Kajian Evaluasi RPJMN 2010-2014 Bidang Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal
3
1.2 Maksud dan
Tujuan
Hasil dari evaluasi RPJMN 2010-2014 program pembangunan dan pengembangan kawasan khusus ini akan
menjadi umpan
balik dalam
penyusunan rencana
pembangunan 5 lima tahun berikutnya. Selain itu, bahan ini menjadi
alternatif rekomendasi
untuk meminimalisir
permasalahan dan perbaikan program pembangunan kawasan pada masa yang akan datang.
Tujuan dari kegiatan evaluasi kebijakan RPJMN 2010- 2014 ini adalah:
1. Identifikasi permasalahan yang dihadapi, pengumpulan
data dan informasi dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan kawasan.
2. Identifikasi konsistensi perencanaan pembangunan yang
terdapat dalam Renja KL, RKP, dan RPJMN 2010 – 2014.
3. Menilai kualitas hasil perencanaan dengan pelaksanaan
programkegiatan pembangunan kementerianlembaga dalam mendukung pembangunan kawasan di lapangan;
4. Melaksanakan rapat koordinasi, diskusi, dan melakukan
analisis terhadap
penyusunan perencanaan
dan pelaksanaan program pengembangan kawasan.
5. Merumuskan alternatif rekomendasi dan saran perbaikan
untuk penyusunan rencana program pembangunan dan pengembangan kawasan sebagai bahan masukan dalam
penyusunan perencanaan tahun berikutnya.
1.3 Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan kajian evaluasi RPJMN 2010- 2014 terdiri dari 5 lima bab, yang meliputi:
Bab I Pendahuluan
Bab II Metodologi
Bab III Evaluasi Capaian dan Kinerja Kelembagaan
RPJMN 2010-2014 Bidang Pembangunan Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal
Bab IV Evaluasi Kebijakan, Kinerja Pelaksanaan, dan
Studi Kasus Pengembangan Bidang Pembangunan Kawasan Khusus Dan Daerah Tertinggal
Bab V Penutup: Kesimpulan dan Rekomendasi
Kajian Evaluasi RPJMN 2010-2014 Bidang Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal
4
BAB 2 METODOLOGI
2.1 Metode
Pelaksanaan
Berdasarkan latar belakang, maksud, dan tujuan kajian evaluasi RPJMN 2010-2014 yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka
metode pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan tiga metode
pengumpulan data, yaitu: Desk study, Focus Group Discussions FGD, dan kuesioner atau panduan wawancara.
Desk study dilakukan pada tahap awal untuk mempelajari data, informasi, dan dokumen terkait dengan evaluasi pelaksanaan
pembangunan bidang Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal KKDT. Desk study terdiri dari:
Review pelaksanaan RPJMN 2010-2014 melalui berbagai
laporan Midterm Review RPJMN 2010-2014, Lampiran Pidato
Lampid Presiden,
Evaluasi Kinerja
Pembangunan.
Berbagai kajian terkait pembangunan bidang kawasan khusus dan daerah tertinggal, yang dilakukan Direktorat
Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal KKDT, kajian internal direktorat sektor di Bappenas maupun Mitra KL
seperti KPDT, BNPP, BNPB, BP-Batam, BP-Sabang.
Sementara Focus Group Discussion FGD dilakukan pada tahap awal maupun akhir dengan berbagai pihak Instansi Pusat,
Daerah, serta ahli dalam bidang pembangunan Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal. Tujuan FGD adalah untuk mengetahui
hasil pelaksanaan pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal pada periode RPJMN 2010-2014. Instrumen kuesioner
ataupun panduan wawancara digunakan di Pusat dan di Daerah untuk mengidentifikasi kendala pelaksanaan pembangunan
sektoral dan daerah di dalam pembangunan kawasan khusus dan
daerah tertinggal,
serta mendapatkan
masukan rekomendasi bentuk affirmative dalam pembangunan kawasan
khusus dan daerah tertinggal pada periode RPJMN 2015-2019 dimasa yang akan datang.
Kajian Evaluasi RPJMN 2010-2014 Bidang Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal
5
3
Metode ROCCIPI acapkali digunakan sebagai metode dalam kerangka penyusunan peraturan-perundangan. Namun, dalam konteks ini ROCCIPI digunakan sebagai alat bantu guidance untuk mengidentifikasi permasalahan
dalam bidang kawasan khusus dan daerah tertinggal. Metode ROCCIPI dikombinasikan dengan SWOT untuk merumuskan pemecahan masalah.
2.2 Tahap