PRINSIP PENYUSUNAN APBDes KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBDes

10. Penataan Strategi Penanggulangan Bencana; 11. Pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh; 12. Peningkatan aksesibilitas pelayanan pendidikan, penuntasan buta aksara dan putus sekolah; 13. Peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan, pemberdayaan perempuan dan KB; 14. Pengembangan Tata Kelola kepemerintahan yang mengedepankan prinsip-prinsip good governance. Sinkronisasi kebijakan Pemerintah Desa dengan Pemerintah Daerah harus merujuk 14 empat belas periritas pembangunan dalam RKPD Kabupaten Bima Tahun 2013 di atas, dan diwujudkan dalam bentuk RKPDes yang telah melalui proses perencanaan partisipatif bersama masyarakat yang disepakati bersama antara Pemerintah Desa dan BPD sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes Tahun Anggaran 2013.

II. PRINSIP PENYUSUNAN APBDes

Penyusunan APBDes Tahun Anggaran 2013 didasarkan prinsip sebagai berikut: 1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 2. Tepat waktu sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; 3. Transparan, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBDes; 4. Melibatkan partisipasi masyarakat; 5. Memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan; 6. Substansi APBDes tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi, dan peraturan daerah serta peraturan desa lainnya.

III. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBDes

Kebijakan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Desa dalam penyusunan APBDes Tahun Anggaran 2013 terkait dengan pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan desa adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Desa Pendapatan Desa yang dianggarkan dalam APBDes merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. a. Pendapatan Asli Desa PADes Penganggaran Pendapatan Desa yang bersumber dari PADes memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 dan realisasi penerimaan PADes tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait; 2 Tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha; dan 3 Dalam APBDes, PADesnya agar dirinci dan dijelaskan pencantumannya berdasarkan jenisobjek dari masing-masing hasil usaha desa atau pungutan desa. Jika berasal dari bagi hasil usaha dari BUMDes maka dicantumkan pada rekening Hasil Usaha Desa, dan jika bersumber dari usaha pungutan desa maka dirinci pencantumannya pada Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah dengan rekening Pungutan Desa. b. Dana Perimbangan Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan dalam APBDes Tahun Anggaran 2013, pencantumannya harus memperhatikan Surat Keputusan Bupati Bima tentang Penetapan Alokasi Dana Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa Tahun Anggran 2013. 8 c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana bagi hasil retribusi dan pajak dari pemerintah daerah serta pendapatan yang bersumber dari bantuan keuangan dari pemerintah daerah Kabupaten Bima, pencantumannya juga harus memperhatikan Surat Keputusan Bupati Bima tentang Penetapan Besaran Bagi Hasil Retribusi dan Pajak dari Pemerintah Daerah Tahun Anggran 2013. Demikian juga jika terdapat bantuan keuangan dari pemerintah pusatpropinsi, pencantumannya harus memperhatikan ketentuan peruturan-peraturan perundangan yang menyertainya. 2. Belanja Desa Belanja desa disusun secara berimbang antara penerimaan dan pengeluaran, dan penggunaan keuangan desa harus tetap konsiten dengan ketentuan penggunaan ADD yaitu 30 tiga puluh persen untuk mendukung operasional penyelenggaraan pemerintah desa dan penguatan peran lembaga pemerintah di desa, dan 70 tujuh puluh persen untuk mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat desa berupa belanja pembangunan sarana dan prasarana desa, subsidi kepada Badan Usaha Milik Desa BUMDes, dan bantuan sosial. Adapun hal lainnya agar tetap mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping hal utama di atas, dalam penyusunan belanja desa diminta perhatiannya agar menyesuaikan belanja desa sesuai ketentuan sebagai berikut : a. Dalam upaya meningkatkan kinerja lembaga kemasyarakatan desa dalam hal ini rukun warga RW dan rukun tetangga RT, ditetapkan agar mengalokasikan peningkatan belanja operasionalnya, dengan rincian sesuai pada tabel berikut ini : No Uraian Sebelum Sesudah Ket . 1 Ketua RT 50.000 75.000 2 Ketua RW 50.000 50.000 b. Penggunaan belanja untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, selain dialokasikan untuk kegiatan pembangunan fisik di desa, juga dapat dialokasikan untuk belanja kebutuhan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa melalui penyediaan bibit ternak unggas seperti ayam, bebek, itik untuk kelompok usaha ternak atau perorangan yang ada di desa, dan tentunya diperioritaskan kepada masyarakat miskin. c. Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Kab. Bima Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, bahwa bagi desa yang akan melaksanakan kegiatan Pemilihan Kepala Desa Pilkades pada tahun anggaran 2013 ini, diperkenankan untuk mengalokasikan sejumlah dana untuk kepentingan kelancaran pelaksanaan Pilkades berupa operasional pengamanan pelaksanaan Pilkades, operasional panitia Pilkades, dan lainya terkait dengan tercapainya pelaksanaan Pilkades yang aman, jujur, adil, dan transparan. d. Adapun hal lainnya agar tetap mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Pembiayaan Desa a. Penerimaan Pembiayaan 1 Dalam menetapkan anggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya SiLPA, agar disesuaikan dengan kapasitas potensi riil yang ada, yaitu potensi terjadinya pelampauan realisasi penerimaan desa, terjadinya penghematan belanja, dan adanya sisa dana yang masih mengendap dalam rekening kas desa yang belum dapat direalisasikan hingga akhir tahun anggaran sebelumnya; 2 Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari Pencairan Dana Cadangan, agar waktu penggunaan dan besarnya disesuaikan dengan Peraturan Desa tentang Pembentukan Dana Cadangan; 3 Pencantuman jumlah pinjaman dalam APBDes disesuaikan dengan batas maksimal defisit APBDes Tahun Anggaran 2013 yaitu maksimal 5 lima persen dari jumlah belanja desa. 10 b. Pengeluaran Pembiayaan 1 Untuk menghindari terjadinya akumulasi pengembalian pokok pinjaman pada tahun tertentu yang akan membebani keuangan desa, agar Pemerintah Desa disiplin dalam mengembalikan pokok pinjaman dan biaya lain sesuai dengan jadwal yang direncanakan; 2 Penyertaan modal yang dianggarkan dalam APBDes didasarkan pada Peraturan Desa tentang Penyertaan Modal Desa, sehingga tidak perlu setiap penganggaran dalam APBDes dibuatkan Peraturan Desa tersendiri; 3 Untuk menganggarkan dana cadangan, Pemerintah Desa harus menetapkan terlebih dahulu Peraturan Desa tentang Pembentukan Dana Cadangan yang mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahun dana cadangan yang harus dianggarkan yang ditransfer ke rekening dana cadangan, sumber dana cadangan, dan tahun pelaksanaan anggaran dana cadangan. c. Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan SILPA-TB Untuk menghindari terjadinya dana yang menganggur Idle Money, maka diupayakan untuk menghindari adanya Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan dalam APBDes, dan apabila terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan supaya dalam perubahan APBDes dimanfaatkan seluruhnya untuk mendanai kegiatan pada tahun anggaran berjalan.

IV. TEKNIS PENYUSUNAN APBDes