disamakan penanganan
opini terutama
apabila menyangkut
masalah isu atau yang kontroversial. b
Komponen afektif
yang merupakan
perasaan yang
menyangkut aspek
emosional. Aspek
emosional inilah
yang biasanya berakar paling dalam
sebagai komponen
sikap dan
merupakan aspek
yang paling
bertahan terhadap
pengaruh- pengaruh yang mungkin adalah
mengubah sikap
seseorang komponen afektif disamakan dengan
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. c Komponen
konatif merupakan
aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi
atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu
dengan cara-cara tertentu.
3. Pengaruh efikasi diri terhadap
perilaku seksual pada remaja
Efikasi diri
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perilaku seksual
pada remaja
terbukti. Hal ini dapat ditunjukan dengan nilai signifikansi p value
sebesar 0.001 yang lebih kecil 0.05 serta nilai koefisien regresi sebesar
0.23. Hal ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan dari Bandura, 1997 yang menyatakan bahwa
perilaku seseorang dipengaruhi oleh interaksi antara faktor lingkungan,
perilaku dan faktor pribadi yang meliputi
kognisi, afeksi
dan biologis. Selain itu juga mengacu
pada kemampuan yang dimiliki individu untuk membentuk perilaku
yang tepat, menghadapi rasa takut dan
halangan untuk
mencapai keberhasilan
yang diharapkan.
Individu yang memiliki efikasi diri mempunyai harapan positif dalam
menjalankan tugas
sehingga individu
berusaha keras
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Pengaruh teman sebaya terhadap
perilaku seksual pada remaja
Pengetahuan teman sebaya berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perilaku seksual pada remaja terbukti. Hal ini dapat
ditunjukan dengan nilai signifikansi p value sebesar 0.001 yang lebih
kecil 0.05 serta nilai koefisien regresi sebesar 0.22.
Bandura 1989 menyatakan bahwa perilaku manusia sangat
dipengaruhi oleh
keteraturan konsekuensi respon. Konsekuensi
respon itu mempengaruhi perilaku terutama melalui nilai informatif
dan insentifnya.
Terdapat tiga
insentif penting yang berfungsi sebagai sistem pengatur perilaku,
yaitu yang
didasarkan pada
konsekuensi eksternal
external motivator
, konsekuensi
tak langsung
vicarious motivator
, dan konsekuensi yang dihasilkan oleh
diri sendiri
self regulatory
motivator
. Konsekuensi ekternal berpengaruh
dalam memotivasi
perilaku
external motivator
, konsekuensi
tak langsung
viscarious motivator
apabila orang mengamati perilaku orang lain
memungkinkan pengamat
akan meniru perilaku tersebut.
Hal ini sesuai teori yang dikemukakan oleh Dewi, 2012
yang berpendapat bahwa teman sebaya merupakan faktor penguat
terhadap pembentukan
perilaku remaja termasuk perilaku seksual.
Sedangkan Morton dan Farhat 2010
dalam Dewi
2012 menyatakan bahwa teman sebaya
mempunyai kontribusi
sangat dominan dari aspek pengaruh dan
percontohan
modelling
dalam berperilaku seksual remaja dengan
pasangannya. Pengaruh
kelompok atau
teman sebaya
pada individu
meningkatan perilaku
berisiko. Peran teman sebaya yang menjadi
salah satu
motivasi dan
pembentukan identitas diri, bahkan informasi dari teman sebaya bisa
menimbulkan dampak
negatif Jaccard, dkk, 2005.
Kim dan
Free 2008
menyatakan bahwa teman sebaya merupakan
salah satu
sumber informasi yang cukup signifikan
dalam membentuk
pengetahuan dikalangan usia remaja namun dapat
juga menimbulkan dampak negatif karena informasi yang mereka
peroleh hanya melalui tayangan media seperti film, VCD, televisi
maupun pengalaman sendiri.
5. Pengaruh pengawasan orang tua