BAB IV LKPJ ATA 2012

(1)

IV-1 BAB IV

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

A. Urusan Wajib Yang dilaksanakan. 1. URUSAN PENDIDIKAN

1) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar a) Pelaksanaan Program.

(1) Kegiatan Pembinaan Olahraga Pendidikan Dasar dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.5.037.399.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.5.012.778.950,- atau 99,51%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya prestasi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Klub Olahraga SD Tingkat Nasional, melalui workshop O2SN SD dan SMP dan persiapan kegiatan yang diikuti oleh 312 orang; kegiatan O2SN SD dan SMP Tingkat Provinsi Jawa Barat dari 26 Kabupaten/Kota sebanyak 366 orang; workshop kegiatan O2SN SD – SMP Tingkat Nasional diikuti oleh 70 orang; pembinaan/pemusatan latihan O2SN SD – SMP ke tingkat Nasional diikuti oleh 61 orang; penilaian dan monitoring Klub Olahraga SD ke 81 Klub di Kabupaten dan Kota.

(2) Kegiatan Peningkatan Akses Mutu Pendidikan Dasar dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.67.989.384.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.66.816.755.900,- atau 98,28%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Mutu Pendidikan Dasar di Jawa Barat, melalui rapat koordinasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Dasar diikuti oleh 156 orang; Workshop penyelenggaraan Paket B diikuti oleh 440 orang; Workshop pemberdayaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan (TPK) Pendidikan Dasar diikuti sebanyak 416 orang; Workshop mata pelajaran diikuti oleh 104 orang; Workshop pemberdayaan TK/SD dan SD/SMP Satu Atap diikuti oleh 440 orang; Workshop pemberdayaan MGMP SMP diikuti oleh 260 orang; Workshop pengembangan pembelajaran karakter Bangsa diikuti oleh 520 orang; Workshop TK Pembina yang diikuti oleh 208 orang; Workshop pembinaan sekolah swasta di Jawa Barat diikuti oleh 400 orang; Workshop pembinaan gugus di Jawa Barat diikuti oleh 260 orang; Workshop pemberdayaan Tim Pembina (TP) UKS Kabupaten/Kota diikuti oleh 312 orang; Workshop Revitalisasi Tim Pengembangan


(2)

IV-2 Kurikulum Kabupaten/Kota diikuti oleh 208 orang; Workshop Fasilitasi Akreditasi Tingkat Sekolah Menengah diikuti oleh 156 orang; Bimbingan teknis Penyusunan Proposal dan MoU serta bantuan sarana dan prasarana pendidikan dasar.

(3) Kegiatan penyelenggaraan lomba dan Festival Pendidikan Dasar dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.4.743.622.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.4.055.125.000,- atau 85,49%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kompetensi, kreativitas dan kemampuan siswa serta guru, melalui ajang kompetisi, Rapat Persiapan dengan Kabupaten dan Kota tentang Lomba dan Festival Tingkat Provinsi Jawa Barat; pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD dan SMP diikuti oleh 549 orang siswa, pelaksanaan Festival Lomba dan Seni Nasional (FLS2N) SD dan SMP diikuti oleh 1.218 orang siswa; Lomba Calistung SD diikuti 156 siswa SD, Lomba Gugus SD diikuti 58 Gugus; serta Lomba Perpustakaan SD diikuti 30 orang dan pembinaan guru Matematika dan IPA untuk kompetensi OSN SD diikuti 100 orang.

(4) Kegiatan Revitalisasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.50.236.339.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp.50.230.130.000,- atau 99,99%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kualitas dan jumlah sarana dan prasarana penyelenggaraan pendidikan dasar melalui rapat koordinasi Tim Teknis tentang Pengelolaan Kegiatan Revitalisasi Pendidikan Dasar yang diikuti oleh 156 orang, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis RKB SMP/MTs Swasta (tambahan) diikuti oleh 16 orang serta Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan Dasar meliputi 4 Kegiatan dan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang pembangunan Ruang Kelas Baru SMP/MTs Swasta diikuti oleh 250 orang.

(5) Kegiatan Pengembangan Sekolah Standar Nasional (SSN)/Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) SD dan SMP di Jawa Barat dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.28.452.753.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.27.505.642.018,- atau 96,67%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Prestasi Siswa SD dan SMP SSN/SBI dalam Ujian Sekolah dan Nasional, Mutu Sekolah dan Tenaga Kependidikan RSBI serta SSN SD dan SMP melalui rapat koordinasi dengan pengelola Kabupaten/Kota dan sekolah RSBI diikuti oleh 170 orang; penyusunan dokumen penguatan manajerial Kepala


(3)

IV-3 Sekolah potensi menuju sekolah standar nasional SD dan SMP dengan melibatkan 75 orang Kepala SD dan 75 orang Kepala SMP; pemanfaatan Website dalam pembelajaran SD RSBI diikuti oleh 45 orang dan Website dalam pembelajaran SMP RSBI diikuti oleh 80 orang; Penguatan Network dengan Sekolah Luar Negeri 50 orang 2 kegiatan; Penguatan manajerial Kepala Sekolah RSBI sebanyak 55 orang; Pengadaan sarana dan prasarana SMP RSBI/SSN meliputi pengadaan sarana laboratorium interaktif SD dan SMP RSBI 50 sekolah dan laboratorium pengenalan teknologi dasar SMP RSBI 51 sekolah; Seleksi program study administrator/manajemen sekolah internasional di Negara OECD diikuti oleh 100 orang; Study administrator manajemen sekolah internasional di Negara OECD (Australia) sebanyak 40 orang; Science camp SMP RSBI tingkat Provinsi diikuti oleh 280 orang; Pendampingan kegiatan tunjangan sertifikasi kepada 52 orang dari Kabupaten/Kota; Olimpiade SD Bertaraf Internasional tingkat Jawa Barat; Konsolidasi petugas SIM PTK Kabupaten dan Kota se Jawa Barat; Penyusunan profil RSBI SD dan SM; Penyusunan Grand Design SSN-SBI dan Penguatan tenaga kependidikan RSBI diikuti oleh 80 orang.

(6) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Sekolah Menengah Pertama Terbuka dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.985.075.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.961.985,250,- atau 97,66%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs Sederajat, kemampuan dan kualitas Kepala Sekolah; Guru Pamong SMP Terbuka Reguler dan Mandiri, melalui rapat koordinasi Tim Teknis Kabupaten/Kota oleh 100 orang tim teknis; Workshop Revitalisasi Pelayanan Induk SMP Terbuka diikuti 208 orang dari induk SMP Terbuka; Workshop Pembinaan Guru Pamong Tempat Kegiatan Belajar (TKB) Reguler sebanyak 440 orang guru; Workshop Pembinaan Guru Pamong Tempat Kegiatan Belajar (TKB) Mandiri sebanyak 200 orang guru dan Lomba Motivasi Belajar Mandiri (LOMOJARI) tingkat Provinsi Jawa Barat diikuti oleh 125 orang peserta.

(7) Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi untuk Jenjang Pendidikan Dasar dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.333.025.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.206.580.800,- atau 90,51%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI dan SMP/MTs


(4)

IV-4 di Jawa Barat, melalui sosialisasi penyaluran dana BOS Provinsi dan Pusat yang diikuti oleh 156 orang;Workshop Tim Kabupaten dan Kota tentang penyaluran dana BOS, proses diikuti 156 orang; Kegiatan publikasi dan sosialisasi Program Pendidikan Dasar dengan tersedianya 1 dokumen sosialisasi program. Dari kegiatan ini diberikan Bantuan Operasional Sekolah SD dan MI sebanyak 5.492.979 siswa dan SMP/MTs sebanyak 2.365.206 siswa.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Masih terbatasnya perluasan memperoleh kesempatan belajar pada jenjang pendidikan dasar yang disebabkan oleh masih terdapatnya kekurangan ruang kelas baru, ruang kelas yang rusak, terdapatnya kekurangan dan distribusi guru yang belum merata antara daerah perkotaan dan pedesaan serta masih terdapat masyarakat yang belum memahami pentingnya wajib belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Solusinya adalah menuntaskan pelaksanaan pembangunan ruang kelas baru bagi sekolah yang masih kekurangan ruang kelas, membangun unit sekolah baru pada lokasi yang dibutuhkan, melaksanakan double shift sebagai solusi sementara, merahibiltasi ruang kelas yang rusak, memberikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi dalam upaya meningkatkan angka partisipasi jenjang pendidikan dasar, melaksanakan pemerataan dan pengangkatan guru baru yang menjadi kewenangan kabupaten/kota, serta melaksanakan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat tentang pentingnya wajib belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun terutama didaerah terpencil dan perbatasan.

(2) Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar yaitu kompetensi guru belum optimal dan kesejahteraan guru masih perlu ditingkatkan terutama bagi guru yang bertugas di daerah terpencil dan perbatasan, serta masih terdapatnya sekolah dengan kondisi sarana prasarana penunjang pembelajaran yang belum memenuhi sekolah standar nasional. Solusinya adalah perlunya meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru melalui pelatihan, workshop, dan bimtek, agar mampu menjabarkan kurikulum dan rumusan tujuan yang lebih tajam/operasional, materi yang tepat (esensi) sesuai dengan tuntutan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kondisi lingkungan, serta perlunya dipertahankan insentif atau peningkatan kesejahteraan guru khususnya


(5)

IV-5 bagi guru daerah terpencil dan perbatasan, serta perlunya melengkapi kebutuhan sarana prasarana penunjang pembelajaran sesuai dengan sekolah standar nasional.

2) Program Pendidikan Menengah dan Tinggi a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan SMA/SMK RSSN/RSBI dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.143.365.250,-, realisasi anggaran sebesar Rp.2.190.534.000,- atau 69,69%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Prestasi Akademik Siswa SMA/SMK SSN/RSBI dengan Indikator tingginya Nilai Hasil Ujian Sekolah dan Ujian Nasional serta Prestasi Non Akademik Siswa SMA/SMK SSN/RSBI/SBI. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui pengelolaan data base SMA/SMK/MA di 26 Kabupaten/Kota oleh 78 orang serta pengelolaan dan pengembangan data base di Provinsi oleh 15 orang; Lomba Cerdas Cermat 4 pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang diikuti oleh 10 siswa dari Jawa Barat di Tingkat Nasional; TOT Pemetaaan SMA SSN/RSBI yang diikuti oleh 135 peserta; Akreditasi terhadap 270 sekolah (110 SMA dan 160 SMK Negeri dan Swasta) di 26 Kabupaten/Kota; seleksi calon penerima Bea Siswa Non PNS untuk program satu siklus 200 orang, tugas akhir S.2 100 orang, tugas akhir S.1 100 orang dan Tugas Akhir D.3 100 orang; Pemberian beasiswa satu siklus S.1-ITB (pembayaran tahap 2) sebanyak 52 orang dan hibah untuk Badan Akreditasi Provinsi (BAP) Provinsi Jawa Barat.

(2) Kegiatan Peningkatan Kualitas, Aksebilitas dan Relevansi SMK di Jawa Barat dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.24.193.145.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.22.958.149.500,- atau 94,90%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya aksesibilitas, relevansi dan peningkatan mutu SMK, melalui Lomba Kompetensi Siswa dan OSTN Tingkat Nasional; Bimbingan Teknis pemberian bantuan Ruang Kelas Baru (RKB) kepada 425 utusan SMK se Jawa Barat; Bimbingan Teknis pemberian bantuan BKM (Bantuan Khusus Murid) kurang mampu pada SMK diikuti oleh 52 orang; Revitalisasi peralatan SMK untuk 10 SMK bidang keahlian Teknik Mesin dan Teknik Otomotif dan diikutinya Pembinaan LKS tingkat Nasional oleh 50 orang guru. Dari kegiatan ini ada bantuan keuangan untuk pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMK sebanyak 892 RKB pada 446


(6)

IV-6 SMK se Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.115.960.000.000,-, Pemberian bantuan untuk biaya sekolah kepada 10.000 siswa SMA/SMK kurang mampu se Jawa Barat sebesar Rp.800.000,-.

(3) Kegiatan Pengadaan Tanah dalam rangka ”Penegerian” UNSIKA

Kabupaten Karawang, POLTEK Kota Sukabumi, UNSIL Kota Tasikmalaya dan UNSWAGATI Kota Cirebon dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.49.891.200.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.38.612.448.400,- atau 77,39%. Hasil kegiatan adalah tersedianya lokasi tanah untuk penegerian Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat yang bertujuan untuk meningkatkan Angka Partisipasi Perguruan Tinggi di Jawa Barat, melalui pembebasan tanah untuk UNSIKA Karawang seluas 152,596 m2 dengan biaya Rp.27.279.800.000,- UNSWAGATI Cirebon pembebasan tanah seluas 8.791 m2 dengan biaya Rp.1.445.640.000,- untuk POLITEKNIK Sukabumi pembebasan tanah seluas 33.135m2 dengan biaya Rp.9.234.372.000,- sedangkan untuk UNSIL Tasikmalaya dengan sisa lahan yang akan dibebaskan seluas 300.000 m2 tidak terealisir di tahun 2012.

(4) Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Produktifitas SMA dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.4.438.750.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.3.344.689.000,- atau 75,35%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kualitas dan produktivitas SMA di Jawa Barat melalui penguatan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) SMA di Jawa Barat yang diikuti oleh 360 guru SMA; Pengembangan dan peningkatan SDM (KKPS dan TPK SMA) 60 orang TPK dan 52 orang KKPS; Seleksi OSN sebanyak 1.040 orang peserta, O2SN 572 peserta, peserta FLS2N 494 orang, GALAKSI 130 peserta, peserta debat Bahasa Inggris 78 orang serta verifikasi dan bimbingan teknis RKB di Jawa Barat sebanyak 1.268 RKB SMA/MA. (5) Kegiatan Pendidikan SDM Terampil Bidang Keahlian Teknologi Tekstil

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.072.192.500,- atau 71,48%. Hasil kegiatan adalah adanya tenaga kerja Menengah Keahlian Teknologi Tekstil yang siap untuk ditempatkan di dunia kerja/industri, melalui Pelatihan Kopetensi Teknik Penyempurnaan Tekstil bagi 200 siswa SMK; Sertifikasi Kompetensi


(7)

IV-7 Teknis oleh LSP-BNSP bagi 200 siswa SMK Keahlian Teknologi Tekstil; Study banding sebanyak 220 orang siswa dan guru ke Lembaga Pendidikan dan Industri Tekstil.

(6) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik perguruan tinggi se-Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.850.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.830.466.570,- atau 97,70%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya peran dan tanggung jawab Perguruan Tinggi terhadap upaya pembangunan di Jawa Barat dalam program pengabdian mahasiswa melalui fasilitasi, koordinasi dan monitor penyelenggaraan KKN tematik Perguruan Tinggi se-Jawa Barat.

(7) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.155.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.154.883.000,- atau 99,92%. Hasil kegiatan adalah terwujudnya sinergitas dan kesamaan persepsi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) melalui Rapat Koordinasi Evaluasi Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

(8) Kegiatan Koordinasi Fasilitasi Persiapan pelaksanaan Wajar 12 Tahun Kabupaten Kota se wilayah II, yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.105.000.000,-, realisasi anggaran sebesar 103.650.000,- atau 98,71%. Hasil kegiatan adalah terciptanya sinergitas antar dinas instansi kabupaten/kota dengan Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan pendidikan masyarakat di wilayah II Provinsi Jawa Barat, melalui rapat koordinasi rintisan Wajar Diknas.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Masih terbatasnya perluasan memperoleh kesempatan belajar pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi yang disebabkan oleh masih terdapatnya sekolah yang kekurangan ruang kelas baru, ruang kelas


(8)

IV-8 rusak, kekurangan dan distribusi guru belum merata serta banyaknya masyarakat kurang mampu masih merasa terbebani dengan biaya pendidikan pada jenjang SMA/MA dan SMK. Solusinya adalah menuntaskan pelaksanaan pembangunan ruang kelas baru bagi sekolah yang masih kekurangan, membangun unit sekolah baru pada daerah yang membutuhkan, melaksanakan double shift sebagai solusi sementara, memberikan beasiswa antara lain beasiswa khusus bagi siswa dari keluaraga yang kurang mampu secara ekonomi, beasiswa bagi mahasiswa, dalam upaya meningkatkan angka partisipasi jenjang pendidikan menengah, tinggi dan meningkatkan rata-rata lama sekolah, serta melaksanakan pemerataan dan pengangkatan guru baru sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

(2) Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi yaitu kompetensi guru belum optimal, kesejahteraan guru masih perlu ditingkatkan, masih terdapatnya sekolah yang kondisi sarana prasarana penunjang pembelajaran belum memenuhi sekolah standar nasional. Solusinya adalah perlunya meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru melalui pelatihan, workshop, dan bimtek, agar mampu menjabarkan kurikulum dan rumusan tujuan yang lebih tajam/operasional, materi yang tepat (esensi) sesuai dengan tuntutan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kondisi lingkungan, serta perlunya dipertahankan insentif atau peningkatan kesejateraan guru khususnya bagi guru, serta perlunya melengkapi kebutuhan sarana prasarana penunjang pembelajaran seperti peralatan laboratorium serta peralatan praktek sesuai dengan tuntutan sekolah standar nasional.

3) Program Pendidikan Non Formal a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengembangan Layanan Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.312.176.250,-, realisasi anggaran sebesar Rp.311.577.850,- atau 99,81%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya layanan dan kualitas PAUD di Jawa Barat, melalui evaluasi kinerja layanan PAUD di 78 sasaran di Jawa Barat; Pelatihan Tenaga Penilik PAUD sebanyak 78 orang Tenaga Penilik; Pendataan monitoring dan evaluasi terhadap lembaga PAUD yang menerima bantuan sosial


(9)

IV-9 sebanyak 325 lembaga. Dari kegiatan ini diberikan bantuan sosial untuk lembaga PAUD sebanyak 325 lembaga sebesar Rp.2.600.000.000,- masing – masing Rp.8.000.000,-.

(2) Kegiatan Peningkatan Mutu Kursus dan Kelembagaan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.723.450.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.691.266.000,- atau 95,55%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya mutu kursus di Jawa Barat, melalui pendataan lembaga kursus dan pelatihan; Rapat koordinasi peningkatan mutu kursus dan kelembagaan diikuti oleh 78 orang; Bimibingan Teknis Pengelola Kursus Tingkat Wilayah Bogor sebanyak 390 pengelola; Lomba peseta didik kursus diikuti oleh 130 peserta dan tercetaknya Buku Direktori Lembaga Kursus sebanyak 400 eksemplar.

(3) Kegiatan Peningkatan Layanan Pendidikan Masyarakat Gender dan Kesetaraandilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.263.250.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.1.185.129.400,- atau 93,82%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Angka Melek Huruf di Jawa Barat, melalui Rapat Koordinasi Program Pendidikan Masyarakat Bidang PNFI dengan Kabupaten/Kota yang diikuti oleh 71 orang; Lomba Keteladanan PNFI se Jawa Barat diikuti oleh 45 Kabupaten/Kota; Kegiatan Hari Aksara Internasional Tingkat Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Bandung Barat sebanyak 59 orang; Jambore PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan) PAUD Non Informal diikuti oleh 666 peserta; Menyusun Buku Profil Gender 38 orang dan melaksanakan Bimbingan Teknis Pengelola Keaksaraan Fungsional (KF) sebanyak 150 orang.

(4) Kegiatan Fasilitasi dan Apresiasi kepada para teladan tingkat Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.425.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.424.217.795,- atau 99,82%. Hasil kegiatan adalah adanya apresiasi para pelaku pembangunan di Jawa Barat yang memiliki prestasi sesuai dengan profesinya serta kepedulian terhadap pembangunan khususnya pada bidang pendidikan di wilayahnya masing-masing, melalui pelaksanaan saresehan para teladan Jawa Barat pada HUT RI.


(10)

IV-10 b) Permasalahan dan Solusi

Masih terdapatnya masyarakat usia 15 tahun keatas yang belum menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun, masih terdapatnya masyarakat usia 15 tahun keatas yang buta huruf, masih rendahnya budaya baca di masyarakat, masih rendahnya Angka partisipasi PAUD, serta masih terdapatnya masyarakat yang belum memiliki kompetensi keterampilan yang sesuai untuk hidup usaha mandiri atau bekerja. Solusinya adalah meningkatkan pemerataan dan perluasan aksesbilitas program paket A, B dan C khususnya bagi masyarakat usia 15 tahun keatas dalam upaya meningkatkan angka RLS, meningkatkan layanan keaksaraan fungsional dalam upaya meningkatkan AMH, meningkatkan layanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dalam upaya meningkatkan keberaksaraan masyarakat, meningkatkan layanan PAUD dalam upaya meningkatkan APK PAUD, serta meningkatkan layanan lembaga kursus dalam upaya meningkatkan kompetensi masyarakat sesuai dengan bidang keterampilannya agar dapat hidup untuk usaha mandiri atau bekerja, sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarganya.

4) Program Pendidikan Luar Biasa a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Khusus/Pendidikan Layanan Khusus dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.014.660.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.1.995.867.050,- atau 99,07%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Kompetensi dan Kesejateraan Pendidik, Tenaga Kependidikan di Jawa Barat, melalui penggandaan Buku Induk untuk 3.818 eksemplar, untuk SMPLB 3.817 eksemplar untuk SDLB dan SMPLB; Rapat Koordinasi Gugus selama 2 hari diikuti oleh 166 orang, pengadaan Buku Kerja Bidang PLB 2.250 eksemplar; Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru dan Kepala Sekolah diikuti oleh 424 orang peserta; Serta Pengembangan Kurikulum Pendidikan Luar Biasa pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di 5 wilayah diikuti 780 orang peserta. (2) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana SLB Jawa Barat

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.14.683.287.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.9.071.173.191,- atau 61,78%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan Sekolah Luar Biasa, melalui


(11)

IV-11 pembangunan (lanjutan) Unit Sekolah Baru SLBN di Kabupaten Bandung Barat dan SLBN Kabupaten Karawang, tidak terserap pengadaan tanah untuk 2 lokasi sebesar Rp.3.948.000.000,-; Pembangunan Ruang Kantor Pengawas di 10 SLB Negeri di Jawa Barat; serta Peningkatan Sarana dan Prasarana SLB di 31 SLB Negeri di Jawa Barat.

(3) Kegiatan Peningkatan Bina Promosi dan Kompetensi Siswa Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.478.160.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.385.841.950,- atau 93,75%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Kompetensi Siswa Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus di Jawa Barat, melalui Workshop Bantuan Gubernur Untuk Siswa (BAGUS) yang diikuti oleh 100 orang; Lomba Kreatifitas dan Olahraga Siswa tingkat Provinsi untuk 20 Bidang Lomba yang diikuti oleh 872 peserta dan terlaksananya pembinaan untuk siswa yang menjadi juara untuk diikuti sertakan dalam Lomba Tingkat Nasional dan Bina Promosi Hasil Belajar Siswa ke 26 Kabupaten dan Kota se Jawa Barat. Dari kegiatan ini diberikan Bantuan Gubernur Untuk Siswa (BAGUS) SLB sebanyak 80 orang.

b) Permasalahan dan Solusi.

Masih terdapatnya anak berkebutuhan khusus usia sekolah yang belum tersentuh pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus, rendahnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya yang memiliki kelainan/kecacatan, kompetensi dan jumlah guru masih kurang dan tidak merata yang dipengaruhi kondisi geografis, serta sarana prasarana penunjang pembelajaran belum terpenuhi sesuai dengan sekolah standar nasional. Solusinya melakukan penjaringan data anak berkebutuhan khusus, membangun unit sekolah baru, merehabilitasi ruang sekolah yang rusak, membangun ruang kelas baru bagi sekolah yang masih kekurangan ruang kelas, melaksanakan penyuluhan secara intensif kepada masyarakat tentang pentingannya pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus yang diselenggarakan SLB dan sekolah formal penyelenggara program inklusi, program cerdas istimewa, bakat istimewa dan pemberian beasiswa melalui program BAGUS, melaksanakan pemerataan dan pengangkatan guru baru sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, serta memenuhi kekurangan sarana prasarana penunjang pembelajaran sesuai dengan sekolah standar nasional.


(12)

IV-12 5) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.332.410.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.330.610.000,- atau 99,86%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Kompetensi Guru SMK di Bidang Pengembangan TIK dan Modul Pembelajaran SMK, melalui Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TIK untuk Ketua K3S sebanyak 78 orang; Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar berbasis TIK untuk guru SMK sebanyak 595 orang; Pelatihan guru SMK dalam mengembangkan modul pembelajaran SMK sebanyak 208 orang.

(2) Kegiatan Pelatihan Keakhlian Teknis Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Kejuruan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.263.825.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.1.258.742.500,- atau 99,60%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Komptensi Keahlian Teknis Guru Produktif pada SMK, melalui Penyusunan Materi Bahan Ajar; Pelatihan dan Koordinasi Program dalam 6 keakhlian; Pelatihan Peningkatan Profesionalisme Pendidik SMK mata pelajaran Produktif yang diikuti oleh 182 guru SMK, melaksanakan On Job Training untuk 26 siswa SMK Bangunan, 160 siswa SMK Teknik Elektronika, 160 siswa SMK Keakhlian Listrik, 760 siswa SMK Keakhlian Mesin dan 480 siswa SMK Keakhlian Otomotif.

(3) Kegiatan Penyebarluasan Informasi Program Pembangunan Bidang Pendidikandilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.644.360.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.561.961.250,- atau 94,99%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya target dan motivasi terhadap Pelaksanaan Wajar Dikdas 9 Tahun dan Wajar 12 Tahun se Jawa Barat secara merata baik di perkotaan maupun di pedesaan, melalui Publikasi dan Sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran pentingnya Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Wajib Belajar 12 tahun di Jawa Barat secara merata, baik diperkotaan maupun dipedesaan.

(4) Kegiatan Pemilihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Luar Biasa Berdedikasi Tahun 2012 dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar


(13)

IV-13 Rp.873.050.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.624.052.500,- atau 71,48%. Hasil kegiatan adalah terpilihnya Pemenang 1,2 dan 3 Pemilihan Guru Kepala dan Pengawas SLB Tingkat Jawa Barat sebanyak 9 Orang; meningkatnya Prestasi, Kinerja dan Berdedikasi Pendidik Tenaga Kependidikan sebanyak 9 Orang; adanya Inovasi Kreativitas dan Profesionalisme dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, tenaga kependidikan sebanyak 78 Orang, adanya pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi kinerja dan dedikasi pendidik tenaga kependidikan 78 Orang; tumbuhnya kebanggaan terhadap profesi Pendidik, Tenaga Kependidikan 78 Orang; meningkatnya Prestasi, Motivasi, Kretivitas siswa sebagai dari penghargaan terhadap prestasi pendidik dan tenaga kependidikan 78 Orang, melalui persiapan kegiatan penyusunan soal dengan melibatkan 36 orang; Sosialisasi Kegiatan Pemilihan Pendidik, Tenaga Kependidikan Tahun 2012 diikuti oleh 104 orang; Workshop penyusunan Grand Design kegiatan BPPTK-PLB diikuti oleh 140 orang, Verifikasi dan Validasi Data Calon Peserta Pemilihan ke 26 Kabupaten dan Kota; Pemilihan Guru SLB Tingkat Provinsi Jawa Barat diikuti oleh 100 orang; Pemilihan Kepala SLB Tingkat Provinsi Jawa Barat diikuti oleh 100 orang; Pemilihan SLB diikuti oleh 78 orang; Pembekalan dan pembinaan pemilihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas SLB Tingkat Nasional. (5) Kegiatan Pelatihan Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Program Hibah

Kompetitif Institusi (PHK-I) dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.6.244.390.800,-, realisasi anggaran sebesar Rp.6.006.946.750,- atau 96,20%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Kompetensi dan Propesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan sehingga sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan; Inplementasi lesson Study Berbasis Sekolah dan MGMP di 4 Kabupaten/Kota di Jawa Barat melalui program hibah kompetetif Institusi PHK-I; terwujudnya Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang Profesional dan Bermartabat serta mampu mengembangkan pembinaan profesional melalaui KKG/MGMP/dan Lesson Study; meningkatnya Profesionalisme guru dalam peningkatan Kompetensi Profesional, Pedagogik, Sosial, dan Kepribadian, melalui Rapat Teknis dan Koordinasi dengan Kabupaten dan Kota tentang kegiatan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PHK-I yang diikuti oleh 52 orang; Pelatihan Peningkatan Profesionalisme Guru SD melalui KKG yang diikuti oleh 914 guru; Pelatihan Pendidikan Karakter bagi guru


(14)

IV-14 SD, SMP dan SMA diikuti oleh 4.629 orang; Pelatihan Peningkatan Profesionalisme bagi pengawas TK/SD, SMP dan SMA sebanyak 78 orang; Seminar (conference) Internasional Lesson Study diikuti oleh 3.715 orang; Meningkatnya pemahaman Kepala Sekolah dan pengawas tentang Implementasi Lesson Study di 4 Kabupaten/Kota (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang; Melaksanakan MGMP yang diikuti oleh 4.629 orang; Joint Coordination Committee Meeting Dinas Pendidikan Provinsi, UPI dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; Evaluasi program implementasi Lesson Study; Workshop evaluasi (PHK-I lanjutan) diikuti oleh 4.629 orang; serta Monitoring dan evaluasi hasil pelatihan pada 26 Kabupaten dan Kota. (6) Kegiatan Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan

Berdedikasi Tahun 2012dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.248.368.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.238.079.500,- atau 99,18%. Hasil kegiatan adalah terpilihnya pemenang 1,2 dan 3 Pendidik, tenaga Kependidikan Berprestasi dan berdedikasi tingkat Jawa Barat sebanyak 54 Orang; meningkatnya Prestasi, Kinerja dan Dedikasi pendidik, tenaga Kependidikan sebanyak 428 Orang; mendorong inovasi kreativitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik tenaga kependidikan sebanyak 428 Orang; adanya pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi, kinerja, dan dedikasi pendidik, tenaga kependidikan sebanyak 428 orang, melalui penyusunan Naskah Soal Pemilihan oleh 60 orang; Sosialisasi Kegiatan Pemilihan Pendidik, Tenaga Kependidikan Berprestasi, Berdedikasi Tahun 2012 diikuti 52 orang, tersedianya data akurat hasil validasi tentang calon peserta pemilihan Pendidik, Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi; Pemilihan Guru Berprestasi TK, SD, SMP, SMA dan SMK Tingkat Provinsi Jawa Barat yang diikuti oleh 130 orang guru; Pemilihan Kepala Sekolah Berprestasi Kelompok TK, SD, SMP, SMA dan SMK Tingkat Provinsi Jawa barat yang diikuti oleh 130 orang; Pemilihan Pengawas Sekolah Berprestasi Kelompok TK, SD, SMP, SMA dan SMK Tingkat Provinsi Jawa Barat yang diikuti oleh 78 orang; Pemilihan Guru, kepala Sekolah dan Pengawas SD Berdedikasi Daerah Khusus/terpencil tingkat Provinsi sebanyak 12 orang; Pemilihan Tutor Paket C, Forum Ilmiah Guru dan Guru PKN berkonstitusi tingkat Provinsi Jawa Barat yang diikuti oleh 78 orang; serta Pembekalan, persiapan dan


(15)

IV-15 pembinaan kepada para juara pemilihan untuk diikut sertakan pada pemilihan Tingkat Nasional sebanyak 16 orang.

(7) Kegiatan Revitalisasi Sistem Informasi Manajemen Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.668.300.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.667.250.000,- atau 99,84%. Hasil kegiatan adalah tersedianya Data Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012, melalui Sosialisasi Program Pendataan ke Kabupaten dan Kota; Pendataan untuk jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK se Jawa Barat; Serta Data jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK se Jawa Barat sebanyak 42.000 sekolah, pencetakan Buku Profil Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebanyak 300 eksemplar dan Buku Statistik Pendidikan 300 eksemplar.

(8) Kegiatan Pendampingan Penyelenggaraan Ujian Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.705.815.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.612.790.000,- atau 86,82%. Hasil kegiatan adalah tersusunnya Laporan Hasil Monev Pelaksanaan Ujian Nasional SD/MI/SDLB sebagai bahan evaluasi penyusunan kegiatan tahun yang akan datang, melalui rapat persiapan kegiatan tentang penyelenggaraan Ujian Nasional diikuti 78 orang; Pengadaan buku panduan UASBN SD/MI/SDLB sebanyak 4.000 eksemplar; serta Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Ujian nasional Pendidikan Dasar dan Menengah dan pencetakan Kartu Peserta UN sebanyak 231.000 eksemplar.

(9) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Guru di Jawa Barat dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.768.400.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.479.900.200,- atau 62,45%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Kesejateraan Guru Bantu SD/MI, Guru Non PNS SD/MI, Guru Non PNS SMP/MTs, Guru Non PNS SMA/MA/SMK, melalui rapat koordinasi dengan Kabupaten dan Kota diikuti oleh 78 orang; Workshop/Pembinaan Guru Bantu SD/MI di Jawa Barat diikuti oleh 499 orang; Bantuan untuk pengadaan ATK di 20 Kabupaten dan Kota; Bantuan keuangan bagi guru Bantu SD/MI sebanyak 499 orang; Bantuan keuangan bagi guru non PNS SD/MI sebanyak 568 orang; Bantuan keuangan bagi guru Non PNS SMP/MTs sebanyak 475 orang; Bantuan keuangan bagi guru Non PNS


(16)

IV-16 SMA/SMK/MA sebanyak 105 orang; serta Bantuan keuangan (beasiswa) untuk guru Bantu SD/MI yang mengikuti pendidikan S.1.

(10) Kegiatan Peningkatan dan pengembangan Asrama Bina Siswa SMA Plus Cisarua (Eks Darmaloka)dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.825.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.3.784.221.819,- atau 98,93%. Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya kebutuhan Minimal Asrama Bina Siswa SMA Plus Cisarua dalam Melaksanakan Penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar, melalui pemenuhan kebutuhan minimal Asrama Bina Siswa SMA Plus Cisarua dalam melaksanaan proses Belajar Mengajar.

(11) Kegiatan Workshop peningkatan MBS bagi kepala sekolah jenjang SLTA Se-Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.200.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.199.228.570,- atau 99,61%. Hasil kegiatan adalah terwujudnya sinergitas antara Pemerintah Provinsi Kabupaten/Kota dengan para penyelenggara pendidikan swasta guna peningkatan kompetensi kepala sekolah dalam hal manajemen penyelenggaraan sekolah, melalui sinergitas antara Pemerintah Provinsi Kabupaten/Kota dengan para penyelenggara pendidikan swasta guna peningkatan kompetensi kepala sekolah dalam hal manajemen penyelenggaraan sekolah.

b) Permasalahan dan Solusi

Pelaksanaan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan tidak terdapat permasalahan maupun kendala yang berarti sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai rencana.

2. URUSAN KESEHATAN

1) Program Upaya Kesehatan a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.357.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.256.035.500,- atau 92,53%. Hasil kegiatan adalah tercapainya kesepakatan pemegang komitmen atau kebijakan di seluruh Kabupaten/Kota dalam meningkatkan PHBS Rumah Tangga, melalui


(17)

IV-17 penyediaan leaflet PHBS sebanyak 68.000 lembar; Form kegiatan sebanyak 20.000 lembar; Media promosi kesehatan berupa spanduk sebanyak 2 buah; Calon gerakan masyarakat di 26 Kabupaten/Kota tentang penyebaran Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) melalui sosialisasi; Rencana tindak lanjut gerakan masyarakat di 26 Kabupaten/Kota; Mensosialisasikan informasi kesehatan melalui media masa dan elektronik; serta menyediakan balon udara tentang PHBS sebanyak 1 buah.

(2) Kegiatan Program Hibah Kompetensi Institusi (PHKI) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.149.472.000,- atau 99,65%. Hasil kegiatan adalah menurunnya kasus gizi buruk atau kurang di 6 lokasi pengembangan, melalui kegiatan penurunan kasus gizi buruk atau kurang di 6 lokasi pengembangan Program PHKI yaitu Puskesmas Jagapura Kab. Cirebon, Puskesmas Suraneggala Kab. Cirebon, Puskesmas Sliyeg Kab. Indramayu, Puskesmas Juntinyuat Kab. Indramayu, Puskesmas Pusakanagara Kab. Subang dan Puskesmas Pamanukan Kab. Subang; Peningkatan keluarga sadar gizi di daerah intervensi; penyediaan form penyuluhan sebanyak 40.000 lembar; serta penyediaan lembar balik gizi keseimbangan sebanyak 750 buku.

(3) Kegiatan Sosialisasi dan Upaya Kesehatan Dampak Asap Rokok Terhadap Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.178.762.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.178.762.000,- atau 100%. Hasil kegiatan adalah terimformasikannya dampak rokok terhadap kesehatan, melalui rumusan rencana roadshow sosialisasi dan evaluasi dampak asap rokok, sosialisasi bahaya asap rokok melalui radio, serta penyediaan media promosi Kawasan Tanpa Rokok berupa 2600 lembar poster, 6500 lembar leaflet, 54 buah Banner serta 3000 buah stiker.

(4) Kegiatan Pendukung Pelayanan bagi Masyarakat Miskin (Maskin) di luar Kuota Jamkesmasyang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.315.200.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.314.200.000,- atau 99,68%. Hasil kegiatan adalah tercapainya kesehatan masyarakat Jawa Barat dengan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat, melalui penyediaan 1 dokumen Koordinasi Tingkat Provinsi mengenai Pembentukan Pengelola Maskin Tingkat Provinsi; 1 Dokumen Peningkatan Kapasitas Tim Pengelola


(18)

IV-18 Maskin; 1 Dokumen Koordinasi Tim Pengelola Maskin Kabupaten/Kota; 1 Dokumen Monitoring dan evaluasi Bantuan Keuangan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Maskin ke 26 Kabupaten/Kota; 1 Dokumen Pedoman Pelaksanaan KTP Berasurasi; Serta menyususn data hasil konsultasi serta 1 dokumen Pengelolaan Jaminan Kesehatan.

(5) Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat BKPM yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.70.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.67.580.000,- atau 96,54%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan paru dengan menyebarkan informasi kesehatan melalui media elektronik (radio) dan media cetak berupa 100 lembar poster dan 3000 lembar pamflet; Serta menjalin kemitraan dengan 100 orang Programer Tuberculosis (TB) Puskesmas dalam pertemuan Jejaring Eksternal Program DOTS.

(6) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.660.580.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.538.885.000,- atau 81,58%. Hasil kegiatan adalah terjalinnya pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit, melalui koordinasi dan evaluasi Program Rumah Sakit Daerah; koordinasi dan evaluasi Program Rumah Sakit Swasta, TNI POLRI dan BUMN; evaluasi rumah sakit sayang ibu dan bayi; monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan rujukan; penyediaan 1 Dokumen Kegiatan Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu Sehari-hari (SPGDT-S); Serta penyediaan 1 Dokumen Monitoring dan Evaluasi SPGDT-S serta terpenuhinya Petugas Call Center SPGDT.

(7) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak (KIA), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Lansia yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.325.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.312.135.000,- atau 96,04%. Hasil kegiatan adalah tercapainya indikator kesehatan Ibu dan anak, UKS, dan Lansia tahun 2012, melalui Workshop Akselerasi Pencapaian Indikator KIA , pelaksanaan Jampersal dan pemanfaatan Kohort KIA dan Analisa Continuum of Care Kabupaten/Kota sebanyak 25 dokumen; serta evaluasi hasil Penjaringan Anak Usia Sekolah serta terfasilitasinya Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Lansia ke 26 Kabupaten/Kota.


(19)

IV-19 (8) Kegiatan Pemantauan, Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Gizi yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.98.900.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.95.537.490,- atau 96,60%. Hasil kegiatan adalah tercapainya indikator program gizi masyarakat, melalui penyediaan 8 dokumen hasil pendampingan di Tingkat Kabupaten/kota; 12 dokumen hasil pendampingan di Tingkat Puskesmas; 2 dokumen hasil konsultasi; pemenuhan sarana dan prasarana di Ruang Menyusui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berupa 1 buah kulkas, 1 buah dispenser, botol Air Susu Ibu (ASI) dan cooler bag sebanyak 6 Paket, 2 buah pompa ASI, 1 buah timbangan; Serta pembekalan seluruh OPD Provinsi Jawa Barat dengan materi mengenai pentingnya ASI.

(9) Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian, Penggunaan Obat secara Rasional, Peredaran Sediaan Farmasi, Kosmetika dan Alat Kesehatan (Kosalkes) dan Makanan Minuman (Mamin) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.135.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.131.580.000 atau 97,47%. Hasil kegiatan adalah terawasinya/terkendalinya penggunaan obat rasional, peredaran sediaan farmasi kosalkes dan mamin, melalui sosialisasi bahan berbahaya pada produk pangan jajanan anak sekolah di Provinsi Jawa Barat; 2 dokumen Laporan Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Obat Generik di 7 Kabupaten/Kota; penyediaan 1 dokumen kegiatan pembinaan dan pemantauan sarana produksi dan distribusi alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT); pembinaan dan monitoring penggunaan bahan berbahaya pada produk pangan di 6 Kabupaten/Kota serta 1 dokumen laporan kegiatan penyebaran informasi bahaya penyalahgunaan Napza pada Hari Anti Narkotika Internasioal (HANI).

(10) Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar, yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.90.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.89.690.000 atau 99,66%. Hasil kegiatan adalah terlaksananya Program keswa, gimul, kestrad, kesorga, kesindera di Kabupaten/Kota dapat memenuhi sasaran, melalui koordinasi dan evaluasi kesehatan tradisional dan kesehatan olahraga di Provinsi Jawa Barat.

(11) Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi


(20)

IV-20 Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.10.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.6.109.097.362,- atau 58,18%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan kepada masyarakat miskin pada tahun anggaran 2012, melalui pelayanan rawat jalan sebanyak 14.157 orang dan rawat inap sebanyak 1.033 orang.

(12) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pemenuhan Hak-Hak Reproduksi Remaja di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.43.362.500,- realisasi anggaran sebesar Rp.42.144.500,- atau 97,19%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pemahaman yang komprehensif tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dan mengantisipasi berbagai permasalahan remaja serta memberikan solusi dalam upaya Pemenuhan Hak-Hak Reproduksi Remaja, melalui rapat koordinasi dan fasilitasi kesehatan reproduksi tingkat Provinsi Jawa Barat.

(13) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV & AIDS di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.484.200.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.449.320.000,- atau 92,80%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Kapasitas dan Kinerja serta Koordinasi antara Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat dengan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, melalui adalah Koordinasi antar OPD dan fasilitasi Kabupaten/Kota dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

(14) Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi dan Apresiasi Sekolah Sehat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.234.800.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.230.412.500,- atau 98.13%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya sinergitas Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah dalam menciptakan dan mengembangkan sekolah sehat di Jawa Barat, melalui rapat koordinasi TP UKS dan pelaksanaan apresiasi Lomba sekolah sehat. (15) Kegiatan Koordinasi, Optimalisasi dan Fasilitasi Penanggulangan

Kesehatan Jiwa Masyarakat (PKJM) di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.37.500.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.37.500.000,- atau 100%. Hasil kegiatan adalah optimalisasi


(21)

IV-21 penanggulangan kesehatan jiwa di Jawa Barat, melalui fasilitasi di 8 Kabupaten/Kota dan rapat koordinasi di 2 wilayah.

(16) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Kabupaten/Kota Sehat dan Siaga yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.278.750.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.278.375.000,- atau 99,8%. Hasil kegiatan adalah tercapainya Kabupaten/Kota sehat di 26 Kabupaten/Kota, melalui fasilitasi dan pembinaan Kabupaten/Kota Sehat/Siaga di 26 Kabupaten/Kota untuk persiapan verifikasi tahun 2013 dan peningkatan komitmen kemampuan Kabupaten/Kota untuk mencapai Desa Siaga dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

(17) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PHBS dan STBM, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.224.675.000,- atau 99,86%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya koordinasi dan fasilitasi antar OPD lintas sektor terkait dalam kegiatan PHBS dan STBM, melalui fasilitasi STBM dan PHBS di 26 Kabupaten/Kota, rapat koordinasi PHBS dan STBM tingkat Provinsi Jawa Barat.

(18) Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat Miskin Jawa Barat Non Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.476.992.010,- atau 15,90%. Hasil kegiatan adalah terlayaninya kunjungan pasien rawat jalan 1.121 orang, rawat inap 616 orang, melalui pelayanan dan pengobatan pasien mayarakat miskin Jawa Barat Non Jamkesmas sebanyak 1.737 pasien.

(19) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.868.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.599.122.800 atau 69,02%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat melalui sosialisasi kesehatan jiwa remaja di SMP dan SMA sebanyak 720 guru dan siswa, pelatihan tenaga penyuluh kesehatan sebanyak 600 kader, pelaksanaan familly gathering sebanyak 300 anggota keluarga yang memahami masalah gangguan jiwa, peningkatan pengetahuan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa anak remaja SMP dan SMA sebanyak 600 guru memiliki kemampuan mendeteksi dini gejala gejala gangguan jiwa pada anak didiknya, peningkatan deteksi dini


(22)

IV-22 ganguan keswa di puskesmas sebanyak 130 dokter umum di puskesmas memiliki kemampuan untuk mendeteksi dini gangguan jiwa, pembentukan grup sehat jiwa dengan 360 orang menjadi anggota grup jiwa, pertemuan komunitas psikiatri, pelaksanaan homevisite/dropping sebanyak 80 keluarga pasien mendapat kunjungan petugas keswa, pelaksanaan penanganan pasien pasung sebanyak 40 korban, integrasi ke RSUD dengan adanya link dengan 4 RSUD dan berjalannya sistem rujukan ke RSJ, adanya manajemen kasus lokasi Bandung dan Cisarua dengan tertanganinya 60 kasus jiwa secara holistik, pelatihan CBT terhadap 50 petugas kesehatan RSJ, rujukan pasien sebanyak 10 pasien dapat rujukan ke RS rujukan, dan rehabilitasi spiritual sebanyak 500 pasien mendapat terapi spriritual.

(20) Kegiatan peningkatan terapi dan rehabilitasi pasien NAPZA yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.385.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.197.245.700,- atau 51,23%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan konselor dan keluarga pasien tentang penanggulangan pasien Napza, melalui pertemuan familly suport grup terhadap 80 keluarga pasien mendapat dukungan sosial, pertemuan NA convention sebanyak 80 pengguna narkoba mendapat dukungan sosial, workshop relaps prevention sebanyak 80 keluarga mengetahui pencegahan relaps pertemuan pasca perawatan sebanyak 80 pengguna mendapat dukungan sosial, pelatihan tenaga konselor NAPZA sebanyak 80 pengguna menjadi tenaga konselor, pelatihan home care sebanyak 80 pengguna mengetahui penanganan gejala penyakitnya di rumah, manajemen kasus dengan 120 kasus ditangani secara holistik, terapetik komunitas, konseling adiksi 10 orang klien serta pelatihan addiction severty index 10 orang klien.

(21) Kegiatan Rehabilitasi Pasien Mental yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.470.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.384.529.800,- atau 81,81%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan rehabilitan tentang penanggulangan pasien mental, melalui adalah pelatihan Social Skill Training sebanyak 80 orang petugas yang memiliki keterampilan sosial, pelatihan kognitif sebanyak 80 orang petugas yang memiliki kemampuan kognitif remediasi, pelatihan pembuatan telur sebanyak 5 orang petugas dan 30 rehabilitan, pelatihan tata kecantikan


(23)

IV-23 rambut dasar sebanyak 88 rehabilitan, pelatihan sulam pita sebanyak 120 rehabilitan, pelatihan kreatif sebanyak 120 rehabilitan dan menyediakan plakat/vandel/piala bagi 350 pasien.

(22) Kegiatan pengetahuan dan penaggulangan dampak merokok pada pasien keswa, yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.300.000.000,-. realisasi anggaran sebesar Rp.97.675.000,- atau sebesar 7,51%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok, melalui cetak blangko permintaan obat, brosur/leafleat 100 lembar, serta penyediaan t-shirt 400 buah.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Masih terdapatnya kebiasaan, sikap, budaya, kepercayaan masyarakat yang kurang sesuai dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Solusinya adalah melakukan pendekatan budaya dan kearifan lokal dalam pemberdayaan masyarakat agar dapat memelihara, meningkatkan serta melindungi kesehatan diri dan lingkungannya.

(2) Belum sempurnanya pencatatan kepesertaan penduduk miskin untuk memperoleh pembiayaan Jaminan Kesehatan. Solusinya adalah diperlukan pendataan penduduk miskin secara terintegrasi dan terbaharui terutama untuk kepesertaan layanan jamkesmas melalui identifikasi berdasarkan nama dan alamat yang bersangkutan.

(3) Masih terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan, ruang rawat inap dan kapasitas tempat tidur di Instalasi Rawat Inap. Solusinya adalah diperlukan kebijakan dan pembiayaan khusus untuk meningkatkan sarana dan prasarana untuk memperbesar daya tampung pelayanan rawat inap untuk pasien miskin.

2) Program Manajemen Pelayanan Kesehatan a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pemeriksaan Sarana Kesehatan dalam Rangka Sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.414.675.000 realisasi anggaran sebesar Rp.365.155.000,- atau 88,06%. Hasil kegiatan adalah tersedianya sarana kesehatan yang mengajukan perizinan/sertifikasi/rekomendasi memenuhi syarat, melalui Kesepakatan Pelaksanaan Perizinan Sarana Kesehatan di Provinsi Jawa Barat; Memeriksa 153 sarana pelayanan kesehatan,


(24)

IV-24 kefarmasian dan alat kesehatan; penerbitan rekomendasi sarana kesehatan yang memenuhi syarat; serta penyediaan 2 dokumen laporan konsultasi ke Kementerian Kesehatan RI di Jakarta.

(2) Kegiatan Akreditasi dan Sertifikasi Sarana Pelayanan Kesehatan Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Alkes) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.425.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.380.030.000 atau 89,42%. Hasil kegiatan adalah terbentuknya Lembaga Sertifikasi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat serta akreditasi Puskesmas, melalui adalah penyediaan 1 dokumen lengkap SNI/IEC 17021 Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat; Mendidik 60% calon auditor menjadi auditor; penyediaan 1 dokumen laporan kegiatan praktek audit calon auditor menjadi auditor; 1 dokumen hasil kegiatan audit internal dan tinjauan manajemen; 1 laporan hasil pertemuan pembentukan lembaga sertifikasi; Bukti pendaftaran akreditasi lembaga sertifikasi ke Komisi Akreditasi Nasional (KAN); 1 dokumen hasil pre-assesment; 1 dokumen hasil assesmen dalam rangka akreditasi lembaga sertifikasi system manajemen mutu oleh KAN; 1 laporan kegiatan witness ; Bukti pembayaran iuran tahunan Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu Dinas Kesehatan Provinsi; 2 laporan hasil kunjungan ke Lembaga Akreditasi; 31 dokumen hasil survey akreditasi Puskesmas sebagai bahan penilaian akreditasi Puskesmas; 1 dokumen hasil kesepakatan pelaksanaan akreditasi puskesmas; 1 dokumen hail konsultasi; mensosialisasikan Permenkes 028 Tahun 2011 dan Permenkes 1464 Tahun 2010 serta Komunikasi Kesehatan dan Pemasaran.

(3) Kegiatan Monev Bantuan Keuangan Pembangunan Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.124.100.000 atau 99,28%. Hasil kegiatan adalah terevaluasinya kegiatan bantuan keuangan bidang kesehatan Tahun 2012, melalui monitoring dan evaluasi Bantuan Keuangan ke 26 Kabupaten/Kota serta penyusunan hasil evaluasi Bantuan Keuangan. (4) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang dilaksanakan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.135.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.130.256.250 atau 96,42%. Hasil kegiatan adalah terwujudnya Sistem Informasi


(25)

IV-25 Kesehatan yang Evidence Based, Akurat dan Online antara provinsi dan Kabupaten/Kota, melalui penyediaan 1 Dokumen Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2011 sebanyak 75 buku; 1 Dokumen Buku Visualisasi Data Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2011 sebanyak 75 buku; Workshop Validasi Data Kesehatan; pengelolaan data dan informasi Kesehatan di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat; Laporan Hasil Konsultasi dan konsolidasi ke pusat dan provinsi Lain ; serta Laporan hasil pengumpulan dan fasilitasi data kesehatan ke Kabupaten/Kota.

(5) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) sebagai Centre of Excellent Pelayanan Penunjang Diagnostik dan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.110.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.59.122.500 atau 53,75%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan laboraturium, melalui pendokumentasian 3 dokumen ISO; penerbitan 110 orang pengguna jasa BLK; serta penyediaan 650 kalender sebagai sarana promosi.

(6) Kegiatan Penyusunan Regulasi dan Manajemen Pengelolaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.144.550.000 realisasi anggaran sebesar Rp.144.550.000 atau 100%. Hasil kegiatan adalah adanya regulasi di bidang kesehatan, melalui adalah pedoman pelaksanaan bantuan keuangan bidang kesehatan Tahun Anggaran 2012; draft pedoman pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan; draft pedoman pelaksanaan pengembangan regulasi bidang kesehatan serta draft petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2013.

(7) Kegiatan Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Teknis dan Pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.236.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.215.152.400,- atau 90,97%. Hasil kegiatan adalah tersinkronisasikannya kegiatan lintas program dan lintas sektor di bidang kesehatan; terfasilitasinya perencanaan kegiatan di bidang kesehatan ke 26 Kabupaten/Kota; serta tenjalinnya kerjasama bidang kesehatan antar 10 Provinsi anggota MPU, melalui kordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor Bidang Kesehatan;


(26)

IV-26 fasilitasi Perencanaan di bidang Kesehatan; Kegiatan Mitra Praja Utama (MPU) di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogakarta serta Kota Bandung; verifikasi usulan kegiatan Pembangunan Bidang kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2013; serta pengelolaan data Perencanaan Kegiatan Bidang Kesehatan.

(8) Kegiatan Pengelolaan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.419.964.270,-, realisasi anggaran sebesar Rp.225.523.040,- atau 53,70%. Hasil kegiatan adalah terwujudnya laporan hasil Pemeriksaan Air limbah dan air bersih serta laporan Pengolahan sampah Medis dan Sampah Umum serta Uji Mutu, melalui penyusunan laporan hasil Pemeriksaan Air limbah dan air bersih serta laporan Pengolahan sampah Medis dan Sampah Umum serta Uji Mutu. (9) Kegiatan Peningkatan cakupan layanan kesehatan RSUD Al Ihsan yang

dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.500.000.000,-, realisasi anggaran tidak direalisasikan, atau 0%. Dengan pertimbangan tidak adanya pelayanan medical chek up bagi para peserta askes.

(10) Kegiatan Pemasaran Pelayanan Kesehatan kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.735.612.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.257.933.345,- atau 35,06%. Hasil kegiatan adalah terinformasikannya jenis pelayanan kesehatan rumah sakit kepada masyarakat dan terlaksananya pengadaan marka/papan informasi dan petunjuk arah tentang lokasi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan, melalui sosialisasi jenis pelayanan kesehatan rumah sakit kepada masyarakat dan pengadaan marka/papan informasi dan petunjuk arah tentang lokasi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan.

(11) Kegiatan Pengadaan Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.562.534.492,-, realisasi anggaran sebesar Rp.241.649.242,- atau 42.96%. Hasil kegiatan adalah terwujudnya jaringan computer Local Area Net Work yang menghubungkan antar unit sehingga bisa link dan pengadaan konsultansi penyusunan soft ware Sistim Informasi Rumah Sakit, melalui pengadaan jaringan computer Local Area Net Work yang menghubungkan antar unit


(27)

IV-27 sehingga bisa link dan pengadaan konsultansi penyusunan soft ware Sistim Informasi Rumah Sakit.

(12) Kegiatan Koordinasi Lintas Batas antar provinsi (Dua Provinsi) yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.34.125.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.9.375.000,- atau 27,47%. Hasil kegiatan adalah mengikuti rapat lintas batas antar Provinsi di Provinsi Banten, melalui pelaksanaan rapat lintas batas antar Provinsi di Provinsi Banten.

(13) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Kegiatan BLUD di Rumah Sakit milik Provinsi yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.56.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.56.150.000Rp.56.250.000,-,- atau 99Rp.56.250.000,-,82%. Hasil kegiatan adalah terwujudnya fasilitasi kegiatan BLUD di 3 RS milik Provinsi, melalui fasilitasi kegiatan BLUD di 3 RS milik Provinsi.

(14) Kegiatan Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.437.250.000,-dengan realisasi anggaran sebesar Rp.186.145.000,- atau 42,57%. Hasil kegiatan adalah adanya Sertifikat Akreditasi Pelayanan Bidang UGD, Perawatan, Pelayanan Medik, Penunjang Medik dan Administrasi, melalui akreditasi 5 (lima) pelayanan dasar Rumah Sakit Paru.

(15) Kegiatan Pelaksanaan Tata Kelola Rumah Sakit Sesuai Standar BLUD, yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.111.000.000,-. realisasi anggaran sebesar Rp.71.651.550,- atau 64,55%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengelolaan keuangan RS Jiwa sesuai standar BLUD, melalui penyediaan Dokumen BLUD 1 Paket dan service exelent 10 kegiatan.

(16) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi RS yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.335.000.000,-. realisasi anggaran sebesar Rp.325.184.000,- atau 97,07%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya sistem informasi rumah sakit yang cepat tepat dan akurat, melalui penyediaan alat PACS 1 unit, alat LIS 1 paket, SPF modul 20 buah, kelengkapan accessories komputer dan jaringan sebanyak 1 paket, SMS Gateway sebanyak 1 kegiatan dan pemeliharaan website RS Jiwa sebanyak 1 kegiatan.


(28)

IV-28 (17) Kegiatan Peningkatan penyebarluasan informasi keswamas dan NAPZA, yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.35.000.000,-. realisasi anggaran sebesar Rp.34.900.000,- atau 99,71%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa dan Napza, melalui penyediaan X banner 4 buah, promosi/iklan RS di media elektronik 1 paket, promosi di media cetak 1 kegiatan, pengadaan kalender RS sebanyak 200 buah dan dialog interaktif 3 kegiatan.

(18) Kegiatan Peningkatan Pemeliharaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JPKM), yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.930.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.1.901.340.521,- atau 98,52%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat tidak mampu/ miskin, melalui pelayanan pasien miskin rawat jalan/UGD, gelandangan serta pasien pasung sebanyak 25.200 orang per tahun serta pasien rawat inap jiwa, gelandangan dan pasien pasung sebanyak 18.204 orang per tahun.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat bantu proses pengolahan data dan informasi kesehatan. Solusinya adalah diperlukan pengembangan pengetahuan teknologi yang lebih mendalam. (2) Belum optimalnya pengelolaan lingkungan rumah sakit, solusinya adalah

untuk tahun anggaran yang akan datang perlu penambahan jenis pemeriksaan kesehatan lingkungan sekitar rumah sakit.

(3) Mengingat sumber dana berasal dari operasional sehingga pelaksanaan kegiatan peningkatan cakupan layanan didasarkan kepada kondisi dan kemampuan keuangan rumah sakit, Pelayanan MCU terhadap peserta askes tidak terlaksana, sehingga penyerapan anggaran ini menjadi tidak ada. Solusinya ditingkatkan pelayanan medical chek up baik bagi peserta askes atau peserta pasien umum serta optimalisasi kegiatan pemasaran yang mendukung peningkatan cakupan pelayanan.

3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular yang dilaksakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,


(29)

IV-29 dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.120.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.074.722.200 atau 95,96%. Hasil kegiatan adalah tercapainyacase detection rate (CDR) TB 80%; Cure Rate penderita TB Positif kasus baru sebesar 85%; Angka Penemuan Kasus Malaria 1000 penduduk 1% penduduk beresiko; Jumlah Kabupaten/Kota dengan cakupan pneumonia balita 86% di 8 Kabupaten/Kota; prosentase gigitan hewan penular rabies yang ditatalaksana sesuai standar sebesar 85%; jumlah Kabupaten/Kota dengan cakupan pelayanan diare 100% di 5 Kabupaten/Kota serta jumlah Kabupaten/Kota yang melaksanakan program PTM di 3 Kabupaten/Kota, melalui penemuan penderita kusta proporsi cacat Tingkat II di 4 Kabupaten/Kota; penyediaan buku pedoman Penyakit Tidak Menular (PTM) sebanyak 550 buku; Leaflet Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 5000 lembar dan Leaflet Diare sebanyak 3480 lembar; Poster DBD sebanyak 4000 lembar; dan poister Diare sebanyak 3480 lembar; penemuan kasus HIV dan Siphilis di 8 Kabupaten/Kota; penyediaan laporan surveilens AIDS sebanyak 270 buku; Buku pedoman Diare sebanyak 1044 buah; publikasi peringatan Hari Malaria sedunia dalam media spanduk sebanyak 111 buah; penyediaan Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak 20 kuur serta media promosi berupa spanduk mengenai pemberian Missal Filariasis sebanyak 200 buah.

(2) Kegiatan Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan Kesehatan Matra yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.141.250.000 atau 94,17%. Hasil kegiatan adalah tertanggulanginya masalah kesehatan akibat bencana; tertanganinya masalah kesehatan di Hari Raya dan Tahun Baru; tertanggulanginya pemeriksaan kesehatan haji di seluruh Kabupaten/Kota, melalui penyediaan 2 dokumen hasil pertemuan koordinasi; 1 dokumen hasil pertemuan evaluasi, 10 dokumen laporan Rapid Health Assesment, 10 dokumen laporan pemantauan penyakit dan masalah kesehatan, 2 dokumen hasil fasilitasi arus mudik 1 dokumen hasil pertemuan persiapan rekrutmen petugas TKHI, serta 1 dokumen hasil pertemuan persiapan embarkasi.

(3) Kegiatan Pencegahan Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.150.000.000,- dan


(30)

IV-30 realisasi anggaran sebesar Rp.148.800.000,- atau 99,2%. Hasil kegiatan adalah terwujudnya 90% Desa mencapai UCI di Propinsi Jawa Barat tahun 2012, melalui desiminasi kegiatan program imunisasi tahun 2012 serta evaluasi kegiatan program imunisasi tahun 2011; pembekalan petugas kesehatan di 15 kabupaten/kota dan Puskesmas tentang UCI desa; pendistribusian logistik program imunisasi ke 8 Kabupaten/Kota; analisa cakupan imunisasi ke 26 Kabupaten/Kota ; penanggulangan 15 kasus KIPI; Serta penyediaan dokumen hasil audit kasus KIPI.

(4) Kegiatan Surveilans Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.140.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.130.600.000 atau 93,29%. Hasil kegiatan adalah terwujudnya kelengkapan Surveilans Terpadu Puskesmas (STP)>90%, STP KLB >90%, konfirmasi penanggulangan dan investigasi KLB Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi >90%, Penemuan Kasus AFP >2/100.000 anak dibawah 15 tahun (100%), melalui penyediaan 1 dokumen review penanggulangan KLB Tingkat Provinsi; 30 dokumen hasil penyelidikan dan penanggulangan KLB; 1 dokumen bimbingan pengawasan dan pengendalian Surveilans dan SKD KLB di 14 Kabupaten/Kota; 100 buah buletin epidemiologi (2 edisi); Serta 1 dokumen hasil review sistem Surveilans AFP dan SKD KLB di 26 Kabupaten/Kota.

(5) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja yang Prima dan Komprehensif yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.48.520.000 atau 97,04%. Hasil kegiatan adalah tersedianya dokumen Pengembangan Pelayanan Kesehatan Kerja di Institusi Kesehatan Pemerintah & Swasta; terlaksananya audit medik kasus-kasus penyakit akibat kerja di BKKM Provinsi Jawa Barat serta terlayaninya pelayanan radiologi, melalui Pengembangan Pelayanan Kesehatan Kerja di Institusi Kesehatan Pemerintah & Swasta; audit medik kasus-kasus penyakit akibat kerja di BKKM Provinsi Jawa Barat serta pelayanan radiologi. (6) Kegiatan Peningkatan Upaya Kesehatan Lingkungan yang dilaksanakan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.147.949.950 atau 98,63%. Hasil kegiatan adalah terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai standar kesehatan di daerah prioritas provinsi dalam


(31)

IV-31 pencegahan dan penanggulangan penyakit, melalui pembinaan di Kab. Bandung dan Kab Cianjur dalam pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); 26 Kabupaten/Kota dalam manajemen faktor resiko kesehatan lingkungan; kesehatan lingkungan di 26 Kabupaten/Kota; serta pemantauan hygiene sanitasi makanan di embarkasi haji Kota bekasi dan lokasi transit jemaah calon haji.

(7) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.150.800.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.150.510.000,- atau 99,81%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya koordinasi dan fasilitasi antar OPD lintas sektor terkait dalam kegiatan pengendalian penyakit menular, melalui fasilitasi pengendalian penyakit menular di 26 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat dan Rapat koordinasi Pengendalian Penyakit Menular Provinsi Jawa Barat.

(8) Penyuluhan Sadar Narkoba kepada kalangan Pemuda, Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat umum yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.400.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.384.427.500,- atau 96,11%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pemahaman pada 1.500 orang peserta penyuluhan dengan memiliki kesadaran, pengetahuan dan pemahaman tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, sehingga mereka dapat menjaga dirinya dan orang orang sekitarnya untuk tidak menggunakan narkoba bagi, melalui adalah penyuluhan sadar narkoba selama 1 tahun bagi kalangan pemuda pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

(9) Fasilitasi Peningkatan SDM bidang Terapi dan Rehabilitasi yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.575.300.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.572.020.000,- atau 99,4%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan 328 orang SDM bidang terapi dan rehabilitasi dapat menunjukkan kinerja sesuai dengan target yang diharapkan, melalui peningkatan pengetahuan konselor sebanyak 4 kali dengan sasaran 260 orang, penguatan coping skill SDM pasca rehabilitasi (aftercare) dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang dan fasilitasi satuan tugas penjangkau dan pendamping korban penyalahgunaan narkoba dengan SDM 8 orang.


(32)

IV-32 (10) Fasilitasi Pelaksanaan Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2012, yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.591.359.750,- atau 98,5%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pastisipasi masyarakat untuk lebih peduli akan bahaya penyalahgunaan narkoba dan tidak terjadi diskriminasi terhadap korban penyalahgunaan narkoba, melalui penyelenggaraan acara peringatan HANI 2012 dengan sasaran sekitar 5000 orang.

(11) Fasilitasi Pemberdayaan Panti Rehabilitasi korban Penyalahgunaan Narkoba di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.150.000.000,-, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.147.283.500,- atau 98,2%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan 60 orang petugas panti sehingga dapat menunjukkan kinerja yang diharapkan, melalui pemberdayaan panti rehabilitasi korban narkoba di Jawa Barat sebanyak 2 kali dengan sasaran 60 orang.

(12) Fasilitasi Peranan Komunitas (orsos) dalam upaya peningkatan pemahaman masyarakat tentang P4GN yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.390.000.000,- atau 97,5%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya peranan komunitas (orsos) sehingga lebih memiliki kesadaran, kepedulian dan dapat berperan aktif dalam melakukan upaya P4GN khususnya dalam melaksanakan sosialisasi dan kampanye anti narkoba, melalui fasilitasi komunitas (orsos) selama 1 tahun.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Dengan terbitnya Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika berdampak dengan dihapuskannya kelembagaan Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat sampai dengan Bulan Dersember tahun 2012, yang berimbas dengan berkurangnya program dan kegiatan termasuk anggaran Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012. Solusinya adalah mendukung program Badan Narkotika Nasional untuk membentuk BNNK Kabupaten/Kota karena hingga saat ini baru berdiri 5 (lima) BNNK Kabupaten/Kota yang sudah ada di 5 daerah di Jawa Barat.


(1)

IV-375 atau 98,44%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya tertib usaha dan tertib ukur di wilayah Cirebon, melalui pelayanan tera ulang di 123 lokasi; dan pengendalian UTTP di 1.320 lokasi serta pengujian BDKT sebanyak 225 kemasan.

(6) Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian Balai Tasikmalaya, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.595.200.000,- atau 99,20%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya tertib usaha dan tertib ukur di wilayah Tasikmalaya, melalui pelayanan tera ulang sebanyak 179.771 unit; pelayanan Pengujian BDKT sebanyak 244 kemasan; dan pelayanan ukur ulang BDKT dan Non BDKT di 5 Kabupaten/Kota.

b) Permasalahan dan Solusi

Masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pelayanan tera ulang UTTP. Kondisi ini disebabkan belum meratanya aktivitas penyuluhan tentang UU No.2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal sehingga kesadaran untuk menera ulangkan masih relatif rendah; Masih terbatasnya Keberadaan tenaga pengawas barang beredar atau PPBJ (Petugas Pengawas Barang dan Jasa) maupun PPNS-PK, PPNS–Perda dan PPNS Metrologi untuk melakukan pengawasan lapangan maupun kordinasi pengawasan dengan instansi teknis terkait, BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen), LPKSM (Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat) lintas sektor dan lintas daerah Kabupaten/Kota, demikian pula keberadaan tenaga fungsional penera masih belum memadai dibanding tuntutan pelaksanaan tugas kedepan; Frekuensi, luas jangkauan dan ketersediaan sarana dan prasarana aktivitas pengendalian kepada pemilik Ukuran, Takaran, Timbangan dan Perlengkapan (UTTP) dalam penggunaannya masih terbatas, hal ini akan berdampak kepada lemahnya aspek perlindungan konsumen. Solusi peningkatan kegiatan penyuluhan terutama kedaerah-daerah melalui kerjasama dan koordinasi dengan aparat di Daerah Kabupaten/Kota; melakukan upaya-upaya pengendalian dengan kerjasama Korwas PPNS/Bareskrim Polda Jawa Barat; melakukan koordinasi dengan Pemerintah cq. Departemen Perdagangan untuk mengikutsertakan dalam diklat PPBJ/PPNS-PK/PPNS Metrologi serta melakukan koordinasi dengan BKD dan Biro Organisasi untuk mengatasi permasalahan kekurangan SDM Metrologi; peningkatan sarana dan prasarana kemetrologian sehingga kebutuhan alat ukur kemetrologian mulai tersedia walaupun secara bertahap.


(2)

IV-376

8. URUSAN KETRANSMIGRASIAN

1) Program Pengembangan Transmigrasi

a) Pelaksanaan Program

1) Kegiatan Pengarahan dan Pemindahan Transmigrasi, yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.806.809.583,-, anggaran sebesar realisasi Rp.776.387.000,- atau 96,23%. Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya warga transmigran Jawa Barat sesuai dengan Kerjasama Antar Daerah (KSAD) dan meningkatnya kemampuan warga transmigran di lokasi penempatan serta tersedianya data base ketransmigrasian melalui forum komunikasi, informasi dan edukasi ketransmigrasian; kerjasama antar daerah; tindak lanjut Kerjasama Antar Daerah (KSAD) bidang transmigrasi; evaluasi keberhasilan transmigran; sosialisasi program transmigrasi dan menyediakan data base ketransmigrasian. 2) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Transmigran Lokal (Ressetelment)

yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.780.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.770.992.500,- atau 98,85%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya perekonomian masyarakat transmigran di daerah Transmigrasi lokal (Ressetelment) melalui pembinaan Masyarakat Transmigran lokal di 11 Kabupaten; Rapat Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Lokal; Kelompok Usaha Bersama; Koordinasi dan Fasilitasi Pemberdayaan Ekonomi Produktif. 3) Kegiatan Persiapan Pemindahan Transmigran yang dilaksanakan oleh

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.950.100.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.813.612.000,- atau 85,63%. Hasil kegiatan adalah terselesaikannya permasalahan pemindahan penduduk yang terkena dampak pembangunan Waduk Jati Gede melalui kerjasama bidang ketransmigrasian antar provinsi penempatan di luar Pulau Jawa.

4) Kegiatan Pelatihan Ketransmigrasian yang dilaksanakan oleh Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan

alokasi anggaran sebesar Rp.1.003.975.650,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.003.975.650,- atau 100%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kemampuan dan keterampilan warga transmigran lokal dan transmigran


(3)

IV-377 asal Jawa Barat yang ditempatkan di luar Pulau Jawa serta terbentuknya wirausaha baru di daerah penempatan baik transmigran lokal maupun di luar Pulau Jawa melalui pelatihan masyarakat transmigran lokal (resetelment) dan calon transmigran asal Jawa Barat sebanyak 230 orang.

5) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Kerjasama Bidang Ketransmigrasian yang dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.450.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.439.767.360,- atau 97,73%. Hasil kegiatan adalah tersusunnya Naskah Kesepakatan Bersama Antar Daerah dengan Daerah Penempatan/Tujuan sebanyak 10 Naskah Kesepakatan melalui penandatanganan Kesepakatan Kerjasama/MoU dengan Daerah Penempatan/Tujuan di bidang Ketransmigrasian.

b) Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan Pengarahan, pemindahan dan pemberdayaan transmigrasi, khususnya penanganan penduduk dampak pembangunan waduk Jatigede Kabupaten Sumedang adalah animo masyarakat untuk bertransmigrasi cukup tinggi sedangkan target penempatan yang dialokasikan setiap tahunnya sangat kecil, disamping itu pula arah minat calon transmigran asal Jatigede hanya ke Pulau Sumatera sehingga mengalami kesulitan karena keterbatasan alokasi penempatan ke Wilayah tersebut. Mengingat besarnya penduduk Jatigede yang harus ditangani melalui program Transmigrasi. Upaya yang dilakukan penanganan penduduk asal Jatigede melalui program transmigrasi perlu mendapat dukungan dan sinergitas baik dari pemerintah Kabupaten Sumedang maupun dari pemerintah pusat dan Provinsi Daerah Penempatan/Penerima.

2) Terbatasnya kemampuan APBD untuk memenuhi kebijakan sharing

pembiayaan dalam penyelenggaraan ketransmigrasian. Solusi dilakukan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat jatigede bahwa alokasi ke wilayah Sumatera sangat terbatas dan menginformasikan kepada mereka bahwa wilayah Timur memiliki prospek ke depan yang sangat menjanjikan karena tanah wilayah Timur sangat subur dan cocok untuk pertanian.


(4)

IV-378

9. URUSAN AGAMA

1) Program Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan Agama

a) Pelaksanaan Program

1) Kegiatan Pemberdayaan Remaja Mesjid dan Dewan Keluarga Masjid (DKM) di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.365.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.349.220.000,- atau 95,68%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pemahaman dan pengamalan agama di kalangan para remaja mesjid dan tersedianya system manajemen pengelola Dewan Keluarga Mesjid (DKM), melalui pelatihan dan pembinaan pengelola Remaja Masjid yang diikuti 80 orang peserta serta pelatihan dan pembinaan Pengurus Dewan Keluarga Masjid yang diikuti 80 orang peserta.

2) Kegiatan Implementasi Pengamalan agama melalui Safari Ramadhan dan Tarling Gubernur yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar

Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.247.875.000,- atau 99,15%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya keimanan, ketakwaan, pengamalan ajaran agama dan silaturahmi bagi unsur birokrasi, yudikatif dan tokoh masyarakat di Jawa Barat, melalui kegiatan Safari Ramadhan Gubernur Jawa Barat, Shalat tarawih Keliling FKPD Provinsi Jawa Barat, peringatan Nuzulul Qur’an dan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha.

3) Kegiatan Pelaksanaan MTQ Tingkat Provinsi Jawa Barat, Pembinaan dan Pengiriman Kafilah MTQ Jawa Barat ke Tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.5.625.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.5.522.333.000,- atau 98,17%. Hasil kegiatan adalah terpilihnya para qori/qoriah, hafidz/hafidzah, mufashir/mufashiroh, khotoh/khothothoh untuk mengikuti MTQ Tingkat Nasional dan meraih prestasi terbaik, melalui kegiatan MTQ Tingkat Jawa Barat, pembinaan Kafilah MTQ Jawa Barat kepada 42 orang peserta dan 20 orang pembina, pengiriman Kafilah MTQ Jawa Barat ke Tingkat MTQ Nasional yang diikuti 90 orang kafilah, serta pembinaan mantan kafilah MTQ Jawa Barat ke Tingkat Nasional dan Internasional yang diikuti 150 orang Qori/Qoriah. 4) Kegiatan Fasilitasi dan Monitoring Pelaksanaan Kemah Santri Tingkat

Nasional yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar


(5)

IV-379 Rp.170.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.128.650.000,- atau 75,68%. Hasil kegiatan adalah terpantaunya para santri utusan Jawa Barat dalam mengikuti perkemahan, melalui fasilitasi dan monitoring Kemah Santri Tingkat Nasional di Kepulauan Riau Batam.

b) Permasalahan dan Solusi

Kesadaran masyarakat dalam membayar zakat masih perlu ditingkatkan, demikian pula pengelolaan Zakat dan Wakaf masih belum terorganisir dengan baik sehingga tingkat kepercayaan masyarakat untuk membayar zakat masih rendah. Solusi yang dilakukan adalah meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait antara lain Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional Jawa Barat untuk menata para pengelola zakat.

2) Program Pembinaan Lembaga Sosial Keagamaan

a) Pelaksanaan Program

1) Kegiatan Fasilitasi Tim Pemandu/Pemantau Ibadah Haji Daerah (TPHD) Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.8.585.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.8.549.145.000,- atau 99,58%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya wawasan dan kemampuan petugas Tim Pemandu/Pemantau Ibadah Haji Daerah Jawa Barat dan meningkatnya system manajemen pengelola KBIH, melalui pelatihan Tim Pemandu/Pemantau Ibadah Haji Daerah yang diikuti 175 orang petugas TPHD, serta pembinaan pengelola KBIH di Jawa Barat yang diikuti 360 orang pengelola KBIH.

2) Kegiatan Fasilitasi Festival Maulid Nusantara (FMN) ke 7 yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.334.700.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.334.700.000,- atau 100%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan wawasan tentang kebudayaan islam melalui Festival Maulid Nusantara (FMN) ke 7.

3) Kegiatan Fasilitasi dan Penunjang Kesekretariatan Islamic Centre/Pusdai At-Ta’awun dan LPTQ Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.4.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.3.224.550.146,- atau 80,61%. Hasil kegiatan adalah terpeliharanya sarana dan prasarana Gedung Pusdai/Islamic Centre, Mesjid At-Ta’awun


(6)

IV-380 dan LPTQ Jawa Barat, melalui pengadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana Pusdai, At Ta’awaun dan LPTQ.

4) Kegiatan Fasilitasi Pembekalan dan Pembinaan Majelis Taklim di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.491.328.000,- atau 99,42%. Hasil kegiatan adalah terbinanya pengurus Majlis Taklim, melalui pelatihan kepada 416 pengurus Majlis Taklim Kabupaten/Kota serta Rapat Koordinasi yang diikuti 104 Pengurus Majlis Ta’lim dan 520 orang peserta rapat.

b) Permasalahan dan Solusi

Masih kurangnya sarana dan prasarana pondok pesantren terutama pemondokan santri di Pesantren Salafiah (tradisional). Solusinya pendataan pondok pesantren dan koordinasi dengan instansi terkait dan direncanakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membantu pembangunan/rehabilitasi pondok santri (kobong).