Adanya kelebihan produksi dalam negeri sehingga kelebihan produksi Adanya keuntungan yang lebih besar dari penjualan ke luar negeri dari pada Ruang Lingkup Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Pengolahan Data

35 dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga suatu negara yang sedang berkembang memilki kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setara dengan negara-negara yang lebih maju. Menurut G.M. Meier dan Baldwin, ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara dimana dapat mengadakan perluasan dalam sektor industri, sehingga mendorong sektor industri lainnya dari perekonomian. Baldwin, 1965:313. Ekspor sebagai bagian dari perdagangan internasional bisa dimungkinkan oleh berbagai kondisi, antara lain:

a. Adanya kelebihan produksi dalam negeri sehingga kelebihan produksi

tersebut dapat dijual ke luar negeri. b. Adanya permintaan luar negeri untuk suatu produk walaupun untuk dalam negeri masih kekurangan.

c. Adanya keuntungan yang lebih besar dari penjualan ke luar negeri dari pada

penjualan di dalam negeri karena harga di pasaran dunia lebih menguntungkan. d. Adanya barter dengan produk tertentu dengan produk lain yang diperlukan dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri.

e. Adanya kebijakan ekspor yang bersifat politik.

Universitas Sumatera Utara 36

2.4.2 Pelaksanaan Ekspor

a. Cara-cara Pelaksanaan Ekspor Pemasaran ekspor adalah penjualan suatu komoditi ke negara lain dengan kondisi yang sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera pembeli di pasar sasaran ekspor. M. S., 2003:63 Menurut Lembaga Pendidikan Kejuruan Indonesia dalam Zulkarnain Djamin Djamin, 1993:63, dalam melakukan pemasaran ekspor dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut: 1. Ekspor Biasa Dalam hal ini barang-barang dikirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah diadakan dengan importir di luar negeri. 2. Barter Barter adalah pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk ditukarkan langsung dengan barang-barang yang dubutuhkan di dalam negeri. Dalam hal ini berarti yang mengirimkan barang tidak menerima pembayaran dalam uang asing tetapi dalam bentuk barang. Barang dapat dijual di dalam negeri untuk mendapatkan kembali pembayarannya dalam mata uang rupiah. 3. Konsinyasi consignment Konsinyasi adalah pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk dijual, sedangkan hasil penjualannya diperlakukan sama dengan hasil ekspor biasa. Dalam hal ini barang-barang akan dikirim ke luar negeri bukan untuk ditukarkan dengan barang Universitas Sumatera Utara 37 atau untuk memenuhi transaksi, melainkan dijual di pasar bebas atau diikutsertakan dalam lelang comodities exchange. b. Prosedur Ekspor Adapun prosedur ekspor menurut Zulkarnain Djamin Djamin, 1993:105 akan digambarkan dalam skema sebagai berikut: LC LUAR NEGERI B OPENING BANK C DALAM NEGERI A LC E MENARIK D WESSEL F G H I Gambar 2.1 Skema Prosedur Impor Keterangan: 1. Eksportir menerima order pesanan dari buyer di luar negeri B - A. IMPORTIR -------------------- BUYER BANK LUAR NEGERI EKSPORTIR -------------------- SELLER BANK DALAM NEGERI PRODUSEN MASKAPAI PELAYARAN KEDUTAAN ASING MASKAPAI ASURANSI INSTANSI EKS. IMP. Universitas Sumatera Utara 38 2. Buyer membuka LC melalui Opening Bank - Cara Bank – Eksportir B - C - D - A. 3. Eksportir menempatkan pesanan kepada leveransirpemilik barangprodusen A – E. 4. Eksportir menyelesaikan semua formalitas ekspor dengan semua instansi ekspor yang berwenang A – G. 5. Eksportir memesan ruangan kapal booking dan mengeluarkan Shipping Order pada dek pelabuhan A – F dan mengurus BL. 6. Menyiapkan faktur-faktur dan dokumen pengapalan lainnya. 7. Menentukan Asuransi Laut dengan Maskapai Asuransi A – H. 8. Menyusun Consular –Iinvoice dengan Trade councelor kedutaan negara importer A – I.

2.4.3 Manfaat dan Peranan Ekspor

Secara umum, ada beberapa manfaat atau peranan yang dapat diperoleh dari kegiatan ekspor Djamin, 1994:5, antara lain: a. Keuntungan komparatif comparative advantage, didasarkan pada hukum keuntungan komparatif yakni suatu negara akan mengekspor hasil produksi yang darinya terdapat keuntungan yang lebih besar dan mengimpor barang-barang yang darinya terdapat keuntungan yang lebih kecil. Universitas Sumatera Utara 39 b. Sektor ekspor menjadi sektor utama dalam meningkatkan perekonomian. c. Ekspor merupakan sumber devisa bagi negara. Bila ekspor naik mengakibatkan penerimaan dalam negeri akan meningkat. d. Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru, akibatnya permintaan barang-barang di pasar dalam negeri meningkat. Terjadinya persaingan mendorong industri-industri dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk menaikkan produktivitas. e. Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan, karena industri tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital sosial sebanyak yang dibutuhkan seandainya barang-barang itu akan dijual di dalam negeri, misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan riil yang rendah atau hubungan transportasi yang belum memadai.

2.5 Deskripsi Tanaman Karet

2.5.1 Defenisi dan Jenis Karet

Semua jenis karet adalah polimer tinggi dan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan memungkinkan untuk diubah menjadi bahan-bahan yang bersifat elastis rubberines. Namun, bahan-bahan itu berbeda sifat bahan dasarnya. Misalnya, Universitas Sumatera Utara 40 kekuatan tensil, daya ukur maksimum, daya lentur resilience dan terutama pada proses pengolahannya serta prestasinya sebagai barang jadi. Secara tradisional, karet alam diperdagangkan dalam bentuk lembaran yang mutunya dinilai dan diawasi secara visual. Ada enam tingkat yang berbeda dari lembaran karet asapan bergelombang: yaitu RSS 1 hingga RSS 6. Tingkat I RSS1 adalah lembaran karet dagangan dengan jenis mutu tertinggi, diikuti oleh RSS 2, RSS 3, dan seterusnya. Namun, dalam dua dasawarsa terakhir pasaran RSS 1 lenyap, terutama bila dibandingkan dengan RSS 3 yang merupakan jenis karet standar untuk membuat ban. Selain diperdagangkan dalam bentuk lembaran, karet juga diperdagangkan dalam bentuk karet krep atau lembaran tipis crepe.

2.5.2 Kebijakan Perkembangan Agribisnis Karet

Strategi pengembangan agribisnis karet nasional yang dipilih adalah bagaimana maningkatkan manfaat secara optimal agribisnis karet melalui perolehan nilai tambah dan peningkatan daya saing secara adil dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan aset-aset perkebunan yang sudah ada, sehingga strategi tersebut hendaknya didasari dari pemikiran-pemikiran yang inovatif, kreatif, proporsional dan profesional sehingga efektif dalam implementasinya. Agar diperoleh manfaat yang optimal dari pembangunan agribisnis perkaretan nasional, maka kebijakan pengembangan agribisnis diarahkan kepada: Kebijakan Peningkatan Produktivitas dan Mutu Karet. Universitas Sumatera Utara 41 Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman serta mutu karet secara bertahap, baik yang dihasilkan oleh petani kebun maupun perkebunan besar. Penerapan kebijakan peningkatan produktivitas dan mutu karet ditempuh antara lain melalui: 1. Peremajaan dan rehabilitasi tanaman karet secara bertahap 5 thn dengan menggunakan klon unggul generasi ke-4 penghasil lateks dan kayu dengan penerapan teknologi secara tepat sehingga selama kurun waktu 20 tahun tanaman karet di Indonesia sudah dapat mencapai tingkat produktivitas yang optimal. 2. Pengembangan industri benih karet yang berbasis teknologi dan pasar dengan peran serta swasta dan masyarakat melalui model waralaba benih. 3. Perbaikan mutu bahan olah melalui sistem reward and punishment. 4. Optimasi pelaksanaan pengurangan produksi karet melalui koordinasi dengan pemerintah daerah sentra produksi karet. 5. Diversifikasi usaha melalui optimasi pemanfaatan lahan secara optimal sampai tahun ke-3 dapat diusahakan tanaman sela berupa tanaman semusim. Dengan mengatur pola tanam dapat diusahakan ternak dan tanaman hijauan,dan pada batas kebun juga dapat diusahakan tanaman jati. 6. Pelaksanaan peremajaan karet rakyat baik proyek maupun swadaya diusahakan secara berkelompok dalam satu hamparan sehingga lebih memudahkan dan efisien dalam pengolahan kayu karetnya, terutama dalam penjadwalan pembukaan lahan oleh pabrik mitra yang membeli kayu. Universitas Sumatera Utara 42 7. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan petani dan usaha melalui berbagai bentuk pelatihan dan pendampingan. 2.6 Harga Ekspor Karet 2.6.1 Mekanisme Harga di Pasar Mekanisme harga adalah proses yang berjalan atas dasar gaya kekuatan tarik-menarik antara konsumen-konsumen dan produsen-produsen yang bertemu di pasar. Hasil netto dari kekuatan tarik-menarik tersebut adalah terjadinya harga untuk setiap barang di pasar barang dan untuk setiap faktor produksi di pasar faktor produksi. Pada suatu waktu, harga suatu barang mungkin naik karena gaya tarik konsumen kerana sesuatu hal menjadi lebih kuat yaitu para konsumen meminta lebih banyak barang tersebut. Sebaliknya harga suatu barang turun apabila permintaan para konsumen melemah Boediono, 1982:8. Sedangkan pengertian pasar itu sendiri menurut ilmu ekonomi adalah tempat dimana terjadi transaksi antara penjual dan pembeli. Barang yang ditransaksikan bisa berupa barang apapun, mulai dari beras, sayur-mayur, sampai ke jasa angkutan, uang dan tenaga kerja. Dan setiap barang ekonomi mempunyai pasar sendiri-sendiri. Di masing-masing pasar terjadi transaksi pasar untuk barang yang bersangkutan. Apabila terjadi suatu transaksi, maka ini berarti telah terjadi suatu persetujuan antara pembeli dan penjual mengenai harga transaksi dan volume transaksi bagi barang tersebut. Universitas Sumatera Utara 43 Dua aspek transaksi inilah harga dan volume yang menjadi pusat perhatian dalam menganalisa suatu pasar. Dalam menganalisa suatu pasar, kita harus melihat secara konseptual abstrak. Dalam arti, pasar adalah pertemuan antara kurva permintaan dan kurva penawaran. Kurva permintaan mewakili apa yang dikehendaki konsumen dan kurva penawaran menggambarkan apa yang diinginkan produsen. Jadi misalnya, pasar beras tidak lain adalah pertemuan antara kurva permintaan akan beras dengan kurva penawaran akan beras. Kurva permintaan demand curve adalah gambar kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan akan sesuatu barang dan semua faktor-faktor yang mempengaruhinya selain harga, faktor lain tidak berubah. Sedangkan hukum permintaan menjelaskan bahwa bila harga sesuatu barang naik ceteris paribus, maka jumlah yang diminta konsumen akan barang tersebut turun, begitu pula sebaliknya. Kurva penawaran supply curve adalah kurva yang menunjukkan jumlah barang yang ditawarkan produsen pada berbagai kemungkinan tingkat harga. Hukum penawaran menyatakan bahwa kurva penawaran mempunyai bentuk yang menaik dari kiri bawah ke kanan atas, artinya semakin tinggi harga jual suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut yang ditawarkan di pasar. Hal ini disebabkan karena harga yang lebih tinggi memberikan keuntungan yang lebih tinggi kepada produsen dan cenderung merangsang untuk memproduksi lebih banyak dan menarik produsen-produsen baru Boediono, 1982:44. Universitas Sumatera Utara 44

2.3.2 Keseimbangan Pasar

Transaksi pasar terjadi apabila kedua belah pihak di pasar telah mencapai suatu persetujuan mengenai tingkat harga dan volume transaksi tersebut. Sebelum ada persetujuan dari kedua belah pihak, tidak akan terjadi transaksi. Persetujuan ini tercapai bila apa yang dikehendaki pembeli sama dengan apa yang dikehendaki penjual. Secara grafik, persetujuan ini tercapai apabila kurva permintaan berpotongan dengan kurva penawaran. Sebab, hanya pada posisi inilah apa yang dikehendaki pembeli persis sama dengan apa yang dikehendaki penjual. Gambar 2.2 P harga S P 1 A B P e E P 2 C D D O Q e Q volume Gambar 2.2 Kurva Keseimbangan Pasar Universitas Sumatera Utara 45 Persetujuan tercapai pada posisi E dengan harga transaksi Pe dan volume transaksi Qe. Transaksi terjadi ketika pembeli membayar kepada penjual dengan harga Pe per unit barang dan penjual menyerahkan sebanyak Qe unit. Posisi ini diberi nama posisi ”keseimbangan pasar” atau equilibrium pasar. Disebut posisi ”keseimbangan” karena pada harga tersebut, jumlah yang ingin dibeli konsumen sama dengan jumlah yang ingin dijual produsen, tidak ada kelebihan atau kekurangan. P 1 bukan harga equilibrium karena pada harga tersebut jumlah yang ditawarkan oleh produsen ke pasar lebih besar daripada jumlah yang diminta konsumen. Kelebihannya adalah AB yang merupakan stok produsen yang tidak bisa terjual. Oleh karena itu akan ada kecenderungan bagi produsen untuk menurunkan harga jualnya. Harga jual turun menyebabkan jumlah barang yang diminta konsumen naik. Harga akan turun dan berhenti sampai ke tingkat P e karena pada tingkat harga ini jumlah yang diminta konsumen persis sama dengan jumlah yang ditawarkan produsen Q e . Tidak ada kelebihan stok yang tak terjual, tidak ada kecenderungan baik bagi produsen atau konsumen untuk mengubah harga. P e adalah harga equilibrium dan Q e adalah volume equilibrium. Bila seandainya harga mula-mula pada P 2 , maka akan ada kelebihan permintaan konsumen sebanyak CD, yang tidak terpenuhi karena barang habis. Akibatnya konsumen cenderung menawarkan harga yang lebih tinggi. Ini mengakibatkan penawaran oleh produsen lebih besar, dan seterusnya. Harga akan naik dan berhenti pada P e . Universitas Sumatera Utara 46

2.6.3 Pergeseran Permintaan dan Penawaran

Pergeseran kurva permintaan ke kanan berarti adanya kenaikan permintaan akan barang tersebut. Kalau penawaran tidak berubah ini akan mengakibatkan kenaikan harga dan kenaikan jumlah yang terjualterbeli. Sebaliknya akan terjadi penurunan harga bila ada penurunan permintaan, yaitu pergeseran kurva permintaan ke kiri. Gambar 2.3 P S P S D D’ D’ D O Q O Q Gambar 2.3 Pergeseran Kurva Permintaan Penurunan penawaran ditunjukkan oleh pergeseran ke kiri dari kurva penawaran dan ini biasanya mengakibatkan kenaikan harga pasar dan penurunan volume transaksi. Sebaliknya kenaikan penawaran pergeseran ke kanan dari kurva penawaran mengakibatkan penurunan harga pasar dan kenaikan volume transaksi. Gambar 2.4 Universitas Sumatera Utara 47 P S’ P S D S D S’ O Q O Q Gambar 2.4 Pergesaran Kurva Penawaran

2.6.4 Pengaruh Harga Ekspor Terhadap Volume Ekspor

Menurut Pappas dan Mark Hirschey 1995:95 permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela ataupun yang mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu berdasarkan kondisi tertentu. Dalam membahas permintaan suatu barang, tidak terlepas dari mempelajari tingkah laku konsumen, dimana seorang konsumen senantiasa ingin memaksimalkan kepuasan. Dengan demikian di pasar ada dua kekuatan yaitu produsen dan konsumen, proses selanjutnya melalui mekanisme pasar yaitu tarik-menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran diperoleh harga dan kuantitas yang disepakati. Dari sinilah analisis permintaan sangat penting dalam mengambil keputusan oleh produsenpengusaha. Menurut Pappas dan Mark Hirschey 1997:97 fungsi dari permintaan adalah hubungan antara jumlah barang yang diminta Q dan variabel-variabel yang mempengaruhinya, sedang kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan Universitas Sumatera Utara 48 hubungan antara jumlah barang yang diminta dan harga barang yang diminta. Sehingga model matematis fungsi permintaan secara sederhana adalah sebagai berikut: Q x = f P x atau Q x = a - P x Dengan asumsi variabel-variabel lain dianggap tetap ceteris paribus, dengan demikian diasumsikan bahwa permintaan terhadap suatu barang hanya dipengaruhi oleh harga barang tersebut. Variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan suatu barang antara lain: 1. Harga barang yang diminta The Price of Goods X = Px . Permintaan merupakan fungsi dari harga suatu barang. Apabila harga barang tersebut naik, maka permintaan akan turun. Sebaliknya apabila harga turun, maka permintaan akan naik. 2. Harga barang lain The Price of Related Goods or Services = Pr. Dengan kondisi: a. Hubungan barang substitusi. Pengaruh harga barang substitusi terhadap barang tersebut adalah bahwa apabila ada kenaikan harga barang pokok, maka permintaan terhadap barang substitusi naik. Hal ini disebabkan harga barang substitusi lebih mahal dibanding harga barang pokok. b. Hubungan barang komplementer. Apabila harga barang komplementer turun, maka jumlah permintaan barang komplementer naik, sehingga berakibat permintaan terhadap barang pokok juga naik. Sebaliknya Universitas Sumatera Utara 49 apabila harga barang komplementer naik, maka jumlah permintaan barang komplementer turun, sehingga berakibat permintaan terhadap barang pokok juga turun. 3. Faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan permintaan suatu barang antara lain adalah faktor eksternal peraturan pemerintah, kondisi ekonomi suatu negaradaerah, dan lain-lain. Dari faktor-faktor diatas, maka permintaan suatu barangjasa dapat dirumuskan dengan formula sebagai berikut: Qd x = f Px, Pr, O Dimana: Qd x = kuantitas permintaan barang atau jasa Px = harga dari barangjasa X Pr = harga dari barang lain yang berkaitan O = faktor-faktor spesifiklain Dari kondisi diatas dapat dijelaskan bahwa permintaan terhadap suatu barang sangat dipengaruhi oleh banyak variabel. Masing-masing variabel akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap permintaan-permintaan suatu barangjasa. Variabel harga produk akan mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan konsumen. Harga barang lain substitusi akan mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan konsumen. Universitas Sumatera Utara 50 2.7 Nilai Tukar Kurs 2.7.1 Pengertian Nilai Tukar Kurs Dalam perdagangan internasional pertukaran antara satu mata uang dengan mata uang lain menjadi hal yang terpenting untuk mempermudah proses transaksi jual-beli barang dan jasa. Dari pertukaran ini, terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut, dan inilah yang dinamakan kurs. Jadi secara umum, kurs atau nilai tukar dapat diartikan sebagai harga suatu mata uang asing atau harga mata uang luar negeri terhadap mata uang domestik Lindert, 1999. Kurs adalah harga mata uang domestik terhadap mata uang asing dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang nilai tukar riil dari negara mitra dagang Indonesia. Nilai tukar rupiah digunakan sebagai proyeksi dari nilai tukar negara mitra dagang Indonesia Syarief, 2003:4. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruhnya yang sedemikian besar bagi transaksi berjalan maupun terhadap variabel-variabel ekonomi lainnya. Kurs juga memerankan peranan sentral dalam perdagangan internasional. Dalam mekanisme pasar, kurs dari suatu mata uang akan mengalami fluktuasi yang berdampak langsung pada harga barang-barang ekspor dan impor Dominic, 1997. Perubahan yang dimaksud adalah: 1. Apresiasi, yaitu peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai akibat dari Universitas Sumatera Utara 51 perubahan kurs ini adalah harga produk negara itu bagi pihak luar negeri makin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah. 2. Depresiasi, yaitu peristiwa penurunan nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai akibat dari perubahan kurs ini adalah produk negara itu bagi pihak luar negeri menjadi murah, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi mahal.

2.7.2 Pasar Valuta Asing

Kurs ditentukan oleh interaksi antara berbagai rumah tangga, perusahaan dan lembaga-lembaga keuangan yang membeli dan menjual valuta asing guna keperluan pembayaran internasional. Pasar yang memperdagangkan mata uang internasional disebut dengan pasar valuta asing foreign exchange market. Dengan kata lain, pasar valuta asing adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual dari berbagai mata uang asing Krugman dan Obstfeld, 1992.

2.7.3 Keseimbangan Kurs

Keseimbangan nilai tukar pada dasarnya mempunyai fungsi ganda, pertama yaitu mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran yang akhirnya bermuara kepada tingkat kecukupan cadangan devisa yang dikelola oleh Bank Indonesia. Fungsi kedua adalah menjaga kestabilan pasar domestik. Universitas Sumatera Utara 52 Pada umumnya, kurs ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan pasar dan kurva penawaran dari mata uang asing tersebut. Permintaan valuta asing timbul terutama bila kita mengimpor barang-barang dan jasa-jasa dari luar negeri atau melakukan investasi dan pinjaman luar negeri. Perbedaan tingkat kurs timbul karena beberapa hal:  Perbedaan antara kurs beli dan jual oleh para pedagang valuta asingbank, dimana kurs beli adalah kurs yang dipakai apabila para pedagang valuta asingbank membeli valuta asing, dan kurs jual apabila mereka menjual valuta asing. Selisih kurs jual dan kurs beli merupakan keuntungan bagi para pedagang.  Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan waktu pembayaran, dimana kurs TT telegraphic transfer lebih tinggi karena lebih cepat dibanding dengan kurs MT mail transfer.  Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan hak pembayaran. Sering terjadi penerimaan hak pembayaran yang berasal dari bank asing yang sudah terkenal, kursnya lebih tinggi daripada bank lain yang belum terkenal. Universitas Sumatera Utara 53 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Sumatera Utara dengan mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor karet di Sumatera Utara. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi ekspor karet Sumatera Utara adalah total produksi karet, harga ekspor karet dan kurs.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Sumber data diperoleh dari beberapa sumber informasi yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Bank Indonesia BI kantor cabang Medan dan Badan Pusat Statistik BPS dengan kurun waktu 1986 sampai 2005 serta bahan-bahan kepustakaan berupa bacaan yang berhubungan dengan penelitian, web site dan jurnal- jurnal.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara 54 metode penelitian kepustakaan library research yang diperoleh dari publikasi resmi yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan pencatatan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah disebutkan di atas.

3.4. Pengolahan Data

Penulis menggunakan program E-views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.

3.5. Model Analisis Data