4
Dalam pembelajaran biologi melalui model pembelajaran tipe Think Pair-Share diharapkan siswa aktif maka dapat berakibat ingatan siswa mengenai apa yang dipelajarinya akan lebih lama. Pada materi
ajar sistem pencernaan digunakan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share. Model pembelajaran tipe Think-Pair-Share merupakan model pembelajaran yang tepat digunakan untuk mataeri ajar Sistem
Pencernaan dimana setelah pembelajaran menggunakan tipe Think-Pair-Share diharapkan siswa mampu mendeskripsikan sistem penceranaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan serta mampu
mendeskripsikan bagian-bagiannya.
3. Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Parepare pada semester ganjil tahun pelajaran 2009 2010. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2009.
Subjek penelitian tindakan dari tiga kelas VIII dilakukan pemilihan secara random, dan terpilih kelas VIII.1 di SMP Negeri 4 Parepare yang berjumlah 32 orang dengan komposisi 19 orang laki-laki
dan 13 orang perempuan. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variable tindakan berupa penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS Tink Pair Share dan variable masalah
adalah hasil belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. Adapun maksud melakukan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran Biologi
khususnya pada materi Sistem Pencernaan, mengingat selama ini materi tersebut dipandang oleh siswa sebagai materi yang sulit. Dengan penerapan rancangan tindakan dalam proses pembelajaran diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kegiatan penelitian terdiri dari 2 siklus atau lebih dan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan yang terdiri dari 1 tahap perencanaan, 2 tahap pelaksanaan tindakan, 3 tahap pengamatan, dan 4 tahap refleksi.
Penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikut jika ternyata hasil tindakan belum mencapai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan jadwal kegiatan penelitian diawali dengan tahap persiapan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, instrumen penelitian dan mengadakan pre-tes. Pelaksanaan penelitian
dirancang menjadi 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri atas 4 tahapan yang harus dijalani yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS Tink Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mengatasi kesulitan siswa saat mempelajari
materi sistem pencernaan diperlukan data yang dapat mendukung dan memberikan informasi dalam penelitian ini berupa hasil pre-tes hasil belajar, hasil observasi kegiatan belajar mengajar dan data
pendukung lainnya
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi atau pengamatan dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase dan criteria cukup, baik
dan amat baik, serta melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran Biologi untuk meteri sistem pencernaan. Hasil belajar siswa yang diperoleh pada tiap siklus dianalisis dengan membuat
rata-rata nilai tes, persentase nilai ketuntasan kelas.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian diperoleh setelah pelaksanaan tindakan selama dua siklus dengan instrumen lembar pengamatan dan hasil tes. Data hasil penelitian setelah dianalisis meliputi aspek penilaian sikap
belajar siswa selama pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe TPS selama dua siklus dan perolehan hasil belajar siswa kelas VIII.1 pada mata pelajaran
Biologi dideskripsikan hasilnya pada tiap siklus berikut ini.
Pada siklus I sikap belajar siswa dikategorikan Cukup dengan jumlah skor penilaian 19.10 melalui lembar pengamatan dengan penilaian pada 7 aspek sikap, yaitu ; a Antusias siswa mengikuti pelajaran
5
dengan skor perolehan 2,7, b Keseriusan siswa mengikuti pelajaran dengan skor perolehan 3, c Partisipasi dan aktifitas mengikuti diskusi saat berpasangan dengan skor perolehan 2,7, d Partisipasi dan
aktifitas mengikuti diskusi saat diskusi kelas dengan skor perolehan 2,7, e Keberanian siswa menyampaikan pendapat dengan skor perolehan 2,7, f Etika dalam menyampaikan pendapat dengan
skor perolehan 2,3, dan g Kerjasama dengan sesama siswa dengan skor perolehan 3.
Sedangkan pada siklus II sikap belajar siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dikategorikan Baik dengan jumlah skor perolehan 22, mengacu pada 7 aspek
sikap yaitu; a Antusias siswa mengikuti pelajaran dengan skor perolehan 3,5, b Keseriusan siswa mengikuti pelajaran dengan skor perolehan 3,5, c Partisipasi dan aktifitas mengikuti diskusi saat
berpasangan dengan skor perolehan 3, d Partisipasi dan aktifitas mengikuti diskusi saat diskusi kelas dengan skor perolehan 3, e Keberanian siswa menyampaikan pendapat dengan skor perolehan 3, f
Etika dalam menyampaikan pendapat dengan skor perolehan 3, dan g Kerjasama dengan sesama siswa dengan skor perolehan 3.
Hasil penelitian melalui tes atau ulangan harian diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran selama tiga kali pertemuan tiap siklusnya. Dan pada pertemuan keempat tiap siklusnya dilaksanakan
ulangan harian. Hasil tindakan pada tiap siklus dideskripsikan hasilnya berikut ini. Hasil belajar siswa yang dibuktikan pada ulangan harian pada siklus I menunjukkan rata-rata hasil
ulangan 66,56 dari 32 siswa kelas VIII.1 di SMP Negeri 4 Parepare tahun pelajaran 20092010. Hasil ulangan tersebut diperoleh 56,25 atau 18 siswa dikategorikan tuntas, sedangkan selebihnya 43.75
mengikuti remedial dengan acuan KKM 70 pada mata pelajaran IPA Biologi kelas VIII.
Perolehan hasil belajar yang dibuktikan dengan perolehan rata-rata nilai pada ulangan harian setelah dianalisis yang masih banyak siswa yang remedial yaitu 14 orang dari 32 siswa kelas VIII.1,
maka disimpulkan bahwa tindakan pembelajaran masih perlu dilanjutkan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS pada siklus II.
Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan ada peningkatan 5,94 bila dibandingkan dengan hasil tindakan pada siklus I. Hal ini berdasarkan hasil ulangan harian 2 dengan perolehan rata-rata 72,50
dimana skor tertinggi 90 dan skor terendah 50, sehingga jumlah siswa yang tuntas sebesar 75 atau 24 orang siswa dan yang tidak tuntas 25 dari 32 siswa kelas VIII.1 dengan acuan KKM 70 .
Berdasarkan perolehan hasil belajar dengan mengacu pada ulangan harian 1 pada siklus I dan hasil belajar pada ulangan harian 2 siklus II, disajikan peningkatannya pada tabel berikut ini.
Tabel Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II No.
Uraian Nilai Tiap Siklus
Peningkatan
I II
1 Nilai rata-rata kelas
66,56 72,50
5,94
2 Nilai Tertinggi
80 90
10
3 Nilai Terendah
40 50
10
4 Jumlah Siswa yang tuntas
56,25 75
18,75
5 Jumlah Siswa yang belum tuntas
43,75 25
18,75
6 Prosentase ketuntasan kelas
56,25 75,00
18,75
Dari aspek yang dinilai terhadap tindakan yang diberikan berupa model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS dan divariasikan dengan metode praktikum menunjukkan adanya perubahan pada
siswa dalam belajar meliputi :
6
a. Siswa lebih serius dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dirasakan siswa pada akhir siklus 1
dan siklus 2 dimana model Cooperative Learning tipe TPS telah membentuk lingkaran belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan pendapatnya, saling berbagi, saling menyimak, dan
memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan.
b. Siswa lebih aktif dan berani mengemukakan pendapatnya. Pada kegiatan pembelajaran ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa
memberikan penjelasan tentang gagasannya.
c. Siswa menjadi santun dalam menyampaikan pendapatnya serta mampu bekerja sama dengan baik.
Dengan aturan yang disepakati bersama secara tidak langsung tumbuh rasa saling menghargai orang lain, dan diperlukannya orang lain untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah.
Sebagai catatan dari pemberian tindakan pada siswa yaitu siswa telah membangun konstruksi suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pengalaman belajar yang telah dialami untuk dirinya
sendiri. Perubahan terlihat dari hasil pengamatan pada aspek siswa dimana jumlah nilai rata-rata dari
masing-masing siklus menunjukkan perubahan dari cukup menjadi baik. Dan dari hasil belajar siswa ada perubahan pada nilai rata-rata kelas dari 66,56 menjadi 72,50 dan
diikuti dengan kenaikan prosentase ketuntasan kelas pun naik dari 56,25 menjadi 75,00 . Dengan memperhatikan uraian di atas bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe TPS dalam pembelajaran IPA Biologi pada materi sistem pencernaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
5. Kesimpulan