Epidemiologi Etiologi Patofisiologi Manfaat Penelitian

ataupun medikamentosa juga dapat menyebabkan peritonitis tersier Rotstein et al 2010.

2.5.2 Epidemiologi

Kejadian peritonitis primer kurang dari 5 kasus bedah. Peritonitis sekunder merupakan jenis peritonitis yang paling umum, lebih dari 90 kasus bedah. Peritonitis tersier dapat terjadi akibat peritonitis sekunder yang telah delakukan interfensi pembedahan ataupun medikamentosa. Kejadian peritonitis tersier kurang dari 1 kasus bedah.

2.5.3 Etiologi

Tabel 2.1 Etiologi peritonitis Peritonitis primer A. Peritonitis spontan pada anak B. Peritonitis spontan pada dewasa C. Peritonitis pada pasien CAPD D. Peritonitis tuberkulosa dan granulomatosa lainnya Peritonitis sekunder A. Peritonitis perforasi akut 1. Perforasi saluran gastrointestinal 2. Iskemia saluran intestinal 3. Peritonitis pada pelvis dan bentuk lainnya A. Peritonitis pasca operasi 1. Anastomotic leak 2. Perforasi yang tidak disengaja B. Peritonitis pasca trauma 1. Trauma tumpul pada abdomen 2. Trauma tembus pada abdomen Peritonitis tertier A. Peritonitis tanba sebab yang jelas B. Peritonitis akibat jamur C. Peritonitis with low-grade pathogenic bacteri Universitas Sumatera Utara

2.5.4 Patofisiologi

Reaksi awal peritoneum terhadap invasi oleh bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa. Kantong-kantong nanah abses terbentuk di antara perlekatan fibrinosa, yang menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang, tetapi dapat menetap sebagai pita -pita fibrosa, yang kelak dapat mengakibatkan obstuksi usus Wilson et al,2008. Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler dan membran mengalami kebocoran. Jika defisit cairan tidak dikoreksi secara cepat dan agresif, maka dapat menimbulkan kem atian sel. Pelepasan berbagai mediator, seperti misalnya interleukin, dapat memulai respon hiperinflamatorius, sehingga membawa ke perkembangan selanjutnya dari kegagalan banyak organ. Karena tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan cara retensi cairan da n elektrolit oleh ginjal, produk buangan juga ikut menumpuk. Takikardi awalnya meningkatkan curah jantung, tapi ini segera gagal begitu terjadi hipovolemia Schwartz at el,2009. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau bila infeksi menyebar, dapat timbul peritonitis umum. Dengan perkembangan peritonitis umum, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik; usus kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan elektrolit hilang kedalam lumen usus, mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi dan oliguria. Perlekatan dapat terbentuk antara lengkung -lengkung usus yang meregang dan dapat mengganggu pulihnya pergerakan usus dan mengakibatkan obstruksi usus Wilson et al,2008.

2.5.5 Klasifikasi Peritonitis