Tabel 9. Tabel Uji Korelasi Spearman
Tk. Kecemasan
Intensitas Nyeri
Spearmans rho Tk. Kecemasan Correlation Coefficient 1.000
.687 Sig. 2-tailed
. .000
N 165
165 Intensitas Nyeri Correlation Coefficient
.687 1.000
Sig. 2-tailed .000
. N
165 165
Pada tingkat kecemasan sedang menunjukkan bahwa dari 165 responden terdapat 118 responden atau 71,5 terdapat 65 responden
atau 80,2 dengan intensitas nyeri sedang dan 53 responden atau 100 dengan intensitas nyeri berat.
Berdasarkan pengujian dengan korelasi Spearman diperoleh koefisien korelasi r = 0,687 p = 0,000 0,01 berarti secara statistik
terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah Low Back Pain yang berada di
Poli Saraf RSUD Banyumas. Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada
pasien nyeri punggung bawah Low Back Pain yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas dapat diterima.
Keeratan hubungan antara kedua variabel tersebut dapat diketahui dengan menggunakan tabel korelasi Sugiyono, 2005
Tabel 10. Tabel 10.
Tabel Uji Korelasi Koefisien korelasi
Keterangan 0,00 – 0,199
Sangat lemah 0,20 – 0,399
Lemah 0,40 – 0,599
Sedang 0,60 – 0,799
Kuat 0,80 – 1,000
Sangat kuat Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa koefisien korelasi
r = 0,687 berada pada range 0,60 – 0,799 berarti tingkat korelasi variabel dalam kategori kuat.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Pada dasarnya jenis kelamin pada pasien LBP sangat
berpengaruh. Pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa subjek perempuan lebih rentan terkena LBP terkait dengan siklus mensturasi dan
menopause dikarenakan penurunan hormon estrogen yang akan menyebabkan kepadatan tulang berkurang Rujito et al. 2010. Mayoritas
subjek penelitian adalah petani. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa pekerjaan dengan posisi atau sikap
tubuh yang tidak baik akan cepat memicu nyeri punggung bawah, pada
penelitian ini sebaggian besar responden melaporkan sering membungkuk terlalu lama ketika menanam padi di sawah. Jika sikap tubuh tidak baik,
selain tulang-tulang jadi tidak lurus, otot-otot, ruas, serta ligament jaringan pengikat sendi pun akan tertarik lebih keras. Sikap yang tidak baik juga
memicu cepat lelah, ketegangan otot, dan akhirnya rasa sakit Silveri, 2009.
Pada penelitian ini, rerata usia subjek penelitian adalah 41-50 tahun. Terdapat 31 orang atau 18,8 yang berusia 51-60 tahun dan 92 orang
atau 55,8 yang berusia 41-50 tahun. Hasil ini menguatkan terhadap penelitian sebelumnya bahwa usia dalam mengalami gangguan nyeri pada
usia empat-puluhan dan lima-puluhan, yang mungkin disebabkan toleransi terhadap rasa nyeri menurun sesuai peningkatan usia Sylvia, 2010 .
Tingkat kecemasan dan intensitas nyeri mempunyai korelasi yang signifikan. Terkait dengan hal ini, Soedomo et al. 1991 menjelaskan bahwa
kecemasan sendiri dapat menyebabkan nyeri. Kecemasan dapat memperkeras rasa nyeri juga bila perhatian difokuskan pada sensasi-sensasi yang biasanya
tidak dianggap nyeri, seperti parestesi, rasa gatal dan kadang-kadang bahkan denyutan jantung atau gerakan usus. Blendis dkk 1987 menyatakan bahwa
nyeri selalu diikuti gangguan emosi seperti cemas, depresi dan iritasi. Orang yang cemas dan tegang akan membuka gerbang sehingga rangsang nyeri
akan meningkat Kaplan, Sadock, Grebb 2010.
Hasil analisis gambaran proporsi tingkat kecemasan pada pasien nyeri punggung bawah Low Back Pain yang berada di Poli Saraf RSUD
Banyumas terhadap 165 responden menyatakan bahwa sebagian besar responden mengalami kecemasan sebanyak 118 responden atau 71,5 yang
dibagi dalam tingkat kecemasan sedang dan tingkat kecemasan ringan sebanyak 30 responden atau 18,2 dan tidak ada kecemasan 17 responden
atau 10,3. Hal ini sesuai dengan penelitian Sternbach 1974 dan Weisenberg 1977 yang menyatakan betapa besarnya peranan stresor dalam
meningkatkan rasa nyeri. Stresor ini bukan timbul dari rasa nyeri, tetapi karena peristiwa penting dan mengganggu lainnya yang dialami penderita.
Hal tersebut nampak nyata pada penderita yang memiliki kepribadian histeri Forhice, 1976; Priguna S, 1991.
Nyeri merupakan pemindahan energi dari kecemasan, semakin cemas seorang semakin besar pemindahan energi tersebut sehingga nyerinya
semakin meningkat. Apabila nyeri semakin kronis akan menimbulkan kecemasan dan dengan demikian nyeri juga akan terasa lebih meningkat
Kaplan, Sadock, Grebb 2010.
Hasil analisis gambaran proporsi tingkat intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah Low Back Pain di Poli Saraf RSUD
Banyumas terhadap 165 responden menyatakan bahwa 81 responden atau 49,1 mengeluh nyeri sedang dan 53 responden atau 32,1 mengeluh nyeri
berat dan 31 responden atau 18,8 mengeluh nyeri ringan. Nyeri sendiri termasuk salah satu stresor psikososial, yang bilamana berkepanjangan dapat
menimbulkan kecemasan Horowitz, 1988; Prawitasari, 1988. Selanjutnya kecemasan akan memperpanjang penderita rasa nyeri dan seterusnya. Para
penderita cemas cenderung menilai lebih terhadap derajat bahaya dan