Analisis tentang Pelanggaran Analisis

133 negara yang terdekat yakni Indonesia, Singapore. Timor Leste juga mempunyai rencana dan sedang mempersiapkan beberapa orang tenaga atase untuk dikirim sebagai perwakilan Timor Leste pada beberapa negara 19 .

3.3 Analisis

3.3.1 Analisis tentang Pelanggaran

Berkaitan dengan adanya kelemahan dalam penerapan peraturan tersebut, maka perlu dilakukan peninjauan lebih lanjut dalam sistem hukum yang berlaku di Timor Leste. Menurut Lawrence M. Friedman, sistem hukum terdiri dari materi hukum, struktur hukum dan budaya hukum. Dalam hal materi hukum, Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 merupakan materi hukum yang berlaku dalam pene- rapan sistem keimigrasian. Sedangkan dalam hal materi hukum yang berlaku perlu mendapatkan pe- nyesuaian karena adanya perbedaan kasus yang dihadapi dalam berbagai pelanggaran yang terjadi, seperti: illegal crossing, illegal stay, penyalahgunaan visa dan pemalsuan visa serta permintaan suaka dari warga asing yang datang ke Timor Leste. Dalam kaitannya dengan permintaan suaka dari negara X, Timor Leste masih berpedoman kepada 19 Jose Da Costa, Director Nasional Keimigarasian Timor Leste, Interview 6 April 2013 134 konvensi 1951, yang rancangannya dibuat sebagai hasil rekomendasi dari Komisi Hak Asasi Manusia PBB yang baru saja dibentuk. Ini dijadikan sebagai petun- juk dalam menyusun standar perlakuan terhadap pengungsi. Dalam pasal 1, konvensi memberikan definisi umum tentang istilah “pengungsi.” Istilah tersebut berlaku pada setiap orang yang “sebagai akibat peris- tiwa yang terjadi sebelum 1 Januari 1951”. Karena adanya ketakutan yang beralasan akan dikejar-kejar karena perbedaan ras, agama, kebangsaan, keanggo- taan dalam suatu kelompok sosial atau pandangan politik tertentu. Mereka tidak berada di negara tempat ia menjadi warganegara, dan tidak mampu, atau tidak mau, karena adanya ketakutan semacam itu, menda- pat perlindungan dari negara tersebut. Atau siapa saja yang tidak memiliki kewarganegaraan dan sedang berada di luar negara tempat ia sebelumnya bertempat tinggal, ternyata tidak mau kembali ke negara tersebut karena adanya peristiwa-peristiwa semacam itu.

3.3.2 Analisis Teori