Analgetik-antipiretik Efek farmakodinamika antalgin

Penetapan kadar: Timbang saksama lebih kurang 200 mg, larutkan dalam 5 ml air. Tambahkan 5 ml asam klorida 0,02 N dan segera titrasi dengan iodum 0,1 N, menggunakan indikator kanji, dengan sekali-sekali dikocok hingga terjadi warna biru mantap selama 2 menit. 1 ml iodium 0,1 N setara dengan 16,67 mg C 13 H 16 N 3 NaO 4 S.

2.3.2 Analgetik-antipiretik

Analgetik-antipiretik adalah zat-zat yang mampu mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri sekaligus menurunkan panas tubuh. Nyeri adalah perasaan sensori yang tidak baik dan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri merupakan suatu perasaan yang pribadi dengan ambang toleransi yang berbeda. Nyeri dianggap sebagai tanda adanya gangguan di jaringan seperti peradangan dan infeksi. Sedangkan demam pada umumnya adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiri Rahardja, K., dan Tan, 2003. Berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat dihalangi dengan beberapa cara, yakni: 1. Menghalangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer dengan menggunakan analgetik perifer. 2. Menghalangi penyaluran rangsangan disaraf-saraf sensori, misalnya dengan menggunakan anastetika lokal. 3. Melindungi pusat nyeri di sistem saraf pusat dengan analgetik sentral narkotika atau dengan anastetika umum Rahardja, K., dan Tan, 2003. Universitas Sumatera Utara Menurut Anwar, J., dan Yahya, M., 1973, analgetika dapat dibagi dalam dua golongan besar, yakni: 1. Analgetika non-narkotika, yaitu obat-obat yang dapat menghilangkan rasa sakit, nyeri somatis, dan tidak dapat menghilangkan rasa sakit jeroan kecuali bila digabung dengan obat-obat lain, tidak menimbulkan adiksi, tidak berkhasiat terhadap rasa sakit yang hebat. 2. Analgetika narkotika, yaitu bahan-bahan yang dapat menimbulkan analgesia yang amat kuat dan dapat menimbulkan adiksikecanduan. Pada umumya bahan-bahan ini didapat dari opium sehingga sering juga disebut analgetik-opiat.

2.3.3 Efek farmakodinamika antalgin

Sesuai analgetika, obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala dan juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek analgetiknya jauh lebih lemah dari efek analgetik opiat, obat ini tidak menimbulkan ketagihan adiksi dan efek samping sentral yang merugikan. Analgetik bekerja secara sentral untuk meningkatkan kemampuan menahan nyeri. Analgesia yaitu suatu keadaan dimana setelah pemerian analgetik; bercirikan perubahan perilaku pada respon terhadap nyeri dan kemampuan yang berkurang untuk menerima impuls nyeri tanpa kehilangan kesadaran. Sebagai antipiretik, obat ini akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam, walaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek antipiretik invitro, tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena bersifat toksik bila Universitas Sumatera Utara digunakan terlalu lama. Kerja analgetik antalgin lebih besar dibandingkan dengan kerja antipiretik yang dimilikinya Ganiswara, 1981.

2.3.4 Farmakokinetik antalgin