Sistem Penskoran METODE PENELITIAN

mengacu kepada studi Gokhale 1995; Suryadi 2005; Ruseffendi 2006 yang disajikan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Berpikir Kritis Representasi dari Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Reaksi Terhadap Masalah Skor Menganalisis Menentukan dan membicarakan atau menggunakan hubungan-hubungan antar variabel atau objek dalam situasi matematik; menganalisis data statisitk; menyusun inferensi sahih dari informasi yang diberikan. Menyelesaikan soal yang tidak rutin, menemukan hubungan, membuktikan dan mengomentari bukti, dan merumuskan serta menunjukkan benarnya suatu generalisasi. Benar Hampir benar 2 1 Mensintesis Mengkombinasikan atau mengintegrasikan prosedur- prosedur matematik untuk memperoleh hasil yang diinginkan; mengkombinasikan beberapa hasil untuk memperoleh hasil lebih jauh. Menyusun mengorganisasikan konsep dan teorema sehingga diperoleh sesuatu yang baru. Benar Hampir benar 2 1 Mengevaluasi Mendikusikan dan mengevaluasi suatu ide matematik, konjektur, strategi pemecahan masalah, metode, atau pembuktian secara kritis. Membuat kriteria, memberikan pertimbangan, mengkaji kekeliruan, ketepatan, reliabilitas, dan mampu menilai. Benar Hampir benar 2 1 Sumber: Gokhale 1995; Suryadi 2005; Ruseffendi 2006 Pengukuran kemampuan berpikir kreatif didasarkan pada pedoman yang dikembangkan oleh Pomalato 2005 dan Sabandar 2009. Pedoman pemberian skor kemampuan berpikir kreatif disajikan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Representasi dari Kemampuan berpikir Kreatif Indikator Reaksi terhadap Masalah Skor Kepekaan Mengidentifikasi adanya masalah, membedakan fakta yang tidak relevan dan relevan dengan masalah. Benar Hampir Benar 2 1 Keluwesan Memberikan jawaban yang beragam, menemukan atau menghasilkan berbagai macam ide, melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Benar Hampir Benar 2 1 Kelancaran Memunculkan gagasan atau pertanyaan yang beragam serta menjawabnya. Merencanakan dan menggunakan berbagai strategi penyelesaian pada saat menghadapi masalah yang rumit serta kebuntuan. Mengganti strategi penyelesaian ketika strategi yang dipilihnya mengalami kebuntuan dalam menyelesaiakn masalah. Benar Hampir Benar 2 1 Originalitas Munculnya gagasan dari yang bersangkutan tanpa memperoleh bantuan dari orang lain. Menghasilkan jawaban benar yang jarang diberikan oleh orang lain. Originalitas dalam hal ini adalah relatif karena yang baru bagi dirinya belum tentu baru bagi yang lain. Benar Hampir Benar 2 1 Elaborasi Memberikan jawaban yang rinci. Benar Hampir Benar 2 1 Sumber: Pomalato 2005 dan Sabandar 2009 F. Teknik Analisis Data Hasil Uji Coba Seperti dikemukakan pada bagian D di BAB III ini, agar instrumen yang akan digunakan untuk mengungkapkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, dan kemammpuan berpikir kreatif keabsahannya tidak diragukan, maka peneliti mencobakan instrumen yang telah dikembangkan pada subjek yang berkarakteristik serupa dengan karakteristik subjek penelitian ini. Selanjutnya dilakukan analisis butiran soal. Analisis butiran soal mencakup perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran butir soal dan daya pembedanya. Validitas instrumen ditentukan atas dasar pertimbangan tim promotor dan besar-kecilnya koefisien reliabilitas yang dihitung dengan rumus Pruduct Moment dari Pearson. Dalam praktiknya, perhitungan dan pengujian validitas banding dan reliabilitas menggunakan Statistical Product and Service Solution SPSS 17 Priyatno, 2009. Validitas Instrumen Karena skor kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif semuanya kontinyu, maka validitas banding dari butiran soalnya dihitung dengan menggunakan rumus Pruduct Moment dari Pearson Ruseffendi, 2005, yaitu { } { } 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = X : nilai rata-rata soal-soal tes pertama perorangan ∑ : jumlah nilai-nilai X ∑ : jumlah kuadrat nilai-nilai X Y : nilai rata-rata soal-soal tes kedua perorangan ∑ : jumlah nilai-nilai Y ∑ : jumlah kuadrat nilai-nilai Y XY : perkalian nilai-nilai X dan Y perorangan ∑ : jumlah perkalian nilai X dan Y N : banyaknya pasangan nilai Adapu narti dari r dapat dilihat pada Tabel 3.8 di halaman 101. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumen r yang dihitung dengan menggunakan SPSS didasarkan pada rumus Cronbach Alpha Ruseffendi, 2005, yaitu 2 2 2 1 j i j DB DB DB x b b r ∑ − − = dengan: b : banyaknya soal, 2 j DB : variansi skor seluruh soal menurut skor siswa perorangan, 2 i DB : variansi skor soal tertentu soal ke-i, ∑ 2 i DB : jumlah variansi skor seluruh soal menurut skor soal tertentu, i = 1, 2, 3,… Setelah koefisien reliabilitas dihitung, selanjutnya dilihat apakah instrumen itu mempunyai reliabilitas yang tinggi, sedang, atau rendah. Arti dari koefisien reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Arti dari Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Reliabilitas 0,00 – 0,20 Kecil 0,20 – 0,40 Rendah 0,40 – 0,70 Sedang 0,70 – 0,90 Tinggi 0,90 - 1,00 Sangat Tinggi Sumber: Guilford, dalam Ruseffendi 2005. Tingkat Kesukaran Butiran Soal Tingkat Kesukaran TK butiran soal dihitung dengan rumus 100 T T I S TK = S T dan I T berturut-turut menyatakan jumlah skor yang diperoleh mahasiswa pada satu butir soal yang diolah, dan jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh mahasiswa pada satu butir soal tesebut Karno To, 1996. Setelah tingkat kesukaran dihitung, selanjutnya dilihat apakah instrumen itu mempunyai tingkat kesukaran yang tinggi, sedang, atau rendah. Arti dari tingkat kesukaran ditunjukkan pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Evaluasi Butiran Soal dari Aspek Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Evaluasi Butiran Soal 0 – 15 Sangat sukar 16 – 30 Sukar 31 – 70 Sedang 71 – 85 Mudah 86 – 100 Sangat mudah Sumber: Karno To 1996. Daya Pembeda Butiran Soal Untuk melihat kemampuan bahwa butir soal dapat membedakan mahasiswa pandai dan mahasiswa lemah, lebih dulu skor mahasiswa diurutkan dari tinggi ke randah. Selanjutnya Daya Pembeda DP butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: 100 A B A I S S DP − = S A dan S B berturut-turut menyatakan banyak siswa dari 27 siswa pandai yang memilih jawaban itu benar, dan banyak siswa dari 27 siswa lemah. I A menyatakan jumlah skor ideal kelompok atasbawah Karno To, 1996. Setelah daya pembeda dihitung, selanjutnya dilihat apakah instrumen itu mempunyai daya pembeda yang tinggi, sedang, atau rendah. Arti dari daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Evaluasi Butiran Soal dari Aspek Daya Pembeda Daya Pembeda Evaluasi Butiran Soal 0, 19 ke bawah Jelek, dibuang atau dirombak 0,20 – 0,29 Minimum, perlu diperbaiki 0,30 – 0,39 Cukup baik, mungkin perlu perbaikan 0, 40 dan lebih Sangat baik Sumber: Ebel 1972, dalam Ruseffendi, 1991: 204

G. Analisis Data Hasil Uji Coba

Validasi Ranah Materi, Konstruksi, dan Bahasa Sebelum instrumen digunakan, instrumen untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah, kemamapuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif yang dipergunakan dalam penelitian ini telah divalidasi oleh promotor, kopromotor dan anggota penulisan disertasi. Penimbang lainnya 6 dosen adalah dosen pengampu mata kuliah matematika di perguruan tinggi bidang bisnis. Perlu diketahui bahwa enam dosen yang menjadi validator adalah pengampu mata kuliah tersebut, satu orang bergelar doktor statistika dan yang lainnya berpendidikan S1 matematika dan magister sains bidang bisnis. Instrumen divalidasi dari tiga ranah, yaitu ranah materi, konstruksi dan ranah bahasa. Instrumen lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.4 di halaman 96. Hasil validasi instrumen untuk ketiga ranah tersebut ditunjukkan pada Tabel 3.11, 3.12, dan 3.13 di halaman 103 dan 104. Tabel 3.11 Hasil Validasi Ranah Materi I II III IV V VI VII VIII IX Fungsi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 Turunan 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 Matriks 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 Angka satu pada badan Tabel 3.11 menunjukkan bahwa: 1 butir soal sesuai indikator, 2 batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas, 3 isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran, 4 isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang dan jenis program studi. Angka 0 gagal menunjukkan bahwa butir soal tidak sejalan atau ada yang tidak sesuai dengan empat kriteria pemberian skor 1 sukses. Tabel 3.12 Hasil Validasi Ranah Konstruksi Materi dan Soal Validator I II III IV V VI VII VIII IX Fungsi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Turunan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 Matriks 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Angka satu pada badan Tabel 3.12 menunjukkan bahwa: 1 rumusan kalimat dalam bentuk kalimat tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, 2 ada petujuk yang jelas cara mengerjakanmenyelesaikan soal, 3 ada pedoman penskorannya, 4 tabel, grafik, diagram, kasus, atau yang sejenisya bermakna

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pembelajaran dengan strategi metakognitif Self-explanation

4 9 157

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN PAIKEM.

0 3 58

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN METAKOGNISI.

0 5 36

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL.

0 2 37

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF.

0 1 72

Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Konflik Kognitif.

0 2 72

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI MHM BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF, KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, DAN DISPOSISI MATEMATIS, SERTA PERSEPSI TERHADAP KREATIVITAS.

0 1 51

Pengaruh Pembelajaran dengan Strategi MHM Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis, serta Persepsi terhadap Kreativitas.

0 0 51