Nilai Moral Lao Zi Daodejing Wu Wei

yang membahas tentang pandangan laozi terhadap masyarakat ke depannya yang diplubikasikan secara online pada 16 Mei 2006. Artikel yang ditulis oleh 李因全Li Yin Quan yang berjudul “全球化”与老子思想当 今价值 “quan qiu hua” yu Lao Zi si xiang xiang dang jia zhi Perubahan zaman” dengan nilai atas pemikiran Lao Zi pada zaman sekarang yang diplubikasikan secara online pada 11 april 2006, yang merupakan penelitian tentang perubahan zaman yang didasari dengan nilai pemikiran Lao Zi pada masa sekarang.

2.2 Konsep

Berdasarkan KBBI 1995: 456 konsep diartikan sebagai rencana atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian konkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasan yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Peneliti akan menggambarkan objek yang diteliti secara abstrak, yaitu gambaran berupa pengertian- pengertian yang berkaitan dengan penelitian nilai moral dalam Wu Wei yang terdiri dari: nilai moral, Lao Zi, Daodejing dan Wu Wei.

2.2.1 Nilai Moral

Kata moral berasal dari bahasa latin Mores. Mores berasal dari kata Mos yang berarti kesusilaan, tabiat atau kelakuan. Moral dengan demikian dapat diartikan ajaran kesusilaan. Moralitas berarti hal mengenai kesusilaan. Dalam buku Etika Individual, Pola Dasar Filsafat Moral oleh Burhanuddin 2000: 22 mengatakan bahwa “Moral adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-perbuatan Universitas Sumatera Utara manusia tindakan insani dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh dari akal budi manusia.” Menurut Aristoteles Burhanuddin, 2000: 31 nilai moral adalah manusia itu dalam semua perbuatannya, bagaimanapun juga mengejar sesuatu yang baik.

2.2.2 Lao Zi

Lao zi mempunyai nama asli Li Er. Lao Zi yang berarti “guru tua” atau “sesepuh” dinamakan kepada Li Er sebagai tanda penghormatan kepadanya. Lao Zi yang hidup pada abad ke-4 570- 470 SM tersebut mempunyai keyakinan yang berbeda dengan keyakinan umum yang sudah sejak lama yang mana mengatakan bahwa manusia harus tunjukkan bahwa ia kuat dan tak lemah, cerdas dan tak bodoh. Berbeda dengan Lao Zi yang berprinsip bahwa manusia harus jujur dan tak licik, tanpa motif dan kehendak, tanpa pamrih dan rendah hati, berpikir jernih dan alami.

2.2.3 Daodejing

Daodejing merupakan sebuah kitab klasik yang ditulis oleh Lao Zi. Daodejing juga diartikan oleh sebagian penganut ajaran Dao sebagai “Klasik tentang Jalan Kuasa”, dan ada juga yang mengartikannya sebagai “Kitab mengenai Hukum Dunia dan kekuatannya”.

2.2.4 Wu Wei

Wu artinya tidak, tidak punya, tidak ada, kosong, atau hampa. Wei artinya berbuat, melakukan, mengerjakan. Secara harafiah Wu Wei diartikan sebagai tidak melakukan apa-apa atau tanpa tindakan. Namun makna sebenarnya adalah mengajarkan kepada kita bahwa untuk Universitas Sumatera Utara mencapai hasil yang maksimal kita harus selaras dengan alam, tidak berjuang dengan arus melainkan mengalir bersamanya. Terdapat tiga nilai dasar moral yang menjadi kunci untuk menjalankan nilai Wu Wei yaitu rendah hati, lemah lembut, dan penyangkalan diri. Masing-masing dari ketiga nilai dasar moral tersebut dapat dijabarkan dan disesuaikan dengan beberapa filsafat Lao Zi, dan uraiannya sebagai berikut: 1. Rendah hati, nilai moral tersebut tercermin dari salah satu filsafat Lao Zi yang mengatakan “不自见 , 故明;不自是, 故彰;不自伐,故有功;不自矝,故 长 .”Bù zì jiàn, gù míng; bù zì shì, gù zh āng; bù zì fá, gù yǒugōng; bù zì jīn, gù zh ǎng. Artinya tidak mementingkan diri sendiri, maka akan diingat sepanjang masa; tidak menganggap dirinya yang benar, dengan demikian ia baru bisa membedakan mana benar dan salah; tidak membanggakan diri, maka ilmu yang ia dapat akan lebih banyak ; tidak sombong , maka ia baru bisa menjadi pemimpin. 2. Lemah lembut, nilai moral tersebut tercermin dari salah satu filsafat Lao Zi yang mengatakan “兵强则灭,木强则折。强大处下,柔弱处上.” Bīng qiáng zé miè, mù qiáng zé zhé. Qiángdà ch ǔ xià, róuruò chù shàng. Artinya tentara yang kuat sebaliknya akan musnah, pohon yang besar dan tinggi akan patah. Keadaan yang kuat pada awalnya akan berubah menjadi lemah, sehingga ia akan berada di bawah. Dari keadaan lemah pada awalnya dan menuju keadaan kuat, maka ia yang akan berada di atas. 3. Penyangkalan diri, nilai moral trsebut tercermin dari salah satu filsafat Lao Zi yang mengatakan “ 故常无欲, 以观其妙 ;常有欲, 以观其徼.” Gùcháng wú yù, y ǐ Universitas Sumatera Utara guān qí miào; cháng yǒu yù, yǐ guān qí jiǎo。Artinya oleh karena itu bila mampu mempertahankan keadaan yang bersih dari nafsu, maka akan dapat mengamati antara perbedaan langit dan bumi; kalau keinginan terlalu banyak, maka hanya akan dapat melihat fenomena langit dan bumi dari permukaannya saja. Leman 2007: 35 telah mengatakan : “Orang yang bekerja keras tanpa merasa capek atau terbebani, dan bisa menikmati apa yang dikerjakannya, menandakan bahwa orang tersebut sebenarnya telah menerapkan konsep Wu Wei sesuai bakat dalam hidupnya. Sebaliknya, apabila apa yang Anda kerjakan seakan-akan terasa sebagai beban, berarti anda telah mengerjakan pekerjaan yang salah.”

2.3 Landasan Teori