lxiii Dendrogram Gambar 17 menunjukkan adanya dua kelompok, yaitu
kelompok I terdiri dari durian sukun dari Gempolan Karanganyar, durian sukun dari Ranukutri, Karanganyar, dan durian sukun dari Salatiga.
Kelompok II terdiri dari durian sukun dari Salatiga. Dendrogram tersebut menunjukkan bahwa durian sukun dari kebun Benih Ranukutri,
Karanganyar dengan durian sukun dari Salatiga mempunyai tingkat kemiripan paling besar, yaitu 57 .
2. Primer OPA-02
Berdasarkan interpretasi pola pita DNA, diperoleh bahwa terdapat keragaman pada durian sukun yang ditanam di daerah yang berbeda.
Sampel no 1 durian sukun dari Gempolan Karanganyar mempunyai pita pada ukuran 400 bp yang membedakan dengan durian sukun yang lain.
Coefficient
0.00 0.14
0.29 0.43
0.57
SK1 SK2
SK4 SK3
Gambar 17. Dendrogram pengelompokkan durian sukun dari Gempolan, Karanganyar SK1, durian sukun dari kebun benih Ranukutri
SK2 durian sukun dari Jepara SK3, dan durian sukun dari Salatiga SK4 berdasarkan pola pita DNA dengan primer
OPA-01
lxiv Pada sampel no 4 durian sukun dari Salatiga yang mempunyai
pita pada ukuran 600 bp. Dendrogram pengelompokkan menunjukkan bahwa durian sukun dari Gempolan Karanganyar, durian sukun dari
Salatiga dan durian sukun dari kebun Benih Ranukutri sebagai satu kelompok memisah dengan durian sukun dari Salatiga.
1 2 3
4 200
350 500
990
750
M 650
850
Gambar 18. Interpretasi pola pita DNA durian sukun dari Gempolan, Karanganyar 1, durian sukun dari kebun benih Ranukutri
2 durian sukun dari Jepara 3, dan durian sukun dari Salatiga 4 dengan primer OPA-02
Coefficient
0.00 0.17
0.35 0.52
0.70
SK1 SK4
SK2 SK3
Gambar 19. Dendrogram pengelompokkan durian sukun dari Gempolan, Karanganyar SK1, durian sukun dari kebun benih Ranukutri
SK2 durian sukun dari Jepara SK3, dan durian sukun dari Salatiga SK4 berdasarkan pola pita DNA dengan primer
OPA-02
lxv
3. Primer OPA-07
Hasil amplifikasi dengan primer OPA-07 menghasilkan total pita sebanyak 39 pita. Pita pada ukuran 1200 bp, 1100 bp 750 bp merupakan
pita yang hanya dihasilkan oleh durian sukun dari Salatiga. Pita pada ukuran 300 bp juga merupakan pita yang membedakan durian sukun dari
Gempolan, Karanganyar dengan durian sukun yang lain.
M 1 2 3 4
1000
500
1 2
3 4
1200 1050
800
500 380
350
230 280
200 M
Gambar 20. Pola pita DNA durian sukun pada wilayah penanaman berbeda
dengan primer OPA-07 a dan interpretasi pola pita DNA durian sukun pada wilayah penanaman berbeda dengan primer
OPA-07 b. M : marker, 1 durian sukun dari Gempolan, Karanganyar, 2 durian sukun dari kebun benih Ranukutri, 3
durian sukun dari Jepara, dan 4 durian sukun dari Salatiga
a b
lxvi Durian sukun dari Salatiga mampu menghasilkan pita DNA dengan
jumlah paling banyak, yaitu 13 pita. Weeden et al., 1992 menyebutkan bahwa intensitas pita DNA hasil amplifikasi pada setiap primer sangat
dipengaruhi oleh 1 kemurnian dan konsentrasi DNA cetakan. DNA cetakan yang mengandung senyawa fenolik dan konsentrasi DNA cetakan
yang terlalu kecil sering menghasilkan pita DNA amplifikasi yang redup dan tidak jelas; 2 sebaran situs penempelan primer pada DNA cetakan
Grattapaglia et al., 1992; Weeden et al., 1992 dalam. Roslim et al., 2003, 3 adanya kompetisi tempat penempelan primer pada DNA cetakan yang
menyebabkan satu fragmen diamplifikasi dalam jumlah banyak dan fragmen lainnya sedikit.
Proses amplifikasi mungkin saja diinisiasi pada beberapa tempat, namun hanya beberapa set yang dapat dideteksi sebagai pita sesudah
Coefficient 0.58
0.64 0.70
0.76 0.82
SK1 SK3
SK2 SK4
Gambar 21. Dendrogram pengelompokkan durian sukun dari Gempolan, Karanganyar SK1, durian sukun dari kebun benih Ranukutri
SK2 durian sukun dari Jepara SK3, dan durian sukun dari Salatiga SK4 berdasarkan pola pita DNA dengan primer
OPA-07
lxvii diamplifikasi Grattapaglia et al., 1992 dalam Roslim et al., 2003.
Dendrogram pengelompokkan berdasarkan metode UPGMA menunjukkan bahwa durian sukun dari Gempolan Karanganyar dengan durian sukun dari
Jepara menunjukkan tingkat kemiripan sebanyak 82 . Dendrogram tersebut menghasilkan dua kelompok, yaitu kelompok I terdiri dari durian
sukun dari Gempolan Karanganyar, durian sukun dari Jepara dan durian sukun dari Kebun benih Ranukutri, Karanganyar. Kelompok II terdiri dari
durian sukun dari Salatiga.
4. Primer OPA-16