Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Mariana Ulfa, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement DivisionSTAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengetahui tingkat keaktifan di suatu sekolah, apakah tingkat keaktifannya sudah bagus atau masih kurang. Di bawah ini kategori keaktifan siswa yang dijadikan tolak ukur. Menurut Dimyati Mudjiono 2006:125 siswa yang aktif digolongkan berdasarkan persentase keaktifan, yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1.Kategori Keaktifan Siswa Skala Keaktifan Kategori 80 atau lebih Sangat baik 60-79,99 Baik 40-59,99 Cukup 20-39,99 Kurang 0-19,99 Sangat kurang Di bawah ini peneliti memiliki data keaktifan siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung. Data ini yang dijadikan dasar peneliti melakukan penelitian mengenai keaktifan siswa di SMA Negeri 6 Bandung. Mariana Ulfa, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement DivisionSTAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.2.Tingkat Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung Sumber: wawancara dan observasi, data diolah Dari keseluruhan data tingkat keaktifan siswa yang didapatkan oleh peneliti dengan cara observasi dan wawancara dengan guru akuntasi pada tanggal 30 Agustus 2013 dalam mata pelajaran akuntansi masih kurang, data yang dikumpulkan diperoleh dari 3 kelas XI IPS yang berbeda, dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan siswa dalam belajar akuntansi masih kurang yaitu dibawah 20, hal ini disimpulkan berdasarkan kategori keaktifan pada tabel 1.1. Tingkat keaktifan di kelas XI IPS 1 sebesar 20, kelas XI IPS 1 tingkat keaktifannya masuk kategori kurang. Tingkat keaktifan di kelas XI IPS 2 sebesar 10,87, kelas XI IPS 2 tingkat keaktifannya masuk kategori sangat kurang. Sedangkan di kelas XI IPS 3 tingkat keaktifannya sebesar 16,67 dan masuk kategori keaktifan sangat kurang. Rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung ini menjadi masalah dalam penelitian ini. Seperti Kelas Jumlah Siswa Persentase tingkat keaktifan siswa Kategori XI IPS 1 45 siswa 20 Kurang XI IPS 2 46 siswa 10,87 Sangat kurang XI IPS 3 48 siswa 16,67 Sangat kurang Jumlah 139 siswa Mariana Ulfa, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement DivisionSTAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang sudah dijelaskan sebelumnya, keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh kadar kegiatan siswa. Rendahnya tingkat keaktifan siswa, jelas mengindikasikan adanya permasalahan serius dalam proses pembelajaran Akuntansi yang harus segera dicarikan solusinya. Karena menurut Sudjana 2010:5 “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”. Kadar keaktifan belajar sisw yang optimal menyebabkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal juga. Proses pembelajaran menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin sehingga mampu mengubah tingkah laku siswa secara lebih efektif dan efisien. Jika siswa memiliki tingkat keaktifan rendah maka proses pembelajaran siswa di kelas diduga akan berjalan kurang optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa menurut Syah 2012: 146, yaitu “Faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal faktor dari dalam peserta didik, faktor eksternal faktor dari luar peserta didik, dan faktor pendekatan belajar approach to learning ”. Secara sederhana faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Faktor internal peserta didik, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, yang meliputi: a. aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi- Mariana Ulfa, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement DivisionSTAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. b. aspek psikologis, belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Adapun faktor psikologis peserta didik yang mempengaruhi keaktifan belajarnya adalah sbegai berikut: 1 inteligensi, tingkat kecerdasan atau inteligensi IQ peserta didik tidak dapat diragukan lagi dalam menentukan keaktifan dan keberhasilan belajar peserta didik. Ini bermakna bahwa semakin tinggi tingkat inteligensinya maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, begitu juga sebaliknya; 2 sikap, adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif; 3 bakat, adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir yang berguna untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing; 4 minat, adalah kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu; dan 5 motivasi, adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. 2. Faktor eksternal peserta didik, merupakan faktor dari luar siswa yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Adapaun yang termasuk dari faktor Mariana Ulfa, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement DivisionSTAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ekstrenal di anataranya adalah: a lingkungan sosial, yang meliputi: para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas; serta b lingkungan non sosial, yang meliputi: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. 3. Faktor pendekatan belajar, merupakan segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah guru harus menguasai teknik-teknik penyajian materi pembelajaran. Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang diduga berdasarkan faham konstruktivisme. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative learning , belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi pelajaran. Model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat. Menurut Isjoni 2013:13, “ Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada Mariana Ulfa, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement DivisionSTAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya”. Beberapa model pembelajaran kooperatif yang telah banyak dikembangkan, tiga diantaranya adalah model yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran yaitu Student Team-Achivement Division STAD, Team Games Tournament TGT, dan Jigsaw. Dua lainnya adalah dirancang untuk mata pelajaran khusus pada tingkat tertentu yaitu, Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC dan Team Accelerated Instruction TAI. Kelimanya melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tingkat keaktifan yang rendah di kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung adalah dengan menerapkan salah satu model pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran STAD yang diduga dapat meningkatkan kadar kegiatan siswa atau dapat mengaktifan siswa. Model ini dipilih karena STAD merupakan salah satu model cooperative learning yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru mencoba menerapkan cooperative learning dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut Slavin dalam Narjo, 2011:23 “Model ini sangat cocok untuk menyajikan materi pembelajaran terstruktur, yang terdiri dari beberapa bagian dan saling berhubungan antar bagiannya ”. Sesuai dengan karakteristik dari Mariana Ulfa, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement DivisionSTAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mata pelajaran akuntansi yang materinya saling berhubungan, khususnya materi kertas kerja yang akan menjadi pokok bahasan yang diterapkan model pembelajaran STAD. Menurut Mulyanti et al 2009:206 “Kertas kerja atau neraca lajur worksheet merupakan suatu daftar berlajur atau berkolom yang dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah dan memperlancar penyusunan laporan keuangan yang benar”. Kolom–kolom tersebut terdiri dari neraca saldo, jurnal penyesuaian neraca saldo setelah penyesuaian, laporan laba-rugi dan laporan neraca yang semuanya saling berhubungan. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep akuntansi terutama materi kertas kerja, karena materi kertas kerja yang saling berhubungan sesuai dengan karakteristik model STAD yang cocok untuk materi yang saling berhubungan. Menurut Benner 2010:125, ”The basic structure of the model is a fourphase approach, heterogeneous groups of students study previously taught material together, take tests individually, and earn team points based on individual improvement.” Dari pendapat Banner di atas mengenai komponen dan struktur dasar dari model pembelajaran STAD ini dapat dilihat bahwa karakteristik dari model ini adalah proses pembelajaran secara berkelompok. Meskipun berkelompok, masing-masing anggota memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan individu maupun untuk kemajuan kelompoknya. Pemilihan anggota kelompok yang heterogen juga memberikan kesempatan agar tiap kelompok Mariana Ulfa, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement DivisionSTAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memiliki anggota yang memiliki kemampuan yang beragam agar antar anggota saling bekerja sama. Model pembelajaran STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, model ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan jelas. Gagasan utama dari model pembelajaran STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang disampaikan oleh guru karena model pembelajaran STAD merupakan pembelajaran kelompok. Dalam model ini setiap anggota kelompok memiliki kesempatan untuk menjadi yang terbaik tiap pertemuannya, sehingga siswa bisa lebih aktif untuk berusaha menjadi yang terbaik. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division STAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung.”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana gambaran tingkat keaktifan siswa sesuai dengan fenomena yang ada di SMA Negeri 6 Bandung Mariana Ulfa, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement DivisionSTAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagaimana tingkat keaktifan siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran STAD Student Team-Achievement Divisions di kelas XI IPS SMA Negeri 6 Bandung 3. Apakah ada perbedaan keaktifan siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran STAD Student Team-Achievement Divisions di kelas XI IPS SMA Negeri 6 Bandung

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis penggunaan model pembelajaran STAD Student Team-Achievement Divisions dalam mata pelajaran akuntansi. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk : 1. Memperoleh gambaran tingkat keaktifan siswa sesuai dengan fenomena yang ada di SMA Negeri 6 Bandung. 2. Mengetahui tingkat keaktifan siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran STAD Student Team-Achievement Divisions. 3. Mengetahui apakah ada perbedaan tingkat keaktifan siswa sebelum menggunakan model pembelajaran STAD Student Team-Achievement Divisions dan tingkat keaktifan siswa setelah menggunakan model pembelajaran STAD Student Team-Achievement Divisions di kelas XI IPS SMA Negeri 6 Bandung. Mariana Ulfa, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement DivisionSTAD untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Kegunaan Penelitian 1.

Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah akan diperoleh pandangan bahwa penggunaan model pembelajaran STAD dalam proses pembelajaran akuntansi dapat membantu guru dalam menyampaikan materi akuntansi karena model pembelajaran akan mempengaruhi bentuk strategi belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa Penelitian ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar akuntansi sehingga akan berdampak positif terhadap proses pembelajaran. b. Bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru dalam penggunaan model pembelajaran agar lebih kreatif dan suasana belajar tidak membosankan agar siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan diharapkan keaktifan siswa pun meningkat. c. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada sekolah untuk menyediakan fasilitas yang dapat menunjang penerapan berbagai model pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang lebih kreatif dan tidak membosankan, khususnya dalam mata pelajaran akuntansi.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 2 10

PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN Penerapan Metode Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Upaya Peningkatan Keaktifan Pembelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N Karangpandan Ta

0 0 15

PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN Penerapan Metode Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Upaya Peningkatan Keaktifan Pembelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N Karangpandan Ta

0 0 14

Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung.

0 0 43

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI 6 BANDUNG - repository UPI S PEA 0906488 Title

0 0 4