Hubungan antara Kondisi Sarana Pembuangan Tinja Jamban dengan

64

5.2 Hubungan antara Kondisi Sarana Pembuangan Tinja Jamban dengan

Kejadian Cacingan Hasil observasi di RW 03 Kelurahan Panggung, kondisi jamban di masyarakat sangat memprihatinkan, yaitu keadaan jamban yang kumuh, kurang tersedianya air bersih, kurang pencahayaan, dan sering dihinggapi serangga terutama lalat dan kecoa. Peranan lalat dalam penularan penyakit melalui tinja sangat besar. Lalat senang menempatkannya pada kotoran manusia yang terbuka dan bahan organik lain yang sedang mengalami penguraian Soeparman Suparmin, 2001:51. Secara statistik diperoleh hasil kondisi sarana pembuangan tinja di RW 03 Kelurahan Panggung berpengaruh signifikan, terlihat dari nilai p value 0,0001 α 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kejadian cacingan. Warga yang tidak memiliki jamban sendiri, mereka yang rumahnya dekat dengan pemakaman umum Panggung, memanfaatkan lahan kosong untuk buang air besar. Ada juga ibu rumah tangga yang mempunyai anak balita membiarkan anaknya buang air besar di selokan depan rumah sendiri. Sehingga tanah yang sudah terkontaminasi dengan kotoran manusia sangat berpengaruh terjadinya penyakit. Anak-anak dan balita yang sering berinteraksi dengan tanah sangat rentan terhadap penyakit yang salah satunya yaitu penyakit cacingan. Sekilas tampak anak-anak dan balita bermain-main disekitar makam tanpa alas kaki. Askariasis, ancylostomiasis, dan trichiuriasis merupakan penyakit cacingan yang transmisinya melalui tanah Juli Soemirat Slamet, 2000:45. Balita di RW 03 Kelurahan Panggung yang terkena cacingan disebabkan karena pencemaran tanah yang merupakan penyebab terjadinya transmisi telur 65 cacing dari tanah kepada balita melalui tangan atau kuku yang mengandung telur cacing, kemudian masuk ke mulut bersama makanan. Setelah bermain di tanah, mereka tidak mencuci tangan dan kaki. Biasanya mereka bermain sambil makan jajan bersama dengan teman sebayanya. Infeksi pada balita terjadi karena menelan telur matang yang berasal dari tanah yang terkontaminasi. Telur yang tertelan akan menetas di lambung dan usus, kemudian larvanya secara aktif menembus dinding usus Lynne S. Garcia dkk, 1996:139. Dalam perencanaan pembuatan jamban, perhatian harus diberikan pada upaya pencegahan perkembangbiakan lalat. Sifat lalat yang fototropis positif, yang tertarik pada sinar dan menghindari kegelapan serta permukaan yang gelap, dapat dimanfaatkan untuk upaya pencegahan. Jamban yang paling baik adalah jamban yang tinjanya segera tergelontor ke dalam lubang atau tangki dibawah tanah. Di samping itu, semua bagian yang terbuka ke arah tinja, termasuk tempat duduk atau tempat jongkok, harus dijaga kebersihan dan tertutup bila tidak digunakan Soeparman Suparmin, 2001:51. Trichuris trichiura mempunyai prevalensi di seluruh dunia, terutama pada daerah hangat dengan sanitasi buruk. Sebagian besar infeksi asimtomatis atau tidak dirasakan, dan infeksi berat dapat menyebabkan nyeri perut dan diare campur darah kolitis. Perbaikan higiene sanitasi perorangan, pembuangan kotoran manusia dengan baik, serta memasak makanan dan minuman dengan baik merupakan pencegahan terjadinya kejadian cacingan Bibhat K. Mandal, 2008:285. 66

5.3 Hubungan antara Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL dengan