempunyai pengertian yang sama dengan nilai, padahal pengertian seperti itu belum tentu benar.

Skor adalah hasil pekerjaan menyekor ( memberikan angka ) yang di peroleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang oleh test telah di jawab dengan benar, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya.

Adapun yang di maksud dengan nilai adalah : angka ( bisa juga huruf ) yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah di jadikan dengan skor-skor lainya, serta di sesuaikan pengaturanya dengan standar tertentu. Nilai pada dasarnya adalah angka atau huruf yang melambangkan, seberapa jauh atau seberapa besar kemampuan ynag telah di tunjukan oleh tes terhadap materi atau bahan yang di teskan, sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah di tentukan.Artinya : makin banyak jumlah kriteria yang dapat di gambarkan dengan betul maka penghargaan yang di berikan oleh guru kepada murid semakin tinggi.Sebaliknya jika jumlah kriteria gambar dapat di gambar dengan betul itu hanya sedikit, maka penghargaan yang di berikan guru kepada murid juga kecil.


(30)

commit to user

b. Pengolahan dan pengubahan skor hasil belajar menjadi nilai standar ( standar skor ).

Ada dua hal penting yang perlu di pahami terlebih dahulu dalam pengolahan dan pengubahan skor menjadi skor standar atau nilai , yaitu :

1. Bahwa dalam pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu:

a. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dilakukan dengan mengacu atau mendasarkan diri pada kriterium. Cara pertama ini sering dikenal dengan istilah criterion referenced evaluation, yang dalam dunia pendidikan di tanah air kita sering dikenal dengan istilah penilaian ber-Acuan Patokan (disingkat PAP).

b. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dengan mengacu atau mendasarkan diri pada norma atau atau kelompok . Cara kedua ini sering dikenal dengan istilah Penilaian ber Acuan Norma (disingkat PAN), atau Penilaian ber Acuan Kelompok (disingkat PAK). 2. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dapat menggunakan

berbagai macam skala, seperti: skala lima.

Rumus:

Nilai = Skor x 100

Skor Maksimum (8)

B. Kerangka Pikir

Keberhasilan menggambar sketsa wajah manusia yang dilakukan siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta di tentukan oleh kemampuan siswa tersebut menerapkan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi dalam menggambar sketsa wajah manusia yang telah di ajarkan, di samping itu perlu di lakukan latihan secara intensif dengan bimbingan dari para guru. Berdasarkan observasi serta wawancara dengan bapak/ ibu guru , ditemukan bahwa pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta dalam menggambar sketsa wajah manusia rata-rata tergolong


(31)

commit to user

lemah, dalam penerapan aspek proporsi, teknik menggambar serta ekspresi . Serta ditambah alokasi waktu pembelajaran menggambar sketsa hanya 2 jam. Sehingga siswa selama ini untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menggambar sketsa wajah manusia kurang maksimal.

Kemampuan menggambar sketsa wajah manusia yang di lakukan siswa tersebut dapat di tingkatkan dengan melaksanakan metode melihat obyek langsung. Di dalam metode tersebut melalui tahapan pretes di lanjutkan dengan tindakan siklus I dan siklus II yang berisi perencanaan, pelaksanaan, kegiatan observasi, analisis dan refleksi. Maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat di gambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Alur Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat di rumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

“ Penerapan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia yang memenuhi aspek proporsi , teknik menggambar sketsa dan ekspresi pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 “. Masalah:

Kemampuan siswa menggambar sketsa wajah manusia lemah

Tujuan

Meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia

PTK

Penerapan metode melihat obyek langsung Pretes, siklus 1 dan

siklus 2

Hasil

Kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia meningkat


(32)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian di laksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9

Surakarta , Jl Tarumanegara, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada bulan Maret – November 2010. Pelaksanaan

penelitian di bagi menjadi tiga tahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya dapat di jelaskan sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi survei awal,identifikasi masalah dan perumusan masalah,pengajuan proposal dan perijinan penelitian. Tahap ini di lakukan pada bulan Maret-April 2010.

b. Tahap Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data. Tahap ini di laksanakan pada bulan April–Mei 2010.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan skripsi. Tahap ini di laksanakan pada bulan Juni–November 2010.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta kelas 1 Seni Rupa tahun ajaran 2009/2010.

C. Sumber Data

Data yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan siswa dalam menggambar sketsa, dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggambar sketsa di kelas.


(33)

commit to user

Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: 1. Informan atau nara sumber, yaitu guru, dan siswa kelas 1 Seni Rupa

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta.

2. Tempat,dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran menggambar sketsa, dan aktivitas lain yang bertalian

3. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, dan hasil karya menggambar sketsa wajah manusia siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi observasi, wawancara, kajian dokumen, dan tes, yang masing-masing diuraikan secara singkat berikut ini:

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui proses belajar mengajar di kelas (Suharsimi, 2006:229). Pengamatan itu antara lain: sikap siswa, pengamatan siswa terhadap obyek sketsa, anatomi obyek sketsa, kepercayaan diri siswa saat menggambar dan menggunakan alat gambar serta hasil akhir. Observasi yang dilakukan adalah dengan observasi partisipan aktif, yakni peneliti ikut serta dan bukan hanya duduk di belakang sehingga dapat melihat, mendengarkan, dan merasakan.

2. Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang informan, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Wawancara dilakukan dengan guru, dan siswa mengenai hal-hal yang terkait dengan menggambar sketsa.wajah manusia


(34)

commit to user

3. Tes

Pemberian tes diberikan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh oleh siswa setelah pemberian tindakan. Tes diberikan sebelum dilakukan perbaikan berupa siklus, dan setiap akhir siklus.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah berbagai catatan atau berbgai dokumen tertulis yang terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap suatu peristiwa yang di tulis dengan sengaja untuk menyimpan atau merumuskan keterangan mengenai poeristiwa tersebut.

5. Kajian dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap dokumen atau arsip yang ada, seperti kurikulum, dan hasil pelajaran menggambar sketsa, yakni hasil karya menggambar sketsa wajah manusia.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Sarwiji Suwandi ( 2008: 70) Teknik analisis yang di

gunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil di kumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif ( statistik deskriptif komparatif ) dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif di gunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir tiap siklus . Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kinerja siswa dan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan dari kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan atau setelah pengumpulan data.


(35)

commit to user

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini adalah prosedur penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menggambar sketsa kelas 1 Seni Rupa. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus (gambar rancangan siklus menurut Suharsimi Arikunto dkk (2006:16)):

Keterangan:

A. Pretes : Tes awal kemampuan siswa sebelum di beri teori proporsi dan ketepatanbentuk.

B. Siklus I : terdiri dari :

1. Perencanaan: Merumuskan tujuan, membuat instrument dan kelengkapan penelitian.

2. Pelaksanaan: melaksanakan tindakan berdasarkan skenario yang telah direncanakan pada tahap perencanaan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan SIKLUS 1

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS 2

Pengamatan Refleksi

?

Gambar 4. Prosedur Penelitian PRETES


(36)

commit to user

3. Pengamatan: Melihat proses pembuatan gambar yang di lakukan siswa, serta melihat pelaksanaan metode melihat obyek langsung yang di terapkan.

4. Refleksi: kegiatan untuk menganalisis tindakan yang telah dilakukan pada siklus I, dan tindakan yang akan dillakukan selanjutnya.

C. Siklus II terdiri dari :

1. Perencanaan: Merumuskan tujuan, membuat instrument dan kelengkapan penelitian.

2. Pelaksanaan: melaksanakan tindakan berdasarkan skenario yang telah direncanakan pada tahap perencanaan

3. Pengamatan: Melihat proses pembuatan gambar yang di lakukan siswa, serta melihat pelaksanaan metode melihat obyek langsung yang di terapkan.

4. Refleksi: kegiatan untuk menganalisis tindakan yang telah dilakukan pada siklus I, dan tindakan yang akan dillakukan selanjutnya.

Adapun pretes dan kedua siklus dalam pembelajaran menggambar sketsa wajah manusia dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Pretes

Pada tahap ini di lakukan tes awal sebelum di berikan teori proporsi , teknik menggambar sketsa dan ekspresi yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia. Dengan memberikan tugas menggambar sketsa wajah manusia.

Kemudian di ketahui permasalahan-permasalahan penyebab kurangnya kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta seperti yang telah dikemukakan dalam latar belakang pada bab 1, yakni kurangnya

* Kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia, yaitu :proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia masih kurang.


(37)

commit to user

B. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Dari masalah-masalah yang sudah diketahui, maka siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yakni pertemuan 1 yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 April 2010. Kemudian dilanjutkan pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 dengan diterapkannya metode melihat obyek langsung. Tahap perencanaan pada siklus I di lakukan berbagai persiapan dan perencanaan yng meliputi : 1) Mempersiapkan bahan ajar yaitu materi tentang menggambar sketsa ( sketsa wajah manusia ); 2) Menyiapkan Rencana Pembelajaran RPP; 3 )Skenario pembelajaran dengan menggunakan metode melihat obyek langsung, serta membahas hasil gambar dari pretes; 4) Mempersiapkan bahan dan alat menggambar; 5) mempersiapkan alat evaluasi/ refleksi.

b. Pelaksanan Tindakan Siklus I

Menerapkan metode melihat obyek langsung sesuai dengan skenario

pembelajaran, perangkat pembelajaran, media pembelajaran dan waktu

pelaksanaan pembelajaran yang sudah di susun pada tahap perencanaan untuk meningkatkan kemampuan menggambar sketsa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta. Pelaksanaan tindakan siklus 1 dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1)Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti berperan

sebagai guru, meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat

pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus I. Setelah jam pelajaran dimulai Guru menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi kehadiran siswa, serta tanya jawab agar siswa siap dalam pembelajaran ( 5 menit).

2) Kemudian Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sketsa wajah yang meliputi proporsi , teknik menggambar sektsa dan ekspresi wajah manusia kepada siswa (15 menit).

3) Selanjutnya Guru mempersiapkan kertas HVS ukuran A4, dan membagikannya pada siswa satu persatu. Setelah itu siswa diperintahkan


(38)

commit to user

untuk menyiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan siswa untuk saling berkelompok yang terdiri dari 2 siswa. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa. Setelah siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Lalu Guru memerintahkan siswa untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di buat sebelumnya. Lantas Guru memerintahkan siswa untuk menggambar sketsa wajah manusia dengan cara saling melihat teman yang berada di hadapannya masing-masing sesuai dengan kelompoknya, untuk menjadi obyek gambar. Dalam kegiatan menggambar sketsa wajah manusia tersebut terjadi proses melihat dan menggambar sebagai penerapan dari metode melihat obyek langsung. Guru memperhatikan dan mencermati setiap proses yang terjadi dalam kelas tersebut untuk memastikan penerapan metode malihat obyek langsung itu dapat berjalan sesuai rencana. Selanjutnya Guru berkeliling dan melihat, tiap-tiap kelompok yang terdiri dari 2 siswa dan memberikan arahan pada siswa, jika siswa mengalami kesulitan dalam menggambar.(+ 65 ) .Setelah siswa selesai dalam menggambar sketsa wajah manusia, maka siswa mengumpulkan hasil karyanya kepada Guru (5 menit).

c. Observasi Siklus I

Kegiatan observasi dilakukan untuk memantau tindakan yang dilakukan siswa, dan siswi saat menerapkan metode melihat obyek langsung. Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh guru pendamping, yakni Bapak Agus

Sasmito, Bapak Anang Sya’roni, dan Bu Hanung Rosifah. Setelah data terkumpul, data diolah hingga dapat disajikan sebagai bahan masukan untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan yang mungkin muncul.

d. Analisis dan Refleksi siklus I

Tahap ini, data yang telah terkumpul dianalisis, kemudian didiskusikan

dengan guru pendamping, yakni Bapak Agus Sasmito, Bapak Anang Sya’roni,


(39)

commit to user

pelaksanaan penelitian. Dari hasil penarikan simpulan ini diketahui apakah penerapan metode melihat obyek langsung ini berhasil atau tidak (sesuai indikator yang diinginkan yakni siswa mendapat nilai 80 ke atas ( kategori baik sekali di tambah kategori baik ) mencapai 70%, sehingga dapat ditentukan langkah berikutnya.

C. Siklus II

Pada siklus II didasarkan atas simpulan atau hasil yang didapat dari siklus I dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan, dan memantapkan hasil penelitian, sehingga tujuan dari penelitian tindakan kelas tersebut benar-benar tercapai. Tahap-tahap pada siklus II secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Dalam perencanaan tindakan siklus ke II lebih menekankan pada perbaikan dari siklus I. Tindakan pada siklus kedua di rencanakan dalam dua pertemuan, yakni pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2010, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010 dalam waktu 2 x 45 menit. Tahap perencanaan pada siklus II di lakukan berbagai persiapan dan perencanaan yng meliputi : 1) Mempersiapkan bahan ajar yaitu materi tentang menggambar sketsa ( sketsa wajah manusia ); 2) Menyiapkan Rencana Pembelajaran RPP; 3 )Skenario pembelajaran dengan menggunakan metode melihat obyek langsung, serta membahas hasil gambar dari siklus I; 4) Mempersiapkan bahan dan alat menggambar; 5) mempersiapkan alat evaluasi/ refleksi.

b. Pelaksanan Tindakan Siklus II

Menerapkan metode melihat obyek langsung sesuai dengan skenario

pembelajaran, perangkat pembelajaran, media pembelajaran dan waktu

pelaksanaan pembelajaran yang sudah di susun pada tahap perencanaan untuk meningkatkan kemampuan menggambar sketsa kelas 1 Seni Rupa Sekolah


(40)

commit to user

Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta. Pelaksanaan tindakan siklus II dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1). Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti berperan sebagai guru, meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus 2. Setelah jam pelajaran dimulai Guru menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi kehadiran siswa, serta tanya jawab agar siswa siap dalam pembelajaran (5 menit). 2). Kemudian Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sketsa wajah yang meliputi proporsi , teknik mengambar sketsa dan ekspresi wajah manusia kepada siswa (15 menit).

3). Selanjutnya Guru mempersiapkan kertas HVS ukuran A4, dan membagikannya pada siswa satu persatu. Setelah itu siswa diperintahkan untuk menyiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan siswa untuk saling berkelompok yang terdiri dari 2 siswa. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa. Setelah siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Lalu Guru memerintahkan siswa untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di buat sebelumnya. Lantas Guru memerintahkan siswa untuk menggambar sketsa wajah manusia dengan cara saling melihat teman yang berada di hadapannya masing-masing sesuai dengan kelompoknya, untuk menjadi obyek gambar. Dalam kegiatan menggambar sketsa wajah manusia tersebut terjadi proses melihat dan menggambar sebagai penerapan dari metode melihat obyek langsung. Guru memperhatikan dan mencermati setiap proses yang terjadi dalam kelas tersebut untuk memastikan penerapan metode malihat obyek langsung itu dapat berjalan sesuai rencana. Selanjutnya Guru berkeliling dan melihat, tiap-tiap kelompok yang terdiri dari 2 siswa dan memberikan arahan pada siswa, jika siswa mengalami kesulitan dalam menggambar.(+ 65 4) Setelah siswa selesai dalam menggambar sketsa wajah manusia, maka siswa mengumpulkan hasil karyanya kepada Guru (5 menit).


(41)

commit to user

c. Observasi Siklus II

Kegiatan observasi dilakukan untuk memantau tindakan yang dilakukan siswa, dan siswi saat menerapkan pendekatan melihat obyek langsung. Pada tahap peneliti melihat apakah ada peningkatan dalam kemampuan menggambar sketsa wajah manusia setelah dilakukan siklus yang kedua, yakni dalam hal proprosi, teknik menggambar sketsa, dan ekspresi terhadap obyek yang di gambar.

d. Analisis dan Refleksi siklus II

Pada tahap analisis dan refleksi, data yang telah terkumpul dianalisis, kemudian didiskusikan dengan guru pendamping, yakni Bapak Agus Sasmito,

Bapak Anang Sya’roni, dan Ibu Hanung Rosifahuntuk diambil suatu simpulan berupa hasil dari pelaksanaan penelitian. Dari hasil penarikan simpulan ini diketahui apakah penerapan metode melihat obyek langsung ini berhasil atau tidak (sesuai indikator yang diinginkan yakni siswa yang mendapatkan nilai 80 ke atas ( kategori baik sekali di tambah kategori baik ) mencapai 70%, sehingga dapat ditentukan langkah berikutnya.


(42)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah dan Perkembangan SMK Negeri 9 Surakarta

SMK Negeri 9 Surakarta merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang dulunya bernama S.M.S.R (Sekolah Menengah Seni rupa). Sekolah ini didirikan pada tanggal 11 Juni 1990, dan diresmikan oleh Mendikbud R.I. dengan Surat Keputusan nomer SK 0389/0/1992. Perintis berdirinya SMK Negeri 9 Surakarta ini yakni Wiranto, Niken Laras, dan Nur Sulaiman dengan kelompok sekolah akreditasi SMK Seni, dan Kebudayaan.

Kemudian pada bulan Juli 1993 S.M.S.R (Sekolah Menengah Seni rupa) yang sekarang SMK Negeri 9 Surakarta menempati gedung baru yang berada di jalan Taruma Negara Banyuanyar Banjarsari Surakarta. Dalam perkembangannya SMK Negeri 9 Surakarta menjadi Sekolah Berstandar Internasional (S.B.I) oleh badanInternational Organization for Standartization (I..S.O) dengan memiliki 9 bidang keahlian. Bidang-bidang keahlian itu antara lain: Seni Murni, Desain Produk Tekstil, Desain Produk Kayu, Desain Komunikasi Visual (DKV), Tata Busana, Animasi, Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Desain Produk Logam, Multimedia.

2. Visi Dan Misi SMK Negeri 9 Surakarta

a. Visi Sekolah

Mewujudkan SMK Negeri 9 Surakarta sebagai pencetak sumber daya manusia profesional dalam bidang seni kerajinan dan teknologi yang mampu menghadapi era globalisasi.

b. Misi Sekolah

1. Mengembangkan proses pembelajaran bidang keahlian seni rupa dan kria/bidang keahlian yang relevan dengan tuntutan dunia usaha/dunia industri (DU/DI) yang adaptif, fleksibel dan berwawasan global.


(43)

commit to user

2. Mengintegrasikan sistem pembelajaran bidang keahlian seni rupa dan kria/bidang keahlian lain yang relevan dengan tuntutan dunia usaha/dunia industri (DU/DI) yang berwawasan mutu dengan keunggulan, profesional dan berorientasi masa depan sebagai upaya mewujudkan layanan prima kepada masyarakat dan pemberdayaan sekolah dengan masyarakat.

3. Melaksanakan proses pembelajaran bidang keahlian seni rupa dan kria/bidang keahlian lain yang relevan dengan tuntutan dunia usaha/dunia industri (DU/DI) dengan pendekatan compention based training (CBT) dan product based training (PBT) serta menciptakan iklim belajar yang berakar pada norma dan nilai budaya bangsa Indonesia.

3. Tujuan SMK Negeri 9 Surakarta

a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di dalam lingkungan kerja, dan mengembangan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.


(44)

commit to user

B. Melakukan Pretes

Sebelum melakukan siklus, telah di lakukan observasi atau pengamatan pra siklus yang di lakukan dengan pengamatan langsung pada siswa mengenai kondisi berlajar siswa yang di perkuat dengan wawancara para guru kelas. Kemudian di ketahui permasalahan penyebab lemahnya kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta seperti yang telah dikemukakan dalam latar belakang pada bab 1, yakni:

* Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menggambarkan proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia.

Berdasarkan masalah tersebut lalu dilakukan pretes sebagai langkah awal sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan kelas terhadap siswa. Pretes tersebut sangat berguna untuk memastikan, dan memperkuat tentang masalah penyebab lemahnya kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa, seperti yang ditemukan peneliti saat dilakukan survei awal atau observasi awal. Pretes dilakukan pada tanggal 15 April 2010 terhadap siswa.

Dalam pretes tersebut siswa diberi penjelasan secara umum tentang sketsa, siswa terlihat memperhatikan. Lalu guru memerintahkan siswa untuk menyiapkan alat gambar (bolpoint) dan bahan ( kertas hvs ukuran A4), setelah itu siswa diminta menggambar sketsa wajah manusia dengan alokasi waktu 90 menit. Kemudian siswa menggambar sketsa wajah manusia (tanpa melihat obyek manusia secara langsung). Dalam proses menggambar sketsa tersebut peneliti memperhatikan siswa dan mendokumentasikannya. Setelah siswa dan siswi selesai menggambar sketsa wajah manusia. Hasil karya menggambar sketsa wajah

manusia dalam pretes tersebut dikumpulkan kepada Bapak Anang Sya’roni, dan

Bapak Agus Sasmito, selaku guru mata pelajaran menggambar sketsa. Dari hasil karya menggambar sketsa wajah manusia siswa yang dilaksanakan pada pretes tersebut di dapatkan hasil bahwa kemampuan menggambar sketsa pada siswa lemah. Seperti dalam contoh salah satu hasil karya siswa yang terlihat pada gambar berikut ini:


(45)

commit to user

Gambar 5. Karya Pretes Lutvand (Dok. Hasil Karya Pretes)

Pada gambar 5 yakni hasil karya menggambar sketsa wajah manusia dalam pretes salah satu siswa kejuruan seni rupa yang bernama Lutvand. Dalam karya sketsa wajah manusia di atas terlihat bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia lemah. Hal ini terlihat dari penggambaran proporsi obyek wajah manusia yang kurang proporsional, baik dari penggambaran perbandingan ukuran antara mata dengan wajah, perbandingan ukuran antara hidung dengan wajah, perbandingan ukuran antara telinga dengan wajah, perbandingan ukuran antara mulut dengan wajah. Dalam hal teknik menggambar sketsa belum memenuhi kriteria tersebut ( garis spontan, rendering, komposisi ). Penggambaran ekspresi wajah manusia belum nampak dengan jelas dalam hasil gambar siswa tersebut. Lebih lanjut dari pretes tersebut di hasilkan data skoring siswa kelas 1 seni rupa. Data ini menggambarkan kemampuan siswa dalam menggambarkan sketsa wajah manusia masih kurang. Untuk lebih jelas lihat tabel hasil observasi dan penilaian pretes berikut ini:


(46)

n

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

(Sumber :Hasil Observasi dan Penilaian Pretes )

(Ketuntasan 75) Keterangan:

√ = ya

- = tidak Rumus:

Nilai = skor

Skor Maksimum (8)

skor dengan wajah sesuai dengan wajah sesuai dengan wajah sesuai dengan wajah sesuai ekspresi wajah

1 Adelya C. √ - - √ √ √ - - 4 50

-2 Aditya W.P. - √ - √ √ - - √ 4 50

-3 Agus Dwi P. √ - - √ √ - - √ 4 50

-4 Andreas Eko √ √ - √ √ √ - √ 6 75 √

5 Andri P. √ √ - √ √ √ - - 5 63

-6 Andrian B.H √ - - - √ √ - √ 4 50

-7 Bayu Arya √ √ - √ √ √ - - 5 63

-8 Catur P. √ - - - √ √ - - 4 50

-9 Candraditya √ - √ √ √ - - - 4 50

-10 Darmono √ - - √ √ - - √ 4 50

-11 Dwi Safitri √ - - √ √ √ - √ 4 50

-12 Hery Dwi √ - √ - √ √ - √ 5 63

-13 Istiadi √ - √ - √ - - √ 4 50

-14 Lukman H. √ √ - - √ - - √ 4 50

-15 Minal Galih √ √ - - √ √ - - 4 50

-16 M. Lutfan - √ - √ √ √ - - 4 50

-17 Nofita Sari √ - - √ √ - - √ 4 50

-18 Nugroho √ - - √ √ √ - - 4 50

-19 Okti Sari √ - - √ √ - - - 4 50

-20 Ratih P. √ - - √ √ - - √ 4 50

-Jumlah 1064

Rata-rata kelas (1064 : 20) 53,2

Prosentase 5%


(47)

commit to user

-Berdasarkan tabel hasil observasi dan penilaian pretes tersebut dapat terlihat bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK N 9 Surakarta lemah. Hal ini terlihat dari hasil penilaian pada hasil gambar siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia yang meliputi proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia. Untuk lebih jelasnya lihat tabel prosentase penilaian pretes di bawah ini:

Tabel 2. Prosentase Penilaian Pretes

( Sumber : Hasi Observasi dan Penilaian Pretes )

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat terlihat bahwa pada pretes nilai siswa yang masuk dalam kategori baik sekali (90 – 100) sebesar 0%, dalam kategori baik (80–89) sebesar 0%, dalam kategori cukup (70–79) hanya sebesar 5% atau 1 siswa. Sementara siswa yang masuk dalam kategori kurang (60– 69) mencapai sebesar 15% atau 3 siswa, dan yang masuk dalam kategori kurang sekali (di bawah 59) dalam penilaian sangat besar karena mencapai sebesar 80% dari keseluruhan siswa atau 16 siswa dari 20 siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta. Seperti yang digambarkan pada grafik penilaian pretes berikut ini:

No Nilai Jumlah siswa Prosentase (% )

1 90-100 (baik sekali) 0 0/20x100%=0%

2 80-89 (baik) 0 0/20x100%=0%

3 70-79 (cukup) 1 1/20x100%= 5%

4 60-69 (kurang) 3 3/20x100%= 15%


(48)

commit to user

Pada gambar 6 yakni grafik penilaian pretes terlihat lebih jelas bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa sangat lemah. Hal ini terlihat dari nilai siswa yang masuk dalam kategori kurang yang digambarkan dengan balok berwarna hijau dalam grafik yang mencapai sebesar 15%, dan yang masuk dalam kategori kurang sekali yang digambarkan dengan balok berwarna putih dalam grafik yang mencapai 80%. Sementara yang masuk dalam kategori cukup yang digambarkan dengan balok berwarna biru dalam grafik hanya mencapai sebesar 5%.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia masih lemah. Oleh karena itu maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode melihat obyek langsung yang di harapkan dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Negeri 9 Surakarta. Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yakni: (1). Perencanaan; (2). Pelaksanaan Tindakan; (3). Observasi; (4). Analisis dan Refleksi.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Penilaian Pretes

Gambar 6. Grafik Penilaian Pretes

Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali


(49)

commit to user

C. DESKRIPSI TIAP SIKLUS

1. Siklus 1

a. Perencanaan Tindakan Siklus 1

Dari masalah-masalah yang sudah diketahui, maka siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yakni pertemuan 1 yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 April 2010. Kemudian dilanjutkan pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 dengan diterapkannya metode melihat obyek langsung. Tahap perencanaan pada siklus I di lakukan berbagai persiapan dan perencanaan yang meliputi : 1) Mempersiapkan bahan ajar yaitu materi tentang menggambar sketsa ( sketsa wajah manusia ); 2) Menyiapkan Rencana Pembelajaran RPP; 3) Skenario pembelajaran dengan menggunakan metode melihat obyek langsung, serta membahas hasil gambar dari pretes; 4) Mempersiapkan bahan dan alat menggambar; 5) mempersiapkan alat evaluasi/ refleksi.

Setiap pertemuan dalam penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 2 x 45 menit. Materi yang di gunakan dalam melaksanakan sikuls I yaitu menggambar sketsa wajah manusia. Indikator yang ingin di capai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa yang memperoleh nilai 80 ke atas (kategori baik sekali ditambah kategori baik) mencapai 70% dari total jumlah siswa.

Langkah-langkah yang di lakukan di rencanakan oleh peneliti dan guru di jadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan. Proses pembelajaran di pusatkan pada siswa. Peneliti berperan sebagai guru dalam pelaksanaan pembelajaran mengambar sketsa wajah manusia. Sebagai alat evaluasi guru menggunakan lembar observasi untuk mengetahui hasil gambar siswa dalam menerapkan proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah di susun, maka pelaksanaan tindakan siklus pertama dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 April


(50)

commit to user

2010 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010. Pada pertemuan pertama, dan pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 45 menit.

Dalam pelaksaanan tindakan siklus pertama pada pertemuan pertama, yakni pada hari Kamis tanggal 22 April 2010. Adapun urutan pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama pada penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut:

4) Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti berperan sebagai guru, meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus I. Setelah jam pelajaran dimulai Guru menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi kehadiran siswa, serta tanya jawab agar siswa siap dalam pembelajaran ( 5 menit).

5) Kemudian Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sketsa wajah yang meliputi proporsi, teknik menggambar sketsa, ekspresi wajah manusia kepada siswa (15 menit).

6) Selanjutnya Guru mempersiapkan kertas HVS ukuran A4, dan membagikannya pada siswa satu persatu. Setelah itu siswa diperintahkan untuk menyiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan siswa untuk saling berkelompok yang terdiri dari 2 siswa. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa. Setelah siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Lalu Guru memerintahkan siswa untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di buat sebelumnya. Lantas Guru memerintahkan siswa untuk menggambar sketsa wajah manusia dengan cara saling melihat teman yang berada di hadapannya masing-masing sesuai dengan kelompoknya, untuk menjadi obyek yang digambar. Dalam kegiatan menggambar sketsa wajah manusia tersebut terjadi proses melihat dan menggambar sebagai penerapan dari metode melihat obyek langsung. Guru memperhatikan dan mencermati setiap proses yang terjadi dalam kelas tersebut untuk memastikan penerapan metode malihat obyek langsung itu dapat berjalan sesuai rencana. Selanjutnya Guru berkeliling dan melihat tiap-tiap kelompok


(51)

commit to user

Gambar 7. Proses meggambar sketsa wajah manusia dengan metode melihat obyek langsung pada siklus I, pertemuan pertama

(Dok. Siklus 1)

yang terdiri dari 2 siswa dan memberikan arahan pada siswa, jika siswa mengalami kesulitan dalam menggambar sketsa wajah manusia.(+ 65 ). 7)Setelah siswa selesai dalam menggambar sketsa wajah manusia, maka

siswa mengumpulkan hasil karyanya kepada Guru (5 menit).

Proses menggambar dalam siklus I, terdokumentasikan melalui foto-foto kegiatan, seperti sebagai berikut :

Pada gambar 7 merupakan proses mengambar dengan menggunakan metode melihat obyek langsung pada siswa dan siswi kelas 1 Seni Rupa SMK N 9 pada saat penelitian tindakan kelas. Tampak siswa serius dalam menggambar sketsa wajah temannya yang berada di depannya dengan menggunakan metode melihat obyek langsung seperti yang di paparkan.

Pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010, yang berlangsung selama 2 x 45 menit digunakan oleh peneliti untuk mengadakan tes akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa setelah diberikan tindakan dengan metode melihat obyek langsung.

Pada pelaksanan pertemuan kedua pada siklus yang pertama dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010, pelaksanaanya adalah sebagai berikut:


(52)

commit to user

1) Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti berperan sebagai guru, kembali meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus I. Setelah jam pelajaran di mulai Guru lalu menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi kehadiran siswa, dan tanya jawab agar murid siap (5 menit).. 2) Setelah itu Guru memberikan paparan hasil gambar pada pertemuan

pertama yang berisi evaluasi tentang kekuranganya , yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan tersebut sehingga hasil gambar kedua nanti menjadi lebih baik. Guru mengulas pengertian sketsa wajah manusia yang meliputi proporsi, teknik menggambar sketsa, dan ekspresi (15 menit).

3) Kemudian Guru kembali mempersiapkan kertas HVS ukuran A4 dan

memerintahkan siswa untuk mempersiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan siswa untuk membuat kembali kelompok yang terdiri 2 siswa seperti pada pertemuan pertama. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa dan bisa berbeda dengan pertemuan pertama. Setelah siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa sama seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama. Lalu Guru kembali memerintahkan siswa untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di buat sebelumnya pada pertemuan pertama atau kelompok yang baru di buat pada pertemuan ke dua. Setelah siswa saling berhadapan lalu guru memerintahkan siswa menggambar sketsa dengan cara saling melihat teman yang berada di hadapannya sama seperti pada pertemuan pertama. Tetapi perbedaannya adalah pada pertemuan kedua ini Guru melalukan tes akhir siklus. Guru memperhatikan dan mencermati kembali setiap proses yang terjadi dalam kelas tersebut serta memberikan arahan dan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan. (65 menit).

4) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil karya menggambar sketsa wajah manusia pada Guru (5 menit).


(53)

commit to user

Pada gambar 8 terlihat bahwa dalam pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 siswa menggambar sketsa wajah manusia dengan melihat wajah temannya secara langsung. Terjadi proses melihat dan menggambar dengan metode melihat obyek langsung.

c. Observasi

Peneliti berperan sebagai guru mengamati jalanya proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Berdasarkan observasi penelitian tindakan kelas siklus I yang terdiri dari pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 April 2010 dan pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 yang berlangsung selama 2x 45 menit. Hasilnya dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1). Dalam menggambar sketsa wajah manusia siswa sudah ada peningkatan dalam hal proporsi wajah manusia, karena proporsi wajah manusia sudah lebih proporsional atau lebih baik dari saat pretes, yakni dari penggambaran perbandingan ukuran mata dengan wajah, perbandingan ukuran hidung dengan wajah, perbandingan ukuran mulut dengan wajah, Gambar 8. Proses menggambar sketsa wajah manusia pada siklus 1

pertemuan ke dua (Dok. Siklus 1)


(54)

commit to user

dan perbandingan telinga dengan wajah sudah menunjukkan kesesuaian ( seperti dalam gambar 9 hasil karya Lutvan )

2). Dalam hal teknik menggambar sketsa wajah manusia juga sudah ada peningkatan, dengan semakin baik hasil gambar siswa.

3). Dalam penggambaran ekspresi ada peningkatan, siswa sudah mampu memberikan ekspresi pada hasil gambarnya.

4). Terdapat 15% nilai siswa yang sudah memenuhi indikator dalam penelitian ini.

Seperti yang terlihat pada salah satu contoh hasil karya menggambar sketsa wajah manusia pada siklus 1di bawah ini:

Pada gambar 9, yakni hasil gambar Lutvand siklus 1 tampak bahwa ada peningkatan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa. Hal ini tampak dari penggambaran proporsi yang semakin proporsional pada obyek yang digambar. Dalam hal teknik menggambar sketsa dan ekspresi juga sudah mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel hasil observasi dan penilaian siklus I berikut ini:

Gambar 9. Hasil Karya Lutvand pada Siklus 1 (Dok. Siklus 1)


(55)

n

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

(Sumber : Hasil Observasi dan Penilaian Siklus 1) (Ketuntasan 75)

Keterangan:

√ = ya

- = tidak Rumus:

Nilai = skor

Skor Maksimum (8)

Jumlah skor Nilai Tuntas perbandingan ukuran mata dengan wajah sesuai perbandingan ukuran hidung dengan wajah sesuai perbandingan ukuran telinga dengan wajah sesuai perbandingan ukuran mulut dengan wajah sesuai

spontan mampu

menggambarkan ekspresi wajah

1 Adelya C. √ - √ √ √ √ - √ 6 75 √

2 Aditya W.P. - √ - √ √ - - √ 4 50

-3 Agus Dwi P. √ - - √ √ √ - √ 5 63

-4 Andreas Eko √ √ - √ √ √ √ √ 7 88 √

5 Andri P. √ √ - √ √ √ √ - 6 75 √

6 Andrian B.H - √ - √ √ √ √ - 5 63

-7 Bayu Arya √ - √ √ √ √ √ √ 7 88 √

8 Catur P. √ - - √ √ - - √ 4 50

-9 Candraditya √ - - √ √ √ - √ 5 63

-10 Darmono √ √ - √ √ √ - √ 6 75 √

11 Dwi Safitri √ √ - √ √ - √ √ 6 75 √

12 Hery Dwi √ - √ √ √ √ - √ 6 75 √

13 Istiadi √ √ √ - √ - √ √ 6 75 √

14 Lukman H. √ - - √ √ √ √ √ 6 75 √

15 Minal Galih √ - - √ √ √ - √ 5 63

-16 M. Lutfan √ √ √ √ √ √ √ √ 8 100 √

17 Nofita Sari √ - √ √ √ √ - √ 6 75 √

18 Nugroho √ - - √ √ √ - √ 5 63

-19 Okti Sari √ - - √ √ √ - √ 5 63

-20 Ratih P. √ - - √ √ √ - √ 5 63

-Jumlah 1417

Rata-rata kelas (1417 : 20) 70,85

Prosentase 55%


(1)

commit to user

Berdasarkan grafik di atas tampak jelas bahwa siswa semakin mengalami peningkatan pada siklus I dan ke II pada aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia, yaitu :

1. Pada pretes siswa yang masuk dalam kategori baik sekali 0%, kategori baik 0%, kategori cukup 5%, kategori kurang 15%, kategori kurang sekali 80% 2. Pada siklus I siswa yang masuk dalam kategori baik sekali naik menjadi 5 %,

kategori baik naik menjadi 10%, kategori cukup naik menjadi 4 0%, kategori kurang naik menjadi 35%, dan kategori kurang sekali turun menjadi 10% 3. Pada siklus II siswa yang masuk dalam kategori baik sekali meningkat

menjadi 20%, kategori baik meningkat menjadi 50%, kategori cukup 20%, kategori kurang turun menjadi 10%, dan kategori kurang sekali turun menjadi 0%.

Dimana siswa mampu menerapkan aspek proporsi, menguasai teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia.Kemampuan ini terus meningkat dari siklus I dan kemudian pada siklus II. Hasil ini terjadi dari perlakuan yang di lakukan Peneliti melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan metode melihat obyek langsung.

Sesuai dengan indikator yang telah di tentukan dalam perencanaan penelitian ini yaitu : Siswa yang memperoleh nilai 80 keatas ( kategori baik sekali, kategori baik ) mencapai 70 % pada siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta mampu menerapkan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi. Kondisi ini di buktikan dengan hasil yang telah di capai dalam penelitian ini, pada sikus ke I dapat di peroleh nilai siswa yang mencapai nilai 80 ke atas sebesar 15 % ( Kategori baik sekali 5 % di tambah dengan kategori baik sebesar 10 % ).Pada siklus ke II ada peningkatan nilai yang di peroleh siswa yaitu : 70% ( kategori baik sekali 20% di tambah dengan kategori baik 50% ).

Data nilai yang di peroleh siswa itu, membuktikan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dengan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta . Hasil analisis ini juga di


(2)

commit to user

dukung oleh pernyataan Bapak Agus Sasmito, Bapak Anang Sya’roni dan Ibu

Hanung Rosifah selaku guru mata pelajaran menggambar sketsa SMK N 9 Surakarta, bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa mengalami peningkatan.


(3)

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan analisis data, rumusan masalah dan hasil penelitian yang di laksanakan selama pretes dan dua siklus, maka dapat di simpulkan bahwa penerapan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 SMK N 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode melihat obyek langsung dengan indikator , yakni : Siswa yang memperoleh nilai 80 ( kategori baik sekali di tambah kategori baik ) mencapai 70% dengan menerapkan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekpresi wajah manusia.Dalam pembelajaran menggambar sketsa wajah manusia di lakukan dengan langkah :

1. Pengenalan materi tentang proporsi , teknik menggambar sketsa dan

ekspresi dan menampilkan gambar sketsa.

2. Pembagian kelompok yang terdiri 2 siswa dengan tujuan metode melihat

obyek langsung akan terjadi sesuai yang di rencanakan.

3. Setiap kelompok saling menggambar sketsa wajah manusia dengan

menggambar sketsa wajah manusia temannya sebagai obyek yang digambar dengan saling berhadapan.

4. Setiap siswa saling mencermati wajah temanya yang menjadi kelompoknya dan bukan berimajinasi, sehingga metode melihat obyak langsung terjadi.

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab 4, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia yang sesuai dengan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta dapat ditingkatkan dengan penerapan metode melihat obyek langsung. Hasil penelitian yang telah di lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada Pretes yang di lakukan pada siswa dapat di peroleh hasil nilai yaitu : kategori baik sekali dalam aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan


(4)

commit to user

ekspresi adalah 0%, baik sebesar 0% , cukup sebesar 5%, Sementara yang masuk dalam kategori kurang sebesar 15% , dan yang masuk dalam kategori kurang sekali mencapai sebesar 80% (lihat tabel 2 hal 32 ).

2. Pada siklus I yang di lakukan pada siswa dapat di peroleh hasil nilai yaitu : kategori baik sekali dalam aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi adalah naik menjadi 5%, kategori baik , naik menjadi 10 % , kategori cukup naik menjadi 40%, Sementara yang masuk dalam kategori kurang naik menjadi 35% , dan yang masuk dalam kategori kurang sekali turun menjadi 10% (lihat tabel 4 hal 41 ).

3. Pada siklus II yang di lakukan pada siswa, di peroleh hasil nilai yaitu : kategori baik sekali dalam aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi naik menjadi 20% kategori baik naik menjadi 50 % , kategori cukup turun menjadi 20%. Sedangkan siswa yang masuk dalam kategori kurang turun menjadi 10% , dan kategori kurang sekali turun menjadi 0% (lihat tabel 6 hal. 50 ).

Dengan demikian penerapan metode melihat obyek langsung dengan indikator yaitu : Siswa yang memperoleh nilai 80 ke atas ( kategori baik sekali di tambah kategori baik ) mencapai 70 %, dapat terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia, hal ini di perkuat dengan hasil nilai siswa yang di peroleh pada siklus ke I yang mencapai nilai 80 ke atas naik menjadi 15 % ( Kategori baik sekali 5 % di tambah dengan kategori baik sebesar 10 % ).Pada siklus ke II ada peningkatan nilai yang signifikan pada siswa yaitu : 70% ( kategori baik sekali 20% di tambah dengan kategori baik 50%).

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil simpulan, maka dapat di tarik implikasi sebagai berikut: 1. Apabila dalam penerapan metode melihat obyek langsung tidak di lakukan persiapan yang baik, meliputi : persiapan media pembelajaran ( alat, bahan menggambar ) memberi penjelasan tentang aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia, langkah-langkah membentuk kelompok ( tiap kelompok terdiri 2 siswa ), proses mengggambar tersebut


(5)

commit to user

maka hasil tindakan tidak dapat berjalan sesuai rencana bahkan tujuan yang di inginkan sulit tercapai.

2. Apabila siswa kelas 1 Seni Rupa SMK N 9 Surakarta tidak di beri penjelasan tentang aspek proporsi , teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia, serta arahan dari guru maka kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia tidak akan meningkat.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan dan berdasarkan simpulan serta implikasidi atas , maka penulis mengajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi Guru Seni Rupa :

a. Penerapan metode melihat obyek langsung hendaknya di terapkan dengan menggunakan indikator yaitu aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia ,dapat meningkatkan kemampuan menggambar pada siswa .

b. Guru hendaknya juga dapat terus mengembangkan penerapan metode

melihat obyek langsung yang sesuai dengan capai-capain yang belum tercapai maksimal.

c. Guru hendaknya memberi latihan-latihan menggambar sketsa dengan menambah jam pelajaran di sekolah sehingga kemampuan siswa dalam menggambar sketsa terasah dengan baik.

2. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya lebih memberikan dukungan pada siswa dan siswi dalam pemberian fasilitas untuk aktifitas praktek menggambar yang baik, ( baik berupa alat-alat menggambar ataupun penyediaan tempat untuk memajang hasil karya siswa )

3. Bagi Siswa

a. Siswa harus dapat bekerjasama dengan teman sekelompoknya dalam proses menggambar sketsa wajah manusia dengan menggunakan metode melihat obyek langsung.


(6)

commit to user

b. Siswa harus cermat dalam mengamati obyek gambar dan mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan sketsa wajah manusia yang sesuai dengan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia.

4. Bagi Peneliti

a. Penerapan metode melihat obyek langsung dapat di terapkan di kelas lain dalam jurusan seni rupa.

b. Bagi peneliti lain dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan penyempurnaan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal.