commit to user
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendapatan Daerah
Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1999 yaitu sumber keuangan daerah yang digali
dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Dalam rangka kelancaran pembangunan daerah maka dibentuk daerah otonomi di
tingkat kabupaten dan kota agar dapat dilaksanakan pembangunan sesuai kemampuan
dan pemberdayaan
daerah. Pembiayaan
belanja
pembangunan juga tergantung pada sumber Pendapatan Asli Daerah.
Berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dijelaskan bahwa
untuk membiayai
pembangunan di
daerah, penerimaannya bersumber dari Pendapatan Asli Daerah pajak, retribusi,
hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pemerintah daerah
melakukan upaya maksimal dalam pengumpulan pajak dan retribusi daerah. Besarnya penerimaan daerah dari sektor Pendapatan Asli Daerah
PAD akan sangat membantu pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di daerah serta dapat mengurangi ketergantungan
25
commit to user
pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat sesuai dengan harapan yang di inginkan dalam otonomi daerah.
2. Pajak 2.1 Pengertian Pajak
Pengertian pajakmenurut pendapat beberapa ahli, antara lain:1 Usman dan K. SubrotoUsman dan Subroto, 1980 : 46, “Pajak diartikan
sebagai pungutan yang dilakukan oleh pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang hasilnya digunakan untuk pembiayaan
pengeluaran umum pemerintah yang balas jasanya tidak secara langsung diberikan pada pembayaran sedangkan pelaksanaannya dimana perlu
dapat dipaksakan”; 2 Rochmad SoemitroSoemitro dalam Mardiasmo, 2003:1, menyatakan: “Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan
undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat cara timbal kontra prestasi, yang langsung dapat ditujukan dan digunakan
untuk membayar pengeluaran umum”.
Menurut Undang–undang No. 18 Tahun 1987, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah. Maka yang dimaksud dengan pajak daerah adalah “Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk
commit to user
membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan daerah”. Bentuk pajak daerah antara lain: Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Restauran,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hiburan, Pajak Pengambilan Galian
Golongan C.
Berdasarkan pendapat para ahli dan Undang-undang tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa pajak adalah iuran atau pungutan yang
digunakan oleh suatu badan yang bersifat umum negara untuk memasukkan uang ke dalam kas negara dalam menutupi segala
pengeluaran yang telah dilakukan di mana pemungutannya dapat
dipaksakan oleh kekuatan publik. 2.2
Fungsi pajak
Dalam pembuatan peraturan pajak daerah, harus didasarkan pada pemungutan pajak secara umum yaitu demi meningkatkan kesejahteraan
umum. Untuk meningkatkan kesejahtaraan umum tidak hanya memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara saja, tetapi juga
harus mempunyai sifat mengatur untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Pemasukan uang demi meningkatkan kesejahtaraan umum
perlu ditingkatkan lagi serta pemungutannya harus berasaskan dan dilaksanakan menurut norma-norma yang berlaku. Fungsi pajak menurut
Mardiasmo 2003:1 dibagi menjadi dua yaitu 1 Fungsi budgetair, dalam fungsi budgetair ini pemungutan pajak bertujuan untuk memasukkan
uang sebanyak-banyaknya ke dalam kas negara yang pada waktunya akan digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara
commit to user
baik untuk pengeluaran rutin dalam melaksanakan mekanisme pemerintahan maupun pengeluaran untuk membiayai pembangunan; dan
2 Fungsi mengatur, pada lapangan perekonomian, pengaturan pajak memberikan dorongan kepada pengusahan untuk memperbesar
produksinya, dapat juga memberikan keringanan atau pembesaran pajak pada para penabung dengan maksud menarik uang dari masyarakat dan
menyalurkannya, antara lain ke sektor produktif. Dengan adanya industri baru maka dapat menampung tenaga kerja yang lebih bayak, sehingga
pengangguran berkurang dan pemerataan pendapatan akan dapat
terlaksana untuk mencapai keadilan sosial ekonomi dalam masyarakat. 2.3
Sistem Pemungutan Pajak
Waluyo 2007:17 mengemukakan bahwa ada beberapa sistem pemungutan pajak, yaitu:
a Official Assessment System
. Wewenang pemungutan pajak ada pada fiskus. Fiskus berhak menentukan besarnya
utang pajak orang pribadi maupun badan dengan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak SKP, yang merupakan bukti timbulnya suatu utang
pajak. Wajib Pajak pasif menunggu ketetapan fiskal mengenai utang pajaknya; b
SemiSelf Assessment System
.Suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
seseorang berada pada kedua belah pihak, yaitu Wajib Pajak dan fiskus. Mekanisme pelaksanaan dalam system ini berdasarkan suatu anggapan
bahwa Wajib Pajak pada awal tahun menaksir sendiri besarnya pajak terutang yang sesungguhnya ditetapkan oleh fiscal; c
. Witholding
commit to user
System
. Suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh seseorang berada pada
pihak ketiga, dan bukan oleh fiskus maupun oleh Wajib Pajak itu sendiri. 2.4
Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan, maka pemungutan pajak harus memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan-
persyaratan sebagai berikut: a.
Pemungutan pajak harus adil syarat keadilan, bahwa dalam mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing wajib pajak. b.
Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang syarat yuridis, hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan
keadilan, baik bagi negara maupun warganya. c.
Tidak menggangu perekonomian syarat ekonomi, pemungutan pajak tidak boleh menggangu kelancaran kegiatan produksi maupun
perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.
d. Pemungutan pajak harus efesien syarat financial, sesuai dengan
fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pungutan.
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana, dengan adanya
penyederhanaan prosedur-prosedur
akan memudahkan
dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakanya.
commit to user
2.5 Pengelompokan Pajak
Ilyas 2001:17 menggolongkan jenis-jenis pajak menjadi 3 tiga golongan, yaitu:
a. Pengelompokan pajak menurut sifatnya terdiri dari:
1 Pajak Langsung yaitu pajak yang dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh: Pajak Penghasilan.
2 Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
b. Pengelompokan pajak menurut sasaranobjeknya terdiri dari:
1 Pajak Subjektif, yaitu pajak yang
berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak, contoh: Pajak
Penghasilan. 2
Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri
Wajib Pajak, contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
c. Pengelompokan Pajak menurut lembaga pemungut terdiri dari:
1 Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, contoh: Pajak Penghasilan.
commit to user
2 Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Daerah dan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas: a Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan
Bermotor, dan b Pajak KabupatenKota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Parkir.
2.6 Hambatan Pemungutan Pajak
Hambatan Pemungutan Pajak menurut terdiri dari dua perlawanan, yaitu: a. Perlawanan Pasif, masyarakat enggan pasif
membayar pajak disebabkan antara lain: 1. Perkembangan intelektuel dan moral masyarakat, 2. Sistem Perpajakan yang mungkin sulit dipahami
masyarakat; 3. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik; b. Perlawanan aktif, meliputi semua usaha dan perbuatan
yang secara secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk
menghindari pajak. 2.7
Tarif Pajak
Tarif pajak ada empat macam yang terdiri dari: a Tarif Sebanding atau Proporsional, yaitu tarif yang berupa presentase yang
tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai
pajak. Contoh: Pajak Reklame sebesar 25 dari NJOP; b Tarif Tetap, yaitu tarif yang berupa jumlah yang tetap sama terhadap berapa jumlah
yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap. Contoh: Besarnya tariff bea materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai
commit to user
nomiunal berapapun adalah Rp 6000,00; c Tarif Progresif, yaitu presentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai
pajak semakin besar. Contoh: Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan; d Tarif Degresif, yaitu presentase tarif yang digunakan
semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.
3. Pajak Daerah
Pajak Daerah merupakan salah satu andalan Pendapatan Asli Daerah disamping Retribusi Daerah. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lainnya yang dipisahkan. Menurut Undang-Undang nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan
oleh orang pribadi atau badan kepada Pemerintah Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang. Pajak Daerah dapat dipaksakan berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan pembangunan
daerah. Berdasarkan kriteria di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Pajak Daerah adalah pajak yang ditetapkan dan dipungut di wilayah
daerah dan ada bagi hasil antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
commit to user
3.1 Ciri-Ciri Pajak Daerah.
Untuk mempertahankan prinsip-prinsip Pajak Daerah maka perpajakan daerah harus memiliki ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri yang
dimaksud sebagai berikut: a Pajak Daerah secara ekonomis dapat dipungut, berarti perbandingan antara penerimaan pajak harus lebih besar
dibandingkan ongkos pemungutannya; b Relatif stabil, artinya penerimaan pajaknya tidak berfluktuatif terlalu besar, kadang-kadang
meningkat secara drastis dan adakalanya menurun secara tajam; c Tax base-nya harus merupakan perpaduan antara prinsip keuntungan
benefit
dan kemampuan untuk membayar
ability to pay
. 3.2 Ketentuan Pungutan Pajak daerah dan Retribusi Daerah
Pengaturan kewenangan pengenaan pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia telah diatur sejak lama, terutama sejak
tahun 1997 dengan dikeluarkannya UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Namun dalam perkembangannya UU No.
18 Tahun 1997 dianggap kurang memberikan peluang kepada Daerah untuk mengadakan pungutan baru. Walaupun dalam UU tersebut
sebenarnya memberikan kewenangan kepada daerah, namun harus ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah PP. Pada waktu UU No. 18
Tahun 1997 berlaku belum ada satupun daerah yang mengusulkan pungutan baru karena dianggap hal tersebut sulit dilakukan.
Selain itu, pengaturan agar Peraturan Daerah Perda tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah harus mendapat pengesahan dari
commit to user
pusat juga dianggap telah mengurangi Otonomi Daerah. Seiring dengan keluarnya UU No. 221999 dan UU No. 251999, maka UU No. 18
Tahun 1997 menjadi UU No. 34 Tahun 2000, diharapkan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah akan menjadi salah satu Pendapatan Asli Daerah
yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Dalam UU No. 34 Tahun 2000 pasal 2 ayat 2 dan
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah menjelaskan jenis-jenis Pajak Daerah yang dapat
dipungut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota. Besarnya tarif yang berlaku definitif untuk pajak ditetapkan
dengan Peraturan Daerah, namun tidak boleh lebih tinggi dari tarif maksimum yang telah ditentukan dalam UU tersebut. Dasar pengenaan
tarif Pajak Daerah ada dalam UU No. 342000 Pasal 3 ayat 1. Berikut jenis Pajak Daerah beserta tarif maksimal yang dapat dipungut oleh
Pemerintah Daerah : 1.
Jenis Pajak Propinsi Jenis pajak prosinsi terdiri atas, berikut: a Pajak Kendaraan
Bermotor dan Kendaraan di Atas Air 5 lima persen; b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Atas Air 10 sepuluh persen; c
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 5 lima persen; d Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah 20 dua puluh
persen.
commit to user
Hasil penerimaan Pajak Provinsi sebagian diperuntukkan bagi daerah Kabupaten atau Kota di Wilayah Provinsi yang bersangkutan
dengan ketentuan sebagai berikut: a. Hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di
Atas Air dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air diserahkan kepada daerah Kabupaten
atau Kota paling sedikit 30 tiga puluh persen; b. Hasil penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
diserahkan kepada daerah Kabupaten atau Kota peling sedikit 70 tujuh puluh persen;
c. Hasil penerimaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air
Bawah Tanah dan Air Permukaan diserahkan kepada Kabupaten atau Kota paling sedikit 70 tujuh puluh persen.
2. Jenis Pajak Kabupaten atau Kota
Dalam pengelolaan pemungutan pajak daerah berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Menurut Undang-undang No. 34 Tahun
2000 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, menyebutkan jenis-jenis pajak daerah terdiri dari: a Pajak Hotel 10 sepuluh persen; b Pajak
Restoran 10 sepuluh persen; c Pajak Hiburan 35 tiga puluh lima persen; d Pajak Reklame 25 dua puluh lima persen; e Pajak
Penerangan Jalan 10 sepuluh persen; f Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 20 dua puluh persen.Pengertian dari masing-masing
pajak tersebut menurut penjelasan Undang-undang No. 34 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:
commit to user
a. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan Hotel. Hotel adalah
bangunan yang khusus disediakan bagi orang-orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau
fasilitas lain dengan dipungut termasuk bangunan lainya yang menyatu, dikelola dan dimiliki pihak yang sama, kecuali untuk
pertokoan dan perkantoran. b.
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan makanan. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minimal yang
disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk jasa boga atau catering.
c. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan
adalah semua jenis pertunjukan, permainan, ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton
atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolah raga.
d. Pajak Reklame ada dua pengenaan pajak reklame yaitu sebagai
beikut: 1 pajak atas penyenggaraan reklame. Reklame merupakan benda, alat perbuatan, atau media yang menurut
bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunaan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau
memuji suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk mencari perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang
ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan atau didengarkan dari
commit to user
suatu tempat umum kecuali yang perlukan oleh pemerintah. 2 Pajak Reklame tempat reklame adalah tempat reklame diluar
badan jalan yang disediakan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaran bermotor dan garasi kendaraan bermotor
yang memungut bayaran. e.
Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa diwilayah daerah tersebut
tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
f. Pajak Pengambilan dan pengolahan bahan galian Golongan C
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Selain memungut pajak, Pemerintah daerah juga bisa memungut
retribusi. Adapun yang dimaksud retribusi menurut Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah:
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Seperti dengan pajak, retribusi juga ditetapkan dengan peraturan daerah. Retribusi
dipungut dengan menggunakan surat keterangan retribusi daerah atau dokumen lain yang dipersamakan.
commit to user
Berdasarkan hal tersebut diatas maka seharusnya masyarakat menyadari bahwa tujuan pemungutan pajak dan retribusi adalah untuk
pembangunan daerah dan untuk lebih menegakkan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan daerah, sebab kemungkinan pada dasarnya
akan lebih menjamin ketahanan daerah khususnya ketahanan dibidang ekonomi.
Kesadaran yang tinggi dalam melakukan pembayaran pajak akan menjadikan pembangunan dapat lebih digiatkan lagi, sebaliknya apabila
masyarakat menyadari maka penerimaan atau pemasukan uang akan berkurang, dengan sedirinya pembangunan kurang lancar. Demikian pula
penerimaan pendapatan yang dikelola oleh pemerintah terutama pajak daerah seluruhnya untuk kepentingan daerah sendiri dan untuk
melaksanakan pembangunan daerah.
4. Pajak Reklame
Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk
dan corak ragamnya untuk tujuan komersial. Dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau
orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau
didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.
commit to user
4.1 Pengertian Pajak Reklame
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 tahun 2001 tentang Pajak Daerah, Pajak Reklame adalah pungutan daerah atas
penyelenggaraan reklame. Sedangkan pengertian dari reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan
corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau
orang untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar
dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. 4.2
Objek dan subjek Pajak Reklame
Objek pajak reklame di sini adalah semua penyelenggaraan reklame.Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang
menyelenggarakan atau melakukan pemasangan Reklame.Sementara itu, yang dimaksud Wajib Pajak Reklame adalah Orang Pribadi atau Badan
yang menyelenggarakan Reklame yang mempunyai kewajiban untuk membayar pajak tersebut.
4.3 Jenis-Jenis Pajak Reklame
Sebagaimana dimaksud pada Peraturan daerah No.4 Tahun 2001 tentang pajak reklame, jenis-jenis pajak reklame terdiri atas sembilan
pajak yaitu:
commit to user
a. Reklame Papan atau Bilboard
Reklame papan atau billboard adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kayu, plastik, fibre
glass, mika, plastik kaca, batu, logam, alat penyinar atau bahan lain yang berbentuk lampu pijar atau antara lain yang bersinar yang
dipasang pada tempat yang disediakan berdiri sendiri atau dengan cara digantungkan atau ditempelkan.
b. Reklame Kain
Reklame kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain, dan atau bahan lain yang sejenis dengan
itu. Reklame kain contohnya adalah umbul-umbul, reklame jenis ini sering digunakan pada acara-acara insidentiil, atau acara-acara
tertentu saja. c.
Reklame Melekat atau Stiker Reklame Melekat atau Stiker adalah reklame yang berbentuk
lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara diberikan atau dapat diminta untuk ditempelkan, dipasang, pada suatu benda milik pribadi
atau prasarana umum. d. Reklame Selebaran
Reklame selebaran adalah reklame yang berbentuk selebaran lepas diselenggarakan dengan cara diberikan atau dapat diminta
dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantungkan, pada suatu benda lain.
commit to user
g. Reklame Berjalan
Reklame berjalan adalah reklame yang berpindah dari lokasi satu atau ke lokasi lain dengan suara atau tidak dengan suara.
Reklame pada bis yang berjalan dengan iklan ban mobil, jamu tradisional dan mie instans adalah contoh reklame berjalan.
f. Reklame Kendaraan Reklame kendaraan adalah reklame yang ditempatkan atau
ditempelkan pada kendaraan yang digerakkan oleh tenaga mekanik, tenaga lain yang perusahaan dan perwakilannya berdomosili di
wilayah daaerah. Reklame jenis ini hampir sama dengan reklame berjalan bisa kita lihat pada mobil-mobil suatu perusahaan.
g. Reklame Udara Reklame udara adalah reklame yang diselenggarakan dengan
menggunakan gas, pesawat, atau alat lain yang sejenis. Reklame ini digunakan pada saat
insidentiil
saja misalnya
launching
produk. h. Reklame Suara
Reklame suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan dengan atau yang
ditimbulkan dari atau oleh penggunaan alat atau pesawat apapun, reklame jenis ini jarang sekali digunakan tetapi bukan berarti tidak
pernah, karena dirasa kurang efektif untuk berpromosi menurut pendapat para wajib pajak maupun biro reklame.
commit to user
i. Reklame peragaan Reklame peragaan adalah reklame yang diselenggarakan
dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.
4.4 Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Reklame
Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Reklamemenurut Peraturan Daerah Kota Surakarta No 4 Tahun 2001 tentang Dasar Pengenaan dan
Tarif Pajak adalah sebagai berikut : a.
Memperhitungkan dengan
memperhatikan kawasanzona
penempatan, jenis, jangka waktu penyelenggaraan dan ukuran media reklame.
b. Reklame yang diselenggarakan orang pribadi atau badan yang
memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, maka nilai sewa reklame dihitung berdasarkan besarnya biaya pemasangan,
pemeliharaan, lama pemasangan, nilai strategis lokasi reklame, jenis reklame, ketinggian pemasangan dan ukuran media.
c. Reklame yang diselenggarakan pihak ketiga, maka nilai sewa
reklame ditentukan berdasarkan jumlah pembayaran untuk suatu masa penyelenggaraan reklame dengan memperhatikan biaya
pemasangan, pemeliharaan, waktu, nilai strategis lokasi reklame, jenis reklame, ketinggian pemasangan dan ukuran media.
commit to user
4.5 TataPenetapan Pajak Reklame
Terdapat beberapa tahapan dalam Tata cara penetapan pajak reklame, sebagai berikut :
1 Langkah pertama wajib pajak akan diberikan Surat Pemberitahuan
Terutang Pajak
Daerah SPTPD
setelah wajib
pajak menyelenggarakanatau mendirikan reklame. Wajib pajak yang
belum membayar pajak reklame akan ditetapkan sebagai pajak terutang. Kemudian Pemerintah Daerah akan menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah SKPD kepada wajib pajak tersebut. Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD adalah surat keputusan yang
menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang; 2
Selanjutnya, apabila SKPD tidak dibayar atau kurang bayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari sejak SKPD diterima akan
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 sebulan dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak Daerah STPD.
STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga dan denda.
3 Jika surat-surat tersebut pada nomor 1 dan 2 tidak dipenuhi atau
tidak dihiraukan oleh wajib pajak, maka Wali Kota dapat menerbitkan:1Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
SKPDKB. SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi
commit to user
dan jumlah yang masih harus dibayar; 2Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan SKPDKBT. SKPDKBT adalah
surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan; 3 Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil SKPDN.
SKPDN adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan kredit pajak, atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak.
4.6 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Reklame
Tata cara pembayaran dan penagihan pajak reklame menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2001 Pasal 26 sampai
pasal 31 adalah : 1.
Pembayaran Pajak Reklame ini dilakukan di kas daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Wali Kota sesuai waktu yang ditentukan
dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas. Wali Kota
dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan
dikenakan bunga sebesar 2 sebulan dari jumlah pajak yang belum dibayar atau kurang bayar.
2. Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban untuk membayar
Pajak Reklame yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan
commit to user
reklame, maka petugas berhak melakukan penagihan. Adapun langkah-langkah dalam penagihan adalah sebagai berikut:a Wali
Kota akan menerbitkan Surat Teguran kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibanya setelah 7 tujuh hari sejak tanggal jatuh
termpo pembayaran; b Wali Kota akan menerbitkan Surat Paksa kepada wajib pajak, apabila setelah 21 dua puluh satu hari setelah
tanggal Surat Teguran Wajib Pajak tidak melunasi pajak terutanganya; c Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi
dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan Surat
Paksa, pejabat
segera menerbitkan
Surat Perintah
melaksanakan penyitaan; d Setelah dilakukan penyitaan, Wajib Pajak belum juga melunasi hutang pajaknya setelah lewat 10
sepuluh hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah melakukan penyitaan, Wali Kota mengajukan permintaan penetapan tanggal
pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.
B. PEMBAHASAN
1. Bentuk Visualisasi dan Penataan Reklame sebagai Sarana Promosi
dalam Bentuk Videotron a.
Bentuk Visualisasi Videotron sebagai Sarana Promosi
Menurut Bedjo Sukarno 2011: 4 disebutkan bahwa, Videotron adalah benda raksasa atau perangkat keras teknologi elektronika yang
berfungsi sebagai media informasi yang mampu mendukung percepatan
commit to user
dan meningkatkan kualitas informasi. Pada era sekarang ini informasi menjadi semacam kebutuhan hakiki bagi manusia dan mampu
menempatkan diri bagaikan primadona dan menjadi komoditas yang sangat potensial untuk memperoleh keuntungan ideal maupun materil.
Informasi yang bersumber dari manusia dan atau peristiwa dapat diolah atau diproduksi menjadi karya artistik, proses produksi menjadi
pendekatan artistik yang menguntungkan keindahan. Menurut Dennis Mc Quail dalam bedjo Sukarno 2011:4
Videotron sebagai media audio visual sangat efektif untuk penyebar luasan informasi, karena kelebihannya inilah dimanfaatkan pemerintah
atau pihak swasta untuk menunjang program-program pembangunan maupun pengembangan usaha bagi masyarakat pengguna produsen.
Videotron sering dikritik sebagai media yang sangat selektif dalam menjangkau audiensinya sehingga sering dianggap juga sebagai media
lebih cocok untuk produk konsumsi masal. Videotron merupakan model dari dunia advertising di Indonesia
yang sedang berkembang. Sebagai salah satu model atau bentuk iklan
outdoor
yang cukup mahal dibandingkan dengan iklan
outdoor
yang lain.Videotron adalah sebuah televisi besar yang berukuran 2 x 4 meter,
layar videotron tersebut dari sekian banyak susunan lampu LED atau dalam bahasa Inggrisnya
Light Emitting Diode
dan memiliki warna yang sangat banyak sehingga gambar yang dihasilkan seperti gambar yang
sering kita lihat di Televisi. Adapula yang hanya monocolor yaitu seperti
commit to user
yang ada di running teks atau petunjuk arah depan solo squaer atau Poltabes jebres.
Gambar 2.1
Running
teks petunjuk arahyang berada di depan Poltabes Jebres Dokumentasi Pinastiti, 2012
Tayangan iklan dalam Videotron yang terletak di Manahan Solo kebanyakan menampilkan segala macam produk rokok dari Djarum,
seperti: Djarum Black, Djarum Super, LA light dan Djarum 76, Djarum Coklat. Iklan rokok ini menampilkan proses pembuatan rokok dari mulai
pemetikan cengkeh, tembakau, proses pengelolahan dan pembuatan. Selain itu, Djarum juga mengiklankan kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan, seperti: perlombaan bulu tangkis, basket, musik, dan lain-lain. Tak hanya itu, Djarum juga menampilkan proses pemberian beasiswa
bagi orang yang berprestasi. Tayangan-tayangan yang ditampilkan di dalam Videotron tidak hanya untuk komersial saja tetapi juga
menampilkan tentang keanekaragaman kegiatan-kegiatan budaya yang
commit to user
diselenggarakan di Solo walaupun hanya sekilas, seperti: event Sekaten, Malem Suro, Solo Menari, Solo Batik Karnival.
Gambar 2.2 Visualisasi Bentuk Videotron yang Terletak di Manahan Solo Dokumentasi Pinastiti, 2012
Mungkin tayangan iklan dalam Videotron yang berada terletak di Manahan yang menampilkan segala macam produk rokok boleh
dikatakan sebagai
sebuah pendekatan
produsen untuk
lebih memperkenalkan produknya kepada masyarakat. Masyarakat sebagai
konsumen akan lebih mengenal tentang produknya dan menjadi lebih percaya karena mengetahui tentang produk tersebut secara detail. Apalagi
iklan rokok seperti yang kita semua tahu jam tayangnya di televisi sangat dibatasi yaitu jam 22.00 WIB keatas. Sementara itu, produk rokok
merupakan produk yang memberikan kontribusi pajak terbesar pada pemerintah. Industri rokok juga menciptakan lapangan kerja yang sangat
besar, baik secara langsung ataupun tidak.
commit to user
Cara beriklan seperti yang ditayangkan dalam videotron di atas mempunyai kelebihan. Produsen bisa menampilkan beberapa produknya
hanya dalam satu tempat, tidak seperti billboard yang hanya satu produk. Selain itu, juga lebih menarik karena merupakan sebuah model baru,
ditempatkan dalam posisi yang strategis di kawasan Manahan Surakarta yang telah dikonsep sedemikian rupa sehingga menarik perhatian bagi
masyarakat yang melewati atau menggunakan jalan raya di sekitar manahan tersebut. Metode promosi seperti ini diharapkan masyarakat
lebih terarah memperhatikan dan meluangkan waktunya sejenak untuk menikmati pesan-pesan apa yang disajikan pada televisi raksasa
videotron tersebut sembari beristirahat.
b. Penataan Reklame sebagai Sarana Promosi dalam Videotron
Era sekarang ini kita diharapkan untuk mengetahui perkembangan dan peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Sehingga tidak mengherankan
bila informasi menjadi kebutuhan pokok. Untuk menunjang kebutuhan masyarakat akan informasi yang baru dan tidak membosankan,
pemerintah daerah menyediakan tempat untuk menampilkan informasi tersebut. Salah satu bentuk media untuk menampilkan informasi tersebut
adalah media iklan Videotron yang bisa menayangkan dan meringkas iklan-iklan dalam satu tempat melalui media audio visual.
Pemerintah daerah
Surakarta berkewajiban
menata dan
menempatkan tayangan-tayangan iklan dalam videotron. Penataan iklanReklame pada Videotron diatur dalam Keputusan Walikota
commit to user
Surakarta Nomor 4 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Reklame dalam Bab III Tim Penataan dan Standarisasi reklame Pasal 3 sampai
Pasal 9, sebagai berikut: 1 Standart dan tempat pemasangan reklame diwilayah surakarta
ditetapkan oleh
Tim Penataan
Reklame yang
disusun keanggotaannya sebagai mana telah ditetapkan oleh tim pemasangan
reklame; 2 Tim penataan reklame bertugas untuk:
- Menentukan standart reklame yang meliputi bentuk,bahan dan
ukuran reklame. Standar reklame dalam hal ini berlaku untuk pemasangan reklame jenis luar ruangan, baik yang disepanjang
prasarana kota maupun diluar prasarana kota. Apabila kondisi, lokasi dan jenisnya tidak menggunakan standart reklame yang
ada, maka harus mendapatkan ijin khusus dari walikota surakarta atau pejabat yang ditunjuk.
- Menentukan titik-titik lokasi pemasangan reklame sesuai dengan
standartisasi reklame yang ditentukan dengan pemancangan patok reklame yang klasifikasinya diatur, sebagai berikut:
a. Patok merah: untuk board reklame dengan ukuran besar vedeotron.
b. Patok hijau: untuk board reklame dengan ukuran sedang. c. Patok kuning: untuk board petunjuk arah dengan klasifikasi
sebagai berikut: 1 Single objek: pemasangan reklame
commit to user
petunjuk arah dengan ukuran yang cukup besar dan atau untuk reklame yang menggunakan standarisasi logo yang
sudah dikenal; 2 Three in one : reklame petunjuk arah dengan ukuran kecil yang pemasangannya Tiga Bojek atau
dijadikan satu. -
Menentukan besarnya kontribusi bagi reklame yang dipasang difasilitasi umum, seperti jembatan penyeberangan, halte, pos
polisi, dan lain-lain. -
Menyusun daftar titik reklame yang berada dijalan wilayah surakarta.
3 Titik-titik lokasi reklame dikelompokkan menjadi: 1 Jalan protokol utama, 2 jalan ekonomi, 3 jalan lingkungan.
2. Tata Cara Pelaksanaan Lelang Reklame dalam Bentuk Videotron di
Kota Surakarta
Langkah-langkah untuk melaksanakan pemasangan reklame yang berbentuk Videotron harus melalui dua 2 tahapan, yaitu: 1 melalui proses
lelang, dan 2 melalui tata cara pemberian izin pemasangan reklame.
1 Proses Pelelangan
Proses pelelangan reklame dalam videotron terdiri atas: Penjelasan Umum, Dokumen Pelelangan, Dokumen Pelelangan,
Pelaksanaan Lelang, Pelaksanaan Lelang, Penetapan Pemenang, Waktu Pembayaran, Hak dan Kewajiban Pengelola.
commit to user
a. Penjelasan Umum
Penjelasan umum terdiri atas: Dasar Hukum, Ketentuan Umum, Nama Pekerjaan, Pemberi Kerja, Harga Dasar, Ruang
Lingkup, Masa Kelola Titik Reklame, Calon Peserta Lelang Harus Memenuhi
Syarat-Syarat, Waktu
Tempat Pendaftaran
dan Pengambilan RKS Lelang, Batas Akhir Pendaftaran dan
Pengambilan RKS Lelang, Verifikasi Data. 1
Dasar Hukum
Dasar Hukum pelaksanaan leleng terdiri dari 7 Peraturan Daerah dan 1 Keputusan Walikota Surakarta, yaitu : 1
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta; 2 Peraturan
Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah; 3 Peraturan Daerah Kota
Surakarta Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; 4 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8
Tahun 2009 tentang Bangunan; 5 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 14 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Tahun 2011; 6 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang pajak Daerah; 7 Peraturan
Walikota Surakarta Nomor 16 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun
2009 tentang retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Berita
commit to user
Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 20; dan 8 Keputusan Walikota Surakarta Nomor 510.14512011 tentang
Penetapan Harga Dasar Lelang Titik Lokasi Pemasangan
Reklame.
2 Ketentuan Umum
Ketentuan Umum dalam pelaksanaan lelang yang termuat dalam RKS. Dalam peraturan RKS ini yang dimaksud
dengan: a Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancangan untuk tujuan
komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,
orang atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, danatau dinikmati oleh umum; b Pajak Reklame adalah pajak
atas penyelenggaraan reklame; c Retribusi pemakaian Kekayaan Daerah yang selanjutnya disingkat retribusi adalah
pungutan daerah atas pemakaian kekayaan daerah; d Titik Lokasi Reklame adalah tata letak tepatnya tempat pemasangan
reklame pada suatu lokasi penggalan jalan dan penentuan standar reklame yang dipasang pada tempat itu; e Dinas yang
menyelenggarakan pelelangan
reklame adalah
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta
DPPKA. Jenis-jenis reklame yang dilelang oleh DPPKA meliputi: 1 Reklame papan billboardvideotronmegatron dan
commit to user
sejenisnya; 2 Reklame kain; 3 Reklame melekat atau stiker; 4 Reklame selebaran; 5 Reklame berjalan, termasuk pada
kendaraan; 6 Reklame udara; 7 Reklame apung; 8 Reklame suara; 9 Reklame filmslide; 10 Reklame peragan, dan 11
Reklame lainnya. 3
Nama Pekerjaan Nama proyek pekerjaan dalam pelaksanaan pelelangan
adalah Pengelolaan Titik Lokasi Pemasangan Reklame Kota Surakarta.
4 Pemberi Kerja
Pemberi Kerja dalam pelaksanaan pelelangan reklame adalah Kepala Dinas Pendaptan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Kota Surakarta. 5
Harga Dasar Harga Dasar titik lokasi reklame sebagaimana Keputusan
Walikota Surakarta Nomor 510.14512011 tentang Penetapan Harga Dasar Lelang Titik Lokasi Pemasangan Reklame.
6 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup titik lokasi reklame meliputi pengelolaan titik lokasi lahan reklame sebagaimana media iklan luar ruang
yang terletak di atas tanah hak pakai milik Negara.
commit to user
7 Masa Kelola Titik Reklame
Masa pengelolaan titik lokasi reklame oleh pemenang selama 1 satu tahun, terhitung sejak dimulainya masa
pengelolaan yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian Kerja.
8 Calon Peserta Lelang Harus Memenuhi Syarat-syarat.
Calon Peserta lelang harus memenuhi syarat-syarat: 1 Peserta yang dapat mengikuti lelang adalah Perusahaan yang
memiliki Akta Pendirian dan atau SIUP dan TDP di bidang periklanan yang masih berlaku; 2 Persyaratan calon peserta
lelang meliputi: a. Data Perusahaan dengan melampirkan : Fotocopy Akta Pendirian dan atau SIUP dan TDP yang masih
berlaku, Foto Copy KTP atas diri Pimpinan, Identitas Pribadi pemilikpenanggung jawab Perusahaan; b. Surat Keterangan dari
DPPKA Kota Surakarta bahwa perusahaan tidak kena sanksi untuk mengikuti lelang titik lokasi reklame; c. Perusahaan
menyampaikan surat pernyataan minat untuk mengikuti lelang sesuai titik loksai yang dikehendaki dengan dibubuhi materai Rp
6.000,00; d. Peserta lelang menyerahkan uang jaminan penawaran lelang tunai pada saat calon peserta lelang
mendaftarkan diri, dengan ketentuan : Jaminan sebesar Rp 5.000.000,00 lima juta rupiahper titik lokasi untuk pendaftaran
sampai dengan 5 lima titik lokasi, Jaminan sebesar Rp 4.000.000,00 empat juta rupiah per titik lokasi untuk
commit to user
pendaftaran 6 enam sampai dengan 10 sepuluh titik lokasi, Jaminan sebesar Rp 3.000.000,00 tiga juta rupiah per titik
lokasi untuk pendaftaran lebih dari sepuluh titik loksi. 9
Waktu Tempat Pendaftaran dan Pengambilan RKS Lelang Waktu pendaftaran dan pengambilan RKS bias diambil
di CSO lantai dasar DPPKA Kota Surakarta Jl. Jend. Sudirman No.2 Surakarta dengan ketentuan waktu yang telah ditentukan.
10 Batas Akhir Pendaftaran dan Pengambilan RKS Lelang
Batas pendaftaran dan pengambilan RKS sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.
11 Verifikasi data perusahaan
Dokumen perusahaan akan diverifikasi oleh Panitia Lelang.
b. Dokumen Pelelangan
Dokumen pelelangan terdiri atas: Penjelasan Pekerjaan, dan Waktu Pemberian Penjelasan Pekerjaan Aanwijzing.
1 Penjelasan Pekerjaan
Penjelasan Pekerjaan, antara lain: a Pada saat dilaksanakannya Aanwijzing Panitia Lelang akan menanggapi
setiap permohonan klarifikasi yang diajukan oleh calon peserta lelang; b Selain tanggapan dari Panitia Lelang akan dituangkan
dalam Berita Acara Aanwijzing dan merupakan Addendum RKS; c Setiap Addendum yang dikeluarkan merupakan bagian
commit to user
dari RKS Lelang titik lokasi reklame; d Calon peserta lelang yang tidak hadir dalam pelaksanaan aanwijzing dianggap
menerima keputusan aanwijzing. 2
Waktu Pemberian Penjelasan Pekerjaan Aanwijzing Waktu
Pemberian Penjelasan
Pekerjaan Aanwijzingakan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari
panitia penyelenggara lelang.
c. Pelaksanaan Lelang
Pelaksanaan lelang terdiri dari: tata cara pelaksanaan lelang, waktu pelaksanaan lelang, dan peserta lelang terlambat.
1 Tata cara pelaksanaan lelang
Tata cara pelaksanaan lelang antara lain : a Lelang setiap titik lokasi reklame akan dilaksanakan apabila diikuti
sekurang-kurangnya 1 satu peserta lelang yang ditentukan melalui
pendaftaran kepada
penyelengara; b
Lelang dilaksanakan dengan system penawaran terbuka dengan
ketentuan menambah nilai penawaran minimal kelipatan Rp 2.000.000,00 dua juta rupiah dari harga dasar; c Setiap peserta
lelang wajib melakukan penawaran terhadap titik lokasi yang menikmatidiikuti;
d Penawaran
pertama sebagimana
dimaksudkan pada ayat 2 bahwa setiap peserta lelang terhadap titik lokasi yang diminatidiikuti dengan ketentuan maksimal 3
tiga point atau sebesar Rp 6.000.000,00 enam juta rupiah dari
commit to user
harga penawaran terakhir; e Bagi peserta lelang : Apabila tidak melakukan penawaran, maka uang jaminan penawaran yang
telah disetor dinyatakan hangus dan masuk kekas daerah; Mengundurkan diri pada waktu aanwijzing tahapan lelang
selanjutnya uang jaminan penawaran yang telah disetor dinyatakan hangus dan masuk kekas daerah; Mengundurkan diri
sebelum aanwijzing
maka uang
jaminan penawaran
dikembalikan; Peserta lelang yang mengundurkan diri harus menyampaikan surat pernyataan pengunduran diri.
2 Waktu Pelaksanaan Lelang
Waktu pelaksanaan lelang akan diselenggarakan sesuai yang telah ditetapkan oleh panitia lelang.
3 Peserta Lelang terlambat
Peserta lelang hadir pada waktu dimulainya pelaksanaan lelang,
apabila peserta
lelang terlambat
mengahadiri pelaksanaan lelang terhadap titik lelang yang diikuti, dianggap
mengundurkan diri dan jaminan lelang dinyatakan hangus dan disetor ke kas daerah.
d. Penetapan Pemenang
Penetapan pemenang sebagai berikut: Kriteria Pemenang, Penetapan Pemenang, Penandatangan kontrak, Pelelangan gagal,
Penunjukan.
commit to user
1 Kriteria Pemenang
Panitia Lelang akan mengusulkan calon pemenang lelang titik reklame dengan penawaran tertinggi sebagai pengelola titik
lokasi reklame. 2
Penetapan Pemenang Panitia lelang menyampaikan usulan calon pemenang
lelang titik lokasi reklame kepada Kepala Dinas Pendaptan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta untuk
ditetapkan sebagai pengelolaan titik lokasi reklame baliho; Kepala Dinas Pendaptan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta menetapkan pemenang lelang; Bagi pemenang lelang Uang jaminan lelang akan ditempatkan sebagai dari pelunasan;
Bagi yang tidak memenangkan lelang, uang jaminan lelang dapat diambil kembali setelah pelaksanaan lelang, pengambilan
terakhir paling lambat 5 hari kerja setelah lelang, di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta
pada jam kerja; Apabila uang jaminan tidak diambil dalam batas waktu yang telah ditentukan maka uang jaminan dinyatakan
hangus dan masuk ke kas Daerah. 3
Penandatangan kontrak Selambat-lambatnya 14 empat belas hari kerja setelah
calon pengelolaan menerima Surat Ketetapan pengelolaan titik lokasi reklame baliho, calon pengelola harus menandatangani
commit to user
Surat Perjanjian Kontrak di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta.
4 Pelelangan gagal
Pelelangan di suatu titik lokasi reklame dinyatakan gagal apabila tidak ada peserta lelang yang mengikuti berminat pada
titik lokasi tersebut. 5
Penunjukan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Kota Surakarta atas nama Walikota Surakarta dapat menunjuk langsung pengelola titik lokasi reklame apabila : a
Titik lokasi yang dilelang minimal pada tahap pertama dan tahap kedua tidak laku terjual; b Pemenang lelang tahap kedua
mengundurkan diri; c Penunjukan langsung sehubungan dengan tersebut pada huruf a dan b, dilakukan melalui negosiasi diatas
harga dasar yang ditetapkan oleh Walikota.
e. Waktu Pembayaran
Waktu pembayaran pelunasan harga penawaran lelang terdiri dari: aPemenang lelang diharuskan membayar lunas sesuai harga
penawaran dalam waktu 7 tujuh hari kerja setelah ditetapkan sebagai pemenang lelang; b Pemengang lelang sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan batas waktu yang ditentukan tidak membayar lunas maka Pemenang lelang dinyatakan
mengundurkan diri, dan akan dilakukan lelang ulang apabila titik
commit to user
lelang reklame hanya diikuti oleh satu orang peserta lelang. Pemenang lelang dinyatakan mengundurkan diri, dan hak
pengelolaan titik lelang reklame akan dialihkan kepada pemenang lelang kedua apabila titik lelang reklame diikuti lebih dari satu
peserta lelang; c Apabila pemanang lelang tidak melaksanakan sebagimana huruf a maka uang jamian penawaran dinyatakan hangus
dan disetorkan ke Kas Daerah serta tidak diperbolehkan untuk mengikuti lelang titik lokasi reklame yang diselengarakan
Pemerintah Kota Surakarta sebanyak 3 tiga kali pelaksanaan
lelang. f.
Hak Dan Kewajiban Pengelola Hak Pemenang Lelang, bagi pemenag lelang yang telah
membayar lunas
harga penawaran
lelang, uang
jaminan pembongkaran konstruksi dan kewajiban lain diberikan hak, sebagai
berikut: a Menerima Surat Ketetapan sebagai Pemenang Lelang; b Hak pengelolaan titik lokasi reklame termasuk perijinan
penyelenggaraan reklame baliho selama waktu 1 satu tahun; dan c Mendapatkan perlindugan apabila terjadi permasalahan non teknis
berkaitan dengan pengelolaan titik lokasi.
Kewajiban Pemenang lelangpengelola, terdiri atas:
1Memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan disekitar tempatlokasi
reklame; 2
Memenuhi standard
untuk bangunankonstruksi pemasangan reklame baliho; 3 Melakukan
commit to user
pemeliharaan secara rutin agar konstruksi terjaga keamanannya; 4 Melaporkan kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan
Aset, agar pada saat akan dimulainya kegiatan pemasangan Reklame didampingi Tim Teknis Penertib Reklame yang dibentuk oleh Dinas
Pendaptan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta; 5 Membayar pajak reklame, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah,
Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan undangan yang berlaku; 6 Mengasuransikan atas resiko pemasangan yang mengakibatkan
kerugian harta benda, jiwa maupun masyarakat; 7 Menutup kerangka papan reklame yang kosongbelum laku terjual dengan
kain atau sejenisnya yang bertuliskan iklan layanan masyarakat, diantaranya tema-tema: Solo The Spirit Of Java, Solo Kreatif Solo
Sejahtera, Solo Kota Budaya, Solo Berseri, dan Solo Kota Vokasi.
Pengalihan hak kelola, Pengelola titik lokasi reklame dapat
mengalihkan hak kelolanya kepada pihak ketiga dengan persetujuan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.
Sanksi akan diberikan: a. Apabila terjadi pelanggaran
terhadap ketentuan sebagaimana 1Memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan disekitar tempatlokasi reklame; 2 Memenuhi
standard untuk bangunankonstruksi pemasangan reklame; 3 Melakukan pemeliharaan secara rutin agar konstruksi terjaga
keamanannya; 4
Melaporkan kepada
Dinas Pendapatan,
Pengelolaan keuangan dan Aset , agar pada saat akan dimulainya
commit to user
kegiatan pemasangan Reklame didampingi Tim TeknisPenertib Reklame yang dibentuk oleh Dinas Pendaptan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kota Surakarta; 5 Membayar pajak reklame, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Ijin Mendirikan
Bangunan undangan yang berlaku; 6 Mengasuransikan atas resiko pemasangan reklame yang mengakibatkan kerugian harta benda,
jiwa maupun masyarakat; 7 Menutup kerangka papan reklame yang kosongbelum laku terjual dengan kain atau sejenisnya yang
bertuliskan iklan layanan masyarakat, diantaranya tema-tema: Solo The Spirit Of Java, Solo Kreatif Solo Sejahtera, Solo Kota Budaya,
Solo Berseri, dan Solo Kota Vokasi, maka kepada yang bersangkutan dikenakan sanksi tidak diperbolehkan untuk mengikuti
lelang titik lokasi reklame yang diselenggarakan Pemerintah Kota Surakarta sebanyak 3 tiga kali pelaksanaan lelang; b. Apabila
dalam masa pengelolaan terjadi pelanggaran-pelanggaran ketentuan- ketentuan yang berlaku maka pengelola dikenakan sanksi hukum
yang berlaku.
2. Tata Cara Pemberian Izin Pemasangan Reklame
Tata cara pemberian izin pemasangan reklame diatur dalam Peraturan daerah No.4 Tahun 2001 tentang pajak reklame. Untuk
mendapatkan izin pemasangan reklame Billboard, Videotron, reklame- reklame yang ukuran, bentuk, dan jenisnya memenuhi standartisasi
pemohon harus mengajukan permohonan kepada Walikota melalui
commit to user
Pemerintah Daerah PEMDA. Pemohon harus mengisi formulir yang telah disiapkan dengan melampirkan persyaratan administrasi, sebagai
berikut: a.
Izin pemasangan reklame baru: 1.
Fotocopy Kartu Tanda Penduduk KTP 2.
Fotocopy Pajak Bumi dan Bangunan untuk pemasangan bukan diatas tanahbangunan milik pemerintah kota
3. Fotocopy Akta Pendirian perusahaan
4. Gambar rencana reklame dan perhitungan konstruksi
5. Rencana Anggaran Biaya RAB 1satu rangkap
6. Surat pernyataan bahwa lokasitanah tidak dalam keadaan
sengketa untuk pemasangan di luar daerah milik jalan, diketahui lurah dan camat setempat
7. Surat pernyataan bahwa lokasi tidak merusak jalantidak
menggangu arus lalu lintas jalantidak menggangu keindahan kota untuk pemasangan di daerah milik jalan, diketahui Ketua
Tim Penataan dan Penertiban Reklame Kota Surakarta. b.
Perpanjangan Izin Pemasangan reklame: 1.
Fotocopy izin reklame lama 2.
Fotocopy bukti pembayaran pajak dan retribusi. Pemerintah Daerah melakukan penelitian berkas atau persyaratan
pemohon sebagimana dimaksud dan apabila telah memenuhi persyaratan, maka Pemerintah Daerah paling lambat 2 dua hari setelah menerima
commit to user
permohonan dilanjutkan dengan berkas permohonan kepada Tim Penetaan dan Penertiban Reklame Kota untuk mendapatkan rekomendasi
dengan menggunakan format yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. Sebelum mengeluarkan rekomendasi Tim Penataan dan Penertiban
Reklame Kota melakukan peninjauan lapangan dengan memperhatikan syarat-syarat teknis, antara lain: a Situasi tataletak rencana reklame; b
Bentuk, ketinggian dan ukuran rencana reklame memenuhi syarat struktur dan tata ruang kota; c Bahan kontruksi dari baja,beton dan
sejenisnya; d
Instalasi listrik,instalsi
penangkal petir
dan perlengkapannya; e Mencegah gangguan pandangan lalu lintas,
keamanan dan keselamatan umum. Hasil pelaksanaan peninjauan lapangan dituangkan dalam Berita
Acara Paninjauan Lapangan BAPL yang merupakan salah satu lampiran rekomendasi. Tim Penataan dan Penertiban Reklame Kota
Surakarta mengeluarkan Rekomendasi selambat-lambatnya 4 empat hari kerja disampaikan kepada Bidang Pendaftaran, Pendataan dan
Dokumentasi DPPKA Surakarta yang berisi mengenai terpenuhinya syarat tehnis untuk diproses pemeberian pajak dan izinnya, dan
penetapan besarnya pungutan dan dasar pengenaan retribusi daerah. Apabila dalam batas waktu yang telah ditentukan tidak juga
mengeluarkan rekomendasi maka Ketua Tim wajib menyampaikan secara tertulis alasan-alasan sehingga rekomendasi tidak dikeluarkan.
commit to user
Rekomendasi merupakan persyaratan penertiban Izin Pemasangan Reklame yang berisi mengenai data dasar dan pengenaan pajak reklame
dan retribusi penggunaan tanah dan bangunan untuk pemasangan reklame kepada yang bersangkutan pemohon. Pemerintah Daerah atau
DPPKA menerima rekomendasi dari Penataan dan Penertiban Reklame Kota dalam rangkap 3 tiga yang terdiri dari: a Rekomendasi asli
sebagai arsip DPPKA Kota Surakarta; b Masing-masing salinan rekomendasi, untuk: 1 Salinan pertama disampaikan kepada pemohon;
2 Salinan kedua sebagai arsip pada unit tehnis bersangkutan. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi DPPKA
Surakarta menyampaikan kepada pemohon melalui jasa Kantor Pos atau melalui telpon bahwa berkas pemohon telah memenuhi syarat-syarat
untuk diterbitkan izinnya dan yang bersangkutan pemohon diundang untuk memenuhi kewajibannya. Berdasar penyampaian tersebut
pemohon memenuhi kewajibannya dengan membayar pajak reklame berserta retribusi penggunaan tanah dan bangunan untuk pemasangan
reklame kemudian menyetorkan ke Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta.
Setelah pemohon menyelesaikan kewajibannya dengan membayar biaya izin, maka izin asli disampaikan kepada pemohon dalam tempo
1x24 jam satu hari dari tanggal penerimaan pelunasan pembayaran kewajiban pemohon. Izin dimaksud berkepentingan untuk: a Asli untuk
pemohon yang bersangkutan; b Salinan satu untuk dinas tehnis yang
commit to user
bersangkutan; c Salinan dua untuk camatlurah yang bersangkutan; d Salinan ketiga untuk arsip. Proses penyelesaian Izin Pemasangan reklame
adalah 6 enam hari kerja
3. Cara Perhitungan Besarnya Pajak Reklame dalam Bentuk Videotron di