Kebijakan Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah

III-3 Dalam rangka menyiapkan peningkatan pendapatan pada tahun 2012, tengah dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan revisi Perda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 2. Melaksanakan kajian penerapan pajak progresif, terutama yang terkait dengan imbasnya terhadap sosial-ekonomi masyarakat Jawa Barat; dan 3. Menerapkan kebijakan Pendapatan Daerah yang membuka peluang untuk pengembangan sumber penerimaan lain. 4. Menyusun potensi pungutan Pemerintah khususnya potensi Sumber Daya Alam yang ada di KabupatenKota. Peningkatan pendapatan daerah untuk tahun Anggaran 2012 sebagaimana diamanatkan dalam KU-APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan kebijakan pengelolaan keuangan daerah sebagai berikut:

A. Pendapatan Daerah

1. Kebijakan Pendapatan Daerah

Kebijakan anggaran Tahun 2012 untuk pendapatan daerah yang merupakan potensi daerah dan sebagai penerimaan Provinsi Jawa Barat sesuai urusannya diarahkan melalui upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Dana Perimbangan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan daerah adalah: a. Memantapkan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah; b. Meningkatkan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi; c. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan Pemerintah Pusat, OPD Penghasil, kabupatenkota, POLRI; d. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya peningkatan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah; e. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi; f. Meningkatkan peran dan fungsi UPT, CPDP dan Balai penghasil dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan; g. Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah; h. Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui penyempurnaan sistem administrasi dan efisiensi penggunaan anggaran daerah; dan i. Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat melalui penataan organisasi dan tata kerja, pengembangan sumber daya pegawai yang profesional dan III-4 bermoral, pengembangan sarana dan fasilitas pelayanan prima, dan melaksanakan terobosan untuk peningkatan pelayanan masyarakat. j. Meningkatkan koordinasi secara sinergis, baik dengan Pemerintah Daerah KabupatenKota maupun dengan Pemerintah dalam upaya menggali data potensi pungutan pusat yang ada d KabupatenKota. Sebagaimana telah diketahui, bahwa dana perimbangan terdiri dari Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum DAU, dan Dana Alokasi Khusus DAK. Penerimaan dari bagi hasil pajak yang bersumber dari bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan Pajak Penghasilan PPh Perorangan menunjukkan peningkatan terus setiap tahunnya. Prospek yang baik ini perlu lebih ditingkatkan dengan memperbanyak Wajib Pajak. Sementara untuk bagi hasil bukan pajak berupa bagi hasil dari sumber daya alam yang beberapa tahun lalu menunjukkan kecenderungan stagnasi menjadi perhatian serius dari Pemerintah Daerah untuk mengoptimalkan potensi Sumber Daya Alam tersebut. Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Perimbangan sebagai upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah sebagai berikut : a. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB, Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri PPh OPDN dan PPh Pasal 21; b. Meningkatkan akurasi potensi Sumber Daya Alam yang ada di Daerah sebagai dasar perhitungan pembagian dalam Dana Perimbangan; c. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dan kabupatenkota dalam pelaksanaan Dana Perimbangan; d. Membuat peta potensi PBB khusus, khususnya pungutan PBB yang masih dikelola oleh Pemerintah sektor 3P Pertambangan, Perhutanan dan Perkebunan.

2. Strategi Pencapaian Target Pendapatan Daerah