PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Lanjutan
Untuk Periode 6 Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2017 Tidak diaudit dan 2016 Diaudit Dalam Rupiah Penuh
41 20. Utang Lain-lain
30 Jun 2017 31 Des 2016
Rp Rp
Kontraktor dan Pembelian Aset Tetap 43,666,449,365
53,269,329,208 Dividen
35,717,707,770 --
Jumlah 79,384,157,135
53,269,329,208 21. Beban Akrual
30 Jun 2017 31 Des 2016
Rp Rp
Operasional 80,093,958,130
43,563,957,380 Bonus dan Tantiem
31,540,255,524 28,686,984,527
Jasa Profesional 18,225,657,418
757,146,697 Operasional Asosiasi
5,956,934,420 5,956,934,420
Gaji 4,409,977,284
1,254,430,805 Lain-lain
5,365,807,808 6,458,328,245
Jumlah 145,592,590,584
86,677,782,074
Beban akrual operasional adalah utang kepada pihak ketiga dan pihak berelasi sehubungan dengan kegiatan operasional Perusahaan dan PT TIJA meliputi kegiatan pemasaran, iklan, perbaikan,
penyewaan, pemeliharaan dan beban utilitas. Akrual bonus dan tantiem untuk karyawan, direksi dan komisaris merupakan cadangan bonus dan tantiem
yang dibentuk berdasarkan laba bersih periode berjalan. Di antara beban akrual lain-lain periode 30 Juni 2017 dan 2016 masing-masing terdapat Rp1.078.639.289
yang merupakan estimasi atas kerugian perkara tanah yang dibentuk berdasarkan putusan Mahkamah Agung.
22. Utang Bank 30 Jun 17
31 Des 16 Rp
Rp
PT Bank Mandiri Persero Tbk --
139,571,673,320 PT Bank DKI
300,000,000,000 300,000,000,000
Jumlah 300,000,000,000
439,571,673,320
Dikurangi : Bagian Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun 300,000,000,000
390,000,000,000
Utang Bank Jangka Panjang --
49,571,673,320
a. Pada tahun 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus II PTK II untuk
modal kerja maupun belanja modal dengan maksimum limit sebesar Rp200.000.000.000 dari Bank Mandiri. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 8,50 per tahun, dengan jangka waktu pinjaman
sampai dengan 23 Juni 2017. Pinjaman ini dijamin dengan aset berupa tanah dan bangunan diatasnya milik Perusahaan yang berlokasi masing-masing di area Rekreasi Taman Impian Jaya
Ancol Atlantis Water Adventure dan Dunia Fantasi yang merupakan bagian dari aset tetap Perusahaan Catatan 17. Jaminan tersebut merupakan joint collateral dan cross default dengan
Pinjaman Transaksi Khusus I. Saldo pinjaman PTK II tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar NIHIL dan Rp115.000.000.000.
PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Lanjutan
Untuk Periode 6 Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2017 Tidak diaudit dan 2016 Diaudit Dalam Rupiah Penuh
42
b. Pada tahun 2015, Perusahaan memperoleh fasiltas pinjaman baru dari Bank Mandiri berupa Kredit
Modal Kerja dengan limit sebesar Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun sejak perjanjian kredit ditandatangani dan Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus dengan maksimum limit sebesar
Rp100.000.000.000, dengan jangka waktu pinjaman sampai dengan 23 Januari 2019. Pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 10,00 pertahun. Pinjaman ini dijamin dengan aset berupa tanah
dan bangunan diatasnya yaitu Dunia Fantasi dan Gelanggang Renang milik Perusahaan Catatan 17. Jaminan tersebut merupakan joint collateral dan cross default dengan Pinjaman Transaksi
Khusus II.
Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan telah melakukan penarikan atas pinjaman Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus sebesar Rp100.000.000.000.
Berdasarkan addendum No. CBG.CB2SID. SPPK.0852016 atas perjanjian Pinjaman Transaksi Khusus PTK dan Fasilitas Kredit Modal Kerja KMK, semua pihak sepakat untuk mengubah
jaminan aset yang semula berupa tanah beserta bangunan di atasnya menjadi mesin dan peralatan wahana Dunia Fantasi atas nama Perusahaan serta piutang usaha.
Atas fasilitas pinjaman tersebut terdapat batasan-batasan yang tidak diperkenankan dilakukan oleh Perusahaan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Mandiri antara lain:
memperoleh atau memberikan pinjaman, dari atau kepada pihak lain, kecuali dalam rangka kegiatan usaha normal sehari-hari sepanjang total pinjaman terhadap modal masih ter-cover
dalam financial covenant mengenai leverage ratio yaitu perbandingan jumlah liabilitas terhadap total net worth 200 dan Debt Service Coverage Ratio DSCR yaitu perbandingan antara
Earning Before Income Tax, Depreciation and Amortization EBITDA terhadap kewajiban bunga dan kewajiban angsuran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 1,2 kali;
mengikatkan diri sebagai penjamin atau menjaminkan aset perusahaan kepada pihak lain, kecuali bila tidak melanggar financial covenant mengenai leverage ratio dan DSCR;
melakukan transaksi merger atau akuisisi; perubahan pemegang saham pengendali; dan menurunkan modal dasar atau modal disetor oleh Perusahaan.
c. Pada tahun 2016, Perusahaan memperoleh fasiltas pinjaman baru dari Bank DKI berupa Kredit
Modal Kerja dengan limit sebesar Rp300.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun sejak perjanjian kredit ditandatangani dengan jangka waktu pinjaman sampai dengan tahun 2017. Pinjaman ini
dikenakan suku bunga sebesar 7.75 per tahun untuk kredit senilai Rp250.000.000.000 dan suku bunga sebesar 9.25 per tahun untuk kredit senilai Rp50.000.000.000.
Bank tidak mensyaratkan jaminan khusus atas fasilitas pinjaman ini clean basis. Adapun affirmative covenants yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut:
1. Menyampaikan laporan keuangan audited tahunan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik paling lambat 180 hari setelah periode pelaporan.
2. Perusahaan bersedia untuk menjadikan Bank DKI prioritas dalam hal penempatan dana, dengan rate khusus dari Bank DKI.
3. Perusahaan memberitahukan kepada Bank DKI atas hal-hal dibawah ini: a. Melakukan perubahan anggaran dasar perusahaan termasuk di dalamnya perubahan
pemegang saham, direksi, komisaris, pemodalan dan nilai nominal saham. b. Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari bank atau lembaga lain, namun tetap harus
memperhatikan ketentuan rasio yang diberikan oleh Bank DKI. Negative covenants yang dipersyaratkan adalah Perusahaan diminta memberitahukan secara tertulis
tanpa menunggu persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank DKI jika: 1.
Membayar melunasi hutang pemegang saham. 2.
Mengikat diri sebagai penjamin hutang kepada pihak lain.