33
2.5.1 Kondisi Penyediaan Air Bersih
Sarana air bersih merupakan konstruksi sarana air bersih sehingga sarana tersebut memenuhi syarat teknis dan kesehatan terlindungi dari resiko
pencemaran. Salah satu penyebab dari kurang baiknya kualitas air bersih adalah tidak terlindunginya sarana air bersih dari pencemaran Dinkes Prop. Jateng,
2005:17. Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut
hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
2.5.1.1 Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening tak
berwarna, tidak berasa, suhu di bawah suhu udara diluar, sehingga dalam kehidupan sehari-hari untuk mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik tidak
sukar Depkes RI, 2007:27. 2.5.1.2
Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri,
terutama bakteri patogen. Bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E.Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan Soekidjo
Notoatmodjo, 1997:153. 2.5.1.3 Syarat kimia
Air yang bersih mempunyai Ph= 7, dan oksigen terlarut jenuh pada 9 mgl. Air merupakan cairan biologis yakni didapat dalam tubuh semua organisme.
Sehingga, spesies kimiawi yang ada di dalam air berjumlah sangat besar Juli Soemirat Slamet, 2002:83.
34
Air yang ada di bumi ini tidak pernah terdapat dalam keadaan murni bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral unsur lain yang terlarut di
dalamnya. Air hujan maupun air yang berasal dari pegunungan tetap saja mengandung senyawa dan bakteri. Ukuran air disebut bersih dan tidak tercemar
tidak ditentukan oleh kemurnian air Wisnu Arya Wardhana, 1995:72.
2.5.2 Pembuangan Kotoran Manusia
Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi, karena kotoran manusia faeces adalah sumber
penyebaran penyakit yang multi kompleks. Peranan tinja dalam penyebaran penyakit sangat besar. Di samping dapat langsung mengkontaminasi makanan,
minuman, sayuran dan sebagainya, juga air, tanah, serangga, dan bagian-bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut Soekidjo Notoatmodjo,
1997:159. Penyebaran penyakit yang bersumber pada faeces dapat melalui berbagai
macam jalan atau cara Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Penyebaran penyakit yang bersumber pada faeces
Sumber: Soekidjo Notoatmodjo, 2007:166 tinja
air tangan
lalat Makanan,
minuman, sayur-sayuran,
dsb
tanah mati
Pejamu host
sakit
35
Penyebaran penyakit yang bersumber pada faeces melalui beberapa jalan yaitu air, tangan, makanan minuman, lalat, dan tanah. Melalui jalan tersebut akan
menginfeksi manusia, yang kemudian akan terjadi sakit atau kematian. Perlu diperhatikan persyaratan mengenai penularan penyakit melalui pembuangan
kotoran manusia. Agar persyaratan tersebut dapat dipenuhi, maka perlu diperhatikan antara lain:
1. Septik tank tidak mencemari air tanah dan air permukaan, jarak dengan
sumber air ± 10 meter. 2.
Bila berbentuk leher angsa, air penyekat selalu menutup lubang tempat jongkok.
3. Bila tanpa leher angsa, harus dilengkapi dengan penutup lubang tempat
jongkok yang dapat mencegah lalat atau serangga lainnya. 4.
Kotoran manusi tidak dijamah oleh lalat. 5.
Jamban tidak menimbulkan sarang nyamuk, dan tidak menimbulkan bau yang mengganggu Depkes RI, 1996:61.
2.5.3 Sarana Pembuangan Air Limbah SPAL