commit to user
2.5 Pengelompokan Pajak
Ilyas 2001:17 menggolongkan jenis-jenis pajak menjadi 3 tiga golongan, yaitu:
a. Pengelompokan pajak menurut sifatnya terdiri dari:
1 Pajak Langsung yaitu pajak yang dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh: Pajak Penghasilan.
2 Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
b. Pengelompokan pajak menurut sasaranobjeknya terdiri dari:
1 Pajak Subjektif, yaitu pajak yang
berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak, contoh: Pajak
Penghasilan. 2
Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri
Wajib Pajak, contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
c. Pengelompokan Pajak menurut lembaga pemungut terdiri dari:
1 Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, contoh: Pajak Penghasilan.
commit to user
2 Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Daerah dan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas: a Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan
Bermotor, dan b Pajak KabupatenKota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Parkir.
2.6 Hambatan Pemungutan Pajak
Hambatan Pemungutan Pajak menurut terdiri dari dua perlawanan, yaitu: a. Perlawanan Pasif, masyarakat enggan pasif
membayar pajak disebabkan antara lain: 1. Perkembangan intelektuel dan moral masyarakat, 2. Sistem Perpajakan yang mungkin sulit dipahami
masyarakat; 3. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik; b. Perlawanan aktif, meliputi semua usaha dan perbuatan
yang secara secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk
menghindari pajak. 2.7
Tarif Pajak
Tarif pajak ada empat macam yang terdiri dari: a Tarif Sebanding atau Proporsional, yaitu tarif yang berupa presentase yang
tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai
pajak. Contoh: Pajak Reklame sebesar 25 dari NJOP; b Tarif Tetap, yaitu tarif yang berupa jumlah yang tetap sama terhadap berapa jumlah
yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap. Contoh: Besarnya tariff bea materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai
commit to user
nomiunal berapapun adalah Rp 6000,00; c Tarif Progresif, yaitu presentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai
pajak semakin besar. Contoh: Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan; d Tarif Degresif, yaitu presentase tarif yang digunakan
semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.
3. Pajak Daerah