Latar Belakang Penelitian PENGEMBANGAN PROSEDUR PRAKTIKUM DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DALAM PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA SUBTOPIK PENENTUAN TETAPAN KESETIMBANGAN ASAM.

Sarina Hanifah, 2013 Pengembangan Prosedur Praktikum Dan Lembar Kerja Siswa LKS Dalam Pembelajaran Learning Cycle 7e Pada Subtopik Penentuan Tetapan Kesetimbangan Asam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Era baru saat ini dicirikan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat. Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat tersebut, kompetisi pun menjadi semakin ketat. Kompetisi global menuntut kita untuk terus melakukan pengembangan sumber daya manusia. SDM merupakan aset paling penting untuk membangun bangsa yang lebih baik dan maju. SDM yang baik memiliki karakter yang kuat yang dicirikan oleh kapasitas mental yang berbeda dengan orang lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran, keberanian, ketegasan, ketegaran, kekuatan dalam memegang prinsip, dan sifat-sifat unik lainnya yang melekat dalam dirinya. Pada program PISA Program for International Student Assessment, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dalam bidang sains dari 65 negara yang berpartisipasi pada tahun 2009. PISA adalah penilaian tingkat dunia yang diselenggarakan tiga-tahunan, untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun, dan penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi OECD. Tujuan dari studi PISA adalah untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak sekolah di seluruh dunia, dengan maksud untuk meningkatkan metode-metode pendidikan dan hasil-hasilnya. Sementara itu, Finlandia merupakan Negara yang sangat berhasil mempertahankan posisinya. Finlandia menempati urutan ke 1 pada tahun 2006 dan menempati urutan ke 2 pada tahun 2009. Menyadari pentingnya pendidikan, pemerintah telah menetapkan peningkatan kualitas SDM melalui penyelenggaraan pendidikan sebagai salah satu misi pembangunan yang harus dicapai. Mengacu pada keberhasilan Negara Finlandia 1 Sarina Hanifah, 2013 Pengembangan Prosedur Praktikum Dan Lembar Kerja Siswa LKS Dalam Pembelajaran Learning Cycle 7e Pada Subtopik Penentuan Tetapan Kesetimbangan Asam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dalam bidang pendidikan, terlihat ada perbedaan yang mencolok antara sistem pendidikan Indonesia dengan Finlandia. Salah satu nya adalah model pembelajaran di dalam kelas. Beragam model dan metode dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas di Negara Finlandia, hal ini sama hal nya dengan sistem pendidikan di Indonesia. Namun pada penerapannya, pendidikan di Indonesia masih banyak dilakukan dengan metode ceramah yang membosankan. Di Finlandia kebanyakan guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompok- kelompok kecil. Peningkatkan kualitas SDM dapat diawali dengan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Melalui pembelajaran kelas yang aktif dan efektif akan diperoleh kualitas SDM yang handal. Pendidik adalah seseorang yang berkewajiban untuk mengatasi berbagai masalah yang sering dijumpai dalam dunia pendidikan. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas pendidikan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kegiatan pembelajaran sebaiknya memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk menemukan suatu konsep atau fakta selain dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran kimia itu sendiri. Metode yang dapat meningkatkan aktivitas siswa serta dapat secara aktif menemukan konsep atau fakta dari ilmu kimia adalah metode praktikum. Dengan praktikum, siswa akan termotivasi untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. Selain itu, praktikum juga dapat melatih kemampuan siswa untuk mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, serta dapat melatih mereka untuk dapat menginterpretasikan data eksperimen. Melalui praktikum, peserta didik juga dapat mempelajari sains dan mengamati langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses yang terjadi, serta dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah dan dapat menanamkan sikap disiplin. Sarina Hanifah, 2013 Pengembangan Prosedur Praktikum Dan Lembar Kerja Siswa LKS Dalam Pembelajaran Learning Cycle 7e Pada Subtopik Penentuan Tetapan Kesetimbangan Asam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode praktikum, diperlukan suatu prosedur praktikum. Prosedur praktikum biasanya tercantum dalam suatu LKS. LKS merupakan lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok kajian tertentu Dhari, 1998. Lembar Kerja Siswa sebagai penunjang untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar Darmojo dan Kaligis, 1991. Menurut Devi et al. 2009 lembar kegiatan siswa LKS adalah lembaran- lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Komponen-komponen isi LKS tersebut haruslah sesuai dengan kriteria LKS yang baik. LKS yang baik yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar harus membuat siswa aktif dalam belajar. Untuk itu, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar harus ditingkatkan baik melalui interaksi gurusiswa atau pendayagunaan sumber belajar yang memadai. LKS harus dapat membantu guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, untuk itu harus disusun sesuai kurikulum pendidikan, baik materi, urutan, maupun waktunya. LKS juga harus dapat meningkatkan prestasi dan kualitas peserta didik sehingga kompetensi yang diharapkan dapat lebih mudah tercapai. Saat ini LKS yang sering beredar di buku-buku pelajaran siswa adalah LKS yang hanya bersifat mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu tanpa adanya proses untuk mengaitkan ilmu yang dimiliki siswa dengan apa yang akan dilakukan oleh siswa pada praktikum yang akan dilakukan. Model learning cycle siklus belajar merupakan model berbasis konstruktivisme. Model ini dapat merangsang siswa untuk mengingat kembali konsep yang telah dipelajari sebelumnya serta memberikan kesempatan pada mereka untuk dapat berpikir, dan menemukan penerapan konsep yang telah mereka pelajari. Aktivitas belajar dalam learning cycle 7e dapat memberi keuntungan kepada siswa diantaranya dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar Polyem et al. 2011. Sebagaimana dipaparkan oleh Aunurrahman 2008 bahwa sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada Sarina Hanifah, 2013 Pengembangan Prosedur Praktikum Dan Lembar Kerja Siswa LKS Dalam Pembelajaran Learning Cycle 7e Pada Subtopik Penentuan Tetapan Kesetimbangan Asam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran learning cycle 7e umumnya menningkat jika siswa memiliki motivasi yang kuat untuk belajar. Learning cycle 7e juga dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan baru oleh dirinya sendiri Polyem et al. 2011. Sanjaya 2010 mengemukakan bahwa pengetahuan yang dikonstruksi sendiri oleh siswa akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan bermakna. Penerapan model learning cycle 7e dalam pembelajaran telah dilakukan oleh Adiyah 2011. Penelitian yang dilakukan oleh Adiyah menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fisika. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Siribunnam dan Tayraukham 2009 menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e pada pelajaran asam dan basa memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi daripada belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Salah satu standar kompetensi dalam materi asam basa adalah mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH. Materi asam basa dipandang oleh siswa hampir seluruhnya terdiri dari rumus-rumus yang sulit dimengerti dan harus dipelajari dengan menghafal agar dapat melakukan perhitungan. Beberapa penelitian pada materi asam basa telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Tati 2009 yang mengembangkan strategi pembelajaran intertekstual pada materi asam basa di SMA kelas XI. Salah satu indikator dalam pembelajaran asam basa menurut pengembangan strategi pembelajaran intertekstual yang telah ia rancang adalah menentukan harga tetapan kesetimbangan asam dari hasil titrasi. Oleh karena itu, penulis merasa bahwa prosedur praktikum untuk menentukan konstanta kesetimbangan asam perlu dikembangkan. Dari pengembangan prosedur praktikum ini diharapkan siswa Sarina Hanifah, 2013 Pengembangan Prosedur Praktikum Dan Lembar Kerja Siswa LKS Dalam Pembelajaran Learning Cycle 7e Pada Subtopik Penentuan Tetapan Kesetimbangan Asam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dapat lebih memahami konsep asam basa khususnya pada subtopik penentuan konstanta kesetimbangan asam. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Prosedur Praktikum dan Lembar Kerja Siswa dalam Pembelajaran Learning Cycle 7e pada Subtopik Penentuan Tetapan Kesetimbangan Asam Ka ”.

B. Rumusan Masalah