Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Ekspor Karet Sumatera Utara (Periode 1997-2006)

(1)

(PERIODE 1997-2006)

TUGAS AKHIR

AGUS MARDIN ZAI

052407136

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

(PERIODE 1997-2006)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

AGUS MARDIN ZAI 052407136

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(3)

(4)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EKSPOR KARET SUMATERA UTARA

(PERIODE 1997-2006)

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : AGUS MARDIN ZAI

Nomor Induk Mahasiswa : 052407136 Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Mei 2008 Diketahui/ Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Agus Salim Harahap, M.Si


(5)

PERNYATAAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EKSPOR KARET SUMATERA UTARA

(PERIODE 1997-2006)

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2008

AGUS MARDIN ZAI 052407136


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii Pernyataan iii Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Pembatasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 5 1.6.1 Lokasi, Waktu dan Ruang Lingkup Penelitian 5 1.6.2 Metode Pengumpulan Data 5

1.6.3 Batasan Variabel 6

1.6.4 Model Analisis 7

1.7 Sistematika Penulisan 9

Bab 2 Landasan Teori 11

2.1 Pengertian Regresi 11

2.2 Analisis Regresi Linier 11 2.2.1 Analisis Regresi Linier Sederhana 12 2.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda 13 2.3 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 15 2.4 Uji Regresi Linier Berganda 16 2.5 Koefisien Determinasi 17

2.6 Koefisien Korelasi 18

Bab 3 Sejarah dan Struktur Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara 21 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik 21 3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 21 3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 22 3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia 22 3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang 23 3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik 24 3.2.1 Visi Badan Pusat Statistik 24 3.2.2 Misi Badan Pusat Statistik 25 3.3 Tugas Badan Pusat Statistik 25 3.3.1 Fungsi Badan Pusat Statistik 26 3.3.2 Landasan Hukum dan Operasional Badan Pusat Statistik 26


(7)

3.3.3 Program Pengembangan Statistik 27 3.4 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 28

Bab 4 Analisis Data 31

4.1 Data yang Dianalisis 31 4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 32

4.3 Analisis Residu 37

4.4 Koefisien Determinasi 39 4.5 Pengujian Regresi Linier Berganda 40 4.6 Perhitungan Korelasi Antara Variabel X dan Y 45

Bab 5 Implementasi Sistem 48

5.1 Perkenalan SPSS 48

5.2 Pengoperasian SPSS 15.0 49 5.3 Analisis Data dengan SPSS 15.0 51 Bab 6 Kesimpulan dan Saran 55

6.1 Kesimpulan 55

6.2 Saran 56

Daftar Pustaka

Lampiran A. Output Regression Lampiran B. Output Correlations


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Bentuk Umum Data Obsevasi 14 Tabel 4.1 Volume Ekspor, Nilai FOB, Produksi Perkebunan Karet Rakyat dan

Total Produksi Perkebunan Karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV 32 Tabel 4.2 Harga-Harga yang Diperlukan Dalam Menyelesaikan Persamaan

Regresi Linier Berganda 33 Tabel 4.3 Harga-Harga yang Diperlukan Dalam Menyelesaikan Analisis Residu 37 Tabel 4.5 Harga-Harga yang Diperlukan Untuk Uji Regresi 41


(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Karet merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia dan menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia dalam menghasilkan devisa negara diluar minyak dan gas. Sekitar 90% produksi karet alam Indonesia diekspor ke mancanegara dan hanya sebagian kecil yang dikonsumsi di dalam negeri. Hal tersebut disebabkan karena masih belum berkembangnya industri-industri pengolahan karet yang ada di dalam negeri. Saat ini pangsa pasar untuk produk karet tersebut telah menjangkau kelima benua, yakni Asia, Afrika, Australia, Amerika dan Eropa. Namun demikian Asia masih merupakan pangsa pasar yang paling utama. Kondisi tersebut memberi peluang pemasaran karet alam Indonesia saat ini lebih cenderung untuk pasar global.

Indonesia merupakan negara dengan kebun karet terbesar di dunia mengungguli produsen utama lainnya yaitu Thailand dan Malaysia. Meskipun demikian produksi karet Thailand per tahun lebih besar dibandingkan dengan hasil produksi karet Indonesia. Keadaan ini disebabkan karena rendahnya produktivitas, terutama diperkebunan karet rakyat yang menyumbang 71% dari total produksi karet nasional serta karet yang dihasilkan dari perkebunan karet rakyat saat ini masih dijual dalam bentuk gelondongan dengan mutu rendah karena industri pengolahan karet


(10)

alam belum berkembang. Saat ini pasar produksi karet dunia didominasi oleh enam negara yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia, India, China dan Vietnam.

Perkembangan produksi karet Indonesia setiap tahun terus mengalami kenaikan. Adanya peningkatan produksi karet setiap tahunnya menunjukkan bahwa karet Indonesia cukup diperhitungkan dan berpeluang untuk menguasai pasar global. Dengan melihat perkembangan produksi karet Indonesia dan meningkatnya permintaan dunia terhadap karet menjadikan peluang bagi Indonesia untuk menempatkan diri sebagai negara produsen utama karet di dunia. Namun masalah peningkatan daya saing di pasar dunia serta peningkatan mutu produktivitas karet alam harus secara terus menerus dilakukan untuk meningkatkan ekspor karet, sehingga ke depannya di era persaingan global Indonesia mampu merebut pasar di negara Asia dan Amerika.

Produksi karet Indonesia yang terbesar berasal dari Sumatera Utara. Ini dapat dilihat pada tahun 2005 produksi karet yang berasal dari Sumatera Utara sebesar 19,38% dari total produksi karet Indonesia. Kemudian disusul oleh Sumatera Selatan, Riau dan Jambi. Sebagai salah satu daerah penghasil karet di Indonesia, Sumatera Utara mampu menyuplai pasok ekspor karet kebeberapa negara yang tentunya menjadi peluang bagi Sumatera Utara untuk meningkatkan pendapatan serta mengembangkan perekonomian daerahnya. Untuk mencapai kondisi tersebut perlu diketahui apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan ekspor karet Sumatera Utara serta seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap perkembangan ekspor karet Sumatera Utara. Oleh karena itu, penulis mengambil judul tulisan :


(11)

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EKSPOR KARET SUMATERA UTARA (PERIODE

1997-2006)”.

1.2Perumusan Masalah

Dewasa ini permintaan pasar dunia terhadap karet terus meningkat setiap tahun. Keadaan ini mendorong Indonesia untuk terus meningkatkan produktivitas serta kualitas karet yang dihasilkan sehingga ekspor karet Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Begitu juga dengan Sumatera Utara sebagai salah satu daerah penghasil karet terbesar di Indonesia harus lebih meningkatkan produktivitas dan kualitas karetnya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan serta perekonomian daerah. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan ekspor karet Sumatera Utara dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap perkembangan ekspor karet Sumatera Utara.

1.3Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dan pemecahan masalah agar penelitian ini terarah dan mengenai sasaran yang dituju, maka dibuat batasan-batasan masalah yatu :

1. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.

2. Apakah faktor nilai free or broad (FOB), produksi perkebunan karet rakyat dan total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III, PTPN IV mempengaruhi perkembangan ekspor karet Sumatera Utara.


(12)

3. Seberapa besar pengaruh nilai free or broad (FOB), produksi perkebunan karet rakyat dan total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III, PTPN IV mempengaruhi perkembangan ekspor karet Sumatera Utara.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk memperoleh gambaran perkembangan komoditi ekspor karet Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor karet Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh nilai free of broad (FOB), produksi perkebunan karet rakyat, total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III, dan PTPN IV terhadap perkembangan komoditi ekspor karet Sumatera Utara.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Sebagai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat umum, khususnya masyarakat petani karet untuk dapat menjadikan bahan pertimbangan dalam berusaha dan mengolah perkebunan karet guna meningkatkan pendapatan masyarakat petani karet.

2. Untuk memberi input kepada pihak pemerintah dan swasta dalam mengambil keputusan terhadap kebijaksanaa pengolahan perkebunan karet dalam rangka


(13)

meningkatkan produktivitas dan kualitas karet yang dihasilkan untuk diekspor ke luar negeri.

3. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka menyusun tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

1.6Metodologi Penelitian

1.6.1 Lokasi, Waktu dan Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Asrama No. 179 Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai tanggal 05 Mei 2008 sampai dengan selesai. Ruang lingkup dibatasi pada volume ekspor karet Sumatera Utara, Nilai FOB, produksi perkebunan karet rakyat, total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2006.

1.6.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dalam rentang waktu dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2006.


(14)

1.6.3 Batasan Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah volume ekspor karet Sumatera Utara, nilai free of broad (FOB), produksi perkebunan karet rakyat dan total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV. Ukuran masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

1. Volume ekspor karet Sumatera Utara

Volume ekspor karet Sumatera Utara diukur dari banyaknya (jumlah) komoditi karet Sumatera Utara yang diekspor ke luar negeri setiap tahun selama periode penelitian.

2. Nilai free of broad (FOB)

Nilai free of broad (FOB) diukur dari nilai ekspor karet Sumatera Utara setiap tahun selama periode penelitian.

3. Produksi perkebunan karet rakyat

Produksi perkebunan karet rakyat diukur dari banyaknya (jumlah) karet yang diproduksi dari perkebunan karet rakyat milik masyarakat petani karet Sumatera Utara setiap tahun selama periode penelitian.

4. Total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV

Total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV diukur berdasarkan total keseluruhan dari banyaknya (jumlah) karet yang di produksi oleh perkebunan karet PTPN II, PTPN III, dan PTPN IV setiap tahun selam periode penelitian.


(15)

1.6.4 Model Analisis

Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah

Yi = b0 + b1 X1i + b2 X2i + … + bk Xki Keterangan :

i = 1, 2, ….,n

Y adalah variabel tak bebas

X adalah variabel bebas

b1, b2, …, bk adalah koefisien regresi

Untuk mengetahui apakah sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas maka dilakukan pengujian hipotesis tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan atau pengujian persamaan regresi menggunakan statistik F yang dirumuskan sebagai berikut :

Fhit=

(

1

)

/ /

− −k n JK

k JK res

reg

Keterangan :

F = statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F, dengan derajat bebas

V1 = k dan V2 = n - k -1

JKreg = Jumlah kuadrat regresi = 1 1 1 2 1 2

1 1 1

...

n n n

i i i k ki ki

i i i

b Y X b Y X b Y X

= = =

+ + +

Y Y y X X x X X x X X

x1i = 1i1, 2i = 2i2 ... ki = kik , i= i

dengan derajat kebebasan (dk) = k

JKres = Jumlah kuadrat residu (sisa) =

(

)

2

1

ˆ

n

i i

i

Y Y

=

dengan derajat kebebasan (dk) = (n-k-1)


(16)

Persamaan penduganya adalah : k kX b X b X b b

Yˆ= 0+ 1 1+ 2 2 +...+

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel (X) yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus :

tot reg JK JK

R2 =

Keterangan : JKreg = jumlah kuadrat regresi

tot

JK = jumlah kuadrat total =

(

)

= = − = n i n i i i Y Y y 1 1 2 2

Untuk mencari korelasi antara variabel Y dengan variabel X, dapat dirumuskan sebagai berikut :

1 1 1

2 2

2 2

1 1 1 1

n n n

i i i i

i i i

n n n n

i i i i

i i i i

n X Y X Y

r

n X X n Y Y

= = = = = = =    −       =                 

Sedangkan untuk menghitung korelasi antara variabel tak bebas dengan tiga buah variabel bebas adalah :


(17)

1 1

1 1 1

1

2 2

2 2

1 1

1 1 1 1

n n n

i i i i

i i i

Y

n n n n

i i i i

i i i i

n X Y X Y

r

n X X n Y Y

= = = = = = =    −   =                       

2. Koefisien korelasi antara Y dengan X2

2 2

1 1 1

2

2 2

2 2

2 2

1 1 1 1

n n n

i i i i

i i i

Y

n n n n

i i i i

i i i i

n X Y X Y

r

n X X n Y Y

= = = = = = =    −       =                 

3. Koefisien korelasi antara Y dengan X3

3 3

1 1 1

3

2 2

2 2

3 3

1 1 1 1

n n n

i i i i

i i i

Y

n n n n

i i i i

i i i i

n X Y X Y

r

n X X n Y Y

= = = = = = =    −   =                   

1.7Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang menyangkut pengertian dan penyelesaian permasalahan atau landasan penulisan bab-bab berikutnya.


(18)

BAB 3 : SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

Bab ini menguraikan tentang sejarah dan struktur organisasi Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

BAB 4 : ANALISA DATA

Bab ini menguraikan pembahasan mengenai pengolahan dan analisa data yang terdapat pada landasan teori.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menerangkan pemakaian sistem yang telah dirancang dan melakukan pengujian program.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menerangkan ringkasan dari materi penelitian yang disajikan dari bab 1 sampai bab 5 yang terdiri dari kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan serta saran berupa pernyataan atau jalan keluar dalam mengatasi permasalahan yang timbul.


(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Regresi

Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang

disebut variabel tak bebas (dependent variable) pada satu atau lebih variabel, yakni

variabel yang menerangkan dengan tujuan untuk memperkirakan atau meramalkan

nilai-nilai dari variabel tak bebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah

diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas (independent

variable).

2.2Analisis Regresi Linier

Analisis regresi linier digunakan untuk peramalan, dimana dalam model terdapat

variabel bebas (X) dan variabel tak bebas (Y). Regresi linier yaitu menentukan satu

persamaan dan garis yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan

variabel tak bebas yang merupakan persamaan penduga yang berguna untuk menaksir

dan meramalkan variabel tak bebas. Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara

beberapa variabel, analisis ini terdiri dari dua bentuk, yaitu :


(20)

2. Analisis regresi berganda

Analisis regresi linier sederhana merupakan hubungan antara dua variabel

yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel tak bebas (dependent

variable). Sedangkan analisis regresi berganda merupakan hubungan antara tiga variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya dua variabel bebas dan satu variabel tak

bebas.

Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan

hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal

dengan variabel bebas tunggal. Variabel tak bebas adalah variabel yang nilainya selalu

dipengaruhi oleh variabel bebas, sehingga disebut variabel terikat. Sedangkan variabel

bebas adalah variabel yang nilainya tidak bergantung dengan variabel lain. Varibel tak

bebas biasanya dinotasikan dengan Y dan variabel bebas dinotasikan dengan X.

Analisis regresi linier sederhana hanya ada satu peubah X yang dihubungkan

dengan satu peubah tak bebas Y. Model matematis dalam menjelaskan hubungan

antara variabel dalam analisis regresi menggunakan persamaan regresi. Persamaan

regresi digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel tak bebas yang disebut

persamaan regresi estimasi. Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana yang

menunjukkan hubungan antara dua variabel , yaitu variabel bebas yang dinotasikan

dengan X dan variabel tak bebas yang dinotasikan dengan Y adalah :

i i

i X


(21)

Keterangan :

i

Y adalah variabel tak bebas ke-i

i

X adalah variabel bebas ke-i

0

β adalah intersep Y dari garis, yaitu titik dimana garis itu memotong sumbu Y 1

β adalah kemiringan garis i

ε adalah nilai kesalahan (error) pada pengamatan ke-i i = 1,2, … , n

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah analisis regresi yang melibatkan hubungan dari

dua atau lebih variabel bebas. Ada kalanya persamaan regresi dalam menganalisis

hubungan antara variabel tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor atau peubah bebas,

tapi dapat pula dipengaruhi oleh dua atau lebih faktor yang mempengaruhinya. Maka

regresi linier yang mengandung lebih dari satu peubah bebas digunakan regresi linier

berganda.

Analisis regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier

sederhana, hanya saja pada regresi berganda variabel penduga (variabel bebas) lebih

dari satu variabel. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur

intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat perkiraan nilai Y

(variabel terikat) terhadap nilai X (variabel bebas). Secara umum bentuk persamaan

regresi linier berganda adalah :


(22)

Keterangan :

i = 1,2, ….,n

Yi adalah pengamatan ke-i pada variabel tak bebas

Xki adalah pengamatan ke-i pada variabel bebas

β0 adalah parameter intersip

β1, β2, …,βk adalah parameter koefisien regresi variabel bebas

εi adalah pengamatan ke-i pada variabel kesalahan

Model diatas merupakan model persamaan regresi untuk populasi,

sedangkan apabila kita hanya menarik sebagian (berupa sampel) dari populasi secara

acak dan mengetahui regresi populasi sehingga model regresi populasi perlu diduga

berdasarkan regresi sampel sebagai berikut :

ki k i

i

i b b X b X b X

Y = 0+ 1 1 + 2 2 +...+ (2.3)

Keterangan :

Y adalah variabel tak bebas

X adalah variabel bebas

b0, b1, … ,bk adalah koefisien regresi


(23)

Tabel 2.1 Bentuk Umum Data Observasi Nomor Observasi Respon (Yi) Variabel bebas

X1i X2i Xki

1 2 . . . n Y1 Y2 . . . Yn X1i X12 . . . X1n X2i X22 . . . X2n … … . . . … Xk1 Xk2 . . . Xkn

= n

i1

=

n

i i Y

1

=

n i i X 1 1

= n i i X 1

2 …

= n i kn X 1

2.3Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam regresi linier berganda, variabel tak bebas (Y) tergantung kepada dua atau lebih

variabel bebas (X). Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yang mencakup

dua atau lebih variabel, yaitu :

Y = b0 + b1X1i + b2X2i + … + bkXki + εi (2.4)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model regresi linier berganda

dengan empat variabel, yaitu satu variabel tak bebas (dependent variable) dan tiga

variabel bebas (independent variable). Bentuk umum persamaan regresi linier

berganda tersebut adalah sebagai berikut :

Y = b0 + b1X1i + b2X2i + b3X3i + εi (2.5)

Keterangan :


(24)

n adalah ukuran sampel

εi adalah variabel kesalahan

Untuk rumus di atas, kita harus menyelesaikannya dengan empat persamaan

dengan empat variabel yang berbentuk :

= n i i Y

1

=

=

=

+ + + = n i n i n i i i

i b X b X

X b nb

1 1 1

3 3 2 2 1 1

0 (2.6)

= n i i iY X 1 1

1

= = = = + + + = n i n i n i n i i i i i i

i b X b X X b X X

X b

1 1 1 1

3 1 3 2 1 2 2 1 1 1

0 (2.7)

= n i i iY X 1 2

2

= = = = + + + = n i n i n i n i i i i i i

i b X X b X b X X

X b

1 1 1 1

3 2 3 2 2 2 2 1 1 2

0 (2.8)

= n i i iY X 1 3

3

= = = = + + + = n i n i n i n i i i i i i

i b X X b X X b X

X b

1 1 1 1

2 3 3 3 2 2 3 1 1 3

0 (2.9)

dengan b1,b2,b3 adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan.

2.4Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda perlu dilakukan karena untuk mengetahui apakah

sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel

tak bebas. Pada dasarnya pengujian hipotesa tentang parameter koefisien regresi

secara keseluruhan atau pengujian persamaan regresi menggunakan statistik F yang

dirumuskan sebagai berikut :

(

− −1

)

= k n JK k JK F res reg hit dengan :


(25)

V1 = k dan V2 = n - k -1

JKreg = Jumlah kuadrat regresi =

= = + + + n i n i ki i k i i i

ix b yx b yx

y b 1 1 2 2 1 1 ... i i i k ki ki i i i

i X X x X X x X X y Y Y

x1 = 11 , 2 = 22 ... = − , = − dengan derajat kebebasan (dk) = k

JKres = Jumlah kuadrat residu (sisa) =

(

)

= − n i i i Y Y 1 2 ˆ

dengan derajat kebebasan (dk) = (n-k-1)

Persamaan penduganya adalah :

k kX b X b X b b

Yˆ= 0+ 1 1+ 2 2 +...+

Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesis ini adalah

sebagai berikut :

1. Ho : β0 = β1 = … = βk = 0

H1 : minimal satu parameter koefisien regresi yang ≠ 0 2. Pilih taraf nyata α yang diinginkan

3. Hitung statistik Fhit dengan menggunakan salah satu dari formula di atas

4. Keputusan : H0 ditolak jika Fhit > Ftabel ; k ; n – k – 1

H0 diterima jika Fhit < Ftabel ; k ; n – k – 1

di mana b0, b1, …, bk merupakan penduga bagi parameter β0, β1, … , βk dengan keputusan : H0 ditolak jika Fhit > Ftabel ; k ; n – k – 1


(26)

2.5Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier

berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi

keragaman total dalam variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan

oleh variabel-variabel (X) yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda

secara bersama-sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus :

tot reg JK JK R2 =

Keterangan :

JKreg = Jumlah kuadrat regresi = 1 1 1 2 1 2

1 1 1

...

n n n

i i i k ki ki

i i i

b Y X b Y X b Y X

= = =

+ + +

Y Y y X X x X X x X X

x1i = 1i1 , 2i = 2i2 ... ki = kik , i = i

tot

JK = jumlah kuadrat total =

(

)

= =

− =

n

i

n

i

i i

i Y Y

y

1 1

2 2

Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan

masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang

dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (bersifat

nyata).

2.6Koefisien Korelasi

Untuk mencari korelasi antara variabel Y dengan variabel X, dapat


(27)

              −               −             − =

= = = = = = = n i n i i i n i n i i i n i n i i n i i i i Y Y n X X n Y X Y X n r 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 1

Sedangkan untuk menghitung korelasi antara variabel tak bebas dengan tiga

buah variabel bebas adalah :

1. Koefisien korelasi antara Y dengan X1

              −               −             − =

= = = = = = = n i n i i i n i n i i i n i n i i n i i i i Y Y n X X n Y X Y X n r 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1

1 1 1

1 1

2. Koefisien korelasi antara Y dengan X2

              −               −             − =

= = = = = = = n i n i i i n i n i i i n i n i i n i i i i Y Y n X X n Y X Y X n r 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2

1 1 1

2 2

3. Koefisien korelasi antara Y dengan X3

              −               −             − =

= = = = = = = n i n i i i n i n i i i n i n i i n i i i i Y Y n X X n Y X Y X n r 1 2 1 2 1 2 1 3 2 3

1 1 1

3 3

Untuk lebih memudahkan mengetahui bagaimana sebenarnya derajat

keeratan antara variabel-variabel tersebut, dapat dilihat pada rumus berikut :

-1,00 ≤ r ≤ -0,80 berarti korelasi kuat -0,79 ≤ r ≤ -0,50 berarti korelasi sedang -0,49 ≤ r ≤ 0,49 berarti korelasi lemah


(28)

0,50 ≤ r ≤ 0,79 berarti korelasi sedang 0,80 ≤ r ≤ 1,00 berarti korelasi kuat

Analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan derajat hubungan antar

dua variabel. Derajat hubungan antara dua variabel disebut korelasi sederhana

sedangkan derajat yang berkaitan dengan tiga atau lebih variabel disebut sebagai


(29)

BAB 3

SEJARAH DAN STRUKTUR BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara merupakan lembaga

pemerintahan vertikal atau non departemen yang berada dibawah dan bertanggung

jawab langsung kepada presiden.

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh Direktur

Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directur Van Land Bouw Nijeverheid En

Handel), dan kedudukan di bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan

mempublikasikan data statistik. Pada bulan Maret 1923, Dibentuk suatu komisi untuk

statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut

diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin

untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia.

Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan

nama Central Kantor Voor De Statistiek (CKS) atau Kantor Statistik dan


(30)

statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en

Accijnsen (IUA) yanmg sekarang disebut kantor Bea Cukai.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan juni 1944 pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik

yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa

ini CKS diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana

kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik

Indonesia). Tahun 1946, Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai

sekuens dari Perjanjian Linggar Jati. Sementara ini pemerintah Belanda (NICA) di

Jakarta mengaktifkan kembali CKS.

Berdasarkan surat edaran kementerian Kemakmuran tanggal 12 juli 1950

Nomor:219/S.C,KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Puast Statistik (KPS)

dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kemakmuran. Dengan

surat Menteri Perekonomian tanggal 1 maret 1952 Nomor : P/44, lembaga KPS berada

dibawah dan bertanggung jawab Menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan


(31)

menjadi 2 bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian

penyelenggara Tata Usaha yang disebut Afdeling B.

Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :131 Tahun 1957,

Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan

Kementerian Perindustrian. Untuk selanjutnya Presiden Republik Indonesia Nomor

:172 Tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat

Statistik (BPS) dan urusan statistik semula menjadi tanggung jawab dan wewenang

berada di bawah Perdana Menteri.

3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang

Pada pemerintah Orde Baru khususnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan

evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap,

tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenaran organisasi Biro Pusat

Statistik. Dalam masa Orde Baru ini Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengalami

empat (4) kali perubahan struktur organisasi :

1. Peraturan pemerintah Nomor : 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat

Statistik.

2. Peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat

Statistik.

3. Peraturan pemerintah Nomor : 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas,

fungsi,susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.


(32)

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :86 tahun 1998 tentang Badan

Pusat Statistik.

6. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor :100 Tahun 1998 tentang

organisasi dan tenaga kerja Badan Pusat Statistik.

7. Peraturan Pemerintah Nomor : 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik.

Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 16 tahun 1968

yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980

peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti

peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan

Badan Pusat Statistik (BPS) dengan nama kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten

atau Kotamadya terdapat cabang perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS).

Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti

undang – undang Nomor : 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 juni

1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 86 tahun 1998

ditetapkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur tata kerja dan struktur Organisasi

Badan Pusat Statistik yang baru.

3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

3.2.1 Visi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik memnpunyai visi menjadikan informasi statistic sebagai tulang

punggung informasi pembangunan Nasional dan Regional, didukung sumber daya


(33)

3.2.2 Misi Badan Pusat Statistik

Dalam penunjangan Pembangunan Nasional Badan Pusat Statistik mengembangkan

misi mengarahkan pembangunan statistk pada penyajian dan statistic yang bermutu

dan handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan

kegunaan dan statistic dan pengembangan ilmu pengetahuan statistic.

3.3 Tugas Badan Pusat Statistik

Menurut Kepustakaan Presiden RI No. 6 Tahun 1992 tugas Badan Pusat Statistik

adalah :

1. Melakukan kegiatan statistik yang ditugaskan kepadanya oleh Pemerintah, antara

lain dibidang pertanian, agrarian, pertambangan, perindustrian, perhubungan,

perdagangan, kependudukan, social, ketenagakerjaan, keuangan, Pendapatan

Nasional, Pendidikan, dan keagamaan.

2. Atas nama Pemerintah melaksanakan koordinasi dilapangan kegiatan statistic dari

segenap instansi pemerintah baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan

mencegah dilakukannya perkerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi,

memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi, ukuran-ukuran.

3. Mengadakan segala daya upaya agar masyarkat menyadari akan tujuan dan


(34)

3.3.1 Fungsi Badan Pusat Statistik

Menurut Kepustakaan Presiden RI No. 6 Tahun 1992 Badan Pusat Statistik

menyelenggarakan fungsi yaitu :

1. Perumusan kebijaksanaan perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian data

dan analisis dibidang statistic produksi dan kependudukan serta bidang statistic

ditribusi dan neraca Nasional.

2. Pembinaan dan pelaksanaan koordinasi kegiatan statistic, dengan Departemen dan

Instansi lainnya dlam mengembangkan berbagai jenis statistic yang diperlukan

serta pelaksanaan kerja sam di bidang statistic dengan lembaga/ organisasi lain

baik dlam maupun diluar negeri.

3. Penyajian data kepada Pemerintah dan masyarakat dari hasil kegiatan statistic

produksi dan kependudukan serta statistic distribusi dan neraca nasional secara

berkala baik dari hasil penelitian sendiri maupun dari data sekunder.

4. Penyebarluasan statistic melalui berbagai cara baik langsung maupun tidak

langsung.

5. Pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan,

pengendalian serta memberikan pelayanan administrasi dilingkungan BPS.

3.3.2 Landasan Hukum dan Operasional Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan oleh

Pemerintah dilandasi ketentuan perundang-undangan baik yang mengatur

kelembagaan maupun kegiatan teknis operasional, utamanya yaitu:


(35)

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik

3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi Badan Pusat

Statistik.

4. Keputusan Presiden Nomor 8 tahun 1978 tentang Sekretariat Negara

5. Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 1992 tentang kedudukan, Tuga, Fungsi,

Susunan Organisasi, dan Tata Kerja BPS.

6. Keputusan Presiden Nomor 44 tahun 1993 tentang Kedudukan, Tugas Pokok,

fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Mentri Negara.

7. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistika Nomor 28 dan 29 Tahun 1993 tentang

Organisasi BPS.

8. Keputusan Kepala BPS Nomor 055 Tahun 1994 Tentang rencana Pembangunan 5

Tahun BPS.

3.3.3 Program pengembangan Statistik

Untuk mewujudkan pembangunan Statistik, Badan Pusat Statistik membagi ke dalam

empat pokok, yaitu:

1. Program penyempurnaan dan pengembangan statistic

2. Program penyempurnaan system informasi

3. Program pendidikan dan pelatihan aparatur Negara


(36)

3.4 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan

kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu

dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur

organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetepkan.

Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para

pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS)

adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur

spesialisasi kerja, standarlisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam

pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan

ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat

Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah :

1. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai

departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.

2. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi

manajemen.

3. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati


(37)

Adapun bagan atau struktur organisasi Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi

Sumatera Utara adalah Sebagaimana dalam lampiran, organisasi Kantor Badan Pusat

Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala

Kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :

1. Sub Bagian Urusan Dalam

2. Sub Bagian Perlengkapan

3. Sub Bagian Keuangan

4. Sub Bagian Kepegawaian

5. Sub Bagian Bina Potensi / Bina Program

Sedangkan Bidang Penunjang Statistk terdiri dari lima (5) bidang yaitu :

1. Bidang Statistik Produksi

Bidang statistik produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik

pertanian, industri, konstruksi pertambangan dan energi.

2. Bidang Statistik Distrubusi

Bidang statistik ditribuisi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik

konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta

niaga dan jasa.

3. Bidang Statistik Sosial

Bidang statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan

demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistik kesejahteraan.

4. Bidang Itegrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS)

Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan


(38)

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Mempunyai tugas untuk penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi, dan


(39)

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Data yang Dianalisis

Pada dasarnya data merupakan alat bagi pengambilan keputusan untuk dasar pembuatan keputusan-keputusan atau untuk memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik. Salah satu kegunaan dari data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan atau permasalahan.

Data yang akan diolah dalam tugas akhir ini merupakan data sekunder yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dalam rentang waktu dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2006.


(40)

Tabel 4.1 Volume Ekspor, Nilai FOB, Produksi Perkebunan Karet Rakyat dan Total Produksi Perkebunan Karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV

Tahun

Volume Ekspor (Ribu Ton)

Nilai FOB (Ribu US$)

Produksi Perkebunan Karet

Rakyat (Ribu Ton)

Total Produksi Perkebunan PTPN

II, PTPN III dan PTPN IV (Ribu Ton)

1997 550,661 589,411 183,670 37,468

1998 603,967 411,393 191,960 36,529

1999 533,760 314,985 261,127 37,132

2000 500,113 323,850 233,191 37,072

2001 570,145 306,521 235,317 38,601

2002 526,555 364,476 235,317 40,686

2003 526,809 472,233 227,321 41,470

2004 645,470 754,167 197,915 40,360

2005 665,354 875,225 211,081 44,315

2006 696,762 1319,260 220,633 -

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk mencari persamaan regresi, terlebih dahulu dihitung koefisien-koefisien regresinya dengan mencari penggandaan suatu variabel dengan variabel yang lain. Harga-harga yang diperlukan untuk mencari persamaan regresi berganda dapat dilihat dalam tabel berikut :


(41)

(42)

Keterangan :

Yi = Volume ekspor

X1i = Nilai Free of Broad (FOB) X2i = Produksi perkebunan karet rakyat

X3i = Total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV

Dari tabel 4.2 diperoleh harga-harga sebagai berikut :

n = 10

= n i i iY X 1

1 = 3506912,97

= n i i Y 1

= 5819,596

= n i i iY X 1

2 = 1272825,78

= n i i X 1

1 = 5731,521

= n i i iY X 1

3 = 201868,93

= n i i X 1

2 = 2197,532

= n i i iX X 1 2

1 = 1235320,21

= n i i X 1

3 = 353,633

= n i i iX X 1 3

1 = 176281,98

= n i i Y 1 2

= 3427674,39

= n i i iX X 1 3

2 = 77661,36

= n i i X 1 2

1 = 4245779,40

= n i i X 1 2

2 = 487976,14

= n i i X 1 2


(43)

Dari data diatas diperoleh persamaan :

= n i i Y

1

=

=

=

+ + + = n i n i n i i i

i b X b X

X b n b

1 1 1

3 3 2 2 1 1

0 (2.6)

= n i i iY X 1

1

= = = = + + + = n i n i n i n i i i i i i

i b X b X X b X X

X b

1 1 1 1

3 1 3 2 1 2 2 1 1 1

0 (2.7)

= n i i iY X 1

2

= = = = + + + = n i n i n i n i i i i i i

i b X X b X b X X

X b

1 1 1 1

3 2 3 2 2 2 2 1 1 2

0 (2.8)

= n i i iY X 1

3

= = = = + + + = n i n i n i n i i i i i i

i b X X b X X b X

X b

1 1 1 1

2 3 3 3 2 2 3 1 1 3

0 (2.9)

Dapat kita subtitusikan harga-harga yang bersesuaian, sehingga diperoleh persamaan : 5819,596 = 10 b0 + 5731,521 b1 + 2197,532 b2 + 353,633 b3 3506912,97 = 5731,521 b0 + 4245779,40 b1 + 1235320,21 b2 + 176281,98 b3 1272825,78 = 2197,532 b0 + 1235320,21 b1 + 487976,14 b2 + 77661,36 b3 201868,93 = 353,633 b0 + 176281,98 b1 + 77661,36 b2 + 13949,23 b3

Setelah persamaan diatas diselesaikan, maka diperoleh koefisien-koefisien regresi linier berganda sebagai berikut :

b0 = 497,067 b1 = 0,195 b2 = -0,255 b3 = 0,831

Sehingga diperoleh persamaan regresinya adalah :

i i

i

i b b X b X b X Yˆ = 0+ 1 1 + 2 2 + 3 3

i i

i

i X X X


(44)

4.3 Analisis Residu

Untuk menghitung kekeliruan baku taksiran diperlukan harga-harga Yˆ yang diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk tiap harga X1, X2, X3. harga-harga yang diperlukan untuk menghitung kekeliruan baku taksiran dapat dilihat dalam tabel berikut :


(45)

(46)

Maka kesalahan bakunya dapat dihitung dengan rumus :

(

)

1 ˆ 1 2 123 . − =

= k n Y Y S n i i i y Keterangan :

k = 3, n = 10 dan

(

)

= − n i i i Y Y 1 2

ˆ = 9237,416258

sehingga : 1 3 10 416258 , 9237 123 . = y S 6 416258 , 9237 123 . = y S 5694 , 1539 123 . = y S 237 , 39 123 . = y S

Ini berarti bahwa rata-rata volume ekspor karet Sumatera Utara yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata volume ekspor karet Sumatera Utara yang diperkirakan sebesar 39,236 pengeksporan.

4.4 Koefisien Determinasi

Dari tabel 4.3 dapat dilihat JKtot =

(

)

40904,63

1 2

= = − n i i i Y Y , reg

JK =

= = = + + n i n i n i i i i i i

iy b x y b x y x

b

1 1 1

3 3 2 2 1 1


(47)

(

0,831

)(

−3931,19

)

+

reg

JK = 31698,55

Maka dengan rumus

tot reg JK JK

R2 = diperoleh koefisien determinasi :

63 , 40904

55 , 31698

2 =

R

7749 , 0

2 =

R

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,7749 berarti sekitar 77,49% volume ekspor karet Sumatera Utara dipengaruhi oleh nilai free of broad (nilai FOB), produksi perkebunan karet rakyat dan total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV, sedangkan 22,51% dipengaruhi oleh faktor lain.

4.5 Pengujian Regresi Linier Ganda

Perumusan hipotesis : H0 : β1 = β2 = β3

H0 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang ≠ nol. dengan :

Tolak H0 jika Fhit > Ftab Terima H0 jika Fhit< Ftab


(48)

Y Y y X X x X X x X X

x1i = 1i1, 2i = 2i2 ... ki = kik , i= i− dimana dalam perhitungan diperlukan harga-harga yang terdapat dalam tabel berikut :


(49)

(50)

Sebelum regresi yang diproleh digunakan dalam membuat kesimpulan, terlebih dahulu perlu diperiksa kelinieran dan keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis.

Menguji keberartian regresi linier ganda ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah regresi (berbentuk linier) yang didapat berdasarkan penelitian, ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan peubah. Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat yakni jumlah kuadrat regresi yang dinotasikan dengan JKreg dan jumlah kuadrat sisa yang dinotasikan dengan JKres.

Jumlah kuadrat regresi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

reg

JK =

= = = + + n i n i n i i i i i i

iy b x y b x y x

b

1 1 1

3 3 2 2 1 1 reg

JK = 31698,55

Jumlah kuadrat sisa dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

res

JK =

(

)

= − n i i i Y Y 1 2 ˆ

= 9237,416 Jadi Fhit dapat diperoleh :

F =

(

nk−1

)

JK k JK res reg = 1 3 10 416 , 9237 3 55 , 31698 − −


(51)

Berdasarkan data diatas kita dapat mengetahui harga Ftab dari tabel distribusi F dengan dk pembilang = 3, dk penyebut = 6 dan α = 0,05 yakni Ftab = 4,76 . Karena Fhit lebih besar dari Ftab, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa persamaan regresi linier ganda Y terhadap X1, X3, X3 bersifat nyata atau ini juga berarti bahwa nilai free of broad (nilai FOB), produksi perkebunan karet rakyat dan total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV secara bersama-sama mempengaruhi volume ekspor karet Sumatera Utara ke luar negeri.

4.6 Perhitungan Korelasi Antara Variabel X dan Y

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel tak bebas terhadap variabel bebas, dapat dilihat dari persamaan korelasinya sebagai berikut :

1. Koefisien korelasi antara volume ekspor karet Sumatera Utara dengan nilai free of broad (nilai FOB).

1

y

r =

              −               −             −

= = = = = = = n i n i i i n i n i i i n i n i i n i i i i Y Y n X X n Y X Y X n 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1

1 1 1

1 1

=

( ) (

) (

) (

)

( ) (

) (

)

{

2

}

{

( ) (

) (

)

2

}

596 , 5819 39 , 3427674 10 521 , 5731 4 , 4245779 10 596 , 5819 521 , 5731 97 , 3506912 10 − − − =

{

42457794 32850332,97

}{

34276743,9 33867697,6

}

69 , 33355136 7 , 35069129 − − − =

(

9607461,03

)(

409046,3

)

01 , 1713993 = 63 , 1982396 01 , 1713993


(52)

1

y

r = 0,865

Hasil diatas menunjukkan adanya korelasi kuat dengan arah yang tidak berlawanan antara volume ekspor karet Sumatera Utara dengan total produksi perkebunan karet rakyat.

2. Koefisien korelasi antara volume ekspor karet Sumatera Utara dengan produksi perkebunan karet rakyat.

2

y

r =

              −               −             −

= = = = = = = n i n i i i n i n i i i n i n i i n i i i i Y Y n X X n Y X Y X n 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2

1 1 1

2 2

=

( )(

) (

)(

)

( )(

) (

)

{

2

}

{

( )(

) (

)

2

}

596 , 5819 39 , 3427674 10 532 , 2197 14 , 487976 10 596 , 5819 532 , 2197 78 , 1272825 10 − − − =

(

4879761,4 4829146,89

)(

34276743,9

)(

33867697,6

)

44 , 12788748 8 , 12728257 − − =

(

50614,51

)(

409046,3

)

64 , 60490 − = 8 2070331293 64 , 60488 − = 73 , 143887 64 , 60488 − 2 y

r = −0,42

Hasil diatas menunjukkan adanya korelasi lemah dengan arah yang berlawanan antara volume ekspor karet Sumatera Utara dengan total produksi perkebunan karet rakyat.


(53)

3. Koefisien korelasi antara volume ekspor karet Sumatera Utara dengan total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV.

3

y

r =

              −               −             −

= = = = = = = n i n i i i n i n i i i n i n i i n i i i i Y Y n X X n Y X Y X n 1 2 1 2 1 2 1 3 2 3

1 1 1

3 3

=

( )(

) (

)(

)

( )(

) (

)

{

2

}

{

( )(

) (

)

2

}

596 , 5819 39 , 3427674 10 633 , 353 23 , 13949 10 596 , 5819 633 , 353 93 , 201868 10 − − − =

(

) (

)

{

139492,3 125056.3

} (

{

34276743,9

) (

33867698

)

}

2058001 2018689 − − − =

(

14436

)(

409046,3

)

39312 − = 94 , 76843 39312 − 3 y

r = - 0,51

Hasil diatas menunjukkan adanya korelasi sedang dengan arah yang berlawanan antara volume ekspor karet Sumatera Utara dengan total produksi perkebunan karet PTPN II, PTPN III dan PTPN IV.


(54)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Perkenalan SPSS

SPSS pada awalnya adalah singkatan dari Statistical Program for Social Science merupakan suatu paket program software statistika yang ditujikan untuk analisis data ilu sosial. SPSS pertama kali dibuat pada tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanford University, dan dioperasikan pada komputer mainframe, seiring dengan pengembangan software ini, SPSS sudah mampu memproses data statistik pada berbagai bidang ilmu sosial baik non-ilmu sosial, sehingga SPSS diubah kepanjangan menjadi Statistical Product and Service Solution. Sekitar tahun 1984, SPSS/PC+ diluncurkan pertama sekali. SPSS ini ini sudah dapat dioperasikan dalam PC, namun hanya dapat diopersikan dalam sistem DOS ( Disk Operating System ). Software ini dapat dioperasikan dalam sistem windows sejak SPSS versi 5.0 dikelurkan yaitu sekitar tahun 1992.

SPSS memiliki beberapa fasilitas dengan kemampuan analisis yang cukup handal. Dalam kemampuannya menggunakan tipe file data, sungguh tidak diragukan. SPSS dapat membaca file data yang dibuat dengan aplikasi spreadsheet, misalnya, Excel, Lotus 1-2-3, file data base dan file teks ASCII. Dalam mempermudah pengoperasiaannya. SPSS menyediakan fasilitas kotak dialog antarmuka (dialog box


(55)

interface) yang terdapat dalam menu pull down. Dengan fasilitas ini, memungkinkan pengguna untuk tidak menuliskan perintah (command) yang dikehendaki.

5.2 Pengoperasian SPSS 15.0

Secara umum ada tiga tahapan yang harus dilaukan dalam mengoperasikan SPSS 15.0 supaya hasil yang diperoleh berdayaguna yaitu : tahap penyiapan data yaitu mencakup pemasukan data, penyuntingan data dan penyimpanan data, tahap proses analisis data dan tahap analisis data.

Langkah-langkah pengoperasian SPSS 15.0 secara umum :

1. Aktifkan SPSS for windows, klik ganda pada icon SPSS 15.0 pada dekstop atau melalui menu start.


(56)

2. Setelah diaktifkan maka tampilan SPSS 15.0 for windows akan terlihat

3. Lakukan proses pemasukan data, dimana data disesuaikan sesuai format atau jenis data pada variabel view.


(57)

4. kemudian klik pada icon data view pada jendela yang aktif, untuk mengentri data sesungguhnya.

5.3 Analisis data dengan SPSS 15.0

Proses pemasukan data dalam tahap penyiapan data dalam bidang SPSS adalah hal yang paling mendasar, karena jika proses pemasukan data tidak berjalan dengan baik maka analisis tidak dapat dijalankan. Adapun langkah-langkah dalam analisis data dengan SPSS adalah sebagai berikut :


(58)

1. Klik menu analyze pada tampilan jendela editor SPSS 15.0, pilih regression kemudian arahkan panah kekanan kemudian pilih linear.

2. Kemudian muncul jendela editor linear regression, kemudian masukkan data sesuai dengan fungsinya masing-masing.


(59)

3. Klik menu Plots, kemudian pilih ZPRED ke kolom X kemudian ZRESID ke kolom Y.

4. Pilih pada bagian standardized residuals plots, kemudian klik pada kolom Histogram dan Normal probability plot.

5 Mengolah Data dengan Persamaan Korelasi.


(60)

a. Buka data SPSS yang sudah disimpan yang akan dianalisis, lalau dari menu toolbar SPSS dalam worksheet data view pilih Analize, pilih sub menu Corelate lalu pilih Bivariate seperti gambar berikut :

b. Pada kotak bivariate correlations akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji. Pindahkan. Kemudian aktifkan pearson, two tailed, dan flag significant correlations lalu klik OK seperti terlihat dalam tampilan berikut ini:


(61)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdaarkan hasil analisis data volume ekspor karet Sumatera Utara dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yakni nilai free of broad (FOB), produksi perkebunan karet rakyat dan total produksi PTPN II, PTPN III dan PTPN IV dari Badan Pusat Statistik maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Ketiga variabel bebas yakni nilai free of broad (FOB), produksi perkebunan karet rakyat dan total produksi PTPN II, PTPN III dan PTPN IV mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volme ekpor karet Sumatera Utara.

2. Persamaan penduga yang didapat dari hasil pembahasan adalah

3 2

1 0,255385 0,8307429

0,1948003 497,053

ˆ X X X

Y= + − + , dimana ketiga variabel

memiliki nilai positif, dapat diartikan bahwa ketika variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y juga mengalami kenaikan.

3. Nilai koefisien determinasi adalah 0,774, dapat diartikan bahwa volume ekspor karet Sumatera Utara 77,4% dipengaruhi oleh nilai free of broad (FOB), produksi perkebunan karet rakyat dan total produksi PTPN II, PTPN III dan PTPN IV 77,4 % sedangkan 22,6 % lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain lainnya.


(62)

6.2 Saran

1. Melihat perbedaan korelai ketiga faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet Sumatera Utara tidak begitu jauh dengan kemungkinan faktor lain, maka pihak pemerintah perlu melakukan evaluasi untuk menganalisa faktor lain yang lebih mendukung untuk meningkatkan volume ekspor karet Sumatera Utara.

2. Pemerintah sebaiknya melakukan kerja sama dengan pihak petani karet melalui memberikan penyuluhan tentang bagaimana cara berusaha perkebunan karet yang baik sehingga hasil produksi karet yang dihasilkan semakin meningkat dan kualitas karet yang dihasilkan menjadi lebih baik.

3. Pemerintah sebaiknya mengembangkan industri-industri pengolahan karet agar karet yang diekspor tidak lagi dalam bentuk gelondongan dengan kualitas rendah tetapi sudah dalam bentuk yang lebih baik sehingga harga karet yang diekspor pun semakin meningkat yang akhirnya dapat meningkatkan devisa daerah.


(63)

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: Rieka Cipta. Sulaiman, W. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh dan Pemecahannya.

Yogyakarta: ANDI.

Sugianto, M. dan Community, S. (eds.). 2007. 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15. Jakarta: ANDI.


(1)

1. Klik menu analyze pada tampilan jendela editor SPSS 15.0, pilih regression kemudian arahkan panah kekanan kemudian pilih linear.

2. Kemudian muncul jendela editor linear regression, kemudian masukkan data sesuai dengan fungsinya masing-masing.


(2)

3. Klik menu Plots, kemudian pilih ZPRED ke kolom X kemudian ZRESID ke kolom Y.

4. Pilih pada bagian standardized residuals plots, kemudian klik pada kolom Histogram dan Normal probability plot.

5 Mengolah Data dengan Persamaan Korelasi.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk pengerjaan ini adalah sebagai berikut:


(3)

a. Buka data SPSS yang sudah disimpan yang akan dianalisis, lalau dari menu toolbar SPSS dalam worksheet data view pilih Analize, pilih sub menu Corelate lalu pilih Bivariate seperti gambar berikut :

b. Pada kotak bivariate correlations akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji. Pindahkan. Kemudian aktifkan pearson, two tailed, dan flag significant correlations lalu klik OK seperti terlihat dalam tampilan berikut ini:


(4)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdaarkan hasil analisis data volume ekspor karet Sumatera Utara dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yakni nilai free of broad (FOB), produksi perkebunan

karet rakyat dan total produksi PTPN II, PTPN III dan PTPN IV dari Badan Pusat Statistik maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Ketiga variabel bebas yakni nilai free of broad (FOB), produksi perkebunan karet

rakyat dan total produksi PTPN II, PTPN III dan PTPN IV mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volme ekpor karet Sumatera Utara.

2. Persamaan penduga yang didapat dari hasil pembahasan adalah

3 2

1 0,255385 0,8307429 0,1948003

497,053

ˆ X X X

Y= + − + , dimana ketiga variabel

memiliki nilai positif, dapat diartikan bahwa ketika variabel X mengalami

kenaikan maka variabel Y juga mengalami kenaikan.

3. Nilai koefisien determinasi adalah 0,774, dapat diartikan bahwa volume ekspor karet Sumatera Utara 77,4% dipengaruhi oleh nilai free of broad (FOB), produksi

perkebunan karet rakyat dan total produksi PTPN II, PTPN III dan PTPN IV 77,4 % sedangkan 22,6 % lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain lainnya.


(5)

6.2 Saran

1. Melihat perbedaan korelai ketiga faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet Sumatera Utara tidak begitu jauh dengan kemungkinan faktor lain, maka pihak pemerintah perlu melakukan evaluasi untuk menganalisa faktor lain yang lebih mendukung untuk meningkatkan volume ekspor karet Sumatera Utara.

2. Pemerintah sebaiknya melakukan kerja sama dengan pihak petani karet melalui memberikan penyuluhan tentang bagaimana cara berusaha perkebunan karet yang baik sehingga hasil produksi karet yang dihasilkan semakin meningkat dan kualitas karet yang dihasilkan menjadi lebih baik.

3. Pemerintah sebaiknya mengembangkan industri-industri pengolahan karet agar karet yang diekspor tidak lagi dalam bentuk gelondongan dengan kualitas rendah tetapi sudah dalam bentuk yang lebih baik sehingga harga karet yang diekspor pun semakin meningkat yang akhirnya dapat meningkatkan devisa daerah.


(6)

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: Rieka Cipta. Sulaiman, W. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh dan Pemecahannya.

Yogyakarta: ANDI.

Sugianto, M. dan Community, S. (eds.). 2007. 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15.

Jakarta: ANDI.