BEBAN KERJA GURU PROFESIONAL

Desi Dahlan, M.Pd. 4 Jumlah guru bersetifikat semakin banyak, sedangkan jam pelajaran tersedia sangat terbatas. Berdasarkan data Kemendikbud RI, dari 2,9 juta guru saat ini, sekitar 1,1 juta diantaranya sudah bersetifikat, 731.000, yang menerima tunjangan sertifikasi. Kewajiban mengajar 24 jamtatap mukaminggu suatu sisi positif karena tugas guru menjadi optimal dan efektif, di sisi lain pembagian jam pelajaran membingungkan guru dan kepala sekolah, adanya kebijakan ini akhirnya harus mengorbankan guru nonsertifikasi dan tidak jarang guru honorer. Polemik tunjangan sertifikasi guru terus bergulir. Beban kerja minimal 24 jam tatap muka dalam seminggu yang tertuang dalam Permendiknas No 39 Tahun 2009 tersebut berpotensi memicu persaingan tak sehat antar guru. Beban kerja 24 jam tatap muka yang menjadi syarat pemberian tunjangan sertifikasi, pada banyak kasus sering tidak dapat terpenuhi. Untuk mengatasinya mereka diberi kesempatan untuk mencukupi jumlah jam mengajarnya di sekolah lain baik di dalam satu kabupatenkota atau di kabupatenkota lain. Reaksi keras mengenai beban kerja guru disebaban karena keputusan pemerintah terkait dengan penetapan beban kerja guru, karena hanya menilai jumlah jam tatap muka di kelas sebagai patokan untuk pemberian tunjangan sertifikasi. Sementara, pada dasarnya fungsi guru tidak hanya mengajar dalam kelas, tapi juga memberi pendampingan dan pembinaan terhadap siswa di luar kelas. Jika ini tidak di tanggapi, guru akan kesulitan memenuhi beban kerja tersebut. Dengan kondisi demikian, terjadi kecenderungan guru hanya akan mengejar beban kerja tatap muka, dan kesulitan melakukan pendampingan terhadap siswa. Persaingan antar guru untuk berebut jam kerja juga bisa terjadi. Hal ini diperparah dengan buruknya distribusi guru. Semakin banyak jumlah guru, akan semakin sulit bagi guru untuk memenuhi jam kerja. Ketentuan yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 39 tahun 2009 dan Permendiknas No 302011, justru menuai banyak masalah, terutama terhadap beban mengajar minimal guru. Batas waktu Pemerintah KabupatenKota melakukan perencanaan kebutuhan dan retribusi guru pada akhir Desember 2011 belum sepenuhnya menyelesaikan permalahan beban kerja guru.

B. BEBAN KERJA GURU PROFESIONAL

Guru yang profesional adalah guru yang melaksanakan tugas pembelajaran secara berkualitas. Untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, guru memiliki kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran serta menilai hasil pembelajaran. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber Desi Dahlan, M.Pd. 5 penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Seorang guru yang profesional adalah juga agen pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan martabat dan perannya dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pengakuan sebagai tenaga profesional tersebut dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Sertifikat pendidik merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Tujuan sertifikasi guru adalah untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas, diantaranya sebagai agen pembelajaran. Sertifikasi guru juga merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan acuan dalam meningkatkan profesionalisme guru, mutu proses dan hasil pendidikan, serta martabat guru Mardapi, 2012:4 Strategi yang dapat ditempuh untuk meningkatkan profesialisme guru adalah: 1 melakukan pelatihan yang efektif, setelah pelatihan harus ada umpan balik berupa ujian, 2 magang pada guru yang profesional, 3 membaca buku atau hasil penelitian tentang guru yang profesional, 4 melakukan refleksi diri terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan, 5 melakukan refleksi diri terhadap prilaku yang ditampilkan di depan kelas dan di sekolah, 6 melakukan evaluasi diri terhadap kinerja yang telah dicapai. Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah harus memantau kinerja guru melalui obervasi di kelas dan menggali informasi dari peserta didik tentang pelaksanaan pembelajaran, dan menganalisis hasil ujian sekolah dan hasil ujian nasional. Kewajiban guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 ayat 1 mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan beban kerja guru. Beban kerja guru paling sedikit memenuhi 24 dua puluh empat jam tatap muka dan paling banyak 40 empat puluh jam tatap muka dalam 1 satu minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 dua puluh empat jam tatap muka dan paling banyak 40 empat puluh jam tatap muka dalam 1 satu minggu dilaksanakan dengan ketentuan paling sedikit 6 enam jam tatap muka dalam 1 satu minggu pada satuan pendidikan tempat tugasnya sebagai Guru Tetap. Desi Dahlan, M.Pd. 6

C. Kondisi Penyebab Kekurangan Beban Mengajar Guru