a. Mengetahui perumusan perencanaanmodel pendidikan anti korupsi di SMN 8
Bandung. b.
Mengetahui pelaksanaan model pendidikan anti korupsi di SMAN 8 Bandung.
c. Mengetahui proses pembiasaan yang dilakukan di SMAN 8 Bandung untuk
mendukung karakter kejujuran siswa. d.
Mengidentifikasi faktor pendukung dan kendala yang dialami dalam pengembangan model pendidikan anti korupsi di SMAN 8 Bandung.
e. Mengidentifikasi peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengatasi
kendala yang terjadi pada pengembangan model pendidikan anti korupsi di SMAN 8 Bandung.
D. Metode Penelitian
1. Metode
Secara metodologis penelitian ini mengginakan pendekatan kualitatif. Hakikat penelitian kualitatif adalah “ … untuk mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tenatng dunia sekitarnya.” Nasution, 2003: 5.
Metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode studi kasus case study, karena peneliti berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan serta
mengidentifikasi kejelasan implementasi Pendidikan Kewarganegaraan berbasis pendidikan anti korupsi yang diterapkan di sekolah. Hal ini seperti iyang
dikemukakan oleh Nasution 2003: 27 sebagai berikut: Case study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek
lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya.Case study dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu, segolongan
manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial.Case study dapat mengenai perkembangan sesuatu, dapat pula memebri gambaran tentagn
keadaan yang ada.
2. Teknik Penelitian
Berdasarkan metode penelitian tersebut, teknik penelitian yang digunakan adalah:
a. “Wawancara, teknik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog,
tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh- sungguh.”
Danial dan Wasriah, 2009: 71 b.
Observasi, alat pengumpul data yang dilakukan unutk memperoleh gambaran lebih jelas tentang kehidupan sosial dan diusahakan mengamati
keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasinya Nasution, 2003:
106. c.
Catatan lapangan field note, menurut Bodgan dan Biklen 1982 “merupakan catatan tertulis menegenai apa yang didengar, dilihat, dialami,
dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.” Meleong, 2005: 153
d. “Studi dokumentasi, pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan
sebagai bahan dan informasi sesuai dengan masalah penelitian.” Danial dan Wasriah, 2007: 66
e. “Studi literatur, teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan m
asalah dan tujuan penelitian.” Danial dan Wasriah, 2007: 80
E. Manfaat Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan sebagai diperolehnya suatu contoh model Pendidikan Antikorupsi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
pengembangan karakter kejujuran warga negara sebagai upaya pemberantasan korupsi di Indonesia serta untuk memberikan kontribusi nyata bagi sekolah-
sekolah dan lembaga institusional lainnya yang ada di Indonesia mengenai pengembangan model pendidikan anti korupsi untuk mendukung karakter
kejujuran siswa di sekolah melalui PKn.
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atas
pengembangan keilmuan mengenai model pendidikananti korupsi berbasis
karakter kejujuran.
b. Memberikan pemahaman tentang konsep model Pendidikan Antikorupsi
untuk lembaga, institusi, pemerintah, dan semua pihak terkait.
c. Memberikan model pembelajaran alternatif kepada guru untuk disimulasikan
di kelas sebagai wahana pembentukan karakter kejujuran. 2.
Secara Praktis a.
Bagi Guru
1 Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian dan acuan guru-
guru lainnya bahwa model pendidikan anti korupsi ini mampu memberikan sumbangsih dalam mengembangkan karakter kejujuran siswa.
2 Pengembangan model pendidikan anti korupsi ini dapat diorganisasikan
dan dihimpun dalam sebuah RPP yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas.
3 Pembiasaan pengembangan karakter kejujuran siswa bisa dilakukan
melalui pembelajran di dalam kelas maupun di luar kelas.
b. Bagi Siswa
1 Karakter kejujuran siswa dapat berkembang sesuai dengan pertumbuhan
jiwa dan rohaninya sehingga mampu menjadi pribadi yang baik. 2
Siswa dapat melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan memuat nilai-nilai yang sesuai dengan karakter kejujuran yang diinginkan.
3 Siswa dibiasakan berbuat atau berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Bagi Peneliti
1 Sebagai bekal dan bahan masukan berupa pengetahuan pengembangan
model Pendidikan Antikorupsi. 2
Sebagai ajang pembelajaran pengembangan model Pendidikan Antikorupsi.
3 Melalui pembiasaan, sebagai bekal untuk selalu mengembangkan karakter
kejujuran di dunia kerja. 4
Peneliti yang tertarik mengenai pengembangan model Pendidikan Antikorupsi dapat melanjutkan penelitian ini sebagai acuan dasar
pengembangan penelitian selanjutnya.
d. Bagi InstitusiJurusan
1 Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan dan keilmuan
mengenai model pendidikan anti korupsi yang merupakan salah satu ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan.
2 Sebagai sarana pengembangan nilai dan moral siswa sehingga mampu
diaplikasikan secara luas dalam dunia pendidikan terutama jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.
3 Sebagai masukan untuk mengembangkan model-model pembelajaran
Pendidikan Antikorupsi.
F. Struktur Organisasi
Sistematika penulisan merupakan hal penting demi memperlancar penulisan skripsi yang akan dilakukan, dan sistematikanya adalah sebagai berikut:
1. Judul
2. Halaman Pengesahan
3. Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah
4. Ucapan terima kasih
5. Kata Pengantar
6. Abstrak
7. Daftar Isi
8. Daftar Tabel
9. Daftar Gambar
10. Daftar Lampiran
11. BAB I Pendahuluan
12. BAB II Kajian Pusatka
13. BAB III Metode Penelitian
14. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
15. BAB V Kesimpulan dan Saran
16. Daftar Pustaka
17. Lampiran-lampiran
18. Riwayat Hidup
57
Shilmy Purnama, 2014 Pengembangan model pendidikan antikorupsi untuk mendukung karakter kejujuran siswa
di sekolah melalui PKn studi di SMA negeri 8 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian model Pendidikan Antikorupsi untuk mendukung karakter kejujuran siswa akan dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung. Hal ini
dikarenakan SMA Negeri 8 Bandung merupakan salah satu pilot project se- Nasional wilayah Jawa Barat. SMA Negeri 8 Bandung merupakan salah satu
sekolah yang telah menerapkan Pendidikan Antikorupsi sebagai program integrasi dari Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Antikorupsi telah dibelajarkan di
kelas sejak tahun 2010. Beberapa pendidik di sekolah ini sudah cukup terlatih dan memiliki berbagai kompetensi untuk mengaktualisasikan nilai-nilai antikorupsi,
khususnya nilai-nilai kejujuran pada suatu pembelajaran di sekolah sehingga materi-materi dapat tersampaikan dengan baik.
Selain itu, sekolah tersebut telah melaksanakan program Pendidikan Antikorupsi bukan hanya dalam proses pembelajaran di kelas saja, melainkan
dalam berbagai kegiatan ekstra-kurikuler, misalnya dengan adanya kantin kejujuran.
2. Subjek Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer merupakan informasi lisan yang diperoleh dari informan
atau narasumber di lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan informasi lain
yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan peneitian. Adapun yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah:
a. Kepala sekolah, sebagai Kepala SMA Negeri 8 Bandung atau Wakil
Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. b.
Guru, sebagai pengarah dan pembimbing siswa di SMA Negeri 8 Bandung.
c. Siswa.
B. Metode dan Desain Penelitian
Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hakikat penelitian kualitatif adalah “ … untuk mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tenta
ng dunia sekitarnya.” Nasution, 2003: 5. Penelitian kualitatif bersifat alamiah atau natural setting karena menjelaskan kondisi alamiah
yang benar-benar terjadi di lapangan. Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah, yaitu objek yang apa adanya terjadi di lapangan, tidak terpengaruh oleh
kehadiran peneliti. Metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode studi kasus atau
dalam istilah Bahasa Inggris disebut case study, karena peneliti berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan serta mengidentifikasi kejelasan
implementasi model Pendidikan Antikorupsi yang diterapkan di sekolah. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Nasution 2003: 27 sebagai berikut:
Case study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya.Case study dapat
dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial.Case study dapat
mengenai perkembangan sesuatu, dapat pula memberi gambaran tentang keadaan yang ada.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus agar bisa menggambarkan apa yang terjadi di lapangan secara lebih rinci sesuai dengan fokus penelitian
yaitu mengenai
imlementasi model
Pendidikan Antikorupsi.
Setelah mendapatkandata sesuai dengan yang terjadi di lapangan, penulis akan
menghimpun dan menganalisis data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu: 1.
Tahap persiapapan penelitian Pada tahap ini penulis mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah ada kesesuaian antara rancangan penelitian yang akan dilaksanakan dengan kondisi
yang terjadi di lapangan. Tahap persiapan ini meliputi perumusan rancangan penelitian, mengidentifikasi masalah, studi pendahuluan, menentukan metode dan
pendekatan penelitian, menentukan lokasi penelitian, menentukan teknik pengumpulan data.
Kemudian setelah menghimpun rancangan penelitian, penulis mengurus perizinan agar penelitian yang dilakukan memiliki izin atau legalitas yang jelas
dari instansi yang bersangkutan. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut: a.
Mengajukan permohonan izin mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan yang selanjutnya akan mendapatkan rekomendasi untuk Pembantu Dekan I
Bidang Akademik Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.
b. Dengan menyerahkan surat rekomendasi dari Ketua Jurusan dan
melampirkan berbagai persyaratan permohonan izin penelitian ke Bagian Akademik Fakultas, selanjutnya akan mendapatkan surat rekomendasi yang
akan diteruskan kepada Kepala BAAK UPI sebagai bagian pengurusan administrasi dan akademis.
c. Pembantu Rektor Bidang Akademik atas nama Rektor UPI akan
mengeluarkan surat pemberitahuan penelitian yang ditujukan kepada Kepala SMA Negeri 8 Bandung.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Setelah selesai melaksanakan tahap persiapan penelitian, selanjutnya masuk ke tahap pelaksanaan penelitian yang sesungguhnya mulai tanggal 23 Januari-02
Juni 2014 di SMA Negeri 8 Bandung. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mendatangi langsung SMA Negeri 8 Bandung untuk mengurus
surat perizinan penelitian yang telah dibuat pada tahap persiapan penelitian.
b. Setelah itu, peneliti meminta rekomendasi kepada Kepala Sekolah tentang
siapa saja yang bisa menjadi narasumber penelitian yang akan dilakukan. c.
Peneliti menemui langsung narasumber sebagai pemberitahuan awal dan penyusunan agenda penelitian sesuai dengan kesediaan narasumber.
d. Peneliti melakukan penelitian berupa observasi, wawancara, catatan
lapangan, studi dokumentasi. e.
Observasi dilakukan dengan melihat langsung Guru PKn di SMA Negeri 8 Bandung mengajar mata pelajaran PKn di kelas XI.
f. Sedangkan wawancara dilakukan dengan memberikan beberapa
pertanyaan terkait Pendidikan Antikorupsi kepada beberapa narasumber, yaitu Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran PKn, dan siswa.
D. Penjelasan Istilah
Penelitian ini menggunakan beberapa definisi yang digunakan oleh peneliti agar ada kesesuaian antara penulis dan pembaca, maka akan dijelaskan istilah
yang terdapat di dalam judul ini, yaitu: 1.
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,
usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
2. Korupsi
Korupsi adalah penyalahgunaan atau penyelewengan wewenang, uang bukan miliknya untuk keperluan pribadi ataupun orang lain.
3. Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi merupakan suatu upaya sadar dan sistematis yang dilakukan dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi melalui jalur
pendidikan, baik formal maupun non-formal. 4.
Karakter Karakter merupakan nilai dari sesuatu yang diwujudkan ke dalam suatu
perilaku seseorang. 5.
Karakter kejujuran Kejujuran merupakan derajat kesempurnaan manusia tertinggi dan seseorang
tidak akan berlaku jujur kecuali dia memiliki jiwa yang baik, hati yang bersih, pandangan yang lurus, sifta yang mulia, lidah yang bersih, dan hati yang
diliputi oleh keimanan, keberanian dan kekuatan. 6.
Model Pendidikan Antikorupsi PAK adalah cara atau langkah yang ditempuh oleh seorang guru untuk mengimplementasikan atau melaksanakan
pembelajaran bermuatan nilai-nilai dan karakter Antikorupsi di sekolah.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara