Kerajaan Islam di Sulawesi Kerajaan Islam di Maluku

meninggalkan beberapa jejak sejarah yang dapat dilihat hingga kini, seperti wilayah Matraman di Jakarta dan sistem persawahan di Karawang .

2. Kerajaan Islam di Sumetera

a. Kesultanan Samudera Pasai dikenal juga dengan Samudera Pasai, atau Samudera Darussalam, merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera , kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe , Aceh Utara sekarang. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Malik al-Saleh , pada sekitar tahun 1267 dan berakhir dengan dikuasainya Pasai oleh Portugis pada tahun 1521 . Raja pertama bernama Malik as-Saleh, kemudian dilanjutkan pemerintahannya oleh Malik at-Thahir. Setelah mati, ia digantikan oleh Sultan Mahmmud Malik az-Zahir. b. Kesultanan Malaka merupakan kesultanan yang didirikan oleh Parameswara , seorang putera Sriwijaya yang melarikan diri dari perebutan Palembang oleh Majapahit . Pada 1402 , dia mendirikan sebuah ibu kota baru, Melaka yang terletak pada penyempitan Selat Malaka . Pada 1414, dia berganti menjadi seorang Muslim dan menjadi Sultan Malaka. Kesultanan ini berkembang pesat menjadi sebuah entrepot dan menjadi pelabuhan terpenting di Asia Tenggara pada abad ke-15 dan awal 16 . Kegemilangan yang dicapai oleh Kerajaan Melaka adalah daripada beberapa faktor yang penting. Diantaranya, Parameswara telah mengambil kesempatan untuk menjalinkan hubungan baik dengan negara Cina ketika Laksamana Yin Ching mengunjunginya. c. Kesultanan Aceh merupakan kerajaan yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Diawal pemerintahannya wilayah Kesultanan Aceh berkembang hingga mencakup Daya, Deli, Pedir, Pasai, dan Aru. Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah digantikan oleh putera sulungnya yang bernama Salahuddin, yang kemudian berkuasa hingga tahun 1537. Kemudian Salahuddin digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1568. Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda 1607 - 1636.

3. Kerajaan Islam di Sulawesi

a. Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang Sembilan Bendera, yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Masing-masing kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya adalah kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan sebutan kerajaan Makasar. Nama Makasar sebenarnya adalah ibukota dari kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota propinsi Sulawesi Selatan. b. Faktor-faktor penyebab Kerajaan Gowa Tallo berkembang menjadi pusat perdagangan, sebagai berikut: o Letaknya strategis yaitu sebagai penghubung pelayaran Malaka dan Jawa ke Maluku. o Letaknya di muara sungai, sehingga lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman berjalan dengan baik. o Di depan pelabuhan terdapat gugusan pulau kecil yang berguna untuk menahan gelombang dan angin, sehingga keamanan berlabuh di pelabuhan ini terjamin. o Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis mendorong para pedagang mencari daerah atau pelabuhan yang menjual belikan rempah-rempah. o Halauan politik Mataram sebagai kerajaan agraris ternyata kurang memperhatikan pemngembangan pelabuhan-pelabuhan di Jawa. Akibatnya dapat diambil alih oleh Makasar. o Kemahiran penduduk Makasar dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal besar jenis Phinisi dan Lambo.

4. Kerajaan Islam di Maluku

Kerajaan Ternate dan Tidore, sebelah barat pulau Halmahera. Kerajaan ini terletak di kepulauan Maluku, di wilayah ini terdapat dua persekutuan yaitu: a. Ulilima pulau Obi, Bacan, Seram,Ambon, Ternate pemimpinnya. b. Ulisiwa pulau Makyan, Jailolo, dansekitar Irian Barat yang di pimpin oleh Tidore. Kehidupan politik kerajaan Ternate dan Tidore, merupakan adanya Persaingan antar Ulilima dan Ulisiwa bersaing menguasai Maluku. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Ternate dan Tidore: a. Ternate-Tidore berkembang sebagai kerajaan Maritim. b. Penghasil komoditi perdagangan rempah-rempah. c. Kedatangan pedagang Ternate, Jawa, Melayu,pedagang Arab. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Ternate dan Tidore: a. Islam berkembang di Maluku, 2. Seni Bangunan Mesjid dan Istana Raja, 3. Agama Katolik juga berkembang, 4. Jumlah perahu kora-kora, 5. Keanekaragaman agama.

E. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Ke-1 2 x 40 menit