2.2. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen. Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara
pemegang saham dan manajemen timbul karena adanya pemisahan wewenang perusahaan, antara pemilik dan pengelola manajemen . Pihak manajemen
cenderung menginginkan pembagian dividen yang kecil karena, mereka menginginkan kelebihan arus kas untuk membiayai investasi perusahaan,
sedangkan pemegang saham mengigninkan pembagian dividen yang besar sehinnga dapat meningkatkan kemakmurannya. Kelebihan kas tersebut jika
digunakan untuk membiayai investasi – invesatsi yang menguntungkan tidak akan menjadi masalah, tetapi seringkali manajer cenderung menggunakan dana tersebut
untuk memperkaya diri sendiri dan membiayai investasi – investasi yang tidak menguntungkan.
Kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajemen berkaitan erat dengan kontrol dan monitoring atas perilaku manajemen, sebagai konsekuensi
adanya konflik keagenan. Kepemilikan mnajerial dapat membantu untuk mensejajarkan kepentingan pihak manajemen dengan pemegang saham. Manajer
akan berhati – hati dalam setiap pengambilan keputusan, karena setiap keputusan yang diambil akan secara langsung berpengaruh terhadapnya. Tingkat
kepemilikan manajerial yang rendah berarti pihak manajemen memiliki pengaruh dan tingkat voting power yang terbatas. Investor luar sebagai pemilik saham
mayoritas mempunyai kuasa untuk memonitor dan membatasi perilaku oportunistik manajer, sehingga dapat mengurangi konflik keagenan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Konflik kepentingan dapat timbul di antara pemegang saham ketika pemegang saham memiliki kendali lebih besar dari yang seharusnya. Apabila
seorang pemegang saham memiliki kendali yang terlalu besar maka dia akan cenderung memiliki insentif untuk memperoleh keuntungan pribadi, akibatnya
kinerja perusahaan akan menurun. Kecenderungan ini meningkat ketika kepemilikan pemegang saham pengendali berkurang. Pada perusahaan dengan
kepemilikan saham terbagi – bagi, pemilik saham tersbesar akan mengendalikan perusahaan. Pada perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat melalui kepemilikan
institusi, pemegang saham pengendali akan mengendalikan perusahaan dengan sedikit kepentingan.
Kepemilikan manajerial dalam kaitannya dengan kebijakan hutang memiliki peran yang penting, yaitu mengendalikan kebijakan keuangan
perusahaan agar sesuai dengan keinginan pemegang saham. Semakin tinggi tingkat hutang, maka resiko keuangan juga akan semakin tinggi. Kepemilikan
manajerial akan membuat pihak manajemen lebih berhati – hati dalam keputusan pembentukan hutang. Pemegang saham akan berusaha untuk menyamakan
kepentingan antara manajemen dengan pemegang sahm dengan mengikat kekayaan pribadi manajemen ke dalam kekayaan perusahaan. Berdasarkan hal
tersebut dapat dinyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
2.3. Hutang 2.3.1. Pengertian Hutang