Kebebasan Berekspresi di Indonesia: Jaminan dan Pembatasan
j ust ru t idak ada dalam Konst it usi maupun UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang HAM.
Muat an pent ing UU Ket erbukaan Inf ormasi Publik
Perihal Pasal
Jaminan Asas dan
Tuj uan Pasal 2
Inf ormasi bersif at t erbuka Pembat asan unt uk inf ormasi yang
GLNHFXDOLNDQEHUVLIDWNHWDWGDQ
t erbat as Inf ormasi didapat kan dengan
FHSDWPXUDKGDQVHGHUKDQD
Inf ormasi Publik yang
GLNHFXDOLNDQEHUVLIDWUDKDVLD VHVXDLGHQJDQ8QGDQJ8QGDQJ
kepat ut an, dan kepent ingan umum didasarkan pada penguj ian
t ent ang konsekuensi yang t imbul apabila suat u inf ormasi diberikan
kepada masyarakat sert a set elah dipert imbangkan dengan saksama
bahwa menut upi inf ormasi publik dapat melindungi kepent ingan
yang lebih besar daripada membukanya at au sebaliknya.
Pasal 3 Jaminan hak warga negara unt uk
menget ahui inf ormasi yang berkait an dengan masalah publik
Hak dan kewaj iban
pemohon sert a Badan
publik Pasal 4, 5,
6, 7, 8
x
Hak warga dan prosedur dalam memperoleh
inf ormasi publik
x
Hak mengaj ukan ke pengadilan bila mendapat
hambat an dalam memperoleh inf ormasi
publik
43
x
Kewaj iban menggunakan inf ormasi sesuai perat uran
SHUXQGDQJXQGDQJDQ x
Hak badan publik unt uk menolak memberikan
inf ormasi yang t idak dapat diberikan
x
Kewaj iban badan publik unt uk menyediakan,
memberikan dan at au menerbit kan inf ormasi
publik
Inf ormasi yang waj ib
disediakan dan
diumumkan oleh Badan
Publik Pasal
3DVDO x
Inf ormasi yang disediakan
GDQGLXPXPNDQVHFDUD
berkala
x
Inf ormasi yang waj ib
GLXPXPNDQVHFDUDVHUWD
mert a
x
Inf ormasi yang waj ib t ersedia set iap saat
Inf ormasi yang
GLNHFXDOLNDQ
Pasal
3DVDO -HQLVLQIRUPDVL\DQJGLNHFXDOLNDQ
Mekanisme memperolah
inf ormasi Pasal 21
dan Pasal 22
Mekanisme memperol
H
h inf ormasi
Komisi Inf ormasi
3DVDO x
Fungsi, kedudukan, susunan, t ugas, wewenang,
pert anggungj awaban, Sekret ariat dan
Penat akelolaan Komisi Inf ormasi
x
Pengangkat an dan pemberhent ian anggot a
Komisi Inf ormasi
44
dan Pasal
x
Mediasi
Gugat an ke Pengadilan
3DVDO
Hak unt uk melakukan gugat an ke pengadilan j ika t erj adi sengket a
Ket ent uan Pidana
3DVDO GDQ\DDQFDPDQSLGDQDDWDV
pelanggaran t erhadap ket ent uan dalam UU KIP
Sumber : Buku Int imidasi dan Kebebasan, ELSAM, 2012.
3HQJDWXUDQ \DQJ OHELK VSHVLÀN WHUNDLW SHPEHULDQ GDQ
penyebaran inf ormasi melalui t eknologi inf ormasi at au saran elekt ronik, diat ur dalam UU No. 11 Tahun 2008
t ent ang Inf ormasi dan Transaksi Elekt ronik ITE. UU
LQL PHQJDWXU GL DQWDUDQ\D GHILQLVLGHILQLVL \DQJ WHUNDLW
erat dengan pemanf aat an t eknologi inf ormasi dan t ransaksi elekt ronik, uraian mengenai
posisi dokumen elekt ronik, inf ormasi elekt ronik, dan t anda t angan elekt ronik dalam hukum dan
kait annya dengan akt ivit as pemanf aat annya, pengat uran me
Q
genai pelembagaan
VLVWHP HOHNWURQLN GDQ SHQ\HOHQJJDUDDQ VHUWLILNDVL HOHNWURQLN
SHQJDWXUDQ VHFDUD NKXVXV PHQJHQDL DVSHN
aspek t ransaksi elekt ronik; pengat uran mengenai nama
domain, hak at as kekayaan int elekt ual HaKI,
SHUOLQGXQJDQKDNSULEDGLUXPXVDQUXPXVDQSHUEXDWDQ
melawan hukum, dan ket ent uan t indak pidana.
45
SHQFHPDUDQ QDPD PDWHUL \DQJ GLWXMXNDQ XQWXN PHQLPEXONDQUDVDNHEHQFLDQDWDXSHUPXVXKDQLQGLYLGX
dan at au kelompok masyarakat t ert ent u berdasarkan at as suku, agama, ras, dan ant argolongan SARA, dan
PDWHUL \DQJ EHULVL DQFDPDQ NHNHUDVDQ DWDX PHQDNXW QDNXWL\DQJGLWXMXNDQVHFDUDSULEDGL
9
Pelanggaran at as
NHWHQWXDQNHWHQWXDQ WHUVHEXW PHQGDSDWNDQ DQFDPDQ
hukuman pidana.
Perbuatan yang dilarang dalam UU ITE
Mat eri Pasal 27 1
Set iap orang dengan sengaj a dan t anpa hak mendist ribusikan dan at au ment ransmisikan
dan at au membuat dapat diaksesnya inf ormasi elekt ronik dan at au dokumen
elekt ronik yang memiliki muat an yang melanggar kesusilaan.
Pasal 27 3 Set iap orang dengan sengaj a dan t anpa hak
mendist ribusikan dan at au ment ransmisikan dan at au membuat dapat diaksesnya
Inf ormasi Elekt ronik dan at au dokumen elekt ronik yang memiliki muat an penghinaan
GDQDWDXSHQFHPDUDQQDPDEDLN
9 Dalam beberapa penaf siran ket ent uan t ent ang pelarangan
DQFDPDQ NHNHUDVDQ DWDX PHQDNXWQDNXWL \DQJ GLWXMXNDQ VHFDUD SULEDGL DGDODK PHQFDNXSL ODUDQJDQ XQWXN PHODNXNDQ
¶F\EHUVWDONLQJ·PHVNLKDQ\DPHQFDNXSWLQGDNDQ¶WKUHDWHQLQJ·
dan ‘ harrasing’ .
46
Pasal 28 2 set iap orang dengan sengaj a dan t anpa
hak menyebarkan inf ormasi yang dit uj ukan
XQWXN PHQLPEXONDQ UDVD NHEHQFLDQ DWDX
permusuhan individu dan at au kelompok masyarakat t ert ent u berdasarkan at as suku,
agama, ras, dan ant argolongan SARA. Pasal 29
Set iap orang dengan sengaj a dan t anpa hak mengirimkan
inf ormasi elekt ronik dan at au dokumen
HOHNWURQLN \DQJ EHULVL DQFDPDQ NHNHUDVDQ DWDX PHQDNXWQDNXWL \DQJ GLWXMXNDQ VHFDUD
pribadi.
UU ITE mempunyai dua permasalahan, yakni adanya pembat asan dengan dasar melanggar kesusilaan dan
rumusan larangan perbuat an at as dasar penghinaan
SHQFHPDUDQ QDPD 3HPEDWDVDQ LQL NHPXGLDQ GDODP
penerapannya selalu meruj uk pada ket ent uan KUHP. Sement ara it u, dasar pengat uran at au ‘ pembat asan’
sebagaimana diat ur Pasal 28 2 dan Pasal 29 dipandang dapat dimasukkan dalam klausul pembat as yang
digunakan sebagai dasar pembat as hak at as kebebasan berekspresi yait u ket ert iban umum dan menghormat i hak
at au nama baik orang lain, sert a melindungi keamanan nasional at au ket ert iban umum at au kesehat an at au
moral masyarakat .
Pembat asan at as hak unt uk memperoleh inf ormasi j uga t erdapat dalam UU No. 17 Tahun 2011 t ent ang
Int elij en Negara. Seluruh inf ormasi yang masuk kat egori rahasia int elij en, menj adi bagian dari rahasia negara
yang dit ut up aksesnya. Pembat asan ini sangat luas
FDNXSDQQ\DVHKLQJJDVDQJDWPHPEDWDVLKDNSXEOLNDWDV
inf ormasi, karena keseluruhan inf ormasi yang t erkait int elij en negara bisa diklaim rahasia. UU Int elij en
Negara j uga mendasarkan alasan keamanan nasional
47
GHQJDQ SULQVLS ¶QHFHVVLW\· GDQ ¶SURSRUWLRQDOLW\· 6LIDW \DQJ OXDV GDUL NODVLÀNDVL UDKDVLD LQWHOLMHQ GDSDW
menj adikan t erganggunya hak publik at as inf ormasi. Dalam hukum Indonesia, sej umlah ket ent uan t ent ang
HAM yang dij amin j uga diat ur mengenai pembat asannya. Namun, pembat asan dalam kont eks hukum nasional ini
GLUXPXVNDQVHFDUDXPXPGDQEXNDQXQWXNSHPEDWDVDQ WHUKDGDSKDNKDN\DQJGLDWXUVHFDUDVSHVLÀN.HWHQWXDQ
pembat asan HAM t ersebut t erdapat dalam UUD 1945 dan UU No. 39 Tahun 1999, dan sej umlah regulasi sekt oral
yang mengat ur masalah t ert ent u dengan subt ansinya merupakan pembat asan HAM.
Sit uasi Apapun dan Pembat asan HAM dalam Hukum Indonesia Hak unt uk hidup, hak unt uk t idak disiksa, hak
unt uk kemerdekaan pikiran dan hat i nurani, hak beragama, hak unt uk t idak diperbudak,
hak unt uk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak unt uk t idak dit unt ut at as
dasar hukum yang berlaku surut adalah HAM yang t idak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun Pasal 28I ayat
1 UUD 1945
Dalam menj alankan hak dan kebebasannya, set iap orang waj ib t unduk kepada pembat asan
yang dit et apkan dengan UU dengan maksud
VHPDWDPDWD XQWXN PHQMDPLQ SHQJDNXDQ
sert a penghormat an at as hak dan kebebasan orang lain dan unt uk memenuhi t unt ut an yang
DGLOVHVXDLGHQJDQSHUWLPEDQJDQPRUDOQLODL
nilai agama, keamanan dan ket ert iban umum dalam suat u masyarakat yang demokrat is
Pasal 28 J ayat 2 UUD
1945
48
hak kebebasan pribadi, pikiran dan hat i nurani, hak beragama, hak unt uk t idak
diperbudak, hak unt uk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak
unt uk t idak dit unt ut at as dasar hukum yang
EHUODNX VXUXW DGDODK KDNKDN PDQXVLD \DQJ
t idak dapat dikurangi dalam keadaan keadaan apapun dan oleh siapapun
Pasal 4 UU No. 39 Tahun
1999
Dalam menj alankan hak dan kebebasannya, set iap orang waj ib t unduk kepada pembat asan
yang dit et apkan UU dengan maksud unt uk menj amin pengakuan sert a penghormat an
at as hak dan kebebasan orang lain dan unt uk memenuhi t unt ut an yang adil sesuai
dengan pert imbangan moral, keamanan, dan ket ert iban umum dalam suat u masyarakat
demokrat is Pasal 70 UU
No. 39 t ahun 1999
Hak dan kebebasan yang diat ur dalam UU ini hanya dapat dibat asi oleh dan berdasarkan
88VHPDWDPDWDXQWXNPHQMDPLQSHQJDNXDQ
dan penghormat an t erhadap hak asasi manusia sert a kebebasan dasar orang lain, kesusilaan,
ket ert iban umum dan kepent ingan bangsa Pasal 73 UU
No. 39 Tahun 1999
Bent uk pembat asan yang dirumuskan dalam hukum nasional, mempunyai sej umlah kelemahan yang
PHQJDNLEDWNDQSHQHUDSDQWHQWDQJNHWHQWXDQNHWHQWXDQ SHPEDWDVDQ VHULQJ GLVDODKDUWLNDQ DWDX GLGHÀQLVLNDQ
dengan t idak sesuai dengan st andar hukum HAM int ernasional. Sej umlah kelemahan t ersebut adalah
49
yang seharusnya t idak boleh at au dapat dibat asi dalam keadaaan apapun non derogable right s,
sebagaimana dinyat akan dalam Pasal 28I ayat 1
88 +DNKDN GDODP SDVDO WHUVHEXW VHULQJ GLWDIVLUNDQ VHFDUD EHUEHGD GDQ PHQMDGL VXE\HN
pembat asan yang dilakukan berdasarkan ket ent uan dalam Pasal 28J UUD 1945. Meruj uk pada Pasal 4 ayat
.RYHQDQ +DN 6LSLO GDQ 3ROLWLN KDNKDN GDODP
Pasal 28I ayat 1 UUD 1945 seharusnya merupakan
KDNKDN \DQJ WLGDN EROHK GLEDWDVL DWDX GLNXUDQJL
pemenuhannya dalam keadaan apapun.
Kedua, pembat asan dalam hukum nasional diat ur dengan memasukkan sej umlah syarat yang t idak
diat ur dalam hukum HAM int ernasional, misalnya
SHPEDWDVDQ NDUHQD SHUWLPEDQJDQ ¶QLODLQLODL
agama’ dan ‘ kesusilaan’ . Dua syarat pembat asan t ersebut , selain t idak diat ur dalam hukum HAM
int ernasional, j uga t idak mempunyai indikat or yang j elas. Akibat nya, penggunaan syarat pembat asan
DWDV ¶QLODLQLODL DJDPD· GDQ ¶NHVXVLODDQ· VHULQJ GLLQWHUSUHWDVLNDQVHFDUDOXDVGDQGLJXQDNDQVHEDJDL
alasan pembat asan yang melanggar HAM. Selain it u, penggunaannya seringkali didasarkan pada suat u
nilai at au keyakinan yang t unggal at au dilakukan berdasarkan kehendak kelompok mayorit as, dan
hal ini bert ent angan dengan prinsip keberagaman
SOXUDOLWDV PHQJDEDLNDQ SDQGDQJDQ NHORPSRN
kelompok minorit as, sehingga j ust ru menyebabkan at au berpot ensi t erj adinya pelanggaran HAM.
50
GDODP EHUEDJDL SHQ\XVXQDQ SHUDWXUDQ SHUXQGDQJ XQGDQJDQ WHUGDSDW NHWHQWXDQNHWHQWXDQ \DQJ
melanggar HAM. Mengant isipasi hal ini, penj abaran at as berbagai
ket ent uan t ent ang pembat asan HAM dalam regulasi Indonesia seharusnya meruj uk pada berbagai ket ent uan
GDODPLQVWUXPHQ+0LQWHUQDVLRQDOSULQVLSSULQVLS\DQJ
dikembangkan oleh PBB, maupun berbagai keput usan Pengadilan HAM regional, yang t elah memberikan
SUHVHGHQ WHQWDQJ SHQDIVLUDQ DWDV V\DUDWV\DUDW
pembat asan. Dengan meruj uk pada sej umlah rumusan dalam hukum HAM int ernasional t ersebut , selain
PHPEHULNDQSHUOLQGXQJDQ\DQJQ\DWDDWDVKDNKDN\DQJ
dij amin, j uga mengimplement asikan kewaj iban unt uk
PHQ\HVXDLNDQ KXNXP QDVLRQDO GHQJDQ KDNKDN \DQJ
dij amin dalam perj anj ian HAM int ernasional yang t elah dit erima oleh Indonesia.
51