Review Kegiatan Saran Cara Penggunaan Modul

PPPPTK IPA Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: RELATIVITAS KELOMPOK KOMPETENSI I 8 Gambar 1.3 Titik P pada dua kerangka acuan A dan B Kedua pengamat mendapatkan persamaan kecepatan dan posisi sebagai berikut. X B = X A  vt Y A = Y B v Bx = v Ax  v v Ay = v By Di mana X A dan Y A adalah koordinat titik P diukur oleh pegamat A, X B dan Y B adalah koordinat yang diukur oleh pengamat B. Sedangkan v Ax , dan v Ay adalah komponen kecepatan P yang diukur oleh A, dan v Bx dan v By adalah komponen kecepatan yang diukur oleh B. Waktu tang diukur t dan v adalah kecepatan relatif kedua pengamat. Persamaan posisi dan kecepatan titik P, yang selanjutnya dikenal dengan Transformasi Relativitas Galilean adalah sebagai berikut. r B = r A  v t v B = v A  v Semua perubahan bentuk persamaan ini dapat dilihat pada diagram berikut. Gambar 1.4 Transformasi relativitas galilean A B P vt X A X B Y A Y Y Y B X LISTRIK untuk SMP KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: RELATIVITAS KELOMPOK KOMPETENSI I Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Fisika SMA 9 Transformasi relativitas Galilean didasari konsep ”tidak ada ruang mutlak”, yang ada adalah ”ruang relatif”. Isaac Newton dengan mengacu pada transformasi relativitas Galilean, juga menolak adanya ruang mutlak, menurut Newton, ”sebuah obyek disebut bergerak jika telah terjadi perubahan jarak dengan obyek lain sembarang obyek di dunia ini ”, sehingga yang ada hanya ruang relatif. Namun baik Galileo maupun Newton tetap meyakini adanya waktu mutlak, yakni waktu menurut seluruh obyek di alam semesta ini adalah identik, tanpa dipengaruhi kedudukan dan kecepatan setiap obyek. Anggapan tentang waktu mutlak inilah yang direvisi oleh Einstein dengan relativitas khususnya.

2. Teori Relativitas Khusus

Kejadian-kejadian yang terjadi sehari-hari di sekitar kita pada umumnya berhubungan dengan kecepatan yang jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya. Karena itu sampai awal abad ke-20 ide awal tentang ruang dan waktu dijelaskan berdasarkan kecepatan ini dan hukum-hukum mekanika mengacu pada hukum Newton yang saat itu sangat diakui kebenarannya. Tetapi ternyata pada percobaan gerak partikel yang menggunakan kecepatan mendekati kecepatan cahaya disebut kecepatan relativistik hukum Newton gagal diterapkan. Contoh kegagalan hukum Newton ini adalah pada saat dilakukan percobaan pemercepat partikel, yaitu elektron dalam suatu akselerator yang diberi potensial sangat tinggi sampai jutaan Volt sehingga mempunyai kecepatan sampai kira-kira 0,99c. Menurut hukum energi Newton berlaku rumus Ek = ½ mv 2 , untuk massa m elektron yang tetap jika energi akselerator ditingkatkan menjadi 4 kali dengan cara diberi beda potensial listrik yang lebih tinggi maka seharusnya kecepatan elektron akan menjadi 1,98 c 2 kali kecepatan semula. Tapi hasil percobaan menunjukkan bahwa kecepatan elektron hampir tetap yaitu sebesar 0,99 c. Dari hasil percobaan ini terbukti bahwa Hukum Newton tidak berlaku karena ternyata kecepatan partikel mempunyai batasan tertentu. Pada tahun 1905, Albert Einstein 1879 – 1955 seorang pegawai jawatan paten Swiss mengemukakan teori relativitas khusus untuk menjelaskan batas kecepatan suatu partikel. Teori ini memberi penjelasan untuk benda – PPPPTK IPA Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: RELATIVITAS KELOMPOK KOMPETENSI I 10 benda yang bergerak dalam kecepatan tetap. Kedua postulat yang dikemukakan oleh Einstein adalah sebagai berikut. a. Hukum fisika adalah sama untuk semua kerangka acuan inersial, yaitu suatu kerangka acuan yang berada dalam keadaan diam atau bergerak terhadap acuan lainnya dengan kecepatan konstan pada suatu garis lurus. Semua gerak adalah relatif. Kecepatan obyek hanya dapat dinyatakan secara relatif terhadap obyek lainnya dan tidak mungkin dinyatakan secara mutlak. b. Kelajuan cahaya dalam vakum memiliki nilai yang sama menurut semua kerangka acuan inersial yaitu sebesar c = 3 x 10 8 ms Karya besar Einstein inilah yang merupakan salah satu tonggak dari fisika modern dan disebut teori relativitas khusus karena teori relativitas ini hanya berlaku bagi kerangka acuan inersial. Selanjutnya baru pada tahun 1916 Einstein mengusulkan teori relativitas umum yang berlaku bagi semua kerangka acuan baik inersial maupun non inersial. Modul ini hanya akan membahas teori relativitas khusus yang akan menghasilkan ramalan- ramalan mengenai kecepatan relativistik, penyusutan panjang, pemuluran waktu serta rumus spektakuler yang dikemukakan Einstein tentang energi relativistik.

a. Penjumlahan Kecepatan Secara Relativistik

Pada fisika klasik, Newton telah menyatakan bahwa semua gerak adalah relatif. Sebagai gambaran jika seorang Pengamat diam di tepi jalan dilewati oleh sebuah bus yang melaju ke Utara dengan kelajuan 80 kmjam, maka Pengamat akan mengatakan bahwa bus bergerak menjauh dengan kelajuan 80 kmjam arah ke Utara. Tetapi orang yang ada di dalam bus akan mengatakan Pengamatlah yang bergerak ke Selatan dengan kelajuan 80 kmjam. Jika selanjutnya orang yang di dalam bus berjalan searah dengan arah gerak bus dengan kelajuan 4 kmjam maka akan diperoleh penjumlahan kecepatan relatif menurut relativitas Newton dan Pengamat akan mengatakan bahwa laju orang di dalam bus tersebut menjadi 84 kmjam ke arah Utara, yaitu 80 kmjam + 4 kmjam. Demikian pula