BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Belajar Vygotsky
Vygotsky adalah tokoh yang menekankan hakikat sosiokultural di dalam pembelajaran. Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori
pembelajarannya yaitu: a.
menghendaki setting kelas kooperatif, dan b.
pendekatan dalam pembelajaran menekankan pada Scaffolding. Scaffolding
adalah memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian mengurangi bantuan tersebut
dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri.
Jadi teori belajar Vygotsky adalah salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model
pembelajaran kooperatif terjadi interaksi sosial yaitu interaksi antar peserta didik maupun antara peserta didik dan guru.
2.1.2 Teori Van Hiele
Van Hiele telah mengadakan penelitian dalam pengajaran geometri, terdapat lima tahap kemampuan berpikir dalam belajar geometri Suherman,
2003:51 sebagai berikut. a.
Tahap pengenalan visualisasi
9
Pada tahap ini, anak mulai belajar mengenai suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk
geometri yang dilihatnya itu. b.
Tahap analisis deskriptif Pada tahap ini, anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki
benda geometri yang diamatinya dan mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri itu.
c. Tahap pengurutan deduksi informal
Pada tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan penarikan kesimpulan yang kita kenal dengan sebutan berpikir deduktif. Anak sudah mulai
mampu mengurutkan. d.
Tahap deduksi Pada tahap ini anak sudah mulai mampu menarik kesimpulan secara
deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Selain itu, anak sudah mulai mampu menggunakan
aksioma atau postulat yang digunakan dalam pembuktian. e.
Tahap akurasi Pada tahap ini anak sudah mulai menyadari pentingnya ketepatan dari
prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap ini merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit, dan kompleks. Oleh karena itu, beberapa anak
belum sampai pada tahap berpikir ini walaupun sudah duduk di bangku sekolah lanjutan atas.
2.1.3 Pembelajaran Matematika